Anda di halaman 1dari 5

KERAJAAN TERNATE DAN

TIDORE
Miftahur Rohman Nashiry (19)
X MIPA 1
HUBUNGAN
Dua kerajaan ini diketahui hidup dengan penuh kemakmuran
karena memiliki rempah-rempah yang berharga. Pasalnya,
dahulu negara-negara Eropa sangat membutuhkan rempah-
rempah dan membelinya dengan harga tinggi.
Pada abad ke-15, kerajaan ini semakin berkembang karena
perdagangannya yang kuat. Tak hanya dari bangsa Eropa,
pedagang dari Jawa, Melayu, Arab, dan China datang untuk
membeli rempah-rempah.
Sebaliknya, para pedagang yang datang juga membawa beras,
tenunan, perak, gading dan barang-barang lain. Hubungan
kerajaan semakin akrab sehingga memudahkan proses
penyebaran agama Islam ke kesultanan
RAJA-RAJA
Di masa kejayaan, Ternate dipimpin oleh raja Zainal
Abidin (1465-1486) yang berganti nama menjadi
Sultan Marhum. Sedangkan, Tidore dipimpin oleh
Cirililiyah yang kemudian berganti nama menjadi
Sultan Jamaluddin.
Selanjutnya, kepemimpinan kerajaan beralih ke
penerusnya, yakni Sultan Ben Acorala untuk Kerajaan
Ternate dan Sultan Almancor untuk Kerajaan Tidore.
Hanya saja, di masa ini muncul perpecahan yang
berakibat pada perebutan kekuasaan.
PERPECAHAN
Akibat perebutan kekuasaan itu, muncul dua kubu yakni Uli Lima
dari Ternate yang membawahi Ambon, Bacan, Obi, dan Seram,
serta kubu Uli Siwa dari Tidore yang membawahi Makean,
Halmahera, Kai, dan pulau-pulau kecil dari Papua Barat.
Perselisihan semakin panas akibat dua kerajaan bersekutu terhadap
bangsa Eropa, yakni Ternate terhadap Portugis dan Tidore bersama
Spanyol. Ternyata, kedatangan Portugis memperburuk keadaaan
sehingga Sultan Hairun dari Ternate melakukan perlawanan.
Pertempuran tersebut berlangsung dari tahun 1550 hingga 1570
dengan ditangkapnya Sultan Hairun. Kemudian, ia dilepaskan
namun malah dibunuh saat berkunjung membawa pesan damai ke
benteng Portugis.
Mengetahui hal itu, putra Sultan Hairun, Sultan Baabullah
semakin gencar melakukan perlawanan ke Portugis hingga
akhirnya negara tersebut menyerah karena kekurangan makanan.
Benteng Portugis jatuh di tangan Sultan Baabullah di tahun
1575.
Kesultanan Ternate pun mencapai masa kejayaan di bawah
pimpinan Sultan Baabullah. Sedangkan Kesultanan Tidore di
bawah pimpinan Sultan Nuku. Kerajaan Ternate dan Tidore pun
sepakat untuk mengusir Portugis dari Maluku karena menyadari
akal politik adu domba mereka

Anda mungkin juga menyukai