Anda di halaman 1dari 7

TEORI BELAJAR

KONTRUKTIVISME
Kelompok 2
 Fadillah Weah Sukarno
 Kumala Irjayanti
 Rizka Annisa
 Risnawati
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
TEORI KONSTRUKTIVISME

 Istilah constructivism (yang dalam Bahasa Indonesia


diserap menjadi konstruksivisme) berasal dari kata kerja
Inggris "to construct". Kata ini merupakan serapan dari
bahasa Latin "con struere" yang berarti menyusun atau
membuat struktur. Konsep inti konstruktivisme dengan
demikian adalah proses penstrukturan atau
pengorganisasian.
 Secara istilah, konstruktivisme merupakan suatu aliran
filsafat ilmu, psikologi dan teori belajar mengajar yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi
(bentukan) kita sendiri.
HAKIKAT ANAK MENURUT PANDANGAN
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
 Teori perkembangan mental Piaget
Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual
atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut
berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang
dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir
hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual
yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam
mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap
sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan
(Ruseffendi, 1988: 132).
KAREKTIRISTIK PENDIDIKAN
MENURUT TEORI KUNTRUKTIVISME
 Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif
melainkan memiliki tujuan.
 Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses
keterlibatan siswa.
 Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar
melainkan dikonstruksi secara personal.
 Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan,
melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas.
 Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan
seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.
IMPLIKASI TEORI KONSTRUKTIVISME DI
KELAS SEBAGAI SEORANG GURU
 Menyediakan pengalaman belajar yang
memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam
membuat rancangan, proses, dan penelitian.
Karena itu, memberi kuliah atau ceramah
bukanlah tugas utama seorang guru.
 Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan
apakah pemikiran si siswa jalan atau tidak. Guru
menunjukkan dan mempertanyakan apakah
pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi
persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu
mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai