Anda di halaman 1dari 6

Tatalaksana Hepatitis C akut

• Sebagian besar asimptomatik  dapat ditunda sampai 8-16 minggu untuk menunggu terjadinya resolusi
spontan terutama pada pasien hepatitis C akut yang simptomatik. Namun apabila tidak diterapi, sebanyak
50-90% cenderung akan berlanjut menjadi kronis. Oleh karena itu, terapi antivirus harus dipertimbangkan
untuk mencegah progresi hepatitis C akut menjadi kronis.

• Rekomendasi pengobatan hepatitis C akut berdasarkan konsensus penatalaksaan hepatitis C di Indonesia


oleh Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) 2017:
Monoterapi dengan Peg-IFN (PegIFN-α2a 180mcg/mg atau PegIFN-α2b 1,5 mcg/kg/mg) selama 12
minggu dapat digunakan pada pasien dengan hepatitis C akut
Peg-IFN (PegIFN-α2a 180mcg/mg atau PegIFN-α2b 1,5 mcg/kg/mg) dikombinasikan dengan ribavirin
(1000 atau 1200 mg pada pasien <75kg atau ≥75 kg) selama 24 minggu pada pasien dengan koinfeksi
hepatitis C akut dan HIV.
Pasien dengan hepatitis C akut dapat diterapi dengan regimen DAA menggunakan kombinasi
sofosbuvir/ledipasvir (genotipe 1,4,5, atau 6), sofosbuvir/veltapatasvir (semua genotip), selama 8 minggu
tanpa ribavirin
Apabila ditemukan koinfeksi VHC-HIV dan/atau kadar RNA VHC > 1 juta IU/mL, terapi dengan DAA
perlu diperpanjang hingga 12 minggu.
Tatalaksana Hepatitis C kronis
Prioritas Terapi Kelompok Pasien
Terapi diindikasikan Seluruh pasien baru (naïve) dan gagal terapi dengan penyakit hati kompensata
dan dekompensata

Terapi diprioritaskan Fibrosis berat (METAVIR score F3-F4)


Koinfeksi HIV maupun VHB,
Kandidat transplantasi organ yang membutuhkan terapi imunosupresan,
rekurensi VHC pasca transplantasi.
Sindrom metabolik, manifestasi ekstrahepatik, bukti kerusakan organ, dan
morbiditas psikososial signifikan.
Risiko tinggi menularkan virus.

Terapi dipertimbangkan Fibrosis sedang (METAVIR score F2)


Terapi dapat ditunda Tidak ditemukan fibrosis / hanya ditemukan fibrosis ringan (F0-F1)
Terapi tidak direkomendasikan Komorbiditas berat lain yang dapat mempengaruhi kesintasan Hidup
Pilihan regimen terapi pada infeksi Hepatitis C Kronik tanpa sirosis

*diberikan selama 12 minggu,


dilanjutkan PegIFN & RBV 12
minggu (pasien naïve atau
relapsers) atau 12 minggu,
dilanjutkan PegIFN & RBV 36
minggu (pasien partial atau null
responders);
**dengan syarat tidak boleh
ditemukan NS5A RAV terhadap
elbasvir pada genotipe 1a dan
genotipe 4; diberikan 16
minggu dikombinasikan dengan
ribavirin bila ditemukan NS5A
RAV atau kadar RNA VHC
≥800.000 IU/mL.
Pilihan regimen terapi pada infeksi Hepatitis C Kronik dengan sirosis kompensata

*diberikan selama 12 minggu,


dilanjutkan PegIFN & RBV 12
minggu (pasien naïve atau
relapsers) atau 12 minggu,
dilanjutkan PegIFN & RBV 36
minggu (pasien partial atau null
responder);
**dengan syarat tidak boleh
ditemukan NS5A RAV terhadap
elbasvir pada genotipe 1a dan
genotipe 4; diberikan 16
minggu dikombinasikan dengan
ribavirin bila ditemukan NS5A
RAV atau kadar RNA HCV
≥800,000 IU/mL
Pilihan regimen terapi pada infeksi Hepatitis C Kronik dengan sirosis dekompensata

*diberikan selama 12
minggu, dilanjutkan
PegIFN & RBV 12 minggu
(pasien naïve atau
relapsers) atau 12
minggu, dilanjutkan
PegIFN & RBV 36 minggu
(pasien partial atau null
responder);
**dengan syarat tidak
boleh ditemukan NS5A
RAV terhadap elbasvir
pada genotipe 1a dan
genotipe 4; diberikan 16
minggu dikombinasikan
dengan ribavirin bila
ditemukan NS5A RAV
atau kadar RNA HCV
≥800,000 IU/mL.

Anda mungkin juga menyukai