Anda di halaman 1dari 18

Sejarah

Indonesia Untuk
SMA/MA
Kelas X Semester 1
Mata Pelajaran Wajib
Bab III
Indonesia pada Masa
Hindu–Buddha

Daftar Isi
A. Proses Masuk dan Perkembangan Agama Hindu–
Buddha

Teori Kedatangan Sumber-Sumber


Jalur Masuk Agama
Agama Hindu– Kedatangan Agama
Hindu–Buddha
Buddha Hindu–Buddha
Teori Kedatangan Agama Hindu–Buddha

Teori Kesatria Teori Waisya

Teori Kesatria menyatakan bahwa agama Teori Waisya dikemukakan oleh


Hindu–Buddha dibawa oleh golongan N.J. Krom. Menurut N.J. Krom, agama
prajurit (kesatria). Teori Kesatria Hindu–Buddha masuk ke Indonesia dibawa
dicetuskan J.L. Moens, F.D.K. Bosch, kaum pedagang dari India. Pedagang India
R.C. Majundar, Mookerji, C.C. Berg. tersebut menetap di Indonesia dan
menikah dengan penduduk setempat.

Teori Brahmana
Teori Sudra
Teori Brahmana dikemukakan oleh J.C. van
Leur. Ia berpendapat bahwa agama Hindu Teori Sudra dicetuskan oleh Von van
masuk di Indonesia dibawa oleh kaum Feber. Berdasarkan teori Sudra,
brahmana. Kedatangan kaum brahmana masuknya agama Hindu di Indonesia
diduga karena undangan para penguasa dibawa oleh orang India yang
lokal di Indonesia yang tertarik dengan berkasta sudra
agama Hindu atau sengaja datang untuk
menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
Teori Kedatangan Agama Hindu–Buddha

Teori Arus Balik


(Counter-Current)

Pencetus F.D.K. Bosch

Inti Teori Masyarakat Indonesia memiliki peranan


tersendiri dalam penyebaran dan
pengembangan agama Hindu–Buddha.
Penyebaran tersebut dilakukan oleh kaum
terdidik (clerks).

Bukti Prasasti Nalanda dari Kerajaan Sriwijaya


Sumber-Sumber Kedatangan Agama
Hindu–Buddha di Indonesia

Sumber dari Dalam Negeri

Sumber sejarah yang berasal dari berbagai


daerah di wilayah Kepulauan Indonesia

Prasasti Canggal
peninggalan
Kerajaan
Prasasti Ciaruteun Mataram Kuno
Yupa peninggalan peninggalan Kerajaan
Kerajaan Kutai Tarumanegara
Sumber dari Luar Negeri

Tiongkok Arab

• Kronik-kronik • Catatan saudagar


Tiongkok Arab
• Catatan Fa-Hsien • Buku karya Raihan
• Catatan perjalanan Al-Beruni
I-Tsing

• Kronik Vietnam dari


abad VIII Masehi • Tulisan karya
• catatan dari Champa Claudius Ptolomeus
pada abad VIII
Masehi

Vietnam Yunani
Jalur Masuk Agama
Hindu–Buddha

 Rute jalur sutra


utara: India  Tibet  Mengikuti
terus ke utara rombongan kapal
Tiongkok  Korea pedagang yang
 Jepang biasa berlayar di
 Rute jalur sutra jalur India–Tiongkok
selatan: India Utara  Rute: India 
 Bangladesh  Myanmar 
Myanmar  Thailand Thailand,
 Semenanjung Semenanjung
Malaya  Indonesia Malaya  Indonesia

Jalur Darat/Jalur Sutra


Jalur Laut
(Silk Road)
Kerajaan Kutai
(Abad IV–IX Masehi)

Tujuh buah Yupa menjadi bukti keberadaan Kerajaan Kutai

Kudungga Raja Pertama

Aswawarman Wangsakerta

Mulawarman Puncak Kejayaan

Di Kerajaan Kutai, agama Hindu Syiwa berkembang menjadi agama resmi


kerajaan. Perkembangan tersebut dibuktikan dengan adanya tempat suci
bernama Waprakeswara. Kebudayaan Hindu di Kerajaan Kutai juga
mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan lokal yang terlihat dari
keberadaan Yupa pada setiap upacara kurban.
Kerajaan Tarumanegara

(Abad IV–VI Masehi)

Ciaruteun

Prasasti Kebon Kopi


Jambu
Sumber
Tugu
Pasir Awi
Muara Cianten
Lebak
Berita Tiongkok Fa Hien

Pada prasasti Ciaruteun terdapat jejak


telapak kaki Raja Purnawarman yang
melambangkan penjelmaan Dewa
Wisnu. Berdasarkan prasasti Ciaruteun,
Raja Purnawarman berhasil membawa
Tarumanegara ke puncak kejayaan.
Kerajaan Mataram Kuno
(Abad VIII–X Masehi)
Keberadaan dua
dinasti yang berbeda
Dinasti agama menunjukkan
masyarakat Mataram
Sanjaya Syailendra Kuno menjunjung
(Hindu) (Buddha) tinggi toleransi. Selain
itu, masyarakat
Mataram Kuno
Rakai Pikatan + Pramodhawardani memiliki kebudayaan
(832 Masehi) yang bernilai sangat
tinggi. Tingginya
kebudayaan itu
dibuktikan dengan
banyaknya
Penguasa terakhir Kerajaan Mataram Kuno adalah Mpu Sendok. peninggalan berupa
Ia memindahkan pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke Jawa prasasti dan candi.
Timur. Mengapa demikian? Candi di Mataram
 Pusat kerajaan mengalami kehancuran akibat Kuno pun memiliki
letusan Gunung Merapi dua corak, yaitu Hindu
 Ancaman dari Kerajaan Sriwijaya dan Buddha.
Kerajaan Kediri
(Abad XI–XII Masehi)

Sumber:  Prasasti Banjaran Jayabaya (1137–1157 M)

 Kitab Bharatayuda  Menandai masa kejayaan


Kerajaan Kediri.
 Berita Tiongkok  Wilayah kekuasaan meliputi
seluruh bekas wilayah Kerajaan
Medang Kamulan.
Kertajaya (1190–1222 M)  Berhasil menguasai kembali
Jenggala (Panjalu Jayati).
 Dilanda ketidakstabilan.  Struktur pemerintahan
 Mengurangi hak-hak kaum Kerajaan Kediri sudah teratur.
brahmana.  Berdasarkan kedudukannya
 Dikalahkan dan terbunuh oleh dalam pemerintahan,
pasukan Ken Arok. masyarakat Kediri dibedakan
 Menandai berakhirnya kekuasaan menjadi tiga golongan.
Kerajaan Kediri.  Muncul pujangga-pujangga
keraton yang menghasilkan
banyak karya sastra.
Kerajaan Singasari
(Abad XIII Masehi)

Ken Arok Pendiri Singasari

Anusapati

Tohjaya

Salah satu peninggalan


Menghentikan perebutan Kerajaan Singasari
Ranggawuni takhta kerajaan

Menandai puncak kejayaan sekaligus keruntuhan Kerajaan


Kertanegara Singasari. Puncak kejayaan ditandai dengan keberhasilan
memperluas wilayah hingga ke beberapa daerah seperti Bali,
Kalimantan Barat, Maluku, Sunda, dan Pahang. Adapun
keruntuhan Singasari tidak dapat dilepaskan dari serangan
pasukan Mongol dan Kediri.
Kerajaan Majapahit
(Abad XIII–XVI Masehi)

Kerajaan Majapahit mengakui agama Perkembangan seni budaya mendapat


Hindu dan Buddha sebagai agama resmi perhatian dari pemerintah Kerajaan
kerajaan. Meskipun demikian, pemerintah Majapahit. Salah satu aspek budaya yang
Majapahit tetap menunjukkan sikap berkembang pesat adalah kesastraan.
toleransi terhadap perkembangan agama Karya sastra yang berkembang di Kerajaan
lain. Bahkan, pada masa akhir Majapahit antara lain kitab
pemerintahan Hayam Wuruk agama Islam Nagarakertagama, Sutasoma, Arjuna
sudah mulai berkembang di Kerajaan Wijaya, Panjiwijayakrama, Usana Jawa,
Majapahit. Pararaton, Ranggalawe, Sorandakan, dan
Sundayana.

Banyaknya candi peninggalan


Majapahit menunjukkan seni
bangunan di Kerajaan Majapahit
juga mengalami perkembangan
pesat.
Beberapa candi
peninggalan Majapahit.
Kerajaan Buleleng
(Abad IX–XI Masehi)

Prasasti Belanjong
Sumber Prasasti Panempahan
Prasasti Malatgede

Beberapa Raja Penting

Anak Wungsu Jayapangus Udayana


 Raja terbesar dari  Meninggalkan  Kesenian
Dinasti banyak prasasti masyarakat
Warmadewa  Wilayah kerajaan Buleleng mengalami
 Berhasil menjaga meliputi semua perkembangan
kestabilan kerajaan Pulau Bali pesat.

Masyarakat Buleleng menganut agama Hindu Syiwa. Meskipun demikian,


tradisi megalitik masih mengakar kuat dalam masyarakat Buleleng. Kondisi
ini dibuktikan dengan penemuan beberapa bangunan pemujaan seperti
punden berundak di sekitar pura-pura Hindu.
Kerajaan Kalingga/Holing
(Abad VI–VI Masehi)

Sumber  berita Tiongkok  I-Tsing

Tegas Adil
Ratu Sima
Keras Bijaksana

 Melarang rakyatnya untuk menyentuh dan mengambil barang bukan milik


mereka yang tercecer di jalan.
 Memberikan hukuman berat bagi yang melanggar.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Kalingga menjadi pusat agama Buddha di


Jawa. Agama Buddha yang berkembang di Kalingga merupakan ajaran
Buddha Hinayana. Pada 664 Masehi seorang pendeta Buddha dari Tiongkok
bernama Hwi-ning berkunjung ke Kalingga untuk menerjemahkan sebuah
naskah terkenal agama Buddha Hinayana dari bahasa Sanskerta dalam
bahasa Tiongkok. Usaha Hwi-ning tersebut dibantu oleh seorang pendeta
Buddha dari Jawa bernama Janabadra.
Kerajaan Sriwijaya
(Abad VII–XII Masehi)

Kedukan Bukit
Sumber Talang Tuo
Telaga Batu
Prasasti
Kota Kapur
Ligor
Karang Berahi
Berita
Tiongkok I-Tsing

George Coedes menyatakan letak


Pada masa kejayaannya, Sriwijaya berkembang Kerajaan Sriwijaya berada di tepi
sebagai kerajaan maritim yang memiliki pengaruh Sungai Musi atau sekitar Bukit
luas. Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat Siguntang dan Kota Palembang,
perkembangan agama dan kebudayaan Buddha Sumatra Selatan. Dari daerah ini
di Asia Tenggara. Kondisi ini tidak terlepas dari Kerajaan Sriwijaya berkembang
letak Sriwijaya yang strategis di jalur perdagangan menjadi kerajaan maritim terbesar di
internasional. Asia Tenggara.
”Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta.
Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada
masa yang akan datang.”
(Soekarno)

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai