Tutorial 3 Kelompok 3
Tutorial 3 Kelompok 3
3
TUTORIAL
SKENARIO
3 BLOK 14
Instruktur Tutorial:
Yusrinie Wasiaturrahmah, S.Farm.,
M.Pharm.,Apt.
KELOMPOK 3:
Rizki Amalia (1811111120003)
Indri Indah Tari (1811111120011)
Sonya Fatma (1811111120014)
Fitri Kabeakan (1811111120020)
Gabriel Afreulinta SM (1811111210008)
Siti Ujrumiah (1811111220002)
Rizkia Putri Rahmayanti (18111112200018)
Jailudin Muhammad A (1811111310007)
Rizki Apriani Putri (1811111320001)
Fitri Syahrina (1811111320020)
Rindha Aulia Rahma (18111113200025)
Rizky Tania Shafira AZ (18111113200026)
SKENARIO “Saya Kesulitan Mengunyah Pasca Kecelakaan”
4
Apakah umur berpengaruh pada proses penyembuhan?
Berpengaruh, semakin tua usia pasien maka
proses penyembuhannya akan semakin sulit
ANALISIS MASALAH
Pemeriksaan yang dapat dilakukan?
6
Perawatan yang dapat dilakukan pada pasien?
Splinting, bedah, pemasangan plat logam, pemberian antibiotik dan
analgetik, ct scan
9
Apa manifestasi klinis dari diagnosis tersebut?
Hematoma, gigitan terbuka, asimetris wajah, nyeri, dan pembengkakkan.
10 gigitan?
Karena kecelakaan yang menyebabkan fraktur, menyebabkan pergeseran pada
mandibula sehingga terjadi disfungsi dari mulut pasien
11 Ada hubungannya karena dalam penanganan diperlukan beberapa obat-obatan, jika pasien
mengalami alergi obat-obatan akan menghambat penyembuhan dari pasien tersebut.
12
Apa etiologi kasus di atas selain trauma?
Disebabkan keadaan patologis seperti kista, atau trauma seperti
kecelakaan kendaraan kerja, kecelakaan, terjatuh.
TOPIC TREE
Fraktur
Mandibula
Manifestasi
Definisi Klasifikasi Etiologi Pemeriksaan Penatalaksaan Mekanisme Komplikasi
Klinis
SASARAN BELAJAR
1. Anatomi
a. Anatomi mandibula
b. Anatomi kondilus, dan jaringan di sekitarnya
Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA
ASPEK
LATERAL
Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA
ASPEK
MEDIAL
(sebelah kanan)
Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA
ASPEK
POSTERIO
R
Sobotta, 2010
ANATOMI MANDIBULA
Sobotta, 2010
b. ANATOMI
KONDILUS
Sobotta, 2010
ARTICULATIO
TEMPOROMANDIBULARI
S
Sobotta, 2010
PROC. CONDYLARIS
DISCUS
INTERCULARIS
Sobotta, 2010
DEFINISI FRAKTUR MANDIBULA
Kalinowski, 2011
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA
Berdasarkan arah fraktur Berdasarkan ada tidaknya gigi pada kiri dan kanan garis fraktur
Jonas, 2014
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA
Klasifikasi menurut Spiessl & Schroll: Klasifikasi yang dibuat oleh MacLennan
Fraktur tanpa dislokasi Tipe I: No displacement fracture.
Fraktur leher kondilus rendah dengan Tipe II: Deviation fracture, terdapat sudut yang
displacement kecil antara kondilus dan mandibula.
Fraktur leher kondilus tinggi dengan Tipe III: Displacement fracture, terdapat
displacement overlap antara kondilus dengan mandibula.
Fraktur leher kondilus dengan Tipe IV: Dislocation fracture, kepala kondilus
displacement keluar dari fossa artikulari.
Fraktur kapitulum
Budihardja, 2018
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA
Nyeri
Pembengkakan
Dislokasi
Perubahan warna lokal
pada kulit
Mandibula ke arah
Lateral
Open Bite Posterior dan
Lukman, 2013; Maulani, 2017; Cahyanti, 2019 Anterior
PEMERIKSAAN KLINIS FRAKTUR MANDIBULA
anamnesis SOAP (subjek, objek, asesment, planning)
SUBJEKTIF OBJEKTIF
- Dilakukan anamnesa guna mengetahui bagaimana Pemeriksaan Intraoral
terjadinya spontan/ trauma Pemeriksaan : Dengan hati-hati dilakukan palpasi
- Sifatnya akut/ kronis pada daerah dicurigai fraktur ibu jari serta telunjuk
- Mengetahui berbagai gangguan dislokasinya ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk
- Riwayat perawatan dan pengobatan sebelumnya menunjukkan mobilitas yangctidak wajar pada
daerah fraktur.
Pemeriksaan Ekstraoral
• Pemeriksaan : Palpasi lembut dengan ujung-ujung
(Markgreen, Corbott. 2014) jari dilakukan terhadap daerah kondilus pada kedua
sisi, kemudian diteruskan kesepanjang perbatasan
bawah mandibula. Bagian- bagian melunak harus
ditemukan pada daerah-daerah fraktur, demikian
pula terjadinya perubahan kontur dan krepitasi
tulang. Jika fraktur mengenai saraf mandibula maka
bibir bawah akan mengalami mati rasa.
• Assessment: Apabila pada manifestasi klinis terdapat
pendarahan yang keluar melalui telinga atau meatus
akustikus eksterna, maka perlu dilakukan kerjasama
dengan dokter spesialis THT untuk membedakannya
dengan fraktur basis kranii
PEMERIKSAAN PENUNJANG FRAKTUR MANDIBULA
Radiografi untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
CT scan untuk menyorot fraktur wajah daerah lain (termasuk tulang frontal, kompleks naso-
ethmoid orbital dan seluruh sistem horizontal dan vertical yang menopang kraniofasial)
Hitung darah lengkap, peningkatan leukosit dianggap sebagai respon terhadap peradangan.
Kreatinin dan Profil koagulasi untuk melihat perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,
tranfus atau cedera hati
a. Perawatan
Jenis Perawatan
Open Reduction Terapi memerlukan insisi sebagai cara mengamati fraktur, tulang, dan jaringan
sekitarnya. (Penanaman Screw, Plate/Pen)
Close Reduction Tidak memerlukan pengamatan secara langsung ke tulang dan fraktur
Terapi Konservatif Tidak memerlukan pembedahan (penggunaan ligaur dan splin dental, arch bar,
splin protesa, dan head – chin splint).
Terapi Operatif Dilakukan drngan reposisi fragmen tulang untuk mengembalikan posisi
tulang, yang akan difiksasi dengan bahan osteosintesis. Osteosintesis yang
umum digunakan, miniplat, mikroplat, dan lagscrew.
Kondilektomi Reduksi kepala condyles secara bedah
B. Prognosis
Tergantung dari tingkat keparahan serta tata laksana dari tim medisterhadap
pasien. Jika penanganannya lebih cepat maka prognosisnya akan baik, tapi jika
lambat maka justru sebaliknya. Sedangkan tingkat keparahan, jika frakturnya
ringan maka proses penyembuhannya akan cepat. Tapi jika frakturnya berat
maka proses penyembuhannya akan lambat, tergantung dari bagaimana
penangannya . Usia muda lebih cepat penyembuhannya dari pada usia lanjut usia
Paderson, 2004
MEKANISME FRAKTUR MANDIBULA