Anda di halaman 1dari 26

SPINAL PROTOCOL

Sasaran :
• Mengetahui pengertian cidera Spinal
• Mengetahui tanda dan gejala cedera spinal
• Mengetahui Tanda dan Gejala Cedera Spinal
• Mengetahui Penanganan Pra RS Cedera
Spinal
• Melaksanakan Evakuasi, Stabilisasi dan
Transportasi pada Korban Cedera Spinal
Cidera Spinal
• Cedera spinal ialah semua cedera yang
berhubungan dengan tulang belakang
mulai dari tulang leher sampai dengan
tulang ekor termasuk pernafasan di
dalamnya.
• Penyebab cedera ini umumnya
disebabkan oleh benturan benda tumpul
pada daerah tulang belakang, jatuh dari
ketinggian, kecelakaan, gantung diri dsb.
… The National Spinal Cord Injury Statistical Center (NSCISC)

• Di dalam susunan tulang belakang sendiri


terdapat bumbung syaraf yang merupakan
syaraf utama dari otak menuju seluruh
tubuh dan sebaliknya.
• Cedera tulang belakang terutama
mempengaruhi orang dewasa muda,
dengan cedera yang paling tinggi terjadi
antara usia 16 dan 30. Namun, jumlah
cedera tulang belakang pada orang dewasa
yang lebih tua adalah jauh lebih tinggi
dibandingkan tahun-tahun terakhir. Lebih
dari 80% dari cedera tulang belakang terjadi
pada laki-laki (NSCISC, 2009).
…Lanjutan
Cedera spinal dapat berupa patah tulang
dengan ataupun tanpa pergeseran posisi
tulang, dislokasi, terkilir otot, kerusakan
jaringan ikat juga terjadinya kompresi
tulang. Kerusakan rongga tulang belakang
bisa jadi disertai kerusakan bumbung
syaraf. Penanganan yang baik meliputi
pemeriksaan fungsi motorik dan fungsi
sensorik korban baik sebelum maupun
sesudah mobilisasi korban
Cedera spinal
Tanda dan Gejala Cedera Spinal

1.Perubahan bentuk pada kepala, leher


ataupun daerah tulang belakang. Namun
hal ini terkadang sulit dideteksi secara
kasat mata.
2.Kelumpuhan pada alat/anggota gerak.
3.Gangguan persyarafan pada alat gerak
yang dapat berupa kehilangan fungsi,
lemah, mati rasa, kesemutan ataupun rasa
bebal terutama di bagian bawah daerah
cedera.
…Lanjutan
4. Terdapat bagian/daerah tulang punggung yang
lebih sensitif ataupun nyeri.
5. Rasa nyeri pada saat bergerak maupun dalam
keadaan diam.
6. Hilangnya kemampuan mengendalikan buang air
kecil ataupun buang air besar.
7. Sulit bernafas dengan ataupun tanpa pergerakan
dada.
8. Priapismus (ereksi kemaluan pria secara menetap).
9. Postur abnormal
Postur upnormal
• Dekortikasi dan deserebrasi adalah suatu
keadaan ataupun gangguan pada anggota 
badan yang ditandai dengan terjadinya
kekakuan otot pada satu atau kedua sisi
anggota badan yakni anggota bagian
bawah berada dalam posisi kaku dan
terkedang (ekstensi), sedangkan anggota
badan atas dalam posisi kaku dan terketul
(fleksi), dalam posisi ini sukar untuk diubah.
Perawatan Pra RS
1.Analisa mekanisme terjadinya cedera.
2.Lakukan stabilisasi satu garis lurus dari kepala sampai
dengan leher kemudian pasangkan Neck Collar.
3.Lakukan penilaian dini (respon, nafas dan nadi).
4.Berikan oksigen bila ada.
5.Lakukan pemeriksaan fisik, terutama fungsi PMS pada
keempat alat gerak.
6.Imobilisasi Korban dengan papan spinal ataupun alas
keras lain sejenis.
7.Monitor Tanda vital
8.Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Tujuan Pemasangan Neck Collar
• Mencegah pergerakan tulang serviks yang
patah
• Mencegah bertambahnya kerusakan tulang
serviks dan Spinal Cord
• Mengurangi nyeri
Neck collar
Pemasangan neck collar
1. Lakukan Crowning (Korban duduk) atau
Jawthrust (Korban Terlentang)
2. Lakukan Pemeriksaan Leher
3. Cari Ukuran Neck collar yg Tepat
4. Gunakan jari untuk menentukan ukuran neck
collar yg lebih mendekati
5. Aplikasikan Ukuran Leher Ke ukuran Neck
Collar
6. Pasang Neck collar Pada Korban
Posisi Duduk
6. Pasang Neck collar Pada Korban
Posisi Terlentang
Log roll
• Lakukan Min dgn 4 Orang Rescuer
• imobilisasi kepala dan leher secara manual,
kemudian dipasang Neck Collar
• Lengan Korban diluruskan dan diletakkan di
samping badan.
• Tungkai bawah korban diluruskan secara hati-hati
dan diletakkan dalam posisi kesegarisan netral
sesuai dengan tulang belakang. Kedua pergelangan
kaki diikat satu sama lain dengan plester.
• Pertahankan kesegarisan kepala dan leher Korban
TUGAS SAR COORDINATOR
sewaktu orang kedua memegang korban pada daerah
bahu dan pergelangan tangan. Orang ke tiga memasukkan
tangan dan memegang panggul korban dengan satu
tangan dan dengan tangan yang lain memegang plester
yang mengikat ke dua pergelangan kaki.
• Dengan komando dari penolong yang mempertahankan
kepala dan leher, dilakukan log roll sebagai satu unit ke
arah ke dua penolong yang berada pada sisi korban,
hanya diperlukan pemutaran minimal untuk
meletakkan spine board di bawah korban. Kesegarisan
badan korban harus dipertahankan sewaktu menjalankan
prosedur ini.
• Spine board diletakkan dibawah korban , dan
dilakukan log roll ke arah spine board. Harap
diingat, spine board hanya digunakan untuk
transfer korban dan jangan dipakai untuk
waktu lama.
• Lakukan Reposisi Korban pada Spine Board
dengan korban ke atas dan kebawah korban
• Pasang strap dan Head Immobilizer Device
(HID)
Spine Board dan HID
Yg perlu diperhatikan
• Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan
dan jantung
• Melonggarkan pakaian yang ketat. Pakaian
dapat mempengaruhi sirkulasi dan pernafasan
• Lakukan penilaian ulang vital sign setiap 5
menit.
• Tenangkan Korban
• Amankan posisi tandu di dalam ambulans.

Anda mungkin juga menyukai