Anda di halaman 1dari 36

PENALARAN

DEDUKTIF
Mata kuliah bahasa Indonesia
KELOMPOK 3

Ida Bagus Indra Prayoga I Komang Surya Adinandika I Made Alit Darma Putra
(2008561035) (2008561040) (2008561045)
PENDAHULUAN
Penalaran
(n.) [ pe - na - lar - an ]
cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis,
proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau
prinsip
Contoh Penalaran
• Semua ikan hidup di laut
• Penguin dapat terbang karena memiliki sayap.
Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga
sampai pada suatu simpulan
 
PROPOSISI DAN TERM
Term
Kata atau kelompok kata yang dapat menjadi subjek atau
predikat dalam kalimat proposisi.
Jenis Term
Term Tunggal Term Majemuk

Term yang terdiri dari dua kata atau lebih,


Term yang terdiri dari satu
berfungsi segabai subjek atau predikat
kata saja.
dalam suatu kalimat.
Proposisi
Pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau
kesatuan term-term yang membentuk kalimat.
Proposisi
Unsur pembentuk proposisi :
• Term (subjek dan predikat)
• Kopula
• Kuantor
Contoh Proposisi dan Term
• Mobil biru itu milik Alit.
• Term subjek : Mobil biru
itu
• Kopula : milik
• Term predikat : Alit
Contoh Proposisi
• Semua anjing adalah hewan.
• Kuantor : Semua
• Term subjek : anjing
• Kopula :
adalah
• Term predikat : hewan
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
Proses berpikir yang bertolak dari suatu proposisi yang bersifat
umum menuju kepada suatu proposisi baru bersifat khusus.
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Langsung
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Langsung

Contoh 1 :

Semua A adalah B. (Premis)


Sebagian B adalah A. (simpulan)

Semua polisi memakai seragam. (Premis)


Sebagian yang memakai seragam adalah polisi. (simpulan)
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Langsung

Contoh 2 :

Tidak satu pun A adalah B. (Premis)


Tidak satu pun B adalah A. (simpulan)

Tidak satu pun gajah bisa terbang. (Premis)


Tidak satu pun yang bisa terbang adalah gajah. (simpulan)
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Langsung

Contoh 3 :

Semua A adalah B. (Premis)


Tidak satu pun A adalah tidak B. (simpulan)

Semua mamalia berkembangbiak dengan cara melahirkan.


(Premis)

Tidak satu pun mamalia tidak berkembangbiak dengan cara melahirkan.


(simpulan)
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Langsung

Contoh 4 :

Tidak satu pun A adalah B. (Premis)


Semua A adalah tidak B. (simpulan)

Tidak satu pun ikan hidup di darat.


(Premis)

Semua ikan tidak hidup di darat.


(simpulan)
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Langsung

Contoh 5 :
Semua A adalah B. (Premis)
Tidak satu pun A adalah tidak B. (simpulan)
Tidak satu pun tidak B adalah A. (simpulan)

Semua mahasiswa informatika adalah anggota FMIPA.


(Premis)

Tidak satu pun mahasiswa informatika adalah tidak anggota FMIPA.


(simpulan)

Tidak satu pun yang bukan anggota FMIPA adalah mahasiswa informatika.
(simpulan)
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung
PENALARAN DEDUKTIF
Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung

Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua


premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan
sebuah simpulan.

Jenis penalaran deduktif secara tidak langsung dibagi menjadi dua


yaitu silogisme dan entimen.
Silogisme
Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung

Silogisme merupakan bentuk penalaran dengan cara


menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan
untuk dapat ditarik simpulannya.

Kategorial Hipotesis Alternatif


Silogisme
Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga


proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi
merupakan simpulan.

Semua dosen mengajari mahasiswa.


(Premis 1)
Pak Teguh adalah dosen.
(Premis 2)

Pak Teguh mengajari mahasiswa.


(Simpulan)
Silogisme
Hipotesis

Silogisme Hipotesis adalah silogisme yang pada premis pertama


Merupakan proposis hipotetik sedangkan premis kedua berupa
Proposisi kategorik

Jika hari ini rapat, Pak Teguh tidak mengajar.


