Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK

3
TUTORIAL
SKENARIO
3 BLOK 14
Instruktur Tutorial:
Yusrinie Wasiaturrahmah, S.Farm.,
M.Pharm.,Apt.
KELOMPOK 3:
Rizki Amalia (1811111120003)
Indri Indah Tari (1811111120011)
Sonya Fatma (1811111120014)
Fitri Kabeakan (1811111120020)
Gabriel Afreulinta SM (1811111210008)
Siti Ujrumiah (1811111220002)
Rizkia Putri Rahmayanti (18111112200018)
Jailudin Muhammad A (1811111310007)
Rizki Apriani Putri (1811111320001)
Fitri Syahrina (1811111320020)
Rindha Aulia Rahma (18111113200025)
Rizky Tania Shafira AZ (18111113200026)
SKENARIO “Saya Kesulitan Mengunyah Pasca Kecelakaan”

Pasien datang dengan keluhan terasa ada


hambatan saat membuka mulut dan timbul rasa
nyeri pada daerah dekat telinga kiri saat membuka
mulut disertai perubahan gigitan terbuka di sisi
sebelah kiri. Pasien mengalami hal tersebut sejak 1
minggu yang lalu setelah terjatuh dari sepeda
motor dan terbentur pada dagu bawah sebelah
kanan. Pasien juga mengeluhkan tidak dapat
menggerakan rahang bawah ke kanan.
Pasien dalam kondisi sadar sesaat setelah terjatuh
dan lansung pergi ke klinik dokter umum dan
dilakukan perawatan pada luka di dagu kanan
bawah. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik dan alergi obat.
ANALISIS MASALAH

1 Apa diagnosis dari skenario di atas?


Fraktur mandibula

Apa yang terjadi apabila tidak segera ditangani?

2 Dapat menyebabkan malkoklusi, kesulitan berbicara, malnutrisi karena


kesulitan makan dan minum, perubahan struktur wajah, dan
trismus/kekakuan pada rahang

Mengapa pasien merasa nyeri ketika membuka mulut?

3 - Adanya trauma yang mengganggu fungsi mandibula


- Terjadinya fraktur mandibula pada proc. Condylaris secara indirect,
sesehingga mastikasi terganggu dan menjadi trismus

4
Apakah umur berpengaruh pada proses penyembuhan?
Berpengaruh, semakin tua usia pasien maka
proses penyembuhannya akan semakin sulit
ANALISIS MASALAH
Pemeriksaan yang dapat dilakukan?

5 - Klinis: anamnesis (kapan, bagian mana, kronologi)


- penunjang > rontgen panoramik, ct scan, lateral oblique

6
Perawatan yang dapat dilakukan pada pasien?
Splinting, bedah, pemasangan plat logam, pemberian antibiotik dan
analgetik, ct scan

Apakah penyakit sistemik berpengaruh terhadap diagnosis tersebut?

7 Berpengaruh, karena penyakit sistemik berpengaruh terhadap proses penyembuhan dan


penanganan dari diagnosis. Penyakit sistemik berpengaruh terhadap pengobatan serta
perawatan yang dilakukan. Hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan pasien.

Apa hubungan fraktur dengan TMJ?

8 Fraktur dapat meningkatkan beban kunyah di daerah yang berlawanan


sehingga peningkatan beban kunyah disisi yang berlawanan sehingga
TMJ pada bagian tersebut bekerja lebih keras.
ANALISIS MASALAH

9
Apa manifestasi klinis dari diagnosis tersebut?
Hematoma, gigitan terbuka, asimetris wajah, nyeri, dan pembengkakkan.

Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan

10 gigitan?
Karena kecelakaan yang menyebabkan fraktur, menyebabkan pergeseran pada
mandibula sehingga terjadi disfungsi dari mulut pasien

Apakah ada hubungan perawatan pasien dengan riwayat alergi obat?

11 Ada hubungannya karena dalam penanganan diperlukan beberapa obat-obatan, jika pasien
mengalami alergi obat-obatan akan menghambat penyembuhan dari pasien tersebut.

