Anda di halaman 1dari 43

Blood Transfusion

Inge Yasmine - Karina Ambarwati - Mutiara Rahmah Amari - Nadya Putri


Perseptor: Dr. dr. Iwan Fuadi, SpAn-KNA, M.Kes.

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif


Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2021
Definisi

Transfer darah atau


komponen darah dari
donor ke resipien yang
bertujuan untuk
mengganti komponen
darah yang berkurang
Kondisi yang mungkin memerlukan transfusi

• Perdarahan masif akibat trauma


• Operasi mayor: jantung
• Transplantasi organ
• Hemofilia
• Anemia berat
• Leukimia
• Bone marrow disorder
• Rh-incompatibility in newborn
Surgical Blood Losses
• Metode yang paling umum digunakan untuk mengestimasikan blood loss adalah
dengan mengukur darah yang tertampung di dalam container suction dan estimasi
visual terhadap darah yang ada pada surgical sponges 4x4” dan laparotomy pads/lap
sponges.
• Surgical sponges 4 x 4” yang basah penuh = menampung 10 mL darah

• Lap sponges = menampung 100-150 Ml darah

• Metode estimasi yang lebih akurat dapat dicapai dengan mengukur sponges dan lap
sebelum dan setelah digunakan, khususnya penting untuk prosedur pediatrik.
• Penggunaan cairan irigasi selama prosedur dapat mengecoh estimasi blood loss,
namun penggunaannya harus dicacat dan dipertimbangkan.
Surgical Sponge
Replacing Blood Loss & Transfusion
Indication
Secara ideal, blood loss harus digantikan dengan cairan kristaloid atau koloid untuk
menjaga volume intravascular (normovolemia) terlebih dahulu, hingga bahaya anemia
melebihi risiko transfusi. Pada titik tersebut, further blood loss kemudian digantikan
dengan transfusi sel darah merah untuk menjaga konsentrasi hemoblogin dan Ht tetap
normal.
• Pasien dgn Ht awal yang normal, umumnya ditransfusi hanya saat perdarahannya >10-
20% volume darah.
• Jika Hb < 8 mg/dl atau Ht ≤ 24%, tapi penting juga memperhatikan

kondisi comorbid pasien.


Estimasi volume perdarahan yang masih bisa ditolerir tubuh tanpa harus ditranfusi:

Maximal allowable blood loss = (Ht-30)/Ht x EBV


Blood Groups
1. Sistem ABO

Ditentukan oleh kehadiran antigen A atau B di permukaan RBC. Hampir seluruh


individu yang tidak memiliki antigen A atau B akan secara natural membentuk
antibodinya (terutama IgM) dalam satu tahun pertama kehidupan..

2. Sistem Rh

Diperkirakan terdapat 46 antigen yang berperan dalam penggolongan darah


berdasarkan sistem rhesus ini. Pasien dengan D rhesus antigen, berarti rhesus positif.
Berbeda dgn antigen A, B, orang dengan rhesus negatif tidak akan memproduksi
antibody terhadap antigen D, kecuali dia mendapatkan transfusi darah dari rhesus
positif atau ibu hamil yg mengandung anak ber-rhesus positif.
Compatibility Test

• ABO-Rh Testing

• Reaksi transfusi paling berat terjadi karena ketidakcocokan ABO, karena antibodies yg didapat
secara natural akan berekasi terhadap antigen asing yang masuk -> aktivasi sistem
komplemen -> hemolysis intravaskuler.
• RBC pasien dites dengan serum berisi antibodi-A, serum berisi antibodi-B, dan serum berisi
antibodi-D -> lihat aglutinasi yang terjadi -> penentuan gol.darah
Compatibility Test

• Antibody Screening

• Tujuan: mendeteksi antibodi yg ada di dalam serum pasien yang sering menyebabkan reaksi
hemolitik non-ABO.
• Disebut juga sebagai indirect coombs test

• Membutuhkan waktu 45 menit. Prosedurnya meliputi mencampur serum pasien dengan RBC
yg diketahui memiliki antigen tertentu -> lihat apakah terjadi aglutinasi.
• Prosedur ini secara rutin dilakukan kepada seluruh darah pendonor dan lebih sering
dilakukan daripada prosedur cross-match
Compatibility Test
• Crossmatch

• Prosedurnya mirip transfusi: RBC donor dicampur dengan serum resipien.

• Fungsi:

1. Mengonfirmasi penggolongan ABO dan Rh

2. Mendeteksi antibodie terhadap sitem golongan darah lainnya

3. Mendeteksi antibodies dengan titer yang rendah atau yang tidak mudah

teraglutinasi dengan prosedur lainnya.


Emergency Transfusion
• Kondisi ketika pasien perdarahan berat, dan membutuhkan transfusi segera
sebelum prosedur kompatibilitas selesai atau dapat dilaksanakan.

• Jika gol.darah pasien sudah diketahui, lakukan cross-match <5 menit untuk
mengonfirmasi kecocokan ABO

• Jika gol.darah pasien tidak diketahui, gol.darah O Rh (-) dapat digunakan.


Blood Bank Practices
• Pendonor diskrining untuk mengeksklusi adanya kondisi medis yang dapat
memperburuk kondisi donor atau resipien.
• Setelah darah diambil, kemudian ditentukan gol.darah, skrining antibodi, tes
hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan HIV.
• Setelah aman, cairan antikoagulan-preservative ditambahkan, paling umum
digunakan CPDA-1 (tahan hingga 35 hari), atau AS-1 (Adsol) atau AS-3 (nutrice)
tahan hingga 6 minggu.

• Hampir seluruh unit darah donor dipisahkan menjadi bagian-bagian (RBC,


platelet, plasma). Sehingga, unit whole blood jarang tersedia untuk transfusi
Jenis Darah
Jenis Darah
Jenis Darah
Menghitung Kebutuhan Transfusi Darah
• WBC volume= (Hb target – Hb awal) x BB (kg) × 6
• PRC voulme= (Hb target – Hb awal) x BB (kg) × 3
• FFP volume= (Hb target – Hb awal) x BB (kg) × 10
Menghitung Laju Transfusi Darah
Komplikasi

Komplikasi transfusi darah disebabkan oleh sensitisasi penerima terhadap sel darah merah, sel darah putih,
trombosit, atau plasmaprotein..

Yang lebih jarang, sel atau serum yang ditransfusikan dapat meningkatkan respons imun terhadap
penerima

Komplikasi dari transfusi darah termasuk infeksi, reaksi hemolitik, reaksi alergi, transfusion-related lung
injury (TRALI), transfusion-associated circulatory overload, dan ketidakseimbangan elektrolit.

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Komplikasi

Menurut American Association of Blood Banks, demam merupakan reaksi paling umum yang
terjadi saat transfusi

Setelah demam, reaksi transfusi lainnya yaitu Transfusion-associated circulatory overload, reaksi
alergi, TRALI, hepatitis C, hepatitis B, dan HIV

Reaksi hemolisis fatal dapat terjadi namun sangat jarang, prevalensi terjadi 1 ; 2 juta unit sel darah
merah yang ditransfusikan

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Komplikasi Komplikasi Infeksi
Reaksi Imun
Hemolytic Non - Hemolytic Viral Parasitic
Reactions Reactions Infections Infections

Bacterial
Infections

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Komplikasi
Massive Blood Transfusion

Coagulopathy Citrate Toxicity Acid-Base Serum Potassium


Hypothermia Balance Concentration

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
REAKSI HEMOLITIK

Reaksi hemolitik melibatkan penghancuran


spesifik sel darah merah yang
ditransfusikan oleh antibodi penerima

Reaksi hemolitik umumnya diklasifikasikan


sebagai acute (intravascular) maupun
delayed (extravascular).

https://resident360.nejm.org/clinical-pearls/hemolytic-transfusion-reactions

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Hemolisis Intravaskular

Hemolisis intravaskular akut biasanya disebabkan oleh ketidakcocokan darah ABO. Penyebab
tersering adalah kesalahan identifikasi pasien, spesimen darah, atau unit transfusi

Reaksi tersebut seringkali memberikan dampak buruk, dan muncul setelah transfusi 10–15 mL darah yang
tidak kompatibel dengan ABO

Reaksi hemolitik akut dimulai dalam menit - jam setelah transfusi dimulai dan ditandai dengan demam
mendadak, menggigil, nyeri punggung bawah, perasaan akan segera meninggal, dispnea,
hemoglobinuria, dan syok

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Hemolisis Intravaskular
Reaksi hemolitik dapat dihindari dengan:

1) Penggunaan metode yang optimal untuk mengidentifikasi pasien dan pelabelan sampel ketika darah
diperoleh untuk crossmatch
2) Kepatuhan terhadap protokol standar untuk skrining antibodi dan melakukan pencocokan silang
lengkap unit donor yang diperlukan
3) Hubungan sampel yang tepat ke unit donor di bank darah
4) Penggunaan beberapa pengenal pasien sebelum mentransfusikan darah

Trompeter S, Cohen A. BLOOD TRANSFUSION. In: Cappellini MD, Cohen A, Porter J, et al., editors. Guidelines for the Management of Transfusion Dependent Thalassaemia (TDT)
[Internet]. 3rd edition. Nicosia (CY): Thalassaemia International Federation; 2014. Chapter 2. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK269390/
Hemolisis Intravaskular
Tatalaksana reaksi hemolisis

1) Jika diduga terjadi reaksi hemolitik, transfusi harus segera dihentikan dan bank darah harus
diberitahukan.
2) Unit harus diperiksa ulang terhadap slip darah dan gelang identitas pasien.
3) Darah harus diambil untuk mengidentifikasi hemoglobin dalam plasma, untuk mengulangi pengujian
kompatibilitas, dan untuk mendapatkan studi koagulasi dan hitung trombosit.
4) Kateter urin harus dimasukkan, dan urin harus diperiksa untuk hemoglobin.
5) Diuresis osmotik harus dimulai

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Hemolisis Ekstravaskular

Hemolisis Ekstravaskular biasanya terjadi 5-14 hari setelah


Hemolisis ekstravaskular transfusi dan ditandai dengan tingkat anemia yang tidak
umumnya ringan dan terduga, serta malaise, demam dan ikterus.
disebabkan oleh antibodi
terhadap antigen non-D
sistem Rh atau alel asing Frekuensi reaksi transfusi hemolitik ekstravaskular
dalam sistem lain seperti diperkirakan sekitar 1: 12.000 transfusi
antigen Kell, Duff y, atau
Kidd.

Trompeter S, Cohen A. BLOOD TRANSFUSION. In: Cappellini MD, Cohen A, Porter J, et al., editors. Guidelines for the Management of Transfusion Dependent Thalassaemia (TDT) . 3rd edition.
Hemolisis Ekstravaskular

Hemolisis Ekstravaskular disebabkan oleh respons anamnestik terhadap antigen asing sebelumnya.
Kehamilan dapat bertanggung jawab untuk pembentukan alloantibodi ke sel darah merah.

Hemolisis Ekstravaskular mungkin disebabkan oleh aloantibodi yang tidak terdeteksi pada saat transfusi atau
perkembangan antibodi baru.

Diagnosis reaksi hemolitik yang dimediasi antibodi tertunda dapat difasilitasi dengan tes antiglobulin
(Coombs). Tes Coombs langsung mendeteksi adanya antibodi pada membran sel darah merah

Trompeter S, Cohen A. BLOOD TRANSFUSION. In: Cappellini MD, Cohen A, Porter J, et al., editors. Guidelines for the Management of Transfusion Dependent Thalassaemia (TDT) . 3rd edition.
REAKSI NON HEMOLITIK

Febrile Reactions Urticarial Reactions Anaphylactic Reactions

Transfusion-Related Acute
Graft-Versus-Host Disease Post-Transfusion Purpura
Lung Injury

Transfusion-Related Transfusion-Associated
Immunomodulation Circulatory Overload

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Febrile Reaction
Sensitisasi leukosit atau platelet biasanya dimanifestasikan sebagai reaksi demam

Umumnya diduga disebabkan oleh sitokin yang dilepaskan dari leukosit donor darah

Reaksi demam relatif umum (1-3% episode transfusi) dan ditandai dengan peningkatan suhu
tanpa bukti hemolisis.

Pasien dengan riwayat reaksi demam berulang harus menerima transfusi leukoreduced
transfusions only

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.

Suddock, Jolee T., and Kendall P. Crookston. "Transfusion reactions." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Urticarial Reactions (allergic reaction)

Reaksi urtikaria biasanya ditandai dengan eritema, biduran, dan gatal tanpa demam

Dikaitkan dengan hipersensitivitas terhadap protein plasma yang ditransfusi

Kejadian ini terjadi pada kurang dari 1% dari transfusi dengan derajat yang bervariasi dari
ringan hingga parah

Reaksi alergi yang berulang dapat dikurangi secara signifikan dengan mencuci sel darah
merah untuk menghilangkan plasma.

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.

Suddock, Jolee T., and Kendall P. Crookston. "Transfusion reactions." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Anaphylactic Reactions

Reaksi anafilaksis serupa dengan reaksi alergi, namun mengakibatkan reaksi yang lebih parah

Berkaitan pada pasien dengan defisiensi IgA

Prevalensi reaksi anafilaksis 1: 150.000 transfusi dan Prevalensi defisiensi IgA 1: 600-800
pada populasi umum.

Pasien dengan defisiensi IgA harus menerima sel darah merah yang telah dicuci bersih,
deglycerolized frozen red cells, atau IgA-free blood units.

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.

Suddock, Jolee T., and Kendall P. Crookston. "Transfusion reactions." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Transfusion-related acute lung injury

TRALI dikaitkan dengan hipoksia akut dan edema paru nonkardiak 6 jam setelah transfusi

TRALI disebabkan oleh antibodi (HLA / HNA) yang bereaksi dengan antigen penerima transfusi

Pasien akan mengalami gangguan pernapasan hipoksemik akut, ARDS-like symptom, edema
paru tanpa bukti gagal jantung kiri dan CVP normal

Talaksanana meliputi oksigen, pemberian steroid dan diuretik, dan, bila diperlukan mendapat
bantuan ventilasi.

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.

Suddock, Jolee T., and Kendall P. Crookston. "Transfusion reactions." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Transfusion-induced Graft-Versus-Host Disease

TI-GVHD disebabkan oleh peningkatan respon imun terhadap leukosit pada produk darah

TI-GVHD jarang terjadi namun berakibat fatal jika terjadi

TI-GVHD terjadi pada pasien dengan imunosupresi, namun dapat terjadi pada pasien dengan
imunokompeten dari donor haploidentical seperti anggota keluarga

TI-GVHD biasanya terjadi dalam 1-4 minggu setelah transfusi dan ditandai dengan demam,
ruam, disfungsi hati, diare, dan pansitopenia akibat kegagalan sumsum tulang.

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.

Suddock, Jolee T., and Kendall P. Crookston. "Transfusion reactions." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Post-Transfusion Purpura

Trombositopenia berat dapat terjadi setelah transfusi darah

Purpura pasca transfusi terjadi akibat perkembangan aloantibodi platelet

Antibodi menghancurkan platelet pasien sendiri untuk alasan yang belum diketahui.
Penurunan jumlah trombosit secara drastic terjadi pada 5-10 hari pasca transfusi

Tatalaksana berupa IgG intravena dan plasmaferesis.

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.

Suddock, Jolee T., and Kendall P. Crookston. "Transfusion reactions." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Transfusion-associated circulatory overload

TACO terjadi ketika volume komponen yang ditransfusikan menyebabkan hipervolemia

TACO terjadi pada pasien dengan gagal jantung kongestif maupun gagal ginjal akut

TACO dikaitkan dengan gangguan pernapasan sekunder akibat edema paru kardiogenik.
Diagnosis didasarkan pada onset gejala dalam 6 sampai 12 jam setelah menerima transfusi

Manifestasi klinis kelebihan cairan, edema paru, peningkatan peptida natriuretik otak, dan
respons terhadap diuretik.

Lotterman, Seth, and Sandeep Sharma. "Blood transfusion." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.

Suddock, Jolee T., and Kendall P. Crookston. "Transfusion reactions." StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing, 2019.
Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Infeksi Virus
Hepatitis; Kebanyakan kasus akut adalah anicteric. Hepatitis C adalah infeksi yang lebih serius
sebagian besar kasus berkembang menjadi hepatitis kronis, dengan sirosis 20% dan karsinoma
hepatocellular 5%

AIDS; apat ditularkan melalui transfusi darah. Nucleic acid test dengan Food and Drug Administration
menurunkan risiko transfusion-transmitted HIV sekitar 1: 1.900.000 transfusi.

CMV dan Epstein–Barr virus; menyebabkan penyakit sistemik ringan atau tanpa gejala. Pasien dengan
imunosupresi sangat rentan terhadap infeksi CMV terkait transfusi yang parah

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Infeksi Parasit
Infeksi Parasit yang dapat ditularkan melalui transfusi; malaria, toksoplasmosis, dan penyakit Chagas.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Infeksi Bakteri
Bakteri gram positif (Staphylococcus) dan gram negatif (Yersinia dan Citrobacter) dapat mencemari darah
dan menularkan penyakit. Untuk menghindari kontaminasi bakteri, darah harus diberikan dalam >4 jam.

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
MASSIVE BLOOD TRANSFUSION

Koagulopati Hipotermia

Penyebab paling umum dari perdarahan nonsurgical Aritmia ventrikel menjadi fibrilasi sering terjadi pada suhu
setelah transfusi darah masif adalah trombositopenia mendekati 30 ° C. Selain itu, hipotermia menghambat

---------------------------------------------------
dilusional. resusitasi jantung

Pembekuan darah berfungsi untuk resusitasi, transplantasi Kemampuan transfer panas yang efisien telah
hati, dan bedah jantung menurunkan kejadian hipotermia terkait transfusi.

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
MASSIVE BLOOD TRANSFUSION

Konsentrasi serum kalium Toksisitas Sitrat

Kalium ekstraseluler pada setiap unit <4 mEq per unit.


Pengikatan kalsium oleh sitrat dapat meningkat setelah
Hiperkalemia terjadi tanpa memandang usia darah ketika
transfusi darah atau produk darah dalam jumlah besar.

---------------------------------------------------
kecepatan transfusi melebihi 100 mL / menit.

Hipokalsemia menyebabkan depresi jantung, terjadi pada


Hipokalemia umumnya ditemui pasca operasi, terutama
kecepatan transfuse >1 unit / 5 menit, dan garam kalsium
yang berhubungan dengan alkalosis metabolik
IV jarang diperlukan jika tidak ada hipokalsemia

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
MASSIVE BLOOD TRANSFUSION

Acid-base balanced

Asidosis metabolik akibat transfusi jarang terjadi karena asam sitrat dan asam laktat dengan cepat dimetabolisme menjadi
bikarbonat oleh hati.

Dalam situasi transfusi darah masif, status asam-basa sangat tergantung pada perfusi jaringan, kecepatan transfusi darah,
dan metabolisme sitrat.

Setelah perfusi jaringan pulih, asidosis metabolic akan hilang, dan alkalosis metabolik umumnya terjadi karena sitrat dan
laktat yang terkandung dalam transfusi dan cairan resusitasi diubah menjadi bikarbonat oleh hati

Butterworth, J. F., David C. Mackey, and J. D. Wasnick. Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.(5. utg). McGraw Hill Companies, 2013.
Thank You
CSS - Transfusi Darah

Anda mungkin juga menyukai