Anda di halaman 1dari 9

Definisi Tunagrahita

OLEH
SUGENG WIYONO
PENGERTIAN TUNAGRAHITA

AAMR (American Association on


Mental Retardation), di awal tahun
60-an :
keterbatasan fungsi intelektual umum
yang ditunjukkan dengan skor IQ dua
Standar Deviasi di bawah rata-rata
Lanjutan
AAMR, di tahun 1992:
keterbatasan fungsi intelektual umum dan
keterbatasan pada keterampilan perilaku adaptif.

Keterampilan perilaku adaptif mencakup area:


komunikasi, merawat diri, home living,
keterampilan sosial, bermasyarakat, mengontrol
diri, functional academics, waktu luang, dan kerja.

Menurut definisi ini, ketunagrahitaan muncul


sebelum usia 18 tahun.
Lima Dasar Asumsi AAMR
1. Keterbatasan kinerja fungsional dilihat dalam konteks
lingkungan masyarakat setempat (kecakapan anak seusia
dalam budaya setempat)
2. Asesmen yang dilakukan mempertimbangkan keragaman
budaya dan bahasa yang digunakan anak.
3. Selain melihat keterbatasan individu, perlu memperhatikan
dengan cermat kekuatan yang dimiliki oleh individu
tersebut.
4. Deskripsi tentang keterbatasan individu tunagrahita
dilakukan untuk menentukan pemberian dukungan yang
sesuai.
5. Pemberian dukungan yang memadai dalam jangka waktu
tertentu dapat meningkatkan kecakapan hidup fungsional
individu tunagrahita.
LEVEL TUNAGRAHITA

Berdasarkan kemampuan intelektual umum


Tunagrahita ringan: Skor IQ dari 70 sampai
55/50 
Tunagrahita sedang: Skor IQ dari 55/50 sampai
40/35 
Tunagrahita berat: Skor IQ dari 40/35 sampai
25/20 
Tunagrahita sangat berat : Skor IQ dibawah
25/20 
Berdasarkan perilaku adaptif
Intermittent support, penyandang tunagrahita pada
level ini membutuhkan sedikit dukungan atau bantuan,
khususnya berkaitan dengan kebutuhan dasar.

Dukungan diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam


kehidupannya.

Contohnya dukungan program keterampilan untuk


mempersiapkan terjun ke masyarakat.  Dalam konteks
pendidikan Luar Biasa di Indonesia, siswa tunagrahita
ringan masuk dalam level ini.
Lanjutan
Limited support, penyandang tunagrahita pada level
ini membutuhkan dukungan dan bantuan secara
intensif. Berbeda dengan level intermittent, dimana
dukungan dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Dalam konteks kita, level ini sesuai dengan siswa


tunagrahita sedang.

Contohnya dalam melakukan pekerjaan sehari-hari di


rumah, anak tunagrahita pada level ini bisa melakukan
sendiri dengan pengawasan dan arahan dari orangtua.
Lanjutan
Extensive support, penyandang tunagrahita pada
level ini membutuhkan dukungan sepanjang waktu.  
Misalnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah
penyandang tunagrahita pada level ini
membutuhkan bantuan.

Pervasive support, penyandang tunagrahita pada


level ini membutuhkan pelayanan sepanjang waktu.
Kebutuhan bantuannya lebih dari level extensive.

Anda mungkin juga menyukai