12
Apa etiologi kasus di atas selain trauma?
Disebabkan keadaan patologis seperti kista, atau trauma seperti
kecelakaan kendaraan kerja, kecelakaan, terjatuh.
TOPIC TREE

Fraktur
Mandibula

Manifestasi
Definisi Klasifikasi Etiologi Pemeriksaan Penatalaksaan Mekanisme Komplikasi
Klinis
SASARAN BELAJAR

1. Anatomi
a. Anatomi mandibula
b. Anatomi kondilus, dan jaringan di sekitarnya

2. Definisi fraktur mandibula


3. Etiologi fraktur mandibula
4. Klasifikasi fraktur mandibula dan fraktur
kondilus
5. Manifestasi klinis fraktur mandibula
a. Pemeriksaan klinis: anamnesis SOAP (subjek, objek, asesment, planning)
6. Pemeriksaan fraktur mandibula
b. Pemeriksaan penunjang
SASARAN BELAJAR

7. Penatalaksaan fraktur mandibula


a. Perawatan:
- indikasi perawatan fraktur mandibula dan fraktur kondilus,
- jenis perawatan fraktur mandibula dan fraktur kondilus,
- jenis perawatan tertutup fraktur mandibula dan fraktur kondilus.
b. Prognosis

8. Mekanisme fraktur mandibula


a. Direct
b. Indirect
(efeknya terhadap keluhan pasien)

9. Komplikasi fraktur mandibula


ANATOMI
a. ANATOMI
ASPEK MANDIBULA
ANTERIO
R

Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA

ASPEK
LATERAL

Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA

ASPEK
MEDIAL
(sebelah kanan)

Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA

ASPEK
POSTERIO
R

Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA

Sobotta, 2010
b. ANATOMI
KONDILUS

Sobotta, 2010
ARTICULATIO
TEMPOROMANDIBULARI
S

Sobotta, 2010
PROC. CONDYLARIS
DISCUS
INTERCULARIS

Sobotta, 2010
DEFINISI FRAKTUR MANDIBULA

Fraktur merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan


tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh rudapaksa, dapat
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung dapat. Hal ini
dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan benar.

Fraktur mandibula menempati urutan kedua dari fraktur yang


biasa terjadi di daerah wajah, karena merupakan tulang yang
menonjol yang terletak di tepi dan posisinya di sepertiga
Mandibula merupakan tulang yang kuat, tetapi
bawah wajah pada beberapa tempat dijumpai adanya bagian
yang lemah. Daerah korpus mandibula terutama
terdiri dari tulang kortikal yang padat dengan
sedikit substansi spongiosa sebagai tempat
Mesuri, 2014 lewatnya pembuluh darah dan pembuluh limfe.
ETIOLOGI FRAKTUR MANDIBULA

Fraktur traumatik disebabkan oleh:


• Kecelakaan kendaraan bermotor (50.8%)
• Terjatuh (22.3%)
• Kekerasan atau perkelahian (18.8%) Fraktur patologik dapat disebabkan oleh :
• Kecelakaan kerja (2.8%) Keadaan Patologis 4%
• Kecelakaan berolahraga (3.7%) Kista
• Kecelakaan lainnya (1.6%) Tumor tulang
Osteogenesis imperfecta
Atropi/nekrosis tulang
Osteomielitis

Kalinowski, 2011
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA

Berdasarkan Lokasi fraktur mandibula Berdasarkan tipe fraktur

Jonas, 2014 Hupp, 2014


KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA

Berdasarkan arah fraktur Berdasarkan ada tidaknya gigi pada kiri dan kanan garis fraktur

Kelas I : gigi  ada pada


kedua bagian garis
fraktur
Kelas II : gigi hanya ada
pada satu bagian dari
garis fraktur
Kelas III : tidak ada gigi
pada kedua fragmen,
mungkin gigi
sebelumnya memang
sudah tidak ada
(edentulous) atau gigi
hilang saat terjadi
trauma

Jonas, 2014
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA

Klasifikasi menurut Spiessl & Schroll: Klasifikasi yang dibuat oleh MacLennan
 Fraktur tanpa dislokasi Tipe I: No displacement fracture.
 Fraktur leher kondilus rendah dengan Tipe II: Deviation fracture, terdapat sudut yang
displacement kecil antara kondilus dan mandibula. 
 Fraktur leher kondilus tinggi dengan Tipe III: Displacement fracture, terdapat
displacement overlap antara kondilus dengan mandibula. 
 Fraktur leher kondilus dengan Tipe IV: Dislocation fracture, kepala kondilus
displacement keluar dari fossa artikulari. 
 Fraktur kapitulum

Budihardja, 2018
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA

Klasifikasi menurut Schwenzer Ehrenfeld, terbagi menjadi:


