Anda di halaman 1dari 24

K3 (Keamanan,Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

PENANGANAN 80
LIMBAH B3
Dosen Pengampu : Fadly Putra Jaya, S. Si. M.Mqs

Nama Anggota Kelompok 3 :

1. Andini (181040400046)
2. Fourniati Manullang (181040400058)
3. Nurmalinda Diah Saputri (181040400044)
4. Sophies Fauzah (181040400007)
5. Veni Peranika (181040400056)
LIMBAH B3
Menunrut PP No.18/1999
Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
atau beracun yang karena sifat dan kosentrasinya atau jumlahnya, baik langsung
maupun tidak langsung dapat mencermarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahluk lainnya
Menurut Keppres RI Nomor 61 Tahun 1993

Bahwa Perusahaan yang menggunakan bahan kimia beracun atau bahan


berbahaya dan beracun, harus melakukan pengelolaan terhadap bahan dan
limbah.
Prioritas Pengelolaan Limbah B3

• Pengurangan (tahap perencanaan)


• Pemilahan /Pemisahan dan Pembersihan
• Pemanfaatan
• Pemusnahan
• Pembuangan
Klasifikasi B3 menurut PP Nomor 74 Thaun 2001
5. Mudah 13. Karsiogenik
1. Mudah menyala (flammable) 8. Beracun (carciogenic)
Meledak (explosive) 6. Amat sangat (modarately toxic) 14. Teratogenik
2. Pengoksidasi beracun 9. Berbahaya (teratogenic)
oxidizing) (extremely (harmful)
3. Mangat mudah toxic) 10. Korosif
sekali menyala (corrosive) 15. Mutagenik
(etremely flammale), 7. Sangat 11. Bersifat Iritasi (mutagenic)
4. Sangat mudah beracun (highly (irriant)
menyala (hidhly toxic) 12. Berbahaya
flammable) bagi lingkungan
(dangerous to the
environment)
Jenis dan Klasifikasi B3 menurut Keputusan Menkes No.
453/Menkes/Per/XI/1983
• Klasifikasi I
 Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat
sulit penanganan dan pengamanannya;
 Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga menimbulkan bahaya.
• Klasifikasi II
 Bahan radiasi;
 Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
 Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;
 Bahan etilogik/biomedik;
 Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
 Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;
 Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
• Klasifikasi III
 Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
 Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
 Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;
 Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala 350Csampai 600C;
 Bahan pengoksidasi organik;
 Bahan pengoksidasi kuat;
 Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenic Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.
• Klasifikasi IV
 Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
 Bahan pengoksid sedang;
 Bahan korosif sedang dan lemah;
 Bahan yang mudah terbakar.
SIMBO
L
B3
Tujuan Pengelolaan
Limbah B3

Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran / kerusakan


lingkungan hidup yang di akibatkan oleh limbah B3 serta
melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar
sehingga sesuai fungsinya kembali.
Pengelolaan Limbah
B3

Secara fisika/ kimia


dengan cara stabilisasi / solidifikasi yaitu mengubah bentuk fisik/sifat kimia dengan
di tambahkan bahan pengikat/senyawa peraksi tertentu untuk memperkcil /
membatasi pelarutan, pengerat / penyebaran daya racun limbah sebelum di buang.
Secara Insnerasi (Pembakaran)
Biasanya di terapkan untuk memperkecil volume B3 namun perlu di lakukan pengontrolan
ketat agar gas beracun tidak mencemari udara

Secara Biologi
Dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi.

• Bioremediasi yaitu dengan cara pengguanann bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendedrasi atau
menguai limbah B3
• Viktoremediasi yaitu dengan menggunkan tumbuhan untuk mengarbsobsi dan mengakumulasi bahan
bahan beracun dari tanah
Pembuangan Limbah B3

1. Metode Sumur Dalam/ Sumur Injeksi

Yaitu dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa


kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan lapisan air
tanah dangkal maupun air tanah dalam.
2. Metode Landfill

Yaitu dengan cara menimbun limbah pada landfill


namun harus dengan pengamanan tinggi. B3 di
tempatkan di Drum tau Tong-tong lalu di kubur dalam
Landfill yang di design khusus.
3. Metode Kolam Penyimpanan

Metode untuk limbah cair yaitu denan cara


menampung limbah ke dalam kolam B3. cara ini
dapat mencegah perembesan limbah, ketika air
limbah menyuap senyawa B3 akan terkonsentrasi
dan mengendap di dasar.
KESIMPULAN

Dalam pengelolaan limbah B3 perlu adanya prosedur-prosedur baik dalam


pengelolaannya dikarenakan limbah B3 adalah termasuk limbah yang berbahaya
dan beracun karena sifat atau pun konsentrasinya yang dapat merusak,
mencemari, dan mengganggu lingkungan hidup dan makhluk hidup baik secara
langsung maupun tidak langsung.
maka perlunya penanganan yang serius dan tertata dengan baik sesuai standar
nasional dan internasional dalam pengelolaan limbah B3.
TERIMAKASIH
PERTANYAAN
Pertanyaan dari : Lidya
1. Jelaskan klasifikasi l – lV ?
Jawab :
Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi yaitu :
Klasifikasi I, meliputi :
 Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas,
secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
 Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga menimbulkan bahaya.
Klasifikasi II, meliputi :
 Bahan radiasi;
 Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
 Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang
setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;
 Bahan etilogik/biomedik;
 Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
 Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 35 0C;
 Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
Klasifikasi III, meliputi :
 Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak karena sebab-sebab seperti
bahan klasifikasi II;
 Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan
beracun klasifikasi II;
 Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;
 Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala 35 0Csampai 600C;
 Bahan pengoksidasi organik;
 Bahan pengoksidasi kuat;
 Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenic Alat atau barang-barang elektronika
yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.

