Anda di halaman 1dari 40

Hak Kebendaan yang

memberikan jaminan
RIKA SARASWATI
Referensi

Sri Soedewi Maschoen Sojwan, Hukum Benda


Djaja S. Meliala, Perkembangan Hukum Perdata
tentang Benda dan Hukum Perikatan
Jaminan

Ada dua jaminan:


1.Jaminan kebendaan: umum (Pasal 1131 dan
1132 KUHPerdata) dan khusus karena
diperjanjikan (gadai, hipotek, fidusia, hak
tanggungan, dan resi gudang);
2. Jaminan perorangan: perjanjian penanggungan
(Ps.1820), perjanjian tanggung-menanggung
atau tanggung renteng (Ps.1278), perjanjian
garansi (Ps.1316).
Hak Kebendaan yang memberikan jaminan

Ada 2 (dua):
1.Jaminan umum karena meletakkan jaminan
atas seluruh benda milik debitur baik benda
bergerak, tidak bergerak, benda yang sudah
ada dan benda yang akan ada (Lihat Pasal
1131 KUHPerdata);

•Krediturnya disebut Kreditur Konkurent


(Lihat Pasal 1132 KUH Perdata)
2. Jaminan khusus, ada dua: jaminan kebendaan
dan jaminan perorangan.

•Jaminan kebendaan adalah jaminan yang khusus diperjanjikan para pihak


dengan menunjuk benda tertentu yang dibebani dengan hak-hak kebendaan
tertentu(Pasal 1132 dan 1133 KUHPerdata);

• Krediturnya adalah Kreditur Preferent (Pasal 1133 KUHPerdata) dan


kreditur separatis.

•Kreditur Preferent: Kreditur pemegang hak istimewa/privilegie

•Kreditur Separatis: Kreditur pemegang hak jaminan yang khusus


diperjanjikan dan memberikan hak untuk mengeksekusi benda yang
dijaminkan (Kreditur pemegang hak gadai, hipotek, fiducia, HT, RG)
Hak Kebendaaan berdasarkan Undang-
Undang : Privilegie

Diatur dalam Pasal 1134 KUHPerdata


Privilegie adalah suatu hak yang diberikan oleh
undang-undang kepada kreditur yang satu di atas
kreditur yang lainnya semata-mata berdasarkan
sifat dari piutangnya.
Privilegie ada karena diberikan oleh undang-
undang, bukan diperjanjikan seperti gadai dan
hipotik.
Mana yang didahulukan antara privilegie dengan
hipotik dan gadai? Lihat ketetentuan Pasal 1134
ayat 2.
Privilegie
Ada dua macam privilegie
Pasal 1149 KUH Perdata: Privilegie umum yaitu
privilegie terhadap semua harta benda dari debitur.
Ada 7 macam dan yang lebih dahulu disebut
didahulukan pelunasannya.
Pasal 1139 KUHPerdata: Privilegie khusus yaitu hak
didahulukan terhadap benda-benda tertentu dari
debitur, ada 9 macam. Privilegie khusus tidak
menentukan urutannya.
Privilegie
Pengaturan privilegie dalam Buku II kurang tepat
sebab privilegie bukan hak kebendaan hanya
merupakan hak untuk lebih mendahulukan
dalam pelunasan/pembayaran piutangnya
Mengingat sifat-sifatnya, privilegie
sebenarnya dapat diatur di luar KUHPerdata
yaitu dalam KUH Acara Perdata, sebab
pentingnya hak untuk lebih didahulukan
hanya ada di dalam hal eksekusi (pelelangan)
harta kekayaan debitur.
Privilegie bukan hak kebendaan namun
dalam satu dua hal mempunyai sifat
kebendaan juga, yaitu droit de suite dan
diatur bersama-sama dengan gadai dan
hipotik
Hak Retentie
Hak retentie adalah hak untuk menahan suatu
benda sampai suatu piutang yang bertalian dengan
benda itu dilunasi.
Sifat hak retensi
1.Tidak dapat dibagi-bagi, artinya: apabila baru
sebagian dari hutang yang dibayar tidak berarti
harus mengembalikan sebagian barang yang
ditahan.
2. Hak retensi tidak membawa serta hak boleh
memakai terhadap barang yang ditahan itu. Jadi
hanya boleh menahan dan tidak boleh memakai
Gadai

Diatur dalam Buku II (Ps.1150-1160)


Gadai: suatu hak yang diperoleh K atas suatu barang
bergerak yang diserahkan kepadanya oleh D atau oleh
kuasanya sebagai jaminan atas utangnya dan yang
memberi wewenang kepada K untuk mengambil
pelunasan piutangnya dari barang itu dengan
mendahului K lain; dengan pengecualian biaya penjualan
sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai
pemilikan atau penguasaan dan biaya penyelamatan
barang itu yang dikeluarkan setelah barang itu
digadaikan, dan yang harus didahulukan.
Subyek dan Obyek Hukum dalam
Perjanjian Gadai

Subyek Hukum:
1.Debitur/pemberi gadai
2.Kreditur/pemegang/penerima gadai

Obyek Hukum:
1. barang bergerak baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud;
2. Benda yang bisa dipindahtangankan
Ciri/Sifat Perjanjian Gadai

Bersifat Assesoir, artinya merupakan perjanjian


tambahan terhadap perjanjian pokok, yaitu
perjanjian pinjam-meminjam uang.
• Tujuan ada perjanjian gadai yang bersifat assesoir:
untuk menjaga agar D tidak lalai membayar
kembali/melunasi pinjamannya.
Ciri/Sifat Perjanjian Gadai

2. Inbezitstelling: benda gadai harus di tangan si


penerima gadai (K) atau benda harus berada
di luar kekuasaan si pemberi gadai (D)
•Pasal 1152 (2): Perjanjian gadai tidak sah jika benda
gadai tetap berada di bawah kekuasaan D.
•Pengecualian: Fidusia
Parate eksekusi (eksekusi langsung)

Parate eksekusi (eksekusi langsung) diatur dalam


Pasal 1155 KUHPerdata.
Jika D wanprestasi maka K/pemegang gadai berhak
menjual benda gadai tanpa titel eksekutorial seakan
menjual barang milik milik sendiri dan berhak
mengambil pelunasan piutangnya terlebih dulu.
 Pasal ini bersifat mengatur (anvullend) atau tidak
wajib, sehingga para pihak diberi kebebasan unutk
memperjanjikan lain, misal melalui penjualan di
muka umum.
Hak dan Kewajiban Pemegang Gadai (K)

Hak Pemegang Gadai:


1.Menjual dengan kekuasaan sendiri;
2.Menjual barang gadai dengan perantaraan hakim (Ps
1156);
3.Mempunyai hak retensi (Ps 1159);
4.Hak didahulukan pelunasan/pembayaran.
Hak dan Kewajiban Pemegang Gadai (K)

Kewajiban Pemegang Gadai:


1.Bertanggungjawab atas hilangnya atau
berkurangnya nilai gadai (Ps.1157);
2. Memberitahu D jika barang akan dijual (Ps.1156);
3. Bertanggungjawab atas hasil penjualan (Ps.1159);
4. Mengembalikan barang gadai apabila utang dan
bunga sudah dibayar lunas.
Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai (D)

Hak:
1.berhak atas pengembalian barang jika utang dan
bunga sudah dilunasi;
2.Berhak atas pengembalian sisa hasil penjualan
Kewajiban:
1.Menyerahkan barang ke dalam kekuasaan pemberi
gadai.
Hapus Hak Gadai

1. Hapusnya perjanjian pokok;


2. Benda gadai dikembalikan secara sukarela oleh
pemegang gadai kepada pemberi gadai;
3. Karena suatu sebab pemegang gadai menjadi
pemilik gadai;
4. Benda gadai dieksekusi oleh pemegang gadai;
5. Lenyap/hilangnya benda yang digadaikan.
Hipotek

Pengertian Hipotek:
•Ps 1162: Hipotek adalah hak kebendaan atas barang
tidak bergerak milik D yang dipakai sebagai jaminan;
•Jaminan hipotek hanya berisi hak untuk pelunasan
utang dan tidak mengandung hak untuk menguasai
(memiliki) barang, namun dapat memperjanjikan
untuk menjual atas keuasaan sendiri jika D
wanprestasi (Ps 1178 KUHPerdata)
•Pemasangan harus dengan akte notaris (Ps 1171).
Hipotek Sebelum UU Pokok Agraria

Sebelum ada UU Pokok Agraria dan UU No 42/1996


tentang Hak Tanggungan:
Hipotek hanya berlaku untuk tanah2 dengan hak
barat, misal hak eigendom, erfpacht dll
Untuk tanah dengan Hak Adat disebut dengan
Credietverband (Stb. 1908 No. 542 jo Stb 1909
No.584)
Hipotek Setelah UU Pokok Agraria

Setelah berlakunya UU Pokok Agraria dan Hak


Tanggungan:
Hipotek hanya berlaku untuk:
1.Kapal isi kotor 20 m3 dan terdaftar (Ps 314 KUHD jo
Ps 60 UU 17/2008 tentang Pelayaran);
2.Pesawat terbang dan helikopter (Ps 71 UU No.
1/2009 tentang Penerbangan)
Ciri/Sifat Hipotek

1.Perjanjian accessoir;
2. Hak preferent;
3.Mudah dieksekusi (Ps. 1178);
4. Hanya berisi hak untuk melunasi utang dari
nilai benda jaminan dan tidak memberi hak
untuk menguasai benda;
5. Hanya dapat dibebankan atas benda milik
orang lain. Jika hipotek dan hak milik berada
dalam satu tangan maka hipotek menjadi batal;
Ciri/Sifat Hipotek
6. Hipotek adalah hak yang tidak dapat dibagi-
bagi (Ps.1163);
7. Hanya dapat dilakukan oleh orang yang
berwenang menguasai benda (Ps 1168);
8. Hipotek hanya dapat dibebankan atas benda
yang sudah ada. Hipotek atas benda yang
akan ada di kemudian hari adalah batal.
Hapusnya Hipotek

Ps 1209 KUHPerdata:
1.Hapusnya perikatan pokok;
2.Pelepasan hipotek oleh K;
3.Penetapan tingkat oleh Hakim.
Hak Tanggungan (HT)

Pasal 1 UU 4/1996 tentang Hak Tanggungan


Hak tanggungan adalah hak jaminan yang
dibebankan pada hak atas tanah (yang diatur
dalam UU 5/1960 tentang Pokok2 Agraria)
berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang
merupakan satu kesatuan dengan tanah untuk
pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada K tertentu
terhadap K lain.
Subyek HT

Ps 8 dan 9:
Subyek HT adalah pemberi atau pemegang HT
baik perorangan atau BH yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum,
terhadap obyek HT.
Obyek HT

1. Pasal 4: Hak atas tanah (HM, HGU, HGB);


2. Rumah susun (Ps 12 dan 13 UU Rumah Susun dan
Ps 27 UUHT);
Rumah susun yang berdiri di atas tanah HM,
HGB dan Hak Pakai yang diberikan oleh
negara; dan HM atas satuan rumah susun
yang bangunannya berdiri di atas tanah hak-
hak tsb.
3. Hak pakai atas tanah negara (Ps 4 (2) UUHT);
4. Hak pakai atas tanah hak milik (Ps 4 (3) UUHT).
Ciri/Sifat HT

1. Perjanjian assessoir;
2. Memberikan kedudukan yang diutamakan (droit
de preference) Ps 1 UUHT;
3. Selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam
atangan siapapun obyek itu berada (droit de
suite) Ps 7 UUHT;
4. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas (Ps 11
dan 13 UUHT);
5. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya (Ps.6
dan 26 UUHT)
Hapusnya HT

Pasal 18:
1.Hapusnya utang yang dijamin dengan HT;
2.Dilepaskannya HT oleh pemegang HT;
3.Pembersihan HT berdasarkan penetapan peringkat
oleh PN;
4.Hapusnya hak atas tanah yang dibebani HT.
Fidusia (Fiduciaire Eigendomoverdracht/FEO )

