Anda di halaman 1dari 20

ANGGARAN

PRODUKSI
SESI IV
PENDAHULUAN
 Anggaran Produksi disusun setelah membuat Anggaran
Penjualan

 Anggaran Produksi meliputi:


1. Perencanaan jumlah produksi
2. Kebutuhan persediaan
3. Kebutuhan Bahan, Tenaga Kerja, dan kapasitas
produksi

 Anggaran Produksi bertujuan untuk:


1. menunjang kegiatan penjualan
2. menjaga tingkat persediaan yang memadai
3. mengatur produksi sehingga ada efisiensi produksi
ALUR ANGGARAN PRODUKSI
RUMUS ANGGARAN
Rencana
Penjualan
PRODUKSI:
Penjualan xx
+/-
Persediaan Akhir xx +
Tingkat
Persediaan
Kebutuhan
Produk Jadi
Persediaan Awal xx _
=
Produksi xx
RENCANA
PRODUKSI

Dasar untuk

Anggaran Bahan Anggaran Biaya Anggaran Biaya


Baku Tenaga Kerja Overhead
KEBIJAKAN PRODUKSI
 KEBIJAKAN JUMLAH PRODUKSI STABIL
Alasan dipilih: 1) Stabilitas pekerjaan, 2) Pembelian suku
cadang yang ekonomis, 3) Pemanfaatan fasilitas pabrik.

 KEBIJAKAN JUMLAH PERSEDIAAN STABIL


Alasan:1) menjaga kelangsungan penjualan karena
pasar bergerak cepat, 2) perusahaan memiliki alat
penyimpan persediaan yang memadai.

 KEBIJAKAN PRODUKSI MODERAT (MENGAMBANG)


Alasan: 1) perusahaan ingin menjaga tingkat produksi
dan persediaan selalu disesuaikan dengan kondisi
penjualannya.
FAKTOR PENENTU ANGGARAN
PRODUKSI
 FASILITAS PABRIK
Ketersediaan mesin, jaringan listrik, layout produksi
 FASILITAS PERGUDANGAN
Barang-barang tertentu membutuhkan fasilitas
penyimpanan khusus, berisiko, dan mahal
 KETERSEDIAAN TENAGA KERJA
Volume produksi musiman bisa menyulitkan dalam
mencari tenaga kerja
 KETERSEDIAAN BAHAN MENTAH
Bahan mentah harus selalu tersedia, bila tidak selalu ada
harus direncanakan untuk siap melakukan penyimpanan
 MODAL YANG DIGUNAKAN
Besar kecil volume produksi dan persediaan berimbas
pada kebutuhan modal kerja
TAHAP PENYUSUNAN
ANGGARAN PRODUKSI
 TAHAP PERENCANAAN
1. menentukan periode waktu anggaran
2. menentukan jumlah fisik barang yang dihasilkan

 TAHAP PELAKSANAAN
3. menentukan kapan barang diproduksi
4. menentukan dimana barang akan diproduksi
5. menentukan urut-urutan proses produksi
6. menentukan standar penggunaan fasilitas
7. menyusun program penggunaan bahan mentah,
tenaga kerja, servis, dan peralatan
8. menyusun standar biaya produksi
9. membuat perbaikan-perbaikan bila diperlukan
MENYUSUN ANGGARAN PRODUKSI
 KEBIJAKAN PRODUKSI STABIL
Jumlah produksi yang dilakukan relatif stabil sehingga orientasi
perhitungan akan diarahkan pada jumlah produksinya. Persediaan
dibiarkan relatif mengambang.

 KEBIJAKAN PERSEDIAAN STABIL


Jumlah persediaan ditentukan relatif stabil sehingga orientasi
perhitungan akan diarahkan pada jumlah persediaannya. Produksi
dibiarkan relatif mengambang.

 KEBIJAKAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN MENGAMBANG


Tingkat produksi dan persediaan dibiarkan mengambang, namun
tetap menjaga keseimbangan optimum antara tingkat penjualan,
produksi, dan persediaan. Untuk menjaga ini biasanya
manajemen membuat batasan MAKSIMAL dan MINIMAL jumlah
produksi dan persediaan.
IMPLEMENTASI
Case: PT SEJAHTERA (Haruman, p:60)
RENCANA PENJUALAN TH 1994 PERINTAH:
Tingkat
Buat anggaran produksi dengan:
Bulan Penjualan
Januari 1500 1. Kebijakan Produksi Stabil
Februari 1600
Maret 1600 2. Kebijakan Persediaan Stabil
April 1400
3. Kebijakan Mengambang
Mei 1200
Juni 1000
dengan:
Juli 700 Tingkat produksi tidak boleh lebih
Agustus 600 atau kurang dari 15% rata rata
September 900 produksi 1 tahun
Oktober 1100
Nopember 1200 Tingkat persediaan tidak boleh
Desember 1400 lebih dari 1600 unit dan tidak
14200 boleh kurang dari ½ persediaan
maksimal
Tingkat persediaan barang jadi
Produksi bulan Juli s.d.
Awal tahun = 2000 unit
September boleh kurang dari 30%
Akhir tahun = 1500 unit dari tingkat produksi normal
KEBIJAKAN PRODUKSI STABIL
 Menentukan Jumlah Produksi 1 Tahun
Penjualan 1 Tahun = 14.200 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit +
Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit
Persediaan awal tahun = 2.000 unit -
Jmlh yg hrs diproduksi = 13.700 unit

 Mengalokasikan tingkat produksi 1 tahun pada tiap bulan


Produksi per bulan = 13.700/12 = 1.141,67 bila dibulatkan pada ratusan
terdekat berarti 1.100 unit. Namun total produksi akan kurang dari
13.700 unit sehingga harus ada alokasi pada bulan dengan tingkat
penjualan cukup tinggi.
Unit selisih = 13.700 – (1.100 x 12)= 500 unit
didistribusikan ke 5 bulan tertinggi penjualnnya yaitu Januari, Februari,
Maret, April, dan Desember masing-masing produksi (+)100 unit

 Membuat anggaran produksi


ANGGARAN PRODUKSI:
PT KAHURIPAN
ANGGARAN PRODUKSI
Tahun 1984
Bulan
Septem Nopem Desem Tahu
Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus ber Oktober ber ber nan

Rencana Penjualan 1.500 1.600 1.600 1.400 1.200 1.000 700 600 900 1.100 1.200 1.400 14.200

ditambah:
Persediaan Akhir 1.700 1.300 900 700 600 700 1.100 1.600 1.800 1.800 1.700 1.500 1.500

dikurangi:
Persediaan Awal 2.000 1.700 1.300 900 700 600 700 1.100 1.600 1.800 1.800 1.700 2.000

Tingkat Produksi 1.200 1.200 1.200 1.200 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.200 13.700
Menentukan tingkat persediaan:
-Persediaan akhir = (persediaan awal + tingkat produksi) – rencana penjualan
-Persediaan awal = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya
KEBIJAKAN PERSEDIAAN STABIL
 Menentukan Jumlah Selisih Persediaan 1 Tahun
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit -
Selisih persediaan = 500 unit (menurun)
 Mengalokasikan selisih persediaan 1 tahun pada
tiap bulannya. Apabila hasil tidak bulat ditentukan
pembagi bulan yang menjadikan hasil bulat.
Alokasi selisih per bulan = 500/12 = 41,67 unit. Agar hasil bulat
pada ratusan terdekat berarti:
500 unit harus dibagi 5 bulan yaitu menjadi selisih (-)100 unit per
bulan.
Cara distribusi selisih tergantung kebijakan perusahaan.
Misalnya mengacu pada rencana penjualan pada bulan
berikutnya yang relatif menurun
 Membuat anggaran produksi
ANGGARAN PRODUKSI:
ANGGARAN PRODUKSI
Tahun 1984
Bulan
Septem Nopem Desem Tahu
Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus ber Oktober ber ber nan

Rencana Penjualan 1.500 1.600 1.600 1.400 1.200 1.000 700 600 900 1.100 1.200 1.400 14.200

ditambah:
Persediaan Akhir 1.900 1.800 1.700 1.600 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500

dikurangi:
Persediaan Awal 2.000 1.900 1.800 1.700 1.600 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 2.000

Tingkat Produksi 1.400 1.500 1.500 1.300 1.100 1.000 700 600 900 1.100 1.200 1.400 13.700

Menentukan tingkat persediaan:


Persediaan akhir januari = 2000-100=1900, Februari = 1900-100=1800,
Maret = 1800-100=1700, April = 1700-100=1600, Mei = 1600-100=1500
Pengurangan s.d. nilai selisih 500 unit habis (Januari s.d. Mei)
-Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) – Persediaan Awal
-Persediaan awal = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya
KEBIJAKAN MENGAMBANG
 Menentukan Jumlah Produksi 1 Tahun
Penjualan 1 Tahun = 14.200 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit +
Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit
Persediaan awal tahun = 2.000 unit -
Jmlh yg hrs diproduksi = 13.700 unit

 Menentukan batas maksimal dan minimal jumlah produksi per bulan:


Produksi per bulan = 13.700/12 = 1.141,67
Menentukan batas atas: 115% x 1.141,67= 1.312 unit
Menentukan batas bawah: 85% x 1.141,67= 970 unit
Khusus Juli s.d. September boleh kurang dari 30% produksi normal
Batas bawah Juli s.d. September 70% x 1.141,67 = 800 unit

 Membuat Batasan maksimal dan minimal jumlah persediaan per


bulan yaitu:
Batas atas = 1600 unit
Batas bawah = ½ x 1600 = 800 unit
 Membuat Anggaran Produksi
ANGGARAN PRODUKSI:
PT KAHURIPAN
ANGGARAN PRODUKSI
Tahun 1984
Bulan

Septem Nopem Desem Tahu


Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus ber Oktober ber ber nan

Rencana Penjualan 1.500 1.600 1.600 1.400 1.200 1.000 700 600 900 1.100 1.200 1.400 14.200

ditambah:
Persediaan Akhir 1.600 1.300 900 950 650 1.200 1.305 1.510 1.415 1.565 1.600 1.500 1.500

dikurangi:
Persediaan Awal 2.000 1.600 1.300 900 950 650 1.200 1.305 1.510 1.415 1.565 1.600 2.000

Tingkat Produksi 1.100 1.300 1.200 1.450 900 1.550 805 805 805 1.250 1.235 1.300 13.700

Menentukan tingkat persediaan:


-Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) –Persediaan Awal
-Persediaan awal = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya
KEBIJAKAN PERSEDIAAN
TUJUAN
1. Menjadikan perusahaan selalu siap melayani penjualan baik
saat biasa maupun ada pesanan mendadak
2. Mencapai kapasitas produksi yang kontinyu dan seimbang.
Pada saat permintaan ramai, perusahaan tidak perlu
memaksakan kapasitas produksi maksimal

FAKTOR PENENTU KEBIJAKAN:


1. Daya tahan barang yang disimpan
2. Sifat penawaran bahan mentah
3. Biaya yang timbul atas persediaan (sewa, pemeliharaan,
asuransi, biaya modal yang diserap)
4. Modal kerja yang tersedia
5. Risiko yang harus ditanggung (manusia, alam, sifat barang)
PENENTUAN BESARAN PERSEDIAAN (1)
 DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN
a. Dengan membuat rata2 sederhana kebutuhan persediaan
Syarat data yg harus ada:
- kebutuhan barang tahunan
- kebijakan penyimpanan persediaan
Misalnya: Kebutuhan barang = 2400 unit/tahun, dan
perusahaan menganut 2 bulan persediaan
Tentukan jumlah persediaan!
- kebutuhan barang per bulan = 2400/12 = 200 unit
- Persediaan yg harus ada = 2 x 200 unit = 400 unit
b. Dengan membuat rata2 bergerak kebutuhan persediaan
Syarat data yg harus ada:
- Kebutuhan barang bulanan
- kebijakan penyimpanan persediaan
(lihat slide berikutnya …………..)
PENENTUAN BESARAN PERSEDIAAN (2)
Rata-rata bergerak: Perintah:
Januari 200 unit Tentukan besaran persediaan bulan
Februari 100 unit Februari, Maret, dan April, jika
perusahaan menganut kebijakan 2
Maret 150 unit bulan persediaan!
April 200 unit
Mei 300 unit
JAWAB:
- Kebutuhan: Februari: (200 + 100 + 150)/3 = 150 unit
Maret : (100 + 120 + 200)/3 = 150 unit
April : (150 + 200 + 300)/3 = 217 unit
- Maka besaran persediaan =
Februari = 2 x 150 unit = 300 unit
Maret = 2 x 150 unit = 300 unit
April = 2 x 217 unit = 434 unit
PENENTUAN BESARAN PERSEDIAAN
(3)
 DITENTUKAN DENGAN BATASAN MINIMUM DAN MAKSIMUM
Syarat:
 Manajemen sudah berpengalaman atau berkali-kali menjual
produk yang sama pada tahun-tahun sebelumnya
 Manajemen mampu menentukan kuantitas persediaan minimal
dan maksimal pada satu periode
 DENGAN MENGACU PADA TINGKAT PERPUTARAN
PERSEDIAAN PERIODE SEBELUMNYA
Rencana Penjualan per Tahun
Tingkat Perputaran Persediaan 
Persediaan rata - rata

Persediaan Awal  Persediaan Akhir


Persediaan Rata - Rata 
2
PENENTUAN BESARAN PERSEDIAAN
(4)
 MENGACU PADA PERPUTARAN PERSEDIAAN PERIODE SEBELUMNYA
Syarat:
 Ada informasi data riil Jumlah Produksi 1 tahun, tingkat persediaan Awal
dan Akhir tahun sebelumnya
 Contoh:
Volume penjualan th. 2004 = 150.000 unit
Persediaan awal th. 2004 = 25.000 unit, dan akhir = 75.000 unit
Tentukan Jumlah Persediaan Akhir Tahun 2005 jika rencana penjualan berjumlah
210.000 unit !
Jawab:
1. menentukan persediaan rata-rata th. 2004

25.000 unit  75.000 unit


Persediaan Rata - Rata th. 2004   50.000
2
PENENTUAN BESARAN PERSEDIAAN
(5)
2. Perputaran persediaan th. 2004 untuk memprediksi persediaan akhir tahun 2005

3. Memprediksi tingkat persediaan rata-rata th. 2005 dengan mengacu pada perputaran persediaan tahun 2004
150.000 unit
Tingkat Perputaran Persediaan th. 2004   3 kali
4. Menentukan persediaan akhir tahun 2005
50.000 unit

210.000 unit
Tingkat Persediaan rata - rata th. 2005   70.000 unit
3

75.000 unit  X
Persediaan akhir th. 2005        70.000 unit
2
sehingga X  2 (70.000 unit) - 75.000 unit  140.000 unit - 75.000 unit
X  65.000 unit
jadi persediaan akhir tahun 2005 berjumlah 65.000 unit

Anda mungkin juga menyukai