Anda di halaman 1dari 24

NGEBARCODE

Perilaku Melukai Diri dan


Media Sosial
Novelyna Yusraningdyah, M.Psi., Psikolog
DEFINISI NSSI

Nonsuicidal Self-Injury (NSSI) merupakan perilaku yang


dengan secara sengaja melukai diri sendiri namun tanpa
PELAKU NSSI
tujuan untuk melakukan bunuh diri.
NSSI dijadikan sebagai salah satu cara (yang maladaptif)
untuk mengatasi perasaan yang sangat sulit dikelola, pikiran
NSSI DI INDONESIA
yang sangat mengganggu, atau memori tentang peristiwa
yang sangat menyakitkan
Istilah NSSI merujuk pada perilaku berisiko, BUKAN diagnosis
SIKLUS NSSI
klinis. NSSI masuk ke DSM-5 sebagai gangguan yang
membutuhkan penelitian lebih lanjut

FENOMENA NGEBARCODE

novelyna.yusraningdyah | Lab Benih Baik| 2023


DEFINISI NSSI

PELAKU NSSI Perilaku NSSI dapat menjadi pola perilaku yang berulang
dan menyebabkan kecanduan
Seseorang yang melakukan NSSI, cenderung sulit berhenti
NSSI DI INDONESIA dan mengandalkan perilaku melukai diri sebagai strategi
koping karena dianggap lebih signifikan untuk membuatnya
merasa lebih baik, tenang dan rileks
SIKLUS NSSI

FENOMENA NGEBARCODE

novelyna.yusraningdyah | Lab Benih Baik| 2023


DEFINISI NSSI
Prevalensi remaja 14-21% (Memon dkk, 2018)
Onset usia 13-14 tahun, mengalami peningkatan di usia 15-17
PELAKU NSSI tahun (Klonsky, 2014; Plener dkk, 2015)
Masa remaja adalah periode paling kritis untuk perilaku
melukai diri (Brager-Larsen dkk, 2022)
NSSI DI INDONESIA Lebih banyak terjadi pada orang dengan gejala klinis,
terutama pada orang dengan depresi, keceasan, gangguan
makan, gangguan perkembangan, gangguan obat-obatan,
SIKLUS NSSI boderline personality disorder
Cenderung lebih banyak pada wanita dibandingkan pria

FENOMENA NGEBARCODE

novelyna.yusraningdyah | Lab Benih Baik| 2023


DEFINISI NSSI

PELAKU NSSI

36,9%
Orang Indonesia pernah melukai diri dengan sengaja.
Prevelensi tertinggi pada kelompok usia 18-24 tahun
NSSI DI INDONESIA
(45%) (Survei YouGov Omnibus, 2019)

107 dari 215 partisipan mahasiswa melakukan NSSI


SIKLUS NSSI
(Hidayati dkk, 2021)

FENOMENA NGEBARCODE

novelyna.yusraningdyah | Lab Benih Baik| 2023


DEFINISI NSSI

PELAKU NSSI

NSSI DI INDONESIA

SIKLUS NSSI

FENOMENA NGEBARCODE

novelyna.yusraningdyah | Lab Benih Baik| 2023


DEFINISI NSSI

PELAKU NSSI

NSSI DI INDONESIA

SIKLUS NSSI

FENOMENA NGEBARCODE

novelyna.yusraningdyah | Lab Benih Baik| 2023


DEFINISI NSSI

JENIS NSSI
Menyayat atau menusukkan benda tajam ke anggota tubuh
PELAKU NSSI Memukul diri sendiri
Memukulkan kepala atau badan ke tembok atau benda tertentu
Menjambak atau menarik rambut
NSSI DI INDONESIA Menggaruk, mengupas, atau merobek kulit sendiri hingga terluka
Membiarkan anggota tubuh sehingga terkena api
Mengonsumsi zat beracun atau berbahaya
SIKLUS NSSI Overdosis obat (misalnya paracetamol)
Sebagian besar individu melakukan lebih dari satu metode self harm
(Clements, 2023;Hambleton dkk, 2020 )

FENOMENA NGEBARCODE

novelyna.yusraningdyah | Lab Benih Baik| 2023


Salah satu hasil studi menyebutkan bahwa metode self
harm yang paling sering dilakukan yaitu meracuni dri
sendiri (48%), cutting (41%) dan lainnya (9%).
(Vermont Departement of Health, 2022)

Self-cutting (81,1%) merupakan metode yang paling


umum di media sosial.
(Zhu dkk, 2016)
ALASAN INDIVIDU MELUKAI DIRI SENDIRI
1. Mengatasi masalah emosional yang
dirasakan
2. Meredakan ketegangan
3. Mengalihkan pikiran-pikiran yang
menggangu
4. Mengekspresikan/mengomunikasikan
emosi
5. Menghukum diri sendiri
6. Menyesuaikan diri dengan kelompok
NSSI dan Bunuh Diri

Tidak selalu mudah untuk


menyebutkan perbedaan antara NSSI
dan upaya bunuh diri
Kita tidak boleh berasumsi bahwa
orang yang melukai diri mempunyai
intensi bunuh diri
Satu-satunya untuk mengetahuinya
adalah dengan menanyakan langsung
kepada orang tersebut apakah
mereka mempunyai intensi bunuh diri
Niat tidak untuk mematikan
NSSI
Tingkat keparahan lebih rendah
Frekuensi dilakukan lebih tinggi

Niat untuk mematikan


BUNUH DIRI
Tingkat keparahan lebih tinggi
Frekuensi dilakukan lebih rendah

Meskipun tidak ada tujuan untuk bunuh diri, perilaku NSSI sangat dekat
dengan perilaku bunuh diri
70% orang yang melakukan NSSI setidaknya pernah melakukan satu kali
usaha bunuh diri
NSSI dan Bunuh Diri

FAKTOR RISIKO BUNUH DIRI PADA NSSI


(harus SANGAT WASPADA ketika menjumpai kriteria berikut ini)

Metode yang digunakan tidak lagi dapat mengatasi rasa sakit atau
ketidaknyamanan emosional
Memiliki riwayat NSSI yang buruk (metode yang digunakan,
menggunakan lebih dari satu metode, periode melakukan NSSI,
frekuensi NSSI yang tinggi)
Tidak merasakan sakit saat melakukan NSSI
Sudah mencapai tingkat adiksi
NGEBARCODE
&
MEDIA SOSIAL
NSSI dan Media Sosial

Semakin banyak waktu yang dihabiskan di jejaring sosial online,


semakin mendorong perilaku melukai diri sendiri dan keinginan
bunuh diri pada remaja (Memon dkk, 2018)

Jejaring sosial online dapat meningkatkan paparan dan


keterlibatan dalam perilaku melukai diri sendiri karena pengguna
menerima pesan negatif yang mempromosikan tindakan melukai
diri sendiri, meniru perilaku orang lain yang melukai diri,
mengadopsi praktik melukai dari video yang dibagikan
NSSI DAN MEDIA SOSIAL

Paparan NSSI yang lebih tinggi di media sosial berkaitan dengan


keterlibatan yang lebih tinggi di NSSI (Zhu dkk, 2016; Widyawati &
Kurniawan, 2021)

Paparan NSSI di internet dapat meningkatkan frekuensi keterlibatan


pada tindakan melukai diri sendiri dengan menormalkan dan
memperkuat atau mendorong tindakan tersebut.

“Tren” di media sosial yang membuat pengguna cenderung meniru


tindakan melukai diri (Khasawneh et al, 2020; Arendt et al, 2019)
Saran di media sosial yang mendukung tindakan
melukai diri sendiri (Cavazos-Rehg, 2017)
Remaja memiliki kecenderungn menggunakan media
NSSI dan Media Sosial sosial untuk mengungkapkan kesulitan atau mencari
bantuan secara online dari pada mengakses bantuan
profesional secara langsung. Hal ini dapat memberikan
dampak positif dan negatif. Sebagian memberikan
saran yang mendukung tindakan melukai diri.
Di indonesia, hanya 2,6% remaja dengan masalah
kesehatan mental yang mengakses fasilitas kesehatan
mental atau konseling (Indonesia National Adolescent
Mental Health Survey / I-NAMHS)
Remaja sebagai kelompok rentan

Survei kesehatan mental nasional menunjukkan:


1 dari 3 remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia memiliki
masalah kesehatan mental
1 dari 20 remaja Indonesia memiliki gangguan mental
dalam 1 bulan terakhir
Pengguna media sosial paling banyak di Indonesia pada
kelompok usia 18-25 tahun (32, 3%) (Annur, 2020)

(Indonesia National Adolescent Mental Health Survey / I-NAMHS)


KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG RENTAN

1. Toleransi terhadap stres dan keterampilan koping


yang rendah
2. Kemampuan regulasi emosi yang tidak memadai
3. Kritik yang tinggi terhadap diri sendiri
4. Keberhargaan diri rendah
KONDISI INDIVIDU YANG RENTAN
1. Pengalaman tidak menyenangkan di masa kanak-kanak,
seperti pola asuh, orang yang sering menyalahkan atau
mengkritik
2. Mengalami perundungan
3. Ketidakmampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan
kepada orang lain
4. Anggota keluarga/teman sebaga yang melakukan
tindakan NSSI
5. Terpapar aktivitas NSSI di media sosial
6. Memiliki gangguan jiwa
FAKTOR PROTEKTIF

Strategi koping positif


Regulasi emosi yang matang

Dukungan sosial
Bantuan dari diri sendiri:
Distraksi
Redakan gejala fisik
Ekspresikan emosi
Amankan lingkungan
Support system

Bantuan dari orang lain:


Berikan rasa aman dan nyaman, serta informasi yang dapat membantu
mendorong perilaku menolong diri sendiri dan startegi dukungan yang
lain
Menganjurkan untuk mendapatkan bantuan profesional terdekat
Novelyna Yusraningdyah, M.Psi., Psikolog

S1 Universitas Airlangga
S2 Universitas Gadjah Mada
-Psychologist (Associate) Nalatama Psychological Center
-Layanan konseling offline Jl. Raya Bulu, RT1 RW 1, Besowo, Tuban
-Founder Komunitas Lab Benih Baik

novelyna.yusraningdyah
0813-5952-3831

Anda mungkin juga menyukai