Fidusia adalah jaminan hak milik berdasarkan


kepercayaan;
Di Belanda lahir dari yurisprudensi, yaitu
Bierbrouwerij Arrest 25 Januari 1925;
Di Indonesia Bataafsche Petroleum Maatschapij
Arrest 18 Agustus 1932;
Lahir karena keterbatasan gadai
Pengertian Fidusia

Pasal 1 (1) UU 42/1999 tentang Fidusia:


Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan
bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda
Pengertian jaminan Fidusia

Pasal 1 (2) UU 42/1999:


Jaminan Fidusia: hak jaminan atas benda bergerak
baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan
benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak
dapat dibebani HT menurut UUHT yang tetap berada
dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan
bagi pelunasan suatu utang tertentu, yang
memberikan kedudukan diutamakan kepada penerima
Fidusia terhadap K lainnya.
Subyek dan Obyek Jaminan Fidusia

1. Subyek: orang perorangan atau korporasi


2. Obyek:
Pasal 3 UUJF menegaskan bahwa UUJF tidak
berlaku terhadap: HT yang berkaitan dengan
tanah dan bangunan, Hipotek atas kapal (20
m3), hipotek atas pesawat terbang dan
helikopter, dan gadai.
Ciri/sifat Jaminan Fidusia

1. Droit de preference (Ps 1 (2));


2. Droit de suite (Ps 20);
3. Perjanjian asseoir atau ikutan (Ps 4);
4. Memenuhi asas spesialitas (Ps 6);
5. Memenuhi asas publisitas (Ps 11 dan 12);
6. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusi (Ps 29)
Hapusnya Jaminan Fidusia

Pasal 25:
1. Hapusnya hutang yang dijamin oleh jaminan
Fidusia;
2. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh
penerima fidusia;
3. Musnahnya benda yang menjadi obyek
jaminan fidusia.
Sistem Resi Gudang (UU 9/2006 dan UU 9/2011
tentang Sistem Resi Gudang)

Pengertian:
1.Resi Gudang: dokumen bukti kepemilikan atas
barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh
pengelola gudang (Ps1 (2));
2.Gudang; tempat penyimpanan barang milik
pemerintah atau swasta (Ps 1 (4));
3.Barang: setiap benda bergerak yang dapat disimpan
dalam jangka waktu tertentu dan diperdagangkan
secara umum (Ps 1 (5));
Pengertian
4. Pemegang resi gudang: pemilik barang atau pihak
yang menerima pengalihan dari pemilik barang
atau pihak lain yang menerima pengalihan lebih
lanjut (Ps 1 (7));
5. Pengelola gudang: pihak yang melakukan usaha
pergudangan, baik gudang milik sendiri maupun
milik orang lain, yang melakukan penyimpanan,
pemeliharaan, dan pengawasan barang yang
disimpan oleh pemilik barang serta berhak
menerbitkan resi gudang (Ps 1 (8));
Pengertian

6. Hak jaminan atas resi gudang: hak jaminan


yang dibebankan pada resi gudang untuk
pelunasan utang, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan bagi penerima
hak jaminan terhadap K yang lainnya (Ps 1 (9))
Perbedaan Resi Gudang dan Gadai
1. Barang bergerak yang menjadi jaminan gadai
jenisnya lebih luas;
2. Barang bergerak yang menjadi jaminan resi
gudang terbatas, yaitu hanya hasil pertanian,
perkebunan, perikanan yang meliputi: gabah,
beras, jagung, kopi, kakao/coklat, lada, karet dan
rumput laut.
Perbedaan Resi Gudang dan Fidusia
1. Dalam sistem RG, barang dagangan milik D harus
disimpan di gudang terakreditasi yang dikelola
oleh pohak ketiga.
Dalam JF, barang dagangan milik D bisa
disimpan di gudang milik D;
2. Dalam sistem RG, ada surat bukti kepemilikan
bernama resi gudang yang dapat dijadikan
jaminan kredit dan dialihkan;
3. Jenis barang yang dijadikan obyek jaminan fidusia
lebih banyak daripada obyek jaminan resi gudang.

Anda mungkin juga menyukai