Klasifikasi IV, yaitu :


 Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
 Bahan pengoksid sedang;
 Bahan korosif sedang dan lemah;
 Bahan yang mudah terbakar.
Pertanyaan dari : Paisal
2. Sebutkan penyakit apa saja yang disebabkan limbah b3 ?
Jawab :

 Zat toksik akan dibawa oleh darah dan di distribusikan keseluruh tubuh dan kemudian
mengganggu organ tubuh antara lain: keracunan neurotaksik, zat toksik akan dibawa menuju
otak, atau zat toksik akan ditimbun dan diproses pada jaringan lemak, otot, tulang, syaraf,
liver, pankreas, usus dan kemudian setelah melalui proses- sisanya akan disekresikan keluar
tubuh.
 Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu:
(1) efekakut, dan (2) efekkronis. Efekakut dapat menimbulkan akibat berupa
kerusakan susunan syaraf, kerusakan system pencernaan, kerusakan system kardiovasculer,
kerusakan system pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian.  Sementara itu,
efekkronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker),
efekmutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efekteratogenik (pendorong terjadinya cacat
bawaan), dan kerusakan system reproduksi.
 Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh adalah:
- Ginjal (umumnya disebabkan zat toksik Cadmium)
- Tulang (umumnya disebabkan zat toksik Benzene)
- Otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury)
- Liver (umumnya disebabkan zat toksik Carbon - Tetrachlorida)
- Paru-paru (umumnya disebabkan zat toksik Paraquat)
Pertanyaan dari : Sri Yuni Wahyuni
3. Bagaimana cara penanganan apabila terkena Sifat korosif ?

Jawab :

Langkah-langkah pertolongan pertama :


- Bersihkan bahan kimia dari kulit dengan kain bersih jika memungkinkan, lalu bilas dengan air
dingin yang mengalir selama 10-20 menit.
- Lepas pakaian atau perhiasan yang juga ikut terkena bahan kimia tersebut.
- Balut bagian yang terkena bahan kimia dengan kain bersih atau baju secara longgar.
- Jika korban masih merasakan sakit atau panas, ulangi membasuh bagian yang terkena bahan kimia
dengan air dingin yang mengalir.
- Jika perlu berikan obat pengurang rasa sakit.
Pertanyaandari : Feni
4. Sebutkan syarat-syarat penyimpanan limbah b3 ?
Jawab :
Persyaratan Tempat Penyimpanan Limbah B3 :
– Lokasi penyimpanan Limbah B3
– Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan:
– Jumlah Limbah B3
– Karakteristik Limbah B3
– Dilengkapi dengan upaya pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
– Peralatan penanggulangan keadaan darurat
Persyaratan Lokasi Penyimpanan Limbah B3 :
– Bebas banjir dan tidak rawan bencana alam
– Jika lokasi penyimpanan Limbah B3 tidak bebas banjir dan rawan bencana alam –> lokasi penyimpanan Limbah B3
harus direkayasa dengan teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
– Lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus berada didalam penguasan Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3
Bangunan Tempat Penyimpanan Limbah B3.
Persyaratan Minimum Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 :
– Desain dan konstruksi yang mampu melindungi limbah B3 dari hujan dan sinar matahari
– Memiliki penerangan dan ventilasi
– Memiliki saluran drainase dan bak penampung.
Pertanyaan dari : Sri Dewi
5. Bagaimana cara mengurangi Limbah B3 ?
Jawab :
Terdiri dari 3R yaitu :

1. Reuse, berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama
ataupun fungsi lainnya.

2. Reduce, berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.

3. Recycle, berarti mengolah kembali ( daur ulang ) sampah menjadi barang atau produk baru yang
bermanfaat.
Pertanyaan dari : Farida Atika
6. Sebutkan contoh Limbah B3 ?
Jawab :
 Pembasmi serangga
 Obat nyamuk  Lem perekat
 Aerosol  Hair spray
 Baterai kering  Batu baterai
 Oli  Bensin
 Semir sepatu  Logam berat
 Kamper  Kaporit
 Pengharum ruangan  Pelarut benzena
 Pemutih pakaian  Pelarut toluena
 Deterjen pakaian  Pelarut aseton
 Pembersih kamar mandi  Buangan pestisida
 Pembersih kaca/jendela  Sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja
 Pembersih lantai  Limbah asam dari baterai dan accu
 Asam prikat  Limbah pembersih sodium hidroksida pada industri
 Asam format logam
 Asal sulfat  Asam f ormiat yang dihasilkan dari industri karet
 Aki (Accu) bekas  Limbah CFC.
 Pengkilat kayu
 Pembersih oven
Pertanyaan dari : Alifia
7. Apa pelanggaran untuk yang melanggar Limbah B3 ?

Jawab :
Undang – Undang no 32 tahun 2009

Pelanggaran dalam pengelolaan limbah B3 tanpa izin (Pasal 102)

Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4),
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Pertanyaan dari : Linda Hotimah
8. Bagaimana cara peanganan Tumpahan B3 Kimia ?
Jawab :

 Pasang warning sign.


 Ambil box spilikit.
 Gunakan alat pelindung ditri (APD).
 Ambil pasir dan tuangkan pasir dari tumpahan hingga seluruh tumpahan tertutup dan terserap, lalu
diamkan selama 2-3 menit.
 Gunakan sendok plastic untuk meredakan resapan.
 Gunakan dust pan untuk mengagkat dan membersihkan pasir.
 Masukkan pasir tersebut ke dalam plastic resapan.
 Buang plastic kuning kedalam tempat sampah infeksius.
 Lepaskan dan buang APD yang telah dipakai.

Anda mungkin juga menyukai