Anda di halaman 1dari 37

CE 2107

GEOMETRIK JALAN
Semester III (2 sks)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik


Universitas Udayana
Bali - Indonesia
Kuliah Minggu
6
Alinyemen Horizontal:
Diagram superelevasi
dan Stasioning
Alinyemen Horizontal:
Diagram superelevasi dan
Stasioning
Materi
Kuliah 6 Alinyemen Horizontal:

1. Diagram superelevasi,
2. Panjang Lengkung, dan
3. Stasioning.
1.
Diagram
superelevasi
Sebelumnya:
Kuliah 5
Minggu Lalu…..

Pemilihan
Jenis Tikungan
Pemilihan
Jenis Tikungan
1.Full Circle
2.Spiral-Circle-Spiral
3.Spiral-Spiral
Pemilihan
Jenis Tikungan
Pemilihan Jenis Tikungan
Nilai Koefisien Gesekan Melintang f(max):
Terjadi ketika perasaan sudah tak enak dan tak ada keinginan
untuk menambah kecepatan
Pemilihan Jenis Tikungan (Contoh tabel!)
FLOWCHART PEMILIHAN
LENGKUNG HORIZONTAL
START

INPUT
R, en, VR, Ls, e

Lc < 25 m ya TIPE S-S

tidak
P < 0.15 ya TIPE FC

tidak
ya
e < (1.5.en)
TIPE FC

tidak

TIPE S-C-S

END
Kembali ke Materi 1 hari ini:

Diagram
superelevasi
Diagram superelevasi
Diagram superelevasi menggambarkan
pencapaian superelevasi dari lereng
normal ke superelevasi penuh.
Menentukan bentuk penampang melintang
pada setiap titik di suatu lengkung
horizontal yang direncanakan
Diagram superelevasi
Diagram superelevasi

AASHTO : pd TS sudah berubah


BM : pada TS masih kemiringan
normal
Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan tipe FC
(contoh untuk tikungan ke kiri)
18
Diagram superelevasi pada
lengkung horizontal
Pencapaian superelevasi pada jalan dengan median
Perbedaan
Perbedaan Superelevasi
Superelevasi
Cara
Cara AASHTO
AASHTO dan
dan Bina
Bina
Marga
Marga
Cara
Cara AASHTO
AASHTO
Penampang
Penampang melintang
melintang sudah
sudah mulai
mulai
berubah
berubah pada
pada titik
titik TS
TS (Tikungan-Spiral).
(Tikungan-Spiral).
Cara
Cara Bina
Bina Marga
Marga
Penampang
Penampang melintang
melintang pada
pada titik
titik TS
TS
(Tikungan-Spiral)
(Tikungan-Spiral) masih
masih berbentuk
berbentuk
penampang
penampang melintang
melintang normal.
normal.
2.
Panjang
Lengkung
Panjang Lengkung Horizontal

Ls fiktif Ls fiktif

Panjang Lengkung FC = Lc
Panjang Lengkung Horizontal

Panjang Lengkung SCS = Ls + Lc + Ls


Panjang Lengkung Horizontal

Ls Ls

Panjang Lengkung SS = Ls + Ls = 2 Ls
3.
Stasioning
dan
Panjang Jalan Rencana
Stationing
Pada tahap perencanaan adalah
memberikan nomor pada interval-
interval tertentu dari awal
pekerjaan sampai akhir proyek
jalan.
Stasioning dan panjang jalan
• Sta jalan dimulai dari 0+000 m 
0 km + 0 m awal pekerjaan.
• Apabila tidak terjadi perubahan arah
tangen pada alinyemen horizontal maupun
vertikal, maka penomoran stasioning
selanjutnya dilakukan :
- Setiap 100 m pd medan datar.
- Setiap 50 m pd medan berbukit.
- Setiap 25 m pd medan pegunungan.
Sta TC
(0+674)
Sta 6
D1 (0+600)
St5 1
(0+500) D2
Sta 4
(0+400)
Sta 3
(0+300)
Sta 2
(0+200)
Sta 1
(0+100)
Sta A
(0+000)
• Stasioning pada tikungan
dilakukan pada titik, sbb:
–Lingkaran sederhana: sta titik TC, dan
sta titik CT
–Spiral circle spiral (SCS): Sta titik TS,
sta titik SC, sta titik CS dan sta titik ST
–Spiral-Spiral: Sta titik TS dan Titik ST
D1 Sta 9
Sta 8 (0+974)
Sta CT
Sta 7 (0+874) (1+037)
(0+774)

Sta TC D2
(0+674)

Keterangan:
Sta TC = Sta titik A + d1 – T
Sta CT = Sta TC + Lc (363m)
Sta TS = Sta CT + (d2 – T – Ts)
Sta SC = Sta TS + Ls
Sta CS = Sta SC + Lc
Sta ST = Sta CS + Ls
Stationing
• Apabila pada jalan lengkung nomor dari
stasioning melebihi persyaratan penomoran
stasioning, maka perlu ditambahkan penomoran
stasioning diantara titik-titik tersebut
• Dari penomoran jalan secara keseluruhan akan
dapat diperoleh panjang keseluruhan jalan.
Setiap stasioning jalan dilengkapi dgn potongan
melintangnya.
Suweda_wayan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai