ANTARA DEPRESI
DENGAN
DIABETES
MELLITUS
o Anhedonia
o Afek depresi
• Dari hasil penelitian dengan metaanalisis pada o Menurunnya energi sehingga
pasien diabetes diperkirakan 11% mengalami mudah lelah
depresi berat dan 31% mengalami peningkatan o merasa bersalah, sulit
gejala kearah depresi. berkonsentrasi,
o mengalami hilangnya nafsu
makan adanya perubahan fungsi
• Kontrol gula darah yang buruk dan vegetative (tidur, aktivitas
seksual dan ritme biologis yang
peningkatan terjadinya penyakit lain) terganggu
mikrovaskular dan makrovaskular sebagai
komplikasinya Gangguan depresi ini hampir selalu
mengakibatkan hendaya interpersonal,
sosial, dan fungsi kerja. Kecemasan adalah
gejala tersering dari depresi dan menyerang
90% pasien depresi.
HUBUNGAN DEPRESI DAN DIABETES
MELLITUS
Depresi terjadi sebagai hasil perubahan biokimia akibat langsung dari diabetes atau
terapinya. Hipotesis ini didasarkan dari penemuan sebagai berikut
• Sistem limbik pada susunan saraf pusat selain sebagai pusat emosi dan pengaturan sistem saraf
otonom juga kerlibatan dalam pengaturan nafsu makan dan perilaku makan.
• Pada penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan telah dibuktikan pada lesi di amigdala
yang merupakan bagian dari sistem limbik menyebabkan timbulnya perilaku hiperfagia.
Stimulus di nucleus amigdala juga menimbulkan gangguan makan. Disisi lain bersama dengan
hipotalamus, sistem limbik mempunyai hubungan dengan emosi kemarahan, kecemasan, dan
bentuk emosi lainnya
FAKTOR PSIKOLOGIK YANG MEMPENGARUHI KONDISI
MEDIS
• Tekanan kehidupan, gaya hidup tidak sehat, dan berbagai penyakit yang sedang di derita
menyebabkan penurunan kondisi seseorang sehingga memicu terjadinya stress
• Stres menyebabkan produksi berlebihan pada kortisol, yaitu suatu yang melawan efek insulin
(mengurangi sensitivitas tubuh terhadap insulin) sehingga kadar gula dalam darah tinggi
STRES DAN REGULASI GLUKOSA
• Aktivitas Hipotalamus-Pituitari-Adrenal
(HPA) dan sistem saraf simpatis dapat
merangsang hormon ketekolamin dan
kortisol yang dapat menyebabkan
gangguan toleransi glukosa dan resistensi
insulin.
PENATALAKSAAN
Pengelolaan depresi dan diabetes ini dilakukan bersama-sama dengan memberikan psikoterapi,
psikoedukasi dan psikofarmaka secara serentak.
Trisiklik
• Amitriptyline: 25 mg (anjuran: 75-300 mg/hari)
– ES: berefek pada norepinefrin dari pada serotonin sehingga golongan ini akan meningkatkan resistensi insulin.
Meningkatkan nafsu makan
MAOI (Monoamine Oksidase Inhibitor)
• Moclobemide : 150 mg, 300 mg (anjuran 300-600 mg/hari)
- ES: hipotensi ortostatik dan krisis hipertensi
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
• Sertraline 50 mg (anjuran: 50-150 mg/hari)
• Fluoxetine 20 mg (anjuran: 10-40 mg/hari)
– Mengurangi resistensi insulin, menurunkan BB
KESIMPULAN
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang kronis sehingga seorang
penderita diabetes tentunya harus mampu menyesuaikan dirinya untuk menjalani
perubahan pola hidup yang baru. Perubahan dalam hidup yang mendadak
membuat penderita DM menunjukan beberapa reaksi psikologis yang negatif
diantaranya adalah marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang meningkat dan
depresi yang berujung pada kontrol glukosa darah yang terganggu. Oleh karena
dibutuhkan peran dokter untuk mengenali gejala depresi pada pasien diabetes
agar jangan jatuh kekeadaan yang lebih buruk
THANK YOU