Anda di halaman 1dari 19

International consensus

(ICON) on treatment
of sudden sensorineural
hearing loss

Kelompok 5 – PJJ Stase THT


Periode 13 juli 2020 s/d Agustus 2020
Abstract
• Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL) merupakan salah satu gejala yang
menyebabkan seseorang ke spesialis THT. Namun Penatalaksanaannya masih
menjadi salah satu hal yang diperdebatkan dalam otorhinolaryngologi.

• Sudah banyak meta-analisis dan pedoman nasional yang telah dikeluarkan, namun
belum terstandarisasi baik dalam hal perawatan medis, durasi, dan administrasi.

• Pada Jurnal ini disajikan beberapa saran metodologis untuk pembelajar dalam
penatalaksanaan SSNHL, yang dikembangkan dari tingkat bukti pada
penatalaksanaan yang digunakan para ahli yang diselenggarakan di IFOS 2017
ENT World Congress in Paris, France.
Abstrct
• Bukti keberhasilan steroid sistemik belum dianggap cukup kuat untuk
direkomendasikan, namun digunakan sebagai terapi primer dan dianggap
sebagai standar perawatan saat ini. sehingga, steroid sistemik dijadikan sebagai
kontrol yang memadai untuk setiap pengobatan inovatif.

• Pada Jurnal ini terdapat kriteria inklusi yaitu gangguan pendengaran pada
derajat sedang, keberhasilan steroid trans-timpani sebagai terapi disarankan
dalam beberapa laporan pada populasi kecil dan perlu dikonfirmasi dengan uji
coba terkontrol acak yang lebih besar.
Introduction
• SSNHL biasanya didefinisikan sebagai gangguan pendengaran unilateral
minimal 30 dB HL dalam tiga frekuensi berturut-turut dalam audiogram nada
murni standar dan dapat muncul pada berbagai tingkat keparahan dari ringan
hingga total.

• SSNHL etiologinya idiopatik namun teori yang paling umum menyebutkan


SSHL disebabkan oleh infeksi virus, pecahnya membran koklea, dan kerusakan
pembuluh darah.
Introduction
• Beberapa literatur telah dilakukan pada efektivitas steroid sebagai pengobatan
SSNHL dalam uji Randomized Controlled Trials (RCT) untuk perubahan fungsi
pendengaran.

• Steroid oral digunakan sebagai pengobatan lini pertama berdasarkan evaluasi


rasio risiko dibandingkan manfaatnya. Steroid trans-timpani digunakan sebagai
terapi tunggal, tetapi lebih sering dikombinasikan dengan steroid sistemik atau
sebagai terapi penyelamatan.

• IFOS 2017 ENT World Congress in Paris, France diadaakan dengan dua tujuan
yaitu memberikan gambaran mengenai tingkat bukti yang mendukung perawatan
SSNHL dengan steroid sistemik dan trans-timpani dan mengidentifikasi pedoman
yang harus dipertimbangkan ketika merancang studi tentang perawatan untuk
SSNHL.
1.1 Tingkat pembuktian penggunaan steroid

1.1.1 Steroid sistemik


Pengobatan SSNHL dengan steroid sistemik telah diteliti pertama kali
oleh Wilson, et al pada tahun 1980, menggunakan RCT dengan 67
populasi ( Steroid (n= 33) VS Placebo (n=34)).

OUTCOME:

Recovery rate (dengan hasil


gangguan pendengaran
<90 dB)
Dexametason
+ Placebo 91% Steroid
Metilprednisolon
40% placebo

Kesimpulan: Steroid
meningkatkan tingkat
pendengaran lebih baik dari
placebo.
Kemudian pada penelitian RCT selanjutnya
oleh Nosrati & Hultcrantz tahun 2012
dengan 93 populasi
(Prednisone (n=37) VS Placebo (n=36))
OUTCOME:

Perbaikan Pure Tone Average


(PTA)
Steroid : 39.1 dB
Prednisone Placebo Placebo 35.1 dB

Recovery rate
Steroid : Placebo
1:1

Kesimpulan: Tidak ada


perbedaan signifikan antara
steroid vs placebo.
Terakhir, menurut Lembaga Penelitian Cochrane dan
Panduan Klinis American Academy of Otolaryngology
– Head & Neck Surgery (AAO-HNS) pada 3 buah
penelitian meta analisis menyimpulkan,

Penggunaan steroid sistemik


belum dapat dibuktikan Dosis:
apakah efektif atau tidak. Prednisone
Belum terdapat rekomendasi, 60mg/hari
tetapi dikarenakan bahaya (1 mg/kgBB).
potensial dari SSNHL,
penggunaan steroid sistemik Starts low.
dapat dijadikan pilihan.
1.1.2 Steroid Transtimpani
(Transtypmani Steroid (TTS))

Keunggulan dari steroid transtimpani adalah


dapat mencapai konsentrasi yang tinggi
di telinga bagian dalam (inner ear), selain itu
mencegah efek samping
yang tidak diinginkan dari steroid sistemik.

Efektivitas penggunaan steroid transtimpani


sulit dinilai karena dapat digunakan
sebagai terapi primer, terapi kombinasi,
dan terapi lini akhir (salvage therapy) apabila
steroid sistemik sudah gagal.
Dari 8 penelitian RCT yang telah
dikumpulkan dalam penelitian,
dapat disimpulkan

Penggunaan TTS umumnya,


tidak memberikan hasil yang bermakna
secara statistik dalam Recovery Rate
SSNHL tetapi meningkatkan Perbaikan
Pure Tone Average (PTA)
dibandingkan placebo maupun steroid
sistemik.

Penggunaan kombinasi TTS + Steroid


sistemik lebih baik dibandingkan
penggunaan terapi tunggal TTS.
(Lim, et al 2012, Gundogan et al 2013,
dan Battaglia et al, 2008)
1.2 Implikasi Metodologi
RCT merupakan gold standard untuk menilai efektivitas pengobatan,
tetapi tidak semua RCT mempunyai nilai yang sama. Beberapa limitas
i terkait rancangan, cara pelaporan, serta hasil penelitian yang memb
uat banyak penolakan dalam studi ini. Khususnya penelitian yang tida
k berkualitas dalam membuat kesimpulan dari suatu literatur lain.

1.2.1 Kriteria Inklusi


Menggunakan penelitian dengan pasien yang mempunyai gangguan
pendengaran sedang (moderate) serta populasi yang homogeny.
1.2.2 Outcome measure
Hasil yang diharapkan dari terapi ditinjau dari kriteria
penyembuhan pada SSNHL yang mana ada beberapa
protocol penilaian yang dapat digunakan.
Pada dasarnya melihat pada hasil perubahan PTA
(pure tone audiometry) yang mana :
1. Wilson et.al : PTA >10 dB HL
2. Kemenkes Jepang : PTA > 20 dB HL
3. Furuashi & Siegel : PTA> 25 dB HL
Dikatakan pemulihan komplit bila mencapai ambang
murni sebelum-sesudah terapi.
1.2.3 Calculation of sample size

Prosedur pelaporan kasus belum ada standart baku yang


paling baik sehingga masih banyak data yang simpang
siur, namun sejauh ini paling banyak dilakukan dengan
cara :

Consolidated Standarts of Reporting Trials (CONSORT)

 S. O’Leary merekomendasi :
Aplikasi non parametric statistic untuk analisis hasil yang
lebih baik
1.2.4 The Control Group
Ada beberapa hasil penelitian mengenai hasil treatment
pada beberapa control group :

1. Steroid sistemik : paling banyak digunakan pada


praktik klinis.

2. Terapi inovatif
IGF-1 topical with gelatin hydrogels vs Trantympanic
Dexamethasone :
Uji klinis terbatas menunjukan hasil PTA lebih
banyak membaik pada penggunaan IGF-1 topical.
Conclusion
• Efek steroid trans-timpani yang digunakan sebagai terapi penyelamatan masih
bisa diperdebatkan. tetapi beberapa RCT menunjukkan peningkatan
pendengaran yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
• Statistik pada penelitian dapat ditingkatkan dengan membatasi inklusi dengan
menggunakan metode pengacakan bertingkat serta membatasi perhitungan
sampel.
• Perubahan ambang nada murni saat ini merupakan satu-satunya ukuran hasil
internasional yang umum digunakan dan harus digunakan dalam titik akhir
penelitian.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai