Anda di halaman 1dari 40

INVESTIGASI

KECELAKAAN KERJA
&
ANALISIS LAPORAN

DWI WINARNO
AK3 PT. MEGA ANDALAN KALASAN
Investigasi Kecelakaan Kerja 1

1. Pengertian Investigasi Kecelakaan.


2. Klasifikasi Keadaan / Tindakan
Berbahaya.
3. Hukum Murphy
4. Bentuk Laporan Kecelakaan.
5. Analisis Laporan Kecelakaan.
Definisi :

Investigasi atau
Penyelidikan Kecelakaan

 Adalah suatu tindakan yang


dimaksudkan untuk ‘mencari sebab
dasar’ dari suatu kecelakaan atau
insiden, agar jatuh korban yang lebih
besar dapat di cegah.
Metode yang dipergunakan ?
 Denganmengajukan pertanyaan
5W + 1H :

 WHAT - Apa ?
 WHY - Mengapa ?
 WHO - Siapa ?
 WHEN - Kapan ?
 WHERE - Dimana ?
 HOW - Bagaimana ?
Dengan mengajukan pertanyaan 5W + 1H :

Kita akan menemukan


‘penyebab sesungguhnya’
dari kejadian insiden atau kecelakaan
tersebut.
Definisi :
INSIDEN (Incident)
“Peristiwa yang tidak diinginkan yang
mempunyai potensi menimbulkan kerugian
(Near miss atau Nyaris Celaka).

 KECELAKAAN (Accident)
“Peristiwa tidak diinginkan yang mempunyai potensi
menimbulkan kerugian dalam derajat tertentu, al :
luka-luka (cidera pada manusia), kerusakan harta
benda / lingkungan sekitar).
Contoh:
bagaimana kita ‘meng-interview untuk mendapatkan fakta-fakta
kecelakaan yang diperiksa ?
What (APA) ?

 Apa yang menyebabkan sampai korban


terjatuh dari tangga ?

 Jawaban : Anak tangganya patah.


WHY ( MENGAPA ) ?

 Mengapa sampai anak tangga


patah ?
 Jawaban : Korban tidak tahu bahwa
anak tangga sudah retak
sebelumnya.
WHY ( MENGAPA ) ?

 Mengapa retak-nya anak tangga


tidak kelihatan ?
 Jawaban : Karena retak ter-tutup
oleh cat kayu.
WHY ( MENGAPA ) ?
 Mengapa tidak diadakan inspeksi
sebelumnya, sehingga kondisi tangga dan
anak tangga dapat diketahui ?

 Jawaban : Memang tidak ada


kebiasaan untuk inspeksi dan tidak
ada ketentuan / peraturan yang
mengatur hal demikian.
WHY ( MENGAPA ) ?
 Mengapa korban tidak memeriksanya
sebelum dia me-naiki-nya ?

 Jawaban : Kelihatan-nya keadaan baik,


dan ‘biasanya’ juga tidak apa apa.
Tidak pernah di-
adakan latihan memeriksa tangga.
WHY ( MENGAPA ) ?
 Mengapa korban tidak dilatih tentang
keselamatan pemakaian tangga ?

 Jawaban : di instansi tidak ada


program latihan keselamatan
pemakaian peralatan, termasuk
tangga.
WHO ( SIAPA ) ?
 Siapa yang menge-cat anak tangga
dengan cat kayu ?

 Jawaban : Bagian pemeliharaan


yang menge-cat-nya, menurut
kebiasaan yang ada.
Dari ilustrasi di atas kita dapat
menyimpulkan :
1. Sebab langsung dari kecelakaan tsb adalah :
- Anak tangga sudah retak sebelumnya.
- Cat kayu menutup bagian yg retak dari anak
tangga.
- Korban tidak mengeceknya dahulu.
2. Tidak ada Prosedur Inspeksi Tangga.
3. Tidak ada peraturan / standart yang menentukan
tangga kayu hanya boleh dipernis transparan, tidak
boleh di cat kayu.
Dari ilustrasi di atas kita dapat
menyimpulkan :

4. Tidak ada Prosedur Training Keselamatan.


Karyawan bekerja berdasar atas kebiasaan.

5. Sebab dari suatu kecelakaan itu ternyata


banyak.
Latar belakang dari sebab langsung justru
merupakan faktor penyebab kecelakaan yang
sangat penting artinya dalam program
pencegahan kecelakaan.
Dari butir 5 di atas, kesimpulan analisa
kecelakaan :
1. Sebab dari suatu kecelakaan biasanya banyak
(sebab ganda dr kecelakaan / multiple factor).
2. Tindakan membahayakan dalam operasi, al :
a. Tidak ada standart cat tangga transparan.
b. Tidak ada prosedur cek tangga.
c. Tidak ada prosedur Training Keselamatan.
3. Menetapkan standart cat tangga (transparan).
4. Menetapkan prosedur training. Pananggung Jawab
bagian wajib memprakarsai Proper Task Analysis untuk
bahan training ke karyawan.
5. Menetapkan prosedur inspeksi keselamatan.
Kalau kita hanya mengikuti pengertian
sempit dari ‘sebab kecelakaan’ yang
hanya membatasi dari keadaan &
tindakan berbahaya sebagai penyebab
langsung dari kecelakaan saja . . . . . .

Maka Tindakan Perbaikan ‘hanya terbatas’


pada :
1. Ganti tangga yang rusak dengan tangga baru.
2. Instruksikan korban untuk memeriksa tangga
sebelum menaiki-nya.
Jika demikian, maka 2 tindakan
perbaikan di atas TIDAK AKAN
MENGURANGI penyakitnya . . . .
 Sebab tangga penggati-nya di kemudian hari dapat
retak lagi, yang retaknya akan tertutup cat kayu.

 Orang lain dapat terjatuh lagi, karena yang


menerima instruksi untuk memeriksa tangga
sebelum menaiki ‘hanya korban sendiri’, yang lain
tetap tidak tahu karena tidak ada training
keselamatan.
Investigasi Kecelakaan Kerja 2

1. Pengertian Investigasi Kecelakaan.


2. Klasifikasi Keadaan / Tindakan
Berbahaya.
3. Hukum Murphy
4. Bentuk Laporan Kecelakaan.
5. Analisis Laporan Kecelakaan.
Tindakan Berbahaya
( Unsafe Action )
1. Meng-operasikan tanpa wewenang.
2. Gagal memberikan & memastikan tanda peringatan.
3. Mengoperasikan dengan kecepatan berlebihan
4. Membuat alat keselamatan tidak bekerja.
5. Menggunakan perkakas yang rusak / salah.
6. Gagal menggunakan alat pelindung diri.
7. Memuat atau menempatkan secara tidak benar.
8. Mengangkat dengan cara yang salah.
9. Mengambil posisi yang salah.
10. Menservis perkakas atau mesin yang sedang berputar atau
bergerak.
11. Bersendau gurau dan/atau dalam pengaruh alkohol.
Keadaan Berbahaya
( Unsafe Condition )

1. Penutup / pelindung keselamatan yang tidak tepat.


2. Perkakas, alat, bahan yang rusak.
3. Kemacetan ( congestion ).
4. Sistem pemberi peringatan yang tidak tepat.
5. Bahaya Peledakan & Kebakaran.
6. Tata rumah tangga di bawah standar.
7. Keadaan atmosfir yang membahayakan : gas,
debu, fume, uap.
8. Suara bising berlebihan.
9. Paparan ( Exposure ) radiasi.
10. Iluminasi atau ventilasi kurang tepat.
TYPE / MACAM KECELAKAAN :

1. Tertumbuk (terpukul) pada (struck against)


2. Tertumbuk (terpukul) oleh (Struck by – moving object)
3. Jatuh dari ketinggian (fall to lower level)
4. Jatuh pada ketinggian sama (slip, fall, trips, tip over)
5. Terjepit di bawah (caught in – pinch and nip points)
6. Terjepit pada . . . . . (snagged, hung)
7. Terjepit di antara . . . . . (crushed or amputated)
8. Terkena : Listrik, Suhu berlebihan, Radiasi.
9. Terkena Bahan Kimia / Bahan Beracun.
10. Tegangan otot melebihi batas al. mengangkat, menarik,
mendorong (overstress, overload).
Investigasi Kecelakaan Kerja 3

1. Pengertian Investigasi Kecelakaan.


2. Klasifikasi Keadaan / Tindakan
Berbahaya.
3. Hukum Murphy.
4. Bentuk Laporan Kecelakaan.
5. Analisis Laporan Kecelakaan.
HUKUM MURPHY

 Murphy mengatakan : “
if something can go wrong, it
will go wrong “
(Apabila sesuatu dapat terjadi,
pasti akan terjadi).
HUKUM MURPHY

 Investigasi kecelakaan tanggung jawab dari


Supervisor yang bersangkutan (yang paling
tahu area, mesin, bahan dan orang-nya).
Dan Supervisor mempunyai
wewenang untuk segera melakukan upaya
perbaikan bekerjasama dengan pihak safety
commite.
HUKUM MURPHY

 Kecelakaan harus segera di investigasi, karena


semakin lama semakin sukar mendapatkan
kembali fakta faktanya.
 Khusunya menyangkut saksi dan korban,
semakin lama mereka semakin banyak
mendapatkan imajinasi (fakta bukan
sebenarnya) dan tempat kejadian juga
mengalami perubahan.
Investigasi Kecelakaan kerja 4

1. Pengertian Investigasi Kecelakaan.


2. Klasifikasi Keadaan / Tindakan
Berbahaya.
3. Hukum Murphy
4. Bentuk Laporan Kecelakaan.
5. Analisis Laporan Kecelakaan.
BENTUK LAPORAN KECELAKAAN

 Form investigasi juga berfungsi sebagai


‘Laporan Kecelakaan’ perlu desain sedemikian
rupa untuk memberikan data akurat bagi
Manajemen untuk mengambil tindakan
penanggulangan dan pencegahan.
Contoh Bentuk Laporan Kecelakaan :
Tangan Operator terjepit Mesin Press

Unsafe Action : Operator mem-by-


pass (over ride) safety button (double
press mechanism)
Sebab
Unsafe Condition : Automatic
Langsung Sensor Mesin - tidak berfungsi.

Personal Factor : Kurangnya


Sebab Dasar pengetahuan dari Operator.
Job Factor : Tidak memadainya
proses pemeliharaan Mesin.

Perlunya Standart Pelatihan Safety


Kontrol bagi Operator.
Manajemen Perlunya Standar Maintenance yang
lebih baik.
Form Investigasi Kecelakaan
PT - XXXYYY
Hari / Tanggal Senin / 26-Apr-2001 Pengalaman Kerja (X) 5 tahun

Lokasi Produksi I Umur (X) 26 tahun

Nama Pelaku Sudjatmiko Kerugian / Cedera

Nama Korban (X) Guntur 1. Tiga jari tangan kanan di-amputasi.

Alat yang terlibat Mesin Stamping 25 ton 2. Material press rusak.

Proses Stamping Material

Jam Kejadian 15.05 WIB Rp. 1,300,000


Tidak Masuk : 7 hari
Mengapa Kecelakaan / Insiden terjadi ?
* SEBAB LANGSUNG :
Guntur melakukan tindakan berbahaya, memperbaiki posisi material Sub-standard
saat mesin sedang bekerja. Action
Alat Safety di-by-pass oleh Guntur (dua tombol press) dengan cara Sub-standard
mengganjal salah satu tombol dengan lakban. Action
Automatic sensor yang seharusnya bekerja di mesin stamping tidak Sub-standard
berfungsi. Condition.

* SEBAB DASAR :
Tidak ada pengetahuan tentang Safety yang diberikan kepada kedua
Lack of
Operator tersebut (tentang bahaya dari membuat Alat Safety tidak
Knowledge
berfungsi dan matinya automatic sensor)
Inadequate
Tidak ada Petugas Maintenance yang segera memperbaiki automatic
Maintenance &
sensor.
Engineering
Investigasi Kecelakaan Kerja 5

1. Pengertian Investigasi Kecelakaan.


2. Klasifikasi Keadaan / Tindakan
Berbahaya.
3. Hukum Murphy
4. Bentuk Laporan Kecelakaan.
5. Analisis Laporan Kecelakaan.
Secara singkat, Manajemen harus dapat
melakukan Analisis Kecelakaan
berdasarkan klasifikasi, sbb :

 DIMANA ?
 KAPAN ?
 SIAPA ?
 APA ?
 BAGAIMANA ?
 MENGAPA ?
 BERAPA ?
Secara singkat, Manajemen harus dapat
melakukan Analisis Kecelakaan
berdasarkan klasifikasi, sbb :

 DIMANA, kecelakaan tsb paling sering terjadi ?

 KAPAN, yaitu pada Jam berapa saja yang paling


rawan kecelakaan.

 SIAPA, yaitu pekerja golongan mana saja yang


paling sering mengalami kecelakaan : Karyw.
Baru, Kontraktor, Golongan lain ?
Secara singkat, Manajemen harus dapat
melakukan Analisis Kecelakaan
berdasarkan klasifikasi, sbb :

 APA, yaitu kecelakaan paling sering menimpa


proses apa, peralatan apa ?

 BAGAIMANA, yaitu proses terjadi-nya


kecelakaan tsb paling sering terjadi di proses
mana dan bagaimana bisa terjadi ?
Secara singkat, Manajemen harus dapat
melakukan Analisis Kecelakaan
berdasarkan klasifikasi, sbb :

 MENGAPA, kecelakaan bisa terjadi karena ‘sebab


langsung’ dan ‘sebab dasar’ apa yang paling
banyak ?

 BERAPA, kerugian yang telah di-derita oleh


instansi / perusahaan, baik karena cidera maupun
kerugian harta benda ?
Contoh Form
REKAPITULASI KECELAKAAN / INSIDEN

Nama Lama Absen


No Kecelakaan / Insiden Lokasi Hari / Tgl Umur
Korban Kerja (hari)
1 Jari terjepit mesin press 25 ton Produksi I Senin / 25 Guntur 26 th 5 th 7
Apr 99
2 Kebakaran pada mesin Produksi II Jumat / Anwar N. 30 th 2 th -
hidraulik - crane 15 Mei 99
3 Truk pengangkut parts u/assy Tol Kamis / Rismawan 29 th 2 th 16
kecelakaan di Km.20 Jalan Tol Cikampek, 20 Mei 99
Cikampek Km 20
Contoh Form
REKAPITULASI KECELAKAAN / INSIDEN
Nama Lama Absen
No Kecelakaan / Insiden Lokasi Hari / Tgl Umur
Korban Kerja (hari)
Senin / 25
1 Jari terjepit mesin press 25 ton Produksi I Guntur 26 th 5 th 7
Apr 06
Kebakaran pada mesin Jumat /
2 Produksi II Anwar N. 30 th 2 th -
hidraulik - crane 15 Mei 06
Truk pengangkut parts Tol
Kamis /
3 u/assy kecelakaan di Km.20 Cikampek, Rismawan 29 th 2 th 16
20 Mei 06
Jalan Tol Cikampek Km 20

Tanggungan Alat Yang


No Kerugian Asuransi Keparahan
Perusahaan Terlibat
1 Rp 1.300.000,- Rp 500.000,- Rp 800.000,- Mesin Press Cacat tetap
2 Rp 2.0 milyar Rp 1,5 milyar Rp 500 juta Crane Alat rusak total
Dalam KALKULASI STATISTIK KECELAKAAN, Rismawan luka
3 Rp 340 juta Rp 300 juta,- Rp 40 juta Truk transport berat, perawatan
sebaiknya tercantum pula biaya biaya di RS : 7 hari
TOTAL
mana
KERUGIAN yang TERTUTUP
Rp 1.800.500.000,- oleh Asuransi
Rp 540.800.000,-

Rpdan manaRpyang TIDAK. Total Hari


Cedera 500.000,- 40.800.000,- 23 hari
Hilang
Kerusakan Harta
Rp 1,8 milyar Rp 500 juta
Benda

Anda mungkin juga menyukai