 Berdasarkan derajat luksasi
L1: tanpa luksasi (hubungan kondilus dan fossa normal)
L2: Subluksasi (kontak antara kapitulum dan fossa yang tidak fisiologis)
L3: luksasi total, tidak terdapat kontak antara kapitulum dan fossa glenoidalis
 Berdasarkan derajat displacement
D1: tanpa displacement
D2: displacement dengan kontak antar fragmen
D3: displacement tanpa kontak antar fragmen, tetapi terdapat
overlapping tulang
D4: displacement tanpa kontak fragmen sama sekali
 Berdasarkan ketinggian
Fraktur kapitulum
Fraktur kondilus
Sari, 2011 Fraktur subkondilus
MANIFESTASI KLINIS

Nyeri
Pembengkakan

Dislokasi
Perubahan warna lokal
pada kulit
Mandibula ke arah
Lateral
Open Bite Posterior dan
Lukman, 2013; Maulani, 2017; Cahyanti, 2019 Anterior
PEMERIKSAAN KLINIS FRAKTUR MANDIBULA
anamnesis SOAP (subjek, objek, asesment, planning)
SUBJEKTIF OBJEKTIF
- Dilakukan anamnesa guna mengetahui bagaimana Pemeriksaan Intraoral
terjadinya spontan/ trauma Pemeriksaan : Dengan hati-hati dilakukan palpasi
- Sifatnya akut/ kronis pada daerah dicurigai fraktur ibu jari serta telunjuk
- Mengetahui berbagai gangguan dislokasinya ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk
- Riwayat perawatan dan pengobatan sebelumnya menunjukkan mobilitas yangctidak wajar pada
daerah fraktur.
Pemeriksaan Ekstraoral
• Pemeriksaan : Palpasi lembut dengan ujung-ujung
(Markgreen, Corbott. 2014) jari dilakukan terhadap daerah kondilus pada kedua
sisi, kemudian diteruskan kesepanjang perbatasan
bawah mandibula. Bagian- bagian melunak harus
ditemukan pada daerah-daerah fraktur, demikian
pula terjadinya perubahan kontur dan krepitasi
tulang. Jika fraktur mengenai saraf mandibula maka
bibir bawah akan mengalami mati rasa.
• Assessment: Apabila pada manifestasi klinis terdapat
pendarahan yang keluar melalui telinga atau meatus
akustikus eksterna, maka perlu dilakukan kerjasama
dengan dokter spesialis THT untuk membedakannya
dengan fraktur basis kranii
PEMERIKSAAN PENUNJANG FRAKTUR MANDIBULA
 Radiografi untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.

 CT scan untuk menyorot fraktur wajah daerah lain (termasuk tulang frontal, kompleks naso-
ethmoid orbital dan seluruh sistem horizontal dan vertical yang menopang kraniofasial)

 Arteriogram untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.

 Hitung darah lengkap, peningkatan leukosit dianggap sebagai respon terhadap peradangan.

 Kreatinin dan Profil koagulasi untuk melihat perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,
tranfus atau cedera hati

(Wijaya, Putri . 2013)


PENTALAKSANAAN

a. Perawatan

Jenis Perawatan
Open Reduction Terapi memerlukan insisi sebagai cara mengamati fraktur, tulang, dan jaringan
sekitarnya. (Penanaman Screw, Plate/Pen)
Close Reduction Tidak memerlukan pengamatan secara langsung ke tulang dan fraktur
Terapi Konservatif Tidak memerlukan pembedahan (penggunaan ligaur dan splin dental, arch bar,
splin protesa, dan head – chin splint).
Terapi Operatif Dilakukan drngan reposisi fragmen tulang untuk mengembalikan posisi
tulang, yang akan difiksasi dengan bahan osteosintesis. Osteosintesis yang
umum digunakan, miniplat, mikroplat, dan lagscrew.
Kondilektomi Reduksi kepala condyles secara bedah

Maulani, 2017; Budiharja, 2018


PENTALAKSANAAN

B. Prognosis
 
Tergantung dari tingkat keparahan serta tata laksana dari tim medisterhadap
pasien. Jika penanganannya lebih cepat maka prognosisnya akan baik, tapi jika
lambat maka justru sebaliknya. Sedangkan tingkat keparahan, jika frakturnya
ringan maka proses penyembuhannya akan cepat. Tapi jika frakturnya berat
maka proses penyembuhannya akan lambat, tergantung dari bagaimana
penangannya . Usia muda lebih cepat penyembuhannya dari pada usia lanjut usia

Paderson, 2004
MEKANISME FRAKTUR MANDIBULA

1) Trauma langsung (Direct) Tekanan langsung pada tulang dan terjadi


fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat
komunitif dan jar. lunak ikut mengalami kerusakan. Mx. trauma yang
tiba-tiba mengenai tulang dengan kekuatan yang besar dan tulang
tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi fraktur.
 
2) Trauma tidak langsung (Indirect) Trauma dihantarkan ke daerah yang
lebih jauh dari daerah fraktur. Pada keadaan ini jaringan lunak tetap
utuh, tekanan membengkok menyebabkan fraktur transversal dan
tekanan berputar yang menyebabkan fraktur bersifat spiral/oblique.

Asrizal RA, 2014.


KOMPLIKASI
\ Komplikasi awal
1. Syok
Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan
menurunnya oksigenasi.
2. Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma
3. Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen adalah suatu kondisi dimana tejadi terjebaknya otot, tulang, syaraf, dan pembuluh
darah dalam jaringan parut akibat suatu pembengkakan dari edema atau perdarahan yang menekan otot,
syaraf, dan pembuluh darah.
4. Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.
5. Avaskular nekrosis
Avaskular nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan
nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia.

(Melike, et al. 2016)


KOMPLIKASI
Komplikasi Lama
1. Delayed Union
Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan
tulang untuk sembuh atau tersambung dengan baik. Ini disebabkan karena penurunan suplai darah ke
tulang. Delayed Union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan (tiga bulan
untuk anggota gerak atas dan lima bulan untuk anggota gerak bawah).
2. Non-union.
Disebut non-union apabila fraktur tidak sembuh dalam waktu antar 6-8 bulan dan tidak terjadi
konsolidasi sehingga terdapat konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu). Pseudoartrosis
dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama infeksi yang disebut sebagai infected
pseudoarthrosis.
3. Mal-union.
Mal-union adalah keadaan di mana fraktur sembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang
berbentuk angulasi, varus/valgus atau pemendekan

(Melike, et al. 2016)


DAFTAR PUSTAKA
• Asrizal RA. 2014. Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra. Medula. 2(3):95.
• Budihardja AS. 2018. Trauma Oral dan Maksilofasial. Edisi 2. EGC: Jakarta.
• Cahyanti LN. 2019. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Sdr. S dengan Fraktur
Mandibula. Karya Tulis Ilmiah. Program Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Surgery.Fifth Edition. 2014.
P.1229-1241
• Hupp JR, Elis III, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxilofacial Surgery.
Ed.6. Rivertport Lane. Elsevier. 2014
• Jonas T. Johnson, Clark A. Rosen. Mandibular Fracture in Bailey′s Head and
Neck
• Kalinowski P, Kalinowka R. Mandibula inferior cortex width may serve as a
prognostic osteoporosis index in polish patients. Via Medica 2011; 70(4): 272-
281.
• Lukman, N. N. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
• Maulani I R. High Condylectomy pada Kasus Fraktur Kondilus. Jurnal Ilmiah dan
Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM (B). 2017. 13(1) : 27-33.
DAFTAR PUSTAKA
• Markgreen & Ian Corbott. 2014. Kegawatdaruratan Dental. EGC : Jakarta.
• Melike Oruc¸, MD, FEBOPRAS, Veysel Murat Is¸ik, MD, Yu¨ksel
Kankaya, MD, Koray Gu¨rsoy, MD, Nezih Sungur, MD, Gu¨rcan Aslan,
MD, and Ug˘ur Koc¸er, MD . Analysis of Fractured Mandible Over Two
Decades. The Journal of Craniofacial Surgery Volume 27, Number 6,
September 2016
• Mesuri R, Huriani E. Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres
Pada Pasien Fraktur. Ners Jurnal Keperawatan. 2014: 10(1); 66-74, 66.
• Paulsen F & Waschke J. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jilid 1: Ed.
23. EGC: Jakarta.
• Paderson GW. Buku ajar praktik bedah mulut.2004
• Sari CC. 2011. Prevalensi Pasien Fraktur Mandibula yang Dirawatvdi
RSUD Dr. Saiful
• Wijaya Safei A & Putri MasiZa Y. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa ). Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai