Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

JUNI 2018

COMPARTEMENT SYNDROME Oleh :

RIGHT FOREARM + CRUSH Auni Fitri Humaerah, S. Ked

INJURY RIGHT HAND + CLOSE K1A1 12 023

FRAKTUR RIGHT OS RADIUS  

ULNA Pembimbing :

dr. Benny Murtaza, M.Kes, Sp.OT

BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
I. Identitas Pasien

 Nama : Tn. JB
 Umur : 16 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Desa Wadaga
 Tanggal masuk : Sabtu, 19 Mei 2018 (05.30 WITA)
 No. RM : 52 95 93
II. Anamnesis

 Keluhan utama : Luka pada pergelangan tangan kanan


 Anamnesis terpimpin
 Pasien rujukan dari RSUD Muna datang dengan keluhan luka pada pergelangan tangan kanan sejak 1 hari
setelah kecelakaan lalu lintas kemarin pukul 05.30 setelah pulang dari jalan subuh. Pasien sedang mengendarai
motor bersama temannya sepulang shalat subuh dengan kecepatan 40 km/jam dan tidak menggunakan helm.
Kemudian dari arah berlawanan lewat mobil pertamina yang keluar dari jalur sehingga menyambar motor
pasien dan tangan pasien terbentur di belakang mobil tersebut. Pasien dan temannya terlempar kira-kira 5
meter dari tempat kejadian. Pasien masih dalam keadaan sadar setelah terlempar ke aspal. Pasien jatuh dalam
posisi telungkup dan tangan kanan pasien yang terlebih dahulu terkena aspal. Keluhan tidak disertai demam,
mual, muntah dan nafsu makan menurun. Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal.
II. Anamnesis

 Riwayat perdarahan dari mulut (-), hidung (-) dan telinga (-)
 Riwayat minum alkohol (-), obat-obatan (-), merokok (-)
 Riwayat penyakit lain : DM (-), Hipertensi (-)
 Riwayat alergi : Tidak ada
 Riwayat pengobatan dari RS rujukan : jahit luka dan rawat luka
Pemeriksaan Fisik

Status Present Tanda Vital


• Keadaan umum : Sakit sedang • Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Kesadaran : Compos mentis,  Nadi : 84 x/menit
GCS E4M6V5  Pernapasan : 24 x/menit
• Status gizi  Suhu : 36,6oC
BB : 49kg TB : 159 cm
IMT : 19,44
Status Generalisata
 Kepala : Normocephal
 Mata : Conjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-
 Hidung : Septum deviasi -/-, sekret -/-
 Telinga : Liang telinga lapang, serumen -/-
 Mulut : Perioral sianosis (-), caries (-), stomatitis (-)
 Leher : KGB tidak teraba membesar
 Tenggorok : Faring tidak hiperemis, Tonsil T1/T1
 Jantung : Bunyi jantung I dan II murni, reguler
 Paru : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Status Generalisata

 Abdomen :
Inspeksi : Datar, simetris ki=ka, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik 8x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan(-), massa (-), pembesaran organ(-)
Perkusi : Timpani
STATUS LOKALIS
Regio Antebrachii Dextra

Inspeksi
• Deformitas (+), Swelling (+), Hematom (-), Bula (+), Vulnus (+) Tipe
Laceratum ukuran 1 x 0,5 cm, Muscle exposs (-), Tendon exposs (-), Bone
exposs (-) Perdarahan aktif (-)

Palpasi
• Nyeri tekan (+)

ROM
• Gerak aktif dan pasif regio elbow dan wrist kanan terbatas karena
nyeri.

NVD
• Sensibilitas baik, pulsasi arteri radialis teraba, pulsasi arteri ulnaris
teraba, kuat angkat, regular, CRT < 2 detik.
STATUS LOKALIS
Regio Manus Dextra

Inspeksi
• Deformitas (+), Swelling (+), Hematom (-), Vulnus (+) Tipe Laceratum
ukuran 2 x 1 cm, Muscle exposs (+), Tendon exposs (-), Bone exposs (-)
Perdarahan aktif (+).Vulnus Laceratum ukuran 1 x 0,5 cm, Muscle exposs
(+), Tendon exposs (-), Bone exposs (-) Perdarahan aktif (-).Vulnus
Laceratum ukuran 2 x 0,5 cm telah dijahit 5 jahitan di jari 2 proksimal

Palpasi
• Nyeri tekan (+)

ROM
• Gerak aktif dan pasif regio sendi MCP, DIP dan PIP jari 2, 3 dan 4
kanan terbatas karena nyeri.

NVD
• Sensibilitas baik, pulsasi arteri radialis teraba, pulsasi arteri ulnaris
teraba, kuat angkat, regular, CRT < 2 detik.
FOTO KLINIS
Laboratorium (19/5/2018)

PARAMETER Nilai Nilai rujukan

WBC 8,39 x 103/uL 4,00 - 10,00

RBC 4,22 x 106/uL 4,00 - 6,00

HGB 11,0 g/dL 12,0 - 16,0

HCT 35,4 % 37,0 - 48,0

PLT 205 x 103/uL 150 – 400


Foto Manus Dekstra AP/Lateral (19 Mei 2018)

- Alignment tidak intak


- Fraktur multiple segmented os metacarpal 1-5 dengan
displacement dan fraktur phalangs proksimal digiti 2-3
- Fraktur vertikal phalangs medius digiti 2
- Dislokasi sendi carpometacarpal
- Dislokasi sendi metacarpopalangeal joint 2
- Soft tissue swelling
Foto Antebrachii Dekstra AP/Lateral (19 Mei 2018)

- Fraktur segmental 1/3 distal os radius dan ulna disertai


angulasi
- Fraktur multiple pada metacarpal 1-5
- Dislokasi wrist joint dan radio-ulnar joint
- Tanda-tanda osteomyelitis (-)
- Celah sendi dbn
- Mineralisasi tulang dbn
- Jaringan lunak swelling
Resume

Tn.JB, laki-laki, 16 tahun dengan dengan keluhan luka pada tangan kanan sejak 1 hari setelah kecelakaan lalu
lintas kemarin pukul 05.30 setelah pulang dari jalan subuh. Pasien sedang mengendarai motor bersama
temannya sepulang shalat subuh dengan kecepatan 40 km/jam dan tidak menggunakan helm. Kemudian dari
arah berlawanan lewat mobil pertamina yang keluar dari jalur sehingga menyambar motor pasien dan tangan
pasien terbentur di belakang mobil tersebut. Pasien dan temannya terlempar kira-kira 5 meter dari tempat
kejadian. Pasien masih dalam keadaan sadar setelah terlempar ke aspal. Pasien jatuh dalam posisi telungkup dan
tangan kanan pasien yang terlebih dahulu terkena aspal. Keluhan tidak disertai demam, mual, muntah dan nafsu
makan menurun. Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal. Riwayat perdarahan dari mulut (-),
hidung (-) dan telinga (-). Riwayat minum alkohol (-), obat-obatan (-). Riwayat pengobatan (+).
Resume

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keaadaan umum sakit sedang dengan tanda vital dalam batas normal. Status
lokalis pada region antebrachii dekstra tampak deformitas, edema, bula, luka robek ukuran 1 x 0,5 cm. ROM aktif
dan pasif regio elbow dan wrist, terbatas karena nyeri. Pada region manus dekstra tampak deformitas, edema, luka
robek ukuran 2 x 1 cm dengan perdarahan aktif, luka robek ukuran 1 x 0,5 cm tidak perdarahan aktif dan luka robek
ukuran 2 x 0,5 cm yang telah dijahit. ROM aktif dan pasif regio sendi MCP, DIP, dan PIP, terbatas karena nyeri.

Pada pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan anemia dan leukositosis dan status homeostasis dalam batas
normal. Pada pemeriksaan tambahan berupa foto X-Ray right antebrachii AP/Lat didapatkan fraktur segmental 1/3
distal os radius dan ulna disertai angulasi, fraktur multiple pada metacarpal 1-5, dislokasi wrist joint dan radio-ulnar
joint. Foto X-Ray right manus AP/Lat didapatkan fraktur multiple segmented os metacarpal 1-5 dengan displacement
dan fraktur phalangs proksimal digiti 2-3, fraktur vertikal phalangs medius digiti 2, dislokasi sendi carpometacarpal
dan dislokasi sendi metacarpopalangeal joint 2.
Diagnosis Kerja

Crush Injury Right Hand + Impending Compartement Syndrome Forearm


Dekstra + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra
Terapi

Non Farmakologi
 Elevasi tangan kanan
 Imobilisasi

Farmakologi
 IVFD Ringer Laktat 24 tpm
 Analgesik : Injeksi ketorolac 30 mg / 8 jam
 H2R antagonis : Injeksi Ranitidin 50 mg / 12 jam
 Antibiotik : Ceftriaxon 1 gram / 12 jam
 Konsul Bedah Tulang : ORIF
Dokumentasi Operasi (19 Mei 2018)

Fasciotomy dan pemasangan eksternal fiksasi Perdalam insisi untuk pemasangan k-wire
Dokumentasi Operasi (19 Mei 2018)

Pemasangan k-wire pada os metacarpal Pemasangan k-wire pada os metacarpal


Foto Manus Dekstra AP/Lateral (21 Mei 2018)

- Tampak fraktur cominutive os metacarpal 2,3,4 yang telah terpasang internal fiksasi, tak
tampak callus formation
- Tampak fraktur os metacarpal 5, tak tampak callus formation
- Tampak fraktur apeks phalangs proksimal digiti 2 dan 3 yang telah terpasang internal fiksasi,
tak tampak callus formation
- Tak tampak kalsifkasi abnormal
- Tak tampak erosi/destruksi tulang
- Tak tampak jelas soft tissue mass/swelling
Kesan :
- Fraktur cominutive os metacarpal 2,3,4 yang telah terpasang internal fiksasi, tak tampak
callus formation
- Fraktur os metacarpal 5, tak tampak callus formation
- Fraktur apeks phalangs proksimal digiti 2 dan 3 yang telah terpasang internal fiksasi, tak
tampak callus formation
- Tak tampak tanda-tanda osteomyelitis
Foto Antebrachii Dekstra AP/Lateral (21 Mei 2018)

- Tampak fraktur os radius kanan 1/3 tengah yang telah terpasang eksternal fiksasi, tak tampak callus
formation
- Tampak fraktur os radius kanan 1/3 distal yang telah terpasang internal fiksasi dengan angulasi ke anterior
sebesar 40%, tak tampak callus formation
- Tampak fraktur os ulna kanan 1/3 distal yang telah terpasang internal fiksasi, tak tampak callus formation
- Trabekulasi tulang di luar lesi normal
- Celah dan permukaan sendi di luar lesi baik
- Tak tampak soft tissue mass/swelling
Kesan :
- Fraktur os radius kanan 1/3 tengah yang telah terpasang eksternal fiksasi, tak tampak callus formation
- Fraktur os radius kanan 1/3 distal yang telah terpasang internal fiksasi dengan angulasi ke anterior sebesar
40%, tak tampak callus formation
- Fraktur os ulna kanan 1/3 distal yang telah terpasang internal fiksasi, tak tampak callus formation
Diagnosis pre operasi : Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra + Compartement
Syndrome Right Forearm
Diagnosis post operasi : Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra + Compartement
Syndrome Right Forearm
Nama / Macam operasi : Fasciotomy + External Fiksasi + ORIF K-wire
Jam operasi : 17.30- 20.00
Dokumentasi Operasi (26 Mei 2018)

ORIF Radius Ulna + Skin Graft


Dokumentasi Operasi (26 Mei 2018)

Penjahitan proksimal digiti 2 dekstra


 Diagnosis pre operasi : Fraktur Terbuka Radius Ulna Kanan + Skin Loss
 Diagnosis post operasi : Fraktur Terbuka Radius Ulna Kanan + Skin Loss
 Nama / Macam operasi : ORIF Radius Ulna + Skin Graft
 Jam operasi : 10.05- 12.00
Foto Antebrachii Dekstra AP/Lateral (30 Mei 2018)

- Alignment os radius tidak melurus pada bagian distal


- Tampak internal fiksasi pada os radius ulna kanan
- Tampak wire pada distal os radius ulna dan digiti 2-4
- Masih tampak garis fraktur pada 1/3 distal os ulna dan os
radius pada metacarpal 2-5 phalangs proximal digiti 2-3
- Tanda-tanda osteomyelitis dan callus (-)
- Celah sendi dbn
- Mineralisasi tulang dbn
- Jaringan lunak sulit dievaluasi
Tanggal Keadaan Klinis Penatalaksanaan
19/5/2018 Luka pada tangan kanan  Elevasi pada tangan
BP : 120/60 mmHg  IVFD RL 18 tpm
HR : 68 x/m  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
RR : 24 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
T : 37 0C  Inj. Ranitidin 50 mg/8j/ IV
Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra + Impending  Inj. Gentamisin 5 mg/8j/IV
Compartement Syndrome Forearm Dekstra  Rencana cito operasi jam 14.00
 Puasa

21.00 Pre Op : Crush Injury Right Hand + Fraktur Os Radius Ulna Dekstra + Compartement  Awasi vital sign
Syndrome Forearm Dekstra  IVFD RL 18 tpm
   Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
Tindakan : Fasciotomy + External Fiksasi + ORIF K-wire  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
   Inj. Ranitidin 50 mg/8j/ IV
Pre Op : Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra + Compartement  Inj. Gentamisin 5 mg/8j/IV
Syndrome Forearm Dekstra  Diet bebas
 Transfusi PRC 1 unit
 X-Ray kontrol
20/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  Elevasi pada tangan
BP : 120/70 mmHg  IVFD RL 24 tpm
HR : 72 x/m  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
RR : 21 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
T : 36 0C  Inj. Ranitidin 50 mg/12j/ IV
POH1 Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra +  Inj. Gentamisin 5 mg/8j/IV
Compartement Syndrome Forearm Dekstra  Foto Rontgen
21/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 24 tpm
BP : 110/60 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 80 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
RR : 20 x/m  Inj. Ranitidin 50 mg/12j/ IV
T : 36,7 0C  Inj. Gentamisin 5 mg/8j/IV
POH2 Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra +  Elevasi pada tangan
Compartement Syndrome Forearm Dekstra  GV
 Aff kateter

22/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 18 tpm


BP : 100/70 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 72 x/m  Inj. Gentamisin 5 mg/8j/IV
RR : 20 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV bila perlu
T : 36,6 0C  Inj. Ranitidin 50 mg/12j/ IV bila perlu
POH3 Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra +  Elevasi pada tangan
Compartement Syndrome Forearm Dekstra  Rawat Luka
23/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 18 tpm
BP : 100/60 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 78 x/m  Inj. Gentamisin 5 mg/8j/IV
RR : 20 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV bila perlu
T : 36,5 0C  Inj. Ranitidin 50 mg/12j/ IV bila perlu
POH4 Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra +  Elevasi pada tangan
Compartement Syndrome Forearm Dekstra  Rawat Luka
24/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 18 tpm
BP : 100/70 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 72 x/m  Ranitidin tab 3x1
RR : 20 x/m  Chana 3x2
T : 36,6 0C  Elevasi pada tangan
POH5 Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra +  Rawat Luka
Compartement Syndrome Forearm Dekstra  Rencana wound close dan ORIF bila bengkak berkurang
 Cek lab
25/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 18 tpm
BP : 120/80 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 74 x/m  Ranitidin tab 3x1
RR : 20 x/m  Chana 3x2
T : 36,6 0C  Elevasi pada tangan
POH6 Crush Injury Right Hand + Close Fraktur Os Radius Ulna Dekstra +  Rawat Luka
Compartement Syndrome Forearm Dekstra  Rencana cover luka besok sabtu 26/5/2018 pukul 9.00 WITA
 Hasil Lab  ORIF, Debridement, Covering luka
WBC 13,24x103/uL RBC 3,00x106/uL  Lapor Ok
HGB 8,2 g/Dl PLT 460x103/uL  Konsul anastesi
26/5/2018 Nyeri luka operasi (+) Instruksi Post Operasi
BP : 100/70 mmHg  Awasi KU (T,N,P,S)
HR : 68 x/m  IVFD RL 28 tpm
RR : 20 x/m  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
T : 36,6 0C  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
Pre Op : Open Fraktur Radius Ulna Dekstra + Skin Loss Forearm Dekstra  Inj. Ranitidin 50 mg/8j/ IV
Tindakan : ORIF Radius Ulna + Skin graft  Elevasi tangan kanan
Post Op : Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm
Dekstra post Skin Graft
27/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 28 tpm
BP : 110/70 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 70 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
RR : 20 x/m  Inj. Ranitidin 50 mg/8j/ IV
T : 36,6 0C  Elevasi tangan kanan
POH1 Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm Dekstra post  Aff kateter
Skin Graft
Drain : 30 cc merah
28/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 28 tpm
BP : 90/60 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 64 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
RR : 20 x/m  Inj. Ranitidin 50 mg/8j/ IV
T : 36,6 0C  Elevasi tangan kanan
POH2 Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm Dekstra post  GV
Skin Graft
Drain : 6 cc merah
29/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 28 tpm
BP : 110/70 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 70 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
RR : 20 x/m  Inj. Ranitidin 50 mg/8j/ IV
T : 36,6 0C  Elevasi tangan kanan
POH3 Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm  GV
Dekstra post Skin Graft
Drain : 8 cc merah
30/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 18 tpm
  BP : 120/80 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 70 x/m  Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
RR : 20 x/m  Inj. Ranitidin 50 mg/8j/ IV
T : 370C  Chana 3 x 2
POH4 Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm Dekstra post  Elevasi tangan kanan, Rawat luka, Ganti botol drain
Skin Graft  Cek Hb dan LED
Drain : 6 cc merah  Foto forearm dekstra AP/Lateral dan Foto manus dekstra
AP/Lateral
31/5/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 18 tpm
BP : 100/60 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 88 x/m  Chana 3 x 2
RR : 20 x/m  Ganti botol drain
T : 36,80C  Transfusi PRC 2 bag
POH5 Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm Dekstra post  Foto Forearm Dekstra AP/Lateral
Skin Graft
Drain : 5 cc merah
1/6/2018 Nyeri luka operasi (+)  IVFD RL 18 tpm
BP : 110/80 mmHg  Inj. Ceftriaxone 1g/12 j/IV
HR : 78 x/m  Chana 3 x 2
RR : 20 x/m  Ganti botol drain
T : 36,50C  
POH6 Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm
Dekstra post Skin Graft
Drain : 3 cc merah

2/6/2018 Nyeri luka operasi (-)  GV


BP : 120/80 mmHg  Aff drain
HR : 76 x/m  Pasien boleh pulang
RR : 20 x/m  
T : 36,70C
POH7 Open Fraktur Radius Ulna Dekstra Post ORIF + Skin Loss Forearm Dekstra post
Skin Graft
Drain : 2 cc merah
Pendahuluan
 Susunan otot manusia terdiri dari kelompok-kelompok otot yang dipisahkan oleh sebuah lapisan tebal yang
disebut fascia. Kelompok-kelompok otot ini terletak diruangan yang dikenal dengan istilah kompartemen
 sindroma kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan intertisial di dalam
ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofacial yang tertutup. Peningkatan tekanan
intrakompartemen akan mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan, sehingga
terjadi gangguan sirkulasi dan fungsi jaringan di dalam ruangan tersebut.
 Sindroma kompartemen merupakan salah satu kedaruratan ortopedi. Identifikasi pasien berisiko tinggi,
membuat diagnosis yang cepat dan memulai pengobatan yang efektif adalah langkah krusial dalam
menghindari hasil akhir yang buruk.
 Apabila sindroma kompartemen telah terjadi lebih dari 8 jam, maka dapat mengakibatkan nekrosis dari saraf
dan otot dalam kompartemen. Iskemik berat yang berlangsung selama 6-8 jam dapat menyebabkan kematian
otot dan nervus yang kemudian menyebabkan terjadinya kontraktur
Definisi

