Anda di halaman 1dari 26

HARTA BENDA DALAM

PERKAWINAN
PERJANJIAN KAWIN
HARTA BENDA DALAM PERKAWINAN
PASAL 35 (1) DAN (2) UUP

HARTA BERSAMA

HARTA BAWAAN
HARTA BERSAMA
Harta benda yang diperoleh
selama perkawinan

PERKAWINAN YANG SAH


Selama Perkawinan

Harta bersama

Mobil dibeli oleh Deposito milik Sinta


Amin
Mengenai harta bersama
suami atau isteri dapat bertindak
atas persetujuan kedua belah
pihak.
HARTA BAWAAN
Harta bawaan dari masing-masing
suami dan isteri
dan harta benda yang diperoleh
masing-masing sebagai hadiah atau
warisan, adalah dibawah penguasaan
masing-masing sepanjang para pihak
tidak menentukan lain.
Selama Perkawinan

Harta Bersama
Harta Bawaan

Amin membeli rumah


sebelum perkawinan
Sinta mendapat Amin membeli
warisan mobil dalam mobil setelah
perkawinan perkawinan

Bunga Sinta memiliki simpanan deposito


deposito? sebelum perkawinan
Mengenai harta bawaan
masing-masing, suami dan isteri
mempunyai hak sepenuhnya untuk
melakukan perbuatan hukum
mengenai harta bendanya
Pengaturan di BW
wanita yang kawin dianggap tidak cakap untuk
melakukan perbuatan hukum. Harus ada persetujuan
suami untuk melakukan suatu perbuatan hukum. Hal
ini berdasarkan pada Pasal 110, 108, 1330 BW.
Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No.3
Tahun 1963 yaitu Pasal 108,110,284 ayat
3,1682,1579,1238,1460 dan 1630x ayat 1 dan 2 para
hakim dapat mengesampingkan pasal-pasal tersebut
karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan kemajuan masyarakat sekarang.
Pasal 119 BW
Bahwa sejak perkawinan
dilangsungkan, maka berlakulah
persatuan harta kekayaan suami dan
istri. ... sejauh tentang hal itu tidak
diadakan ketentuan-ketentuan lain
dalam perjanjian perkawinan
Harta perkawinan
Pasal 119 BW

Joni membeli mobil


selama perkawinan
Joni membeli rumah Desi membeli
sebelum perkawinan mobil sebelum
perkawinan
Pasal 86 Kompilasi hukum islam

Pada dasarnya tidak ada pencampuran antara harta


suami dan istri karena perkawinan.
Harta istri tetap menjadi hak istri dan dikuasai penuh
olehnya, demikian juga suami tetap menjadi hak
suami dan dikuasai penuh olehnya.
Soal :
Amin dan Sinta terikat perkawinan pada tahun 2000,
pada tahun 2001 mereka membeli sebuah rumah yang
berdiri diatas tanah HM. Untuk menunjang usahanya
Amin meminjam uang pada Bank Tama dengan
jaminan berupa rumah di atas tanah Hak Milik yang
dibeli pada tahun 2001 dan sebuah mobil milik Amin
yang diperoleh dari ayahnya sebagai hadiah
Penyimpangan-pengecualian
Para pihak dapat menyimpangi ketentuan
tentang Harta Benda Perkawinan melalui:

Perjanjian kawin
Perjanjian perkawinan
Pasal 29 UUP
Pada waktu atau sebelum perkawinan
dilangsungkan, kedua pihak atas
persetujuan bersama dapat mengadakan
perjanjian tertulis yang disahkan oleh
Pegawai pencatat perkawinan, setelah mana
isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga
sepanjang pihak ketiga tersangkut.
Subtansi perjanjian perkawinan
Perjanjian tersebut tidak dapat
disahkan bilamana melanggar
batas-batas hukum, agama dan
kesusilaan.
Kapan terjadinya perjanjian perkawinan ?
Perjanjian tersebut mulai berlaku
sejak perkawinan dilangsungkan
Apakah perjanjian perkawinan dapat
dirubah?
Prinsip tidak dapat dirubah
kecuali
Bila dari kedua belah pihak ada persetujuan
untuk merubah
dan
perubahan tidak merugikan pihak ketiga.
Pasal 29 UUP
1. Kapan dibuat ? 1. Pd saat/sblm perk
2. Bentuk/formatnya? 2. Tertulis
3. Peg. Pencatat Perk
3. Siapa yang
mengesahkan ?
4. Tdk melanggar batas hk,
4. Keabsahan substansi/ agama,susila
isinya ? 5. Sejak perkawinan
5. Kapan berlaku, dilangsungkan
mengikat para pihak & 6. Prinsip, tdk boleh, kecuali
Pihak ke-3 ? persetujuan para pihak & tdk
boleh merugikan pihak ke-3
6. Apa dpt diubah ?
Bandingkan dengan Perjanjian
kawin menurut BW
Pasal 139 BW
Para calon suami isteri dengan perjanjian
kawin dapat menyimpang dan peraturan
undang undang mengenai harta bersama
asalkan hal itu tidak bertentangan dengan
tata susila yang baik atau dengan tata tertib
umum dan diindahkan pula ketentuan-
ketentuan berikut.
Pasal 147 BW
Perjanjian kawin harus dibuat dengan
akta notaris sebelum pernikahan
berlangsung, dan akan menjadi batal
bila tidak dibuat secara demikian.
Perjanjian itu akan mulai berlaku pada
saat pernikahan dilangsungkan, tidak
boleh ditentukan saat lain untuk itu.
Mengapa harus dalam bentuk akta otentik?

Untuk mencegah perbuatan hukum yang


tergesa-gesa karena perjanjian tersebut
mengikat seumur hidup tidak dapat
dirubah;
Adanya kepastian hukum;
Alat bukti yang sah;
Untuk mencegah adanya penyelundupan
atas ketentuan (lihat Pasal 149 BW)
Pasal 149
Setelah perkawinan berlangsung,
perjanjian kawin tidak boleh
diubah dengan cara apa pun.
Pasal 152 BW
Ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kawin,
yang menyimpang dan harta bersama menurut
undang-undang, seluruhnya atau sebagian, tidak akan
berlaku bagi pihak ketiga sebelum hari pendaftaran
ketentuan-ketentuan itu dalam daftar umum, yang
harus diselenggarakan di kepaniteraan pada
Pengadilan Negeri, yang di daerah hukumnya
perkawinan itu dilangsungkan. atau kepaniteraan di
mana akta perkawinan itu didaftarkan, jika
perkawinan berlangsung di luar negeri.
Perbandingan perjanjian kawin
BW UUP
1. Sebelum perkawinan 1. Pada saat/sblm perk
2. Akta otentik 2. Tertulis
3. Pengadilan negeri 3. Pegawai Pencatat Perk

4. Tdk melanggar batas hukum, 4. Tdk melanggar batas hukum,


agama,susila agama,susila
5. Sejak perkawinan 5. Sejak perkawinan
dilangsungkan dilangsungkan
6. Tidak boleh dirubah 6. Prinsip, tidak boleh, kecuali
persetujuan para pihak & tdk
boleh merugikan pihak ke-3

Anda mungkin juga menyukai