(Premis 1)
Hari ini rapat.
(Premis 2)

Pak Teguh tidak mengajar.


(Simpulan)
Silogisme
Alternatif

Silogisme Alternatif adalah silogisme dengan salah satau atau kedua


premisnya mengandung logika disjungsi

Hari ini kelompok satu atau kelompok dua presentasi.


(Premis 1)
Hari ini kelompok satu tidak presentasi.
(Premis 2)

Hari ini kelompok presentasi.


(Simpulan)
Entimen
Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung

Entimen merupakan suatu silogisme singkat yang hanya memiliki satu premis
khusus dan kesimpulan. Premis umum pada entimen tidak dikemukakan karena
dianggap sudah diketahui secara umum

Anda sukses bila rajin belajar


(Premis 1)
Ali rajin belajar. Ali sukses karena dia rajin belajar
(Premis 2) (Entimen)
Ali sukses.
(Simpulan)
Kesalahan
Menarik Kesimpulan Deduktif

Berikut merupakan beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam menarik


kesimpulan deduktif.

Sebagian ponsel bekas masih berfungsi.


(Premis 1)
Susanti membeli ponsel bekas. Kesimpulan tersebut merupakan salah
(Premis 2) satu kemungkinan yang terjadi sehingga
Ponsel bekas tersebut mungkin kesimpulan dianggap benar.
masih berfungsi.
(Simpulan)
Kesalahan
Menarik Kesimpulan Deduktif

Pernyataan umum (premis mayor), pernyataan khusus (premis minor).

PM : Semua anjing berbulu. PM : Semua anjing berbulu.


pm : Puppy seekor anjing. pm : Monyet berbulu.
Jadi : Puppy berbulu. Jadi : Monyet adalah anjing

Simpulan ini logis dan sah. Simpulan tidak sah dan tidak logis.
Syarat Simpulan Deduktif
Sah dan Logis

Simpulan deduktif akan logis dan sah kalau memenuhi syarat berikut.

1. Ditarik dari PM yang subjeknya (S) menjadi predikat (P) pada pm. Selanjutnya,
kesimpulan itu sendiri berupa subjek pm menjadi subjek simpulan, dan predikat
PM menjadi predikat simpulan.
PM : Semua anjing berbulu.
PM : S1 P1
S1 P1
pm : s2 p2(S1)
pm : Puppy seekor anjing.
s2 p2(S1)
Simpulan : s2 P1
Jadi : Puppy berbulu.
s2 P1
Syarat Simpulan Deduktif
Sah dan Logis

Contoh berikut merupakan simpulan yang tidak sah dan tidak logis
karena tidak sesuai dengan kaedah tersebut.

PM : Semua anjing berbulu.


S1 P1
pm : Monyet berbulu.
s2 p2(P1)

Simpulan : Monyet adalah anjing.


S2 p2(S1)
Syarat Simpulan Deduktif
Sah dan Logis

2. Konsep dalam PM harus sesuai dengan kenyataan, atau harus dapat diuji
kebenarannya.

PM : Semua pekerja lulusan SMA.


pm : Susanto adalah seorang pekerja.

Jadi : Susanto lulusan SMA. (Simpulan salah)

PM tidak sesuai dengan kenyataan


sehingga simpulan salah.
Syarat Simpulan Deduktif
Sah dan Logis

3. Jika PM bersifat khusus atau bersifat negatif, simpulannya harus bersifat


khusus atau negatif pula.

PM : Sebagian ponsel bekas yang dijual masih berfungsi.


pm : Susanti membeli ponsel bekas.

Jadi : Ponsel bekas tersebut mungkin


masih berfungsi.

(bersifat khusus)
Syarat Simpulan Deduktif
Sah dan Logis

3. Jika PM bersifat khusus atau bersifat negatif, simpulannya harus bersifat


khusus atau negatif pula.

PM : Tidak ada burung merpati berkaki empat.


pm : Semua merpati adalah burung.

Jadi : Tidak ada merpati berkaki empat.

(bersifat negatif)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai