Anda di halaman 1dari 24

AASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN NY.K (30


tahun) P1A0 POST SC POD I
DENGAN KPD DAN
PREEKLAMPSIA DI RUANG
KEBIDANAN RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH
BANDUNG

Oleh :

Kelompok 5

Profesi Ners
Pada tanggal 26 Agustus 2020 pasien masuk ke UGD RS
Muhammadiyah Bandung dengan keluhan ketuban pecah sejak jam
Riwayat 07.00 tetapi tidak ada mulas. Pada jam 09.30 dilakukan observasi TD
Kesehatan
140/90 N 88 RR 22 Suhu 36.4 HIS 1 kali dalam 30 menit berdurasi
15 detik, DJJ 156x/ menit, protein urin +2. Setelah dilaporkan ke
dokter penanggung jawab pasien diindikasikan untuk SC.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 27 agustus 2020 jam 14.00
pasien mengatakan nyeri di area luka operasi, nyeri di skala 5, tidak
menyebar ke area lain hanya di sekitar luka, nyeri yang dirasakan linu,
bertambah saat mengubah posisi dan berkurang saat terlentang. Klien
tampak meringis apabila mengubah posisi dan klien mengatakan takut
serta malas saat mengubah posisi.
Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi,
diabetes dan penyakit lain. Akan tetapi pada saat hamil
tensi selalu meningkat dan selama hamil TD selalu
meningkat dan biasanya sekitar 140/90. Klien tidak
memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat-
obatan.

Riwayat Kesehatan Keluarga :


Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit yang
diturunkan atau penyakit yang ditularkan.
HPHT : 07 Desember 2019 dengan taksiran persalinan 14
September 2020. usia kehamilan 34 Minggu, TFU 32 cm
Riwayat Obstetri
Ini merupakan persalinan dan kehamilan pertama.

a. Menstruasi : pertama menstruasi pada usis 11 tahun


dengan lama menstruasi 7-8 hari
Riwayat gynekologi b. Perkawinan : menikah pada usis 25 tahun dan suami
25 tahun. Usia pernikahan 2 tahun
c. KB : belum pernah menggunakan KB
KU : lemah, TTV TD 130/90 mmHg, N 95x/menit, R 20x/m, S
Pemeriksaan 36.4 oC.
Fisik Konjungtiva tidak anemis, tidak ada edema, homan sign klien
tidak mengeluh nyeri.
Bising usus sudah terdengar namun belum terlalu kuat
6x/menit, terpasang kateter dengan prodeksi urin 300 cc/6 jam.
Payudara nampak simetris, putting bersih, pengeluaran ASI
sudah ada namun sedikit berupa kolostrum, saat dipalpasi
payudara lembut belum terdapat bendungan ASI. TFU setinggi
pusat teraba bulat dan keras. Perdarahan ada kurang lebih 50
cc/6jam berwarna merah (rubra), berbau amis darah.
Terdapat sedikit chloasma gravidarum diarea wajah, luka sc
melindang dengan panjang kurang lebih 10 cm dibawah pusat.
D Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasif
I
A Risiko perdarahan berhubungan dengan
tindakan pembedahan
G
N Risiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasif
O
S Menyusui tidak efektif berhubungan dengan
prematurasi
A
Nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasive :
Nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasive :
Observasi
INTERVENSI Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Kaji skala nyeri
2. Kaji skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik
5. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
5. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
Terapeutik
1. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan terapi dzikir.
1. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan terapi dzikir.
2. Bantu klien untuk mencari posisi yang nyaman.
2. Bantu klien untuk mencari posisi yang nyaman.
3. Jadwalkan untuk melakukan Latihan Teknik nafas dalam
3. Jadwalkan untuk melakukan Latihan Teknik nafas dalam
4. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Edukasi
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan ibu memonitor nyeri secara mandiri
3. Anjurkan ibu memonitor nyeri secara mandiri
4. Jelaskan tujuan dan manfaat Teknik nafas
4. Jelaskan tujuan dan manfaat Teknik nafas
5. Jelaskan prosedur Teknik nafas
5. Jelaskan prosedur Teknik nafas
Kolaborasi
Kolaborasi
6. Lanjutkan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian pronalges ssupositoria
6. Lanjutkan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian pronalges ssupositoria
2x1.
2x1.
Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan :
Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan :
Observasi
Observasi
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
2. Monitor nilai Hb dan haematokritsebelum dan setelah kehilangan darah
2. Monitor nilai Hb dan haematokritsebelum dan setelah kehilangan darah
3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
4. Monitor keadaan lochea
4. Monitor keadaan lochea
5. Monitor status pencernaan
5. Monitor status pencernaan
6. Monitor tanda homan
6. Monitor tanda homan
Terapeutik
Terapeutik
1. Pertahankan bedrest selama perdarahan
1. Pertahankan bedrest selama perdarahan
2. Masase fundus uteri
2. Masase fundus uteri
3. Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
3. Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
Edukasi
Edukasi
7. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
7. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur Menyusui tidak efektif berhubungan dengan
Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur Menyusui tidak efektif berhubungan dengan
invasive : prematurasi :
invasive : prematurasi :
Observasi
Observasi Observasi
Observasi 1. Identifikasi hal-hal yang membuat ibu sedih dan
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan 1. Identifikasi hal-hal yang membuat ibu sedih dan
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan stress
sistemik stress
sistemik Terapeutik
Terapeutik Terapeutik
Terapeutik 2. Fasilitasi ibu untuk mengungkapkan perasaannya
1. Pertahankan teknis aseptik dalam perawatan luka 2. Fasilitasi ibu untuk mengungkapkan perasaannya
1. Pertahankan teknis aseptik dalam perawatan luka 3. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
3. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
4. Monitoring kegiatan menyusui
Edukasi 4. Monitoring kegiatan menyusui
Edukasi 5. Diskusikan dengan ibu masalah selama proses
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 5. Diskusikan dengan ibu masalah selama proses
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi menyusui
2. Ajarkan cara mencuci tangan menyusui
2. Ajarkan cara mencuci tangan 6. Ajarkan ibu mngenai tanda bayi siap menyusui
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka 6. Ajarkan ibu mngenai tanda bayi siap menyusui
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka Edukasi
operasi Edukasi
operasi 7. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
4. Anjurkan meniggalkan asupan nutrisi 7. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
4. Anjurkan meniggalkan asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan 8. monitoring kegiatan menyusui
5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan 8. monitoring kegiatan menyusui
9. Diskusikan dengan ibu masalah selama proses
Kolaborasi 9. Diskusikan dengan ibu masalah selama proses
Kolaborasi menyusui
1. Lanjutkan kolaborasi dengan dokter untuk menyusui
1. Lanjutkan kolaborasi dengan dokter untuk 10.Ajarkan ibu mngenai tanda bayi siap menyusui
pemberian cefixime dan paracetamol. 10.Ajarkan ibu mngenai tanda bayi siap menyusui
pemberian cefixime dan paracetamol.
Evidance Based Nursing Practice pada Keluhan Nyeri
Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea
LATAR BELAKANG
Nyeri pada ibu post SC dapat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya masalah
laktasi. Sekitar 68% ibu post SC mengalami kesulitan dengan perawatan bayi, bergerak
naik turun dari tempat tidur dan mengatur posisi yang nyaman selama menyusui akibat
adanya
nyeri (Anggorowati, dkk 2007).

Manajemen nyeri
mempunyai beberapa tindakan atau prosedur baik secara farmakologis maupun
non farmakologis. Prosedur secara farmakologis dilakukan dengan pemberian analgesik,
yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, sedangkan secara non farmakologis
dapat dilakukan dengan cara relaksasi salah satunya Teknik Relaksasi Genggam Jari
(Puwahang, 2011)
Metode Penelurusan Bukti
Google scholar tgl 26-08-2020

Kata kunci terapi Fingerhold/Relaksasi Intensitas nyeri, Post SC,

Mengambil data tanggal 26 Agustus 2020

Masing-masing anggota kelompok mencari jurnal

Didapatkan 4 jurnal

Kriteria inklusi dan eksklusi


Rumusan Masalah

P
I C O
Patient/
Intervention Comparisson (Outcome)
Problem

Pasien ibu Post SC


yang mengalami Penatalaksanaan yang
nyeri pasca Terapi RelaksasiTerapi Relaksasi tepat dan efisien
Operasi Genggam Jari pada terhadap ibu yang
Finngerhold/genggibu Post SC mengalami nyeri pasca
am jari Sectio Caesaria.
Review singkat dua jurnal
JURNAL 1 JURNAL 2

Efektivitas relaksasi Teknik Genggam Jari


• Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam dan Spritual Emotional Freedom
Judul Jari terhadap Nyeri Post Sectio Technique (SEFT) untuk menurunkan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Sectio
Caesarea di RSUD Ajibarang Caesaria

Atun Raudotul Ma’rifah,


Nama • Siti Haniyah, Martyarini Rahmaya Nova
Penulis Budi Setyawati, Siti Handayani,Pramesti Dewi
Mar’atus Sholikhah

2018
Tahun • 2016
Teknik Relaksasi
• Teknik Relaksasi Gengam Jari, SEFT,
Keyword Genggam jari, Nyeri nyeri post SC
Post SC
Hasil Penelusuran Bukti
Jurnal 1 Jurnal 2
V1 (Validitas seleksi) Penelitian ini merupakan Penelitian ini adalah kuasi
penelitian kuasi eksperimen eksperimen quasi
menggunakan pre dan post eksperiment dengan desain
test dengan kelompok pre dan post tes dengan
kontrol. Jumlah sampel kontrol group penelitian
adalah 22 responden yang menggunakan tiga kelompok
dibagi menjadi dua yaitu kelompok SEFT 15
kelompok yaitu 11 orang, Kelompok fingerhold
responden kelompok 15 orang dan kelompok
genggam jari dan 11 kontrol 15 orang, kriteria
responden menjadi inklusi adalah Ibu post Sectio
kelompok kontrol. Kriteria caesaria hari pertama tanpa
inklusi pada penelitian ini komplikasi sprti myocard
adalah ibu post SC. infark atau diabetes melitus
Jurnal 1 Jurnal 2
V2. (Validitas Kelimpok intervensi diukur skala Pengumpulan data menggunakan
informasi) nyeri sebelum diberikan relaksasi instrumen numeric rating scale 0-10
genggam jari. Setelah intervensi untuk mengukur skala nyeri sebelum
kemudian diukur kembali skala dan seteah diberikan terafi SEFT dan
nyeri. Pada kelompok kontrol, fingerhold
pengukuran skala nyeri dilakukan .
pre dan post tanpa diberikan
intervensi relaksasi genggam jari.
Jurnal 1 Jurnal 2
V3. (Validitas Pada penelitian ini, pengukuran Tidak dijelaskan perbedaan lama
perancu ) skala nyeri menggunakan numeric post SC pada setiap responden. Tidak
rating scale yang dilakukan oleh dibedakan responden yang berusia
asisten untuk menghindari reproduksi beresiko dan tidak
subjektivitas peneliti. Sebelum beresiko
dilakukan pengukuran skala nyeri, .
dilakukan persamaan persepsi
dengan asisten
V4 Untuk mengetahui perbedaan Analisa data pada penelitian ini
(validitas skala nyeri pada kelompok kontrol menggunakan uji regresi linier. Hasil
Analisis) dan intervensi menggunakan uji penelitian menunjukkan nilai korelasi
paired t test kelompok kontrol sebesar 0,431
dengan R-Squere
18,6%. Sedangkan pada kelompok
eksperimen dengan relaksasi
fingerhold diperoleh nilai korelasi
sebesar 0.671 dan nilai R-square
sebesar 45%. Selanjutnya nilai
korelasi kelompok eksperimen yang
menggunakan SEFT adalah 0,874 dan
R square adalah 76%.
Jurnal 1 Jurnal 2
V5. (Validitas Hasil penelitian ini selaras dengan Penelitian ini sejalan dengan
eksternal ) Liani (2008) dalam penelitiannya penelitian Zakiyah (2010) yang
yang berjudul teknik relaksasi menjelaskan bahwa terafi SEFT
genggam jari untuk keseimbangan efektif dalam menurunkan intensitas
emosi dimana terjadi perubahan nyeri pasca operasi caesar karena
terhadap ketegangan fisik dan lebih menekankan pada unsur
emosi. Hal ini terjadi karena spiritual dan menggunakan energi
genggam jari akan dalam tubuh dengan melakukan
menghangatkan titik-titik keluar taping pada titik tertentu tubuh.
dan masuknya energi pada
meridian yang terletak pada jari.
Skala Nyeri Persalinan Pre Test Dan Post Test
Pembahasan
– Responden setelah diberikan teknnik relaksasi Genggam Jari
mengalami penurunan intensitas nyeri. Hasil penelitian ini selaras
dengan Liani (2008) dalam penelitiannya yang berjudul teknik
relaksasi genggam jari untuk keseimbangan emosi dimana terjadi
perubahan terhadap ketegangan fisik dan emosi. Hal ini terjadi
karena genggam jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan
masuknya energi pada meridian yang terletak pada jari.
– Berdasarkan penelitian Pinandita (2012) menyatakan bahwa efektifitas Teknik
relaksasi genggam jari dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post
operasi laparatomi.
– Pada penelitian mini ini, dapat disimpulkan sebelum dilakukan intervensi Teknik
Relaksasi Genggam Jari responden mengalami skala nyeri severe. Kemudian setelah
dilakukan intervensi Teknik Relaksasi Genggam Jari selama 30 menit responden
mengalami skala nyeri mild. Dimana terdapat pengaruh terapi Teknik Relaksasi
Genggam Jari terhadap intensitas nyeri pada ibu Post SC di ruang VK Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.
Saran

Saran bagi seluruh tenaga medis khususnya perawat untuk melanjutkan


pengaplikasian intervensi terapi Teknik Relaksasi Genggam Jari untuk
mengurangi intensitas nyeri dan untuk membuat klien lebih tampak tenang
khususnya untuk ibu Post SC.

Anda mungkin juga menyukai