الِ
ب ةاع م ج ال و ، ٍ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ ْ َ ُ إ
ة اع م ج ال ِ
ب م ال س ِ
إ ال هَّ
ن ِ
ٍاعةَ ِ
َ َ َ َ َ َ َ َ َإ
ط ال ب ة ار مِ
إ ال و ،ةٍ ار مِ
Sesungguhnya tidak ada Islam tanpa
jama'ah, tidak ada jama'ah tanpa
kepemimpinan dan tidak ada
kepemimpinan tanpa ketaatan
Ibrah
• Melalui hakikat ini beliau menetapkan bahwa
Islam tidak dapat tegak kecuali melalui sebuah
jamaah yang memikulnya, menyeru kepadanya,
membelanya dan berjihad di jalannya
• Dengan pernyataan ini al-Faruq mengukuhkan
–tanpa ada ruang keraguan sedikitpun- bahwa
terdapat perbedaan besar antara tajammu'
(perkumpulan) dan jama'ah
Tajammu’ dan Jama’ah
TAJAMMU’ JAMA’AH
• Berdiri dan bubar berdasarkan • Nizham dan manhaj hayah
pendapat, kesenangan dan • Rencana strategis, sasaran
keinginan personal taktis
• Tidak ada nizham yang • Nizham idari, jenjang
mengikatnya, organisasi, dan jalur komando
• Tidak ada pula kaidah-kaidah • Laihah, dan qanun
yang mengatur pergerakannya • Program dan instrumen kerja
• Setiap orang memiliki
pendapat dan kepribadiannya
secara mandiri
Dua Serangan:
Syahwat dan Syubhat
• Sejarah mencatat berbagai konspirasi
musuh
• Ada dua serangan yang mereka lancarkan
Adakalanya dalam bentuk upaya melakukan
pengrusakan dengan menebar berbagai
syahwat di satu sisi, atau
terkadang pula dengan cara menebar
berbagai syubhat di saat yang lain
Korbannya
• Akibat dari hal ini, tahapan dakwah yang
manapun tidak pernah sepi dari
musyakkikin (para penebar keraguan),
mutsabbithin (para penggembos semangat
dan pembongkar ketegaran), dan
mudzabdzibin (penebar sikap bermuka dua)
terhadap barisan muslim dari dalamnya
Mendengarkan Musuh
• َوفِ ْي ُك ْم َس َّما ُع ْو َن لَهُ ْم
“Sedang di antara kamu ada orang-orang
yang amat suka mendengarkan perkataan
mereka” (9:47)
• Hakikat Al-Qur'an ini memberi peringatan
kepada barisan muslim agar tidak merespon
rencana-rencana para musuh
Terjerumus ke Hal Terlarang
• Bahkan Al-Qur'an mengingatkan bahwa urusan
ini bisa sampai ke tingkat terjerumus kepada hal
yang dilarang, sebagaimana firman Allah SWT:
صبَةٌ ِم ْن ُك ْم ِ اإل ْف
ْ ك ُع ِ ِ ب وا ء
ُ ا ج
َ ن
َ ْ
ي ذ
ِ َّ إِ َّن ال
"Sesungguhnya orang-orang yang datang
membawa berita bohong adalab kelompok dari
kamu sendiri" (Q.S. An-Nur: 11)
Melupakan Ghayah
• Dan sangat mungkin masalahnya bisa
berkembang sampai ke tingkat melupakan al-
ghayah (tujuan). Allah SWT berfirman:
ِ ِم ْن ُكم َّمن ي ُِر ْي ُد ال ُّد ْنيَا َو ِم ْن ُكم َّمن ي ُِر ْي ُد
َاآلخ َرة
"Di antara kamu ada orang-orang yang
menginginkan dunia dan di antara kamu ada
yang menginginkan akhirat" (Q.S. Ali Imran: 152)
َو َك ْم ِمنَّا َولَ ْيس ُْوا فِ ْينَا،َك ْم فِ ْينَا َولَ ْيس ُْوا ِمنَّا
• Imam Al-Banna sangat memahami hakikat ini
• Beliau pun meminta ikhwan untuk memperhatikan
bahaya urusan ini dan akibatnya yang sangat fatal
• Beliau juga menekankan pentingnya melakukan
pengawasan terhadap barisan serta
membersihkannya dari orang-orang lemah
، َم ْس ُت ْو ُر ال َْمطَ ِام ِع، َم ْعلُ ْو ُل الْغَايَِة،ْب ِ ض الْ َقل يرِ م
ُ ْ َْ ْم ك
ُ يِوإِ ْن َكا َن ف
َحائِ ٌل،لر ْح َم ِة َّ ِاج ٌز لِ فَأَ ْخ ِرجوهُ ِمن ب ْينِ ُكم؛ فَِإنَّهُ ح،اضي ِ م ْجروح الْم
َ ْ َ ْ ُْ َ ُ ُْ َ
ُد ْو َن الت َّْوفِ ْي ِق
"Jika ada di tengah-tengah kamu orang yang sakit hatinya,
cacat tujuannya, tersembunyi keinginannya, dan cacat
masa lalunya, maka keluarkanlah mereka dari dalam
barisan kalian, sebab orang seperti ini menjadi
penghalang rahmat dan penutup taufik Allah SWT"
!ف أَ ْم ُعقُ ْولٌ؟
ُ اط
ِ َع َو
Emosi ataukah Akal
،ف ِ اط ِ ب الْعو ِ ه ل
َِب لِ وأَنِيروا أ َِش َّعةَ الْع ُقو،ات الْع ُقو ِل ِ ف بِنَظَر ِ ِ ات الْعو
اط ِ "أَجْلِموا َنزو
ََ َ ْ ُ ْ ُْ َ ْ ُ َ ََ ََ ُْ
َض َو ِاء اخْلَيَ ِال اَ َّلز ِاهيَ ِة أ ق ِ
ائ ق حْل ا ا و ف شِ
ْ ْ َ ََ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ َال ِص ْد َق احْل
يِف ت ك
ْ ا و ، ع
ِ ِاق ول
ْ ا و ِ
ة ق ي ِ
ق َ ََوأَلْ ِز ُم ْوا اخْلَي
“ َوالَ مَتِْيلُ ْوا ُك َّل الْ َمْي ِل َفتَ َذ ُر ْو َها َكالْ ُم َعلَّ َق ِة،اَلَْبَّراقَِة
"Kekanglah lompatan-lompatan emosi dengan nalar akal, dan
terangi cahaya akal dengan bara emosi, kekang khayalan yang
ada dengan kebenaran hakikat dan realita, ungkap berbagai
hakikat dalam sorotan khayalan yang memukau dan berkilau,
dan janganlah seluruh kecenderungan diikuti, sebab ia akan
menjadikannya seperti tergantung (tidak membumi dan tidak
pula melangit).
Tujuan Taujih Asy-Syahid
• Mendisiplinkan barisan muslim agar tidak terjadi inhiraf
dalam pemahaman, pemikiran ataupun perilaku.
• Merealisasikan fokus tawazun dan i'tidal (moderasi)
dalam manhajiyyatut-tafkir al-ikhwani (metodologi
berfikir Ikhwan).
• Menjaga barisan agar tidak dipermainkan oleh
berbagai emosi yang meluap nan membara atau akal
pikiran yang bernalar dengan gaya para filosof
Tujuan Taujih Asy-Syahid
• Jadi, jangan ada dominasi akal atas emosi
dan jangan ada permainan perasaan yang
mendominasi pemikiran.
• Jadi, taujih ini adalah pandangan yang
obyektif, berimbang, moderat, dan bimbingan
dari seorang panglima yang menjadi
muassis, semoga Allah SWT merahmatinya.
!أَ ْه َوا ٌء أَ ْم أُص ُْولٌ؟
?Hawa Nafsu ataukah Prinsip
إِيَّا ُك ْم َو ُك َّل هَ ًوى يُ َس َّمى بِ َغ ْي ِر ْا ِإل ْسالَ ِم
"Hati-hati terhadap segala bentuk hawa yang diberi nama
dengan selain Islam“ (Maemun bin Muhran )
• Taujih kepada semua orang yang tertarik oleh manisnya
hawa dan enaknya pendapat
• Kita dapati pemandu perjalanan mengingatkan kita
dengan kekhasan ini
o Kenapa Imam Al-Banna menulis Ushul 'Isyrin?!
o Untuk siapa beliau menulisnya?
o Begitu pentingkah sehingga beliau menempatkannya sebagai
rukun pertama dari rukun-rukun bai'at?!
Kedudukan Ushulul ‘Isyrin
• Benang tenun yang menjaga jama'ah dan para
anggotanya dari inhiraf,
• Bendungan yang kokoh dalam menghadapi berbagai
pen-takwil-an yang salah dalam memahami Islam,
• Penjaga barisan supaya tidak mengikuti zhan
(persangkaan, dugaan) dan segala yang disenangi oleh
jiwa,
• Patokan bagi setiap pergerakan, perbuatan dan
pernyataan Ikhwan di sana sini.
Tujuan Penulisan Ushul ‘Isyrin
1. Dalam rangka kesatuan pemikiran, gerakan dan manhaj tarbawi bagi Jama'ah di
tengan berbagai badai,
2. Agar tidak muncul berbagai madrasah pemikiran atau "jama'ah-jama'ah" yang
menyusup ke tengah-tengah Jama'ah,
3. Untuk tidak memberi toleransi terhadap adanya pemikiran yang menyusup atau
gagasan yang kontradiksi –dikarenakan adanya emosi yang meluap atau
penggampangan yang tendensius- yang bermaksud meng-infiltrasi barisan,
4. Untuk menjaga jama'ah agar tetap berada di atas garis tarbawi dan da'awi yang
orisinil, menepis berbagai kotoran dan upaya-upaya penumpangan terhadapnya,
5. Dan pada akhirnya agar menjadi rujukan saat terjadi ikhtilaf (perbedaan) atau
saat munculnya satu bentuk inhiraf, sebab Ushul 'Isyrin dapat membantu
penyelamatan amal, dan implementasi yang baik yang akan menjaga Jama'ah
dan anggotanya dari berbagai keterplesetan
!ُو َجهَا ُء أَ ْم َم ْغ ُم ْور ُْو َن؟
Orang-Orang yang Muncul di Permukaan ataukah Tersembunyi