Sindrom kompartemen merupakan suatu peningkatan tekanan dalam suatu kompartemen sehingga
mengakibatkan penekanan terhadap saraf, pembuluh darah dan otot di dalam kompartemen osteofasial yang
tertutup. Hal ini mengawali terjadinya peningkatan tekanan interstisial, kurangnya oksigen dari penekanan
pembuluh darah, sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan (isqemia) dan diikuti dengan kemaian
jaringan (nekrosis
Epidemiologi

Sindrom kompartemen akut telah


dikenalkan sejak tahun 1881 oleh sindroma kompartemen akut setiap
Richard von Volkmaan yang pertama tahun sekitar 7,3 per 100.000 untuk
kali menggambarkan kontraktur pria dan 0,7 per 100.000 untuk
tangan yang disebabkan oleh suatu wanita.
sindrom kompartemen
ANATOMI
KLASIFIKASI

1. Sindrom kompartemen akut

2. Sindrom kompartemen kronik


ETIOLOGI

Tiga mekanisme yang seringkali mendasari terjadinya sindroma


kompartemen yaitu adanya peningkatan akumulasi cairan
dalam ruang kompartemen sehingga terjadi peningkatan
tekanan pada struktur kompartemen, menyempitnya ruang
kompartemen/penurunan volume kompartemen dan tekanan
dari luar yang menghambat pengembangan volume
kompartemen
PATOFISIOLOGI
Gambaran Klinik

1. Nyeri
2. Pucat
3. Pulselesness
4. Rasa kesemutan
5. Paralisis
DIAGNOSIS

1. ANAMNESIS
2. PEMERIKSAAN FISIS
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

 Sindrom kompartemen kronik dibedakan dengan claudicatio intermittens yang merupakan nyeri otot atau
kelemahan otot pada tungkai bawah karena latihan dan berkurang dengan istirahat, biasanya nyeri berhenti
2-5 menit setelah beraktivitas
 Selulitis
 Deep Venous Trombosis dan Thrombophlebitis
 Gas Ganggrene
 Necrotizing Fasciitis
 Peripheral Vascular Injuries
 Rhabdomyolis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 1 Laboratorium
 2 Imaging
 3 X-Ray
 4 USG
 5 Arteriografi
 6 Pengukuran tekanan kompartemen
PENATALAKSANAAN

1. Terapi Non Bedah


2. Terapi Bedah
KOMPLIKASI

 1. Nekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen


 2. Kontraktur volkman, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh terlambatnya penanganan sindrom
  kompartemen sehingga timbul deformitas pada tangan, jari, dan pergelangan tangan karena adanya trauma pada
lengan bawah.Kira–kira 1-10% dari semua khasus sindrom kompartemen berkembang menjadi kontraktur
volkmann
 3. Sindroma crush merupakan suatu keadaan klinis yang disebabkan kerusakan otot yang jika tidak ditangani akan
terjadi kegagalan ginjal dan jantung.
 4. Trauma Vascular
 5. Gagal ginjal akut
 6.Sepsis
 7. ARDS
PROGNOSIS

Ketika diagnosis dibuat dengan segera dan kondisi tesebut diterapi dengan fasciotomy, hasil klinis jangka
panjang yang baik dapat diharapkan. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, umumnya menberikan hasil
yang baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai