Anda di halaman 1dari 33

Penegakan Diagnosis Penyakit Paru

Akibat Kerja
Liem Jen Fuk
e-mail: jenfuk_dr@yahoo.co.id
Latar belakang
 Angkatan kerja di Indonesia berjumlah lebih dari 118 juta
orang (BPS – Agustus 2013), lebih dari 80%nya bekerja
tanpa memiliki akses pada layanan kesehatan kerja
 Berbagai faktor di tempat kerja dan faktor individu
lainnya berkontribusi terhadap kesehatan pekerja dan
komunitasnya.
 Salah satu perhatian utama kedokteran okupasi adalah
gangguan kesehatan dan peyakit paru yang berhubungan
dengan pekerjaan  penegakan diagnosis PAK
 Paru merupakan organ yang rentan karena merupakan
salah satu jalur masuk utama dari pajanan di tempat kerja
Mekanisme pertahanan paru
 Anatomi saluran nafas
 Refleks bersin dan refleks batuk
 Sistem mukosiliar
 Sistem fagositosis / makrofag
FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP
TERJADINYA GANGGUAN PARU
 Jenis pajanan
 Jumlah dan lama pajanan
 Ukuran debu/partikel
 Toksisitas
 Kelembaban Udara, kecepatan aliran udara
 Kebiasaan lain, mis. merokok

4 AS - Subbagian Ked. Okupasi


Jenis debu
 Debu fibrogenik: batubara, silika, asbes
 Debu iritan: kadmium, krom, mangan
 Debu alergen: tepung, gandum
 Debu karsinogenik: asbes, arsen, krom
 Debu toksik: merkuri, kadmium, timbal
Ukuran debu
 5-10 mikron  tertahan pd dinding saluran nafas
atas
 3-5 mikron  mengendap dan menempel pd
mukosa bronchioli di saluran nafas tengah
 1-3 mikron  paling berbahaya karena tertahan
dan tertimbun di saluran nafas kecil atau alveoli
 0,1-0,5 mikron  gerak Brown keluar masuk
alveoli
Reaksi jaringan paru terhadap debu
 Inflamasi
 Proteolisis  emfisema
 Fibrosis
 Reaksi imunologis
 Infeksi
 Karsinogenesis
Diagnosis penyakit paru akibat kerja
 7 langkah dx okupasi
 Penegakan diagnosis cukup sulit karena:
 Gejala dan tanda yang muncul seringkali mirip dengan penyakit
paru yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
 Pada banyak penyakit diperlukan waktu yang lama untuk dapat
menimbulkan penyakit
Cont’d
 Untuk dapat menegakkan diagnosisnya diperlukan:
 Anamnesis yang teliti dan lengkap
 Pemeriksaan fisik harus komprehensif
 Pemeriksaan penunjang yang tepat
 Data riwayat
 Riwayat medis
 Riwayat pekerjaan & pajanan tempat kerja, termasuk adanya pekerja
lain yang memiliki gejala atau keluhan serupa
 Riwayat kebiasaan
 Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan penunjang
 Radiologis
 Thoraks foto konvensional
 ILO Radiograf
 Fungsi paru (Spirometri)
 Arus Puncak Ekspirasi
 Laboratorium
 Tes alergi
Spirometry
 Spirometry is a physiological test that measures how an
individual inhales or exhales volumes of air as a function of time
 measures ventilation (static & dynamic volume)
 Indication for spirometry:
 Diagnostic
 Monitoring
 Disability/impairment evaluations
 Public health

 Main measurements obtained through spirometry:


 Forced Vital Capacity (FVC)
 Forced Expiratory Volume at one second (FEV 1)
 Ratio of the FEV1 to the FVC (FEV1/FVC)
12
Flow-volume loop

13
Acceptability Criteria
 The spirograms:
 Have good starts
 A flow volume curves with a
good peak
 Show satisfactory exhalation
until end of test
 Free from artefacts:
 Cough
 Early termination
 Leak
 Submaximal
 Obstructed mouthpiece

14
15
Penyakit Paru Akibat Kerja
Asma akibat kerja
 Muncul pada masa dewasa dan diinduksi oleh pajanan di
tempat kerja
 Berbeda dengan Work-exacerbated asthma  sudah
memiliki riwayat asma sebelumnya dan memberat saat
terpajan oleh pajanan di tempat kerja
 Faktor risiko:
 Pajanan tempat kerja
 Jenis pajanan
 Intensitas pajanan
 Riwayat atopi
 Perokok
Cont’d
 Gejala:
 Batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada  serupa dengan
asma bukan akibat kerja
 Pola serangan:
 Gejala bertambah saat bekerja atau beberapa saat setelah
menyelesaikan pekerjaan
 Gejala membaik saat libur
 Note: the absence of this pattern does not exclude the possibility of
occupational asthma
Cont’d
 Konfirmasi Asma:
 Anamnesis & pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan spirometri  obstruksi; didapatkan peningkatan
yang signifikan pada uji bronkodilator
 Pemeriksaan arus puncak ekspirasi serial
 CXR  kadang dibutuhkan untuk menyingkirkan DD/
 Pemeriksaan imunologis  penyebab spesifik dari kasus
hipersensitifitas
Pneumokoniosis - Silikosis
 Timbul akibat inhalasi debu silika
 Tambang logam dan batubara
 Pabrik semen
 Industri keramik
 Pemotongan batu, dll
 Terbagi atas:
 Silikosis kronis  inhalasi debu lebih dari 20 tahun
 Silikosis akut
 Silikosis terakselerasi  pajanan konsentrasi tinggi s/d 5 thn
Cont’d
 Gejala utama:
 Sesak nafas
 Batuk
 Pada silikosis akut dapat ditemukan demam, penurunan berat
badan
 Seringkali disertai dengan infeksi TBC
 Pemeriksaan penunjang
 Gambaran diffuse ground / glass appearance pada kondisi
fibrosif masif atau ‘egg shell calcification’ pada silikosis kronis
 Spirometri: terutama restriksi
Contoh Kasus
Kasus 1
 Tn. A 39 tahun, karyawan pabrik tepung bagian gudang
kemas, datang dengan keluhan utama sesak nafas yang
bertambah berat sejak 3 hari sebelum berobat. Rasa sesak
ini tidak berkurang bahkan saat pasien menggunakan obat
semprot yang biasa digunakannya.
 Dalam 2 minggu terakhir serangan sesaknya meningkat
menjadi 3-4 kali dalam seminggu
 Keluhan tambahan
 Batuk berdahak putih kekuningan
 Sesak terutama malam hari
 Dada terasa berat
Cont’d
 RPD: asma (+) sejak tahun 1995, alergi debu & dingin (+)
 RPK: asma (+)  ibu
 Kebiasaan: merokok 12 batang perhari sejak 20 tahun
yang lalu.
 Pemeriksaan Fisik:
 TTV: TD 110/70; RR: 26x/menit; T: 36,5 C; HR: 92x/menit
 TB/BB – 170cm/65Kg (IMT 22,5 Kg/m2)
 Paru: Rh+/+, Wh +/+
 Pemeriksaan Penunjang:
 (-)
Riwayat Pekerjaan
 Jenis pekerjaan
 Pabrik tepung bagian gudang kemas
 Uraian tugas
 Mengangkut karung tepung dari gudang ke truk distribusi
 APD yang digunakan: masker kain, sarung tangan
 Bahaya potensial di tempat kerja
 Manual handling
 Debu tepung terigu
 Hubungan pekerjaan / pajanan dengan gejala yang ada
 Keluhan sesak seringkali muncul dan bertambah berat pada saat
bekerja
Kasus 2
 RPS:
 Pasien Tn. B seorang supir truk pengangkut sayur, umur 33 tahun,
berobat ke poliklinik dengan keluhan utama batuk berdahak
kekuningan disertai darah sejak 2 hari sebelum berobat.
 Keluhan batuk sudah dirasakan sejak sebulan yang lalu, awalnya
ringan dan tidak berdahak, kemudian bertambah parah dan
mengeluarkan darah. Darah yang keluar berupa bercak dan sempat
beberapa kali cukup banyak sekitar setengah sendok teh.
 Pasien juga mengeluh nafsu makan yang berkurang serta penurunan
berat badan sekitar 8 kg dalam 3 bulan terakhir. Selain itu pasien
mengeluh badan lemas dan tidak kuat bekerja, serta seringkali
berkeringat pada malam hari.
 Keluhan nyeri dada, demam dan sesak napas disangkal oleh pasien,
Cont’d
 RPD: penyakit paru, DM, jantung, asma disangkal.
 RPK: penyakit paru, DM, jantung, asma disangkal.
 Kebiasaan: merokok 12 batang perhari sejak 15 tahun
yang lalu.
 Pemeriksaan Fisik:
 TTV: TD 100/80; RR: 22x/menit; T: 37 C; HR: 84x/menit
 TB/BB – 165cm/48Kg (IMT 17,6 Kg/m2); Bentuk badan
astenikus
 Paru: Rh+/+
 Pemeriksaan Penunjang:
 (-)
Riwayat Pekerjaan
 Jenis pekerjaan
 Supir truk pengangkut sayur
 Uraian tugas
 Memuat sayuran ke atas truk dan menurunkannya di tempat
yang dituju bersama 1 orang rekan
 Mengemudikan truk pengangkut ke tempat yang dituju
 Bahaya potensial di tempat kerja
 Manual handling, posisi statis
 Debu dan asap polusi lalu lintas
 Hubungan pekerjaan / pajanan dengan gejala yang ada
 ??
Kasus 3
 Pasien Tn. C usia 45 tahun. Bekerja sebagai pengelas
selama 20 tahun.
 Keluhan utama: batuk disertai demam yang memberat
sejak 2 hari sebelum berobat
 Keluhan tambahan: badan pegal-pegal, keringat dingin
dan dada kadang terasa nyeri
 Gejala muncul terutama setelah bekerja dan pada akhir
minggu saat tidak bekerja keluhan berangsur-angsur
membaik
Cont’d
 RPD: keluhan serupa pernah dialami 3 bulan yang lalu
 RPK: (-)
 Kebiasaan: merokok 20 batang perhari sejak 25 tahun
yang lalu.
 Pemeriksaan Fisik:
 TTV: TD 100/80; RR: 18x/menit; T: 37,6 C; HR: 84x/menit
 Status gizi baik
 Paru: normal
 Pemeriksaan Penunjang:
 (-)
Riwayat Pekerjaan
 Jenis pekerjaan
 Karyawan bagian produksi rangka besi welder
 Uraian tugas
 Memotong besi dan menyambung agar sesuai bentuk yang
diinginkan
 APD: masker las, sarung tangan khusus las
 Bahaya potensial di tempat kerja
 Manual handling, posisi statis
 Debu dan asap logam dari hasil pengelasan
 Hubungan pekerjaan / pajanan dengan gejala yang ada
 Gejala muncul saat bekerja dan atau sesudah bekerja
 Ada teman kerja yang mengalami keluhan serupa
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai