OLEH : PEMBIMBING :
AGUS SRIYANTO 16175004 YUSUF SUPRIADI,S.SI.,M.MKES.,APT
LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia mulai berpikir untuk mengawetkan buah dengan membuat manisan karena ada beberapa buah yang
hanya dipanen pada musim-musim tertentu. Saat musim itu, buah akan melimpah dan kelebihannya akan
segera membusuk apabila tidak segera dikonsumsi. Selain itu manisan juga dibuat dengan alasan
memperbaiki cita rasa buah yang tadinya asam menjadi manis.
Produsen makanan pada umumnya menggunakan zat pengawet pada manisan buah yang dipasarkan dengan
alasan agar manisan yang dijual tersebut tetap awet. Selain hal itu ditemukan bahwa zat pengawet yang
banyak digunakan produsen untuk mengawetkan manisan buah adalah pengawet natrium benzoat. Hal ini
disebabkan pengawet natrium benzoat sangat mudah ditemui.
LATAR BELAKANG MASALAH
Bahan Tambahan
Pangan
• Manisan merupakan salah • Berdasarkan Peraturan Menteri
satu bentuk makanan olahan Kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/IX/88 kadar
dari buah rasanya manis dan penggunaan maksimal dari
bercampur rasa khas buah • Bahan tambahan pangan adalah senyawa
pengawet golongan benzoat yaitu
yang dalam jumlah dan ukuran tertentu
yang ditambahkan secara sengaja 600 mg/kg pada produk minuman
kedalam makanan dan terlibat dalam ringan dan kecap, dan 1gr/ kg
proses pengolahan, pengemasan, dan atau manisan, agar, sari buah dan pangan
penyimpanan produk makanan. Bahan ini lain
berfungsi untuk memperbaiki warna,
bentuk, cita rasa, tektur, dan pengawet,
serta bukan merupakan bahan utama.
Permenkes RI No.
MANISAN 722
RUMUSAN MASALAH
Sebagai masukan bagi industri rumah tangga yang memproduksi manisan agar menggunakan bahan-bahan
yang aman dalam proses produksi
Sebagai masukan bagi instansi terkait yaitu Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) agar lebih
memperhatikan penggunaan zat pengawet sebagai bahan tambahan makanan khususnya pada manisan yang
beredar di pasaran
Sebagai informasi kepada masyarakat dalam memilih makanan olahan yang aman untuk dikonsumsi
Sebagai bahan masukan dan pengalaman bagi penulis mengenai bahan tambahan pangan khususnya
pengawet makanan
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu metode yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Penelitian ini dilakukan meliputi pengambilan sampel dan analisa kualitatif dan
kuantitatif pada sampel dengan metode titrasi alkalimetri
METODOLOGI PENELITIAN
Alat Bahan
-Buret 10 ml -NatriumHidroksida (NaOH)
-Corong pisah 100, 250 ml -Indikator Phenolphtalein (PP)
-Gelas ukur 100, 1000 ml -Feri Klorida (FeCl3)
-Pipet volume 10 ml -Asam Oksalat (H2C2O4)
-Labu Erlenmeyer 50 ml, 100ml -Aquades
-Labu ukur 100 ml, 1000 ml -Sampel manisan buah mangga dari 5 toko berbeda di sentra
-Neraca analitik 200 gram oleh-oleh Leuwi Panjang, kota Bandung.
-Pipet skala 10 ml
-Pipet tetes
-Batang pengaduk
PROSEDUR PENELITIAN
PENGAMBILA
PEMBUATAN UJI UJI
N
REAGEN KUALITATIF KUANTITATIF
SAMPEL
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1988). Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Dirjen
POM.
Anonim. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. (2012). Jenis BTP yang Diizinkan dalam Penggolongan. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan No 033 tahun 2012.
Anonim. (2013). Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Jakarta: BPOM RI NOMOR 36.
Elfas, S. (2012). Analisis Natrium Benzoat dalam Kecap (Vol. 38). AOAC Official Method of Analysis. 17th Edition.
Kusmayadi. (2008, Januari 5). Cara Memilih dan Mengolah Makanan untuk Perbaikan Gizi Maysarakat. Retrieved from Deptan:
http://database.deptan.go.id
Soedarmadji, S., & Suhardi, B. H. (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Sadiaoetama. (2006). Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid 2. Jakarta: Dian Rakyat.
Tranggono, d. (1989). Bahan Tambahan Makanan. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas-Pangan dan Gizi Universitas Gadjah
Mada.
Vogel. (1994). Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, edisi ke- 4, penerjemah Pundjaadmaka.A.H. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
W, Cahyadi. (2006). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
TERIMA
KASIH