Anda di halaman 1dari 12

NSSI pada

remaja
Sih Martini 154220012
NSSI
 Non-suicidal self-injury atau NSSI ditandai dengan perilaku menciderai diri sendiri
secara sengaja tanpa dimaksudkan sebagai bunuh diri. (Whitlock, 2009)
 Bentuk perilaku NSSI antara lain melukai diri dengan cara mengukir atau
memotong jaringan kulit, membakar kulit, membenturkan atau meninju benda atau
diri sendiri, atau melakukan berbagai perilaku lain yang dimaksudkan untuk
menyebabkan rasa sakit tetapi tidak mengakhiri hidupnya.
 Bagian tubuh yang sering dilukai antara lain adalah tangan, pergelangan tangan,
perut, dan paha, meskipun orang yang melukai diri sendiri dapat melukai diri
sendiri di bagian tubuh mana pun yang diinginkan.
Fenomena Self Injury

 Menurut penelitian dari The Recovery Village (2020) pada lebih dari 40 negara
ditemukan data bahwa sekitar 17% orang di dunia pernah menyakiti diri sendiri,
rata-rata usia seseorang melakukan NSSi pertama kali adalah pada usia 13
tahun. 45% orang menggunakan metode menyayat (cutting) dalam NSSI, dan
sekitar 50% orang yang melakukan NSSI meminta pertolongan pada teman
mereka dibandingkan meminta bantuan professional
 Di Indonesia sendiri, sulit untuk menemukan data yang benar-benar
menunjukkan jumlah pelaku NSSI karena individu yang melukai diri sendiri
biasanya tidak tercatat kasusnya, kecuali mereka dirawat karena kondisi
kejiwaan lainnya, seperti depresi atau kecemasan (Sivasankari, Shaiju, &
Rahman, 2016).
 Survei yang dilakukan oleh YouGov Omnibus mengenai kesehatan mental
penduduk Indonesia pada Juni 2019 menunjukkan bahwa sekitar 36,9% orang
Indonesia pernah melukai diri mereka dengan sengaja. Prevalensi tertinggi
ditemukan pada kelompok usia antara 18 hingga 24 tahun.
 Remaja yang melakukan self-injury diketahui sering mengalami ketergugahan akan emosi
dan pikiran-pikiran negatif, karena lebih banyak merasakan hal-hal negatif di
sekelilingnya. Ditambah dengan kurangnya keterampilan emosi, meliputi toleransi yang
rendah terhadap kejadian buruk yang menimpa, sulit mengekspresikan apa yang dirasakan,
dan memiliki kemampuan buruk dalam penyelesaian masalah (Nock 2010).
 Remaja yang sudah melakukan self-injury dan sangat menikmati hal itu, serta
melakukannya secara berulang-ulang, sehingga remaja akan merasa ketergantungan
dengan kegiatan tersebut (NSSI). Remaja akan merasa tenang dan nyaman setelah
menyakiti diri, remaja juga sadar bahwa itu hanyalah bersifat sementara (Kurniawaty,
2012).
Cerutti et al., 2020 Kuantitatif pada 709 siswa (10-15th) Significantly positive relationships among
Alat Ukur : Deliberate Self-Harm Inventory, difficulty in identifying and describing
Alexithymia Questionnaire for Children, the feelings, NSSI behaviors, stressful events, and
Inventory of Parent and Peer Attachment, the suicidal ideation.
Life Stressor Checklist-Revised, the Children’s
Depression Inventory
Muthia dan Hudayati Kuantitatif pada 316 remaja (SMK) Terdapat hubungan positif yang sangat
(2020) Alat Ukur: Emotional-Social Loneliness signifikan antara kesepian dan keinginan
Inventory dan NSSI Ideation Questionnaire melukai diri sendiri pada remaja
Zakaria dan Theresa Kualitatif pada 2 remaja putri (16th dan 23th) Hasil penelitian menunjukkan penyebab NSSI
(2020) Alat Ukur: Wawancara Semi-terstruktur adalah ketidakmampuan dalam meregulasi
emosi yang berujung pada pemilihan perilaku
NSSI sebagai mekanisme koping yang tidak
adaptif, akibat permasalahan seperti pengaruh
teman sebaya yang negatif melalui tindakan
bullying dan ketidakharmonisan hubungan
dalam keluarga.
Happyles Program
 “Happyles” focus pada peningkatan mental well-being dan keterhubungan sosial
yang didasarkan pada psikologi positif, terapi perilaku kognitif dan pemecahan
masalah
 “Happyles” incorporates the following themes: fostering positive feelings,
addressing negative thinking and stimulate positive thinking, taking control of
one's life by managing problems or stress, becoming aware of future goals and
making short-term plans to achieve them, and investing in connections with other
people.
 However, the effectivity of Happyles regarding the prevention of NSSI has
not been examined thus far.
Baetens et al,. 2020 Kualitatif dan Kuantitatif Important finding from this study is that we
651 secondary school pupils observed reduced likelihood of future
Happyles program and HappylesPLUS. engagement in NSSI following a general
-pre tes dan post tes (6 minggu) school-based prevention program (with and
Teknik wawancara without NSSI module).
Rumusan Masalah
 Bagaimana gambaran perilaku NSSI pada remaja?
 Bagaimana Happyles Program dalam mencegah atau mengurangi tingkat NSSI
pada remaja?
Tujuan Penelitian
 Menyusun materi pendidikan karakter berdasarkan Happyles Program yang
dapat mencegah atau mengurangi terjadinya perilaku Self-Injury pada remaja.
Asesmen
 Alexian Brothers Urge to Self-Injure Scale (ABUSI)
 Alexian Brothers Assessment Of Self-Injury Scale (ABASI, ABASI-SF)
Partisipan Penelitian
 Remaja yang mengalami NSSI
 Remaja yang memiliki kecenderungan melakukan NSSI

Anda mungkin juga menyukai