Anda di halaman 1dari 123

SCHIZOPHRENIA

A6
LEMBAR I
S, 31 tahun, laki-laki belum menikah, diantar polisi ke rumah sakit karena mengamuk dan
menyerang seorang perempuan 68 tahun yang tidak dikenalnya di jalan. S mengatakan
menyerang perempuan tersebut karena perempuan tersebut berusaha mencuri isi
pikirannya tentang formula vaksin COVID-19 yang diperolehnya lewat petunjuk Tuhan
satu minggu yang lalu.
Saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatri, S terlihat sibuk berkomat-kamit,
bercakap-cakap sendiri dan mengangguk-angguk. Ketika ditanya apa yang sedang
dilakukannya, ia pun mengatakan ia sedang berkomunikasi dengan Tuhan tentang
formulasi vaksin COVID_19 yang tepat.
S mengatakan bahwa ia sering berkomunikasi melalui telepati dengan Tuhan setelah
secara tiba-tiba ada kekuatan ghaib yang memasukkan pikiran asing ke pikirannya dan
memberi tahu formulasi vaksin COVID-19. Sejak itulah ia menyatakan bahwa dirinya
disuruh untuk menjadi penyelamat manusia di bumi terhadap COVID-19 kini
dikendalikan oleh kekuatan ghaib tersebut.
KLARIFIKASI ISTILAH

-
IDENTIFIKASI MASALAH
Ngamuk dan menyerang perempuan
sering berkomunikasi melalui telepati dengan Tuhan setelah secara tiba-tiba ada
kekuatan ghaib yang memasukkan pikiran asing ke pikirannya dan memberi tahu
formulasi vaksin COVID-19
Komat kamit dan bercakap cakap sera angguk-angguk
HIPOTESA
Gangguan waham
Paranoid
Schizophrenia
ANALISA MASALAH
Gangguan waham adalah delusi ciri cirinya komat kamit dab salah satu gejalanya
adalah schizohrenia
Patofisiologi
Schizophrenia  paranoid, marah marah
LEMBAR 2:
tak lama kemudian, ibu S datang ke rumah sakit dan riwayat trauma pada kepala dan penggunaan zat adiktif tidak
memberikan keterangan bahwa S sudah menunjukkan dijumpai.
perubahan perilaku sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu; hasil pemeriksaan:
semula S rajin bekerja menjadi malas keluar rumah, status presens
malas mandi dan malas bertemu siapa saja. saatu bulan
terakhir ini S mulai bicara-bicara sendiri dan marah- - sensorium: compos mentis
marah tanpa sebab terutama tentang penaganan covid di - td: 120/80 mmHg, pols: 80x/menit, pernafasan: 16x/menit,
indonesia, S mengatakan semua hanyalah konspirasi, suhu normal
baik dalam hal pemeriksaan maupun vaksinasi, yang - pemeriksaan fisik dalam batas normal
hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu tanpa hasil. - pemeriksaan neurologis dalam batas normal
S merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dikenal - pemeriksaan lab: urine/darah rutin: dalam batas normal
sebagai anak yang baik, rajin dan tidak banyak bicara, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, dokter
belum punya pacar dan tidak mempunyai teman dekat. menganjurkan ia untuk dirawat inap dan memberikan suntikan
sehari-hari sepulang dari kantor S lebih suka
haloperidol IM
menghabiskan waktu di kamar sendiri, dengan saudara-
saudaranya pun ia tidak begitu dekat, ia juga kelihatan
tidak terlalu peduli dengan pujian dan kritikan orang,
sehingga terkasan pribadi yang dingin.
KLARISIFIKAS ISTILAH

-
IDENTIFIKASI MASALAH
perubahan perilaku sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu
Introvert
Satu bulan terakhir ini S mulai bicara-bicara sendiri dan marah-marah tanpa sebab terutama
tentang penanganan COVID di Indonesia
Tidak punya teman dan pacar
Tidak dekat dengan saudara dan tidak peduli dengan pujian dan kritikan
HIPOTESA

Schizophrenia
ANALISIS MASALAH
Schizophrenia introvert, tidak mau berinteraksi dengan dunia luar
LEMBAR 3
satu jam kemudian saat dokter visite di ruangan, terlihat mata S
terbelak ke atas dan lidahnya tertarik ke dalam, sehingga celat saat
bicara. apakah yang terjadi pada S?
KLARIFIKASI ISTILAH
IDENTIFIKASI MASALAH
mata S terbeliak ke atas dan lidahnya tertarik ke dalam, sehingga celat saat bicara
HIPOTESA

Schizophrenia
LEARNING ISSUES
1. Gangguan waham secara umum (gangguan proses pikir dan presepsi)
2. Definisi,etiologi, klasifikasi Schizophrenia
3. faktor risiko Schizophrenia dan Patofisiologi Schizophrenia
4. Jenis jenis Mekanisme pertahanan ego
5. Jenis jenis gang. kepribadian
6. dx Schizophrenia (manifestasi klinis,pemfis,)
7. ddx Schizophrenia
8. Komplikasi Schizophrenia
9. Tatalaksana farmako dan non farmako schizo
10. farmakologi antipsikotik
11. Indikasi rujuk, prognosis, skdi
GANGGUAN
WAHAM,PROSES PIKIR
SERTA PERSEPSI
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap dipertahankan dan
tidak dapat dirubah secara logis

Waham merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri :
Tidak realistis
Tidak logis
Menetap
Egosentris
Diyakini kebenarannya oleh penderita
Tidak dapat dikoreksi
Dihayat oleh penderita sebagai hal yangnyata
Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio kultural setempat.
Penyebab
Penyebab secara umum dari waham adalah ganguan konsep diri
Akibat
Akibat dari waham, penderita dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran
tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang
kurang.

Tanda dan Gejala


Menarik diri
Tidak peduli lingkungan
Bicara dan tertawa sendiri
Ketakutan
Marah tanpa sebab
Bermusuhan dan curiga
Komunikasi kacau
Perawatan diri terganggu
Waham ada berbagai macam yaitu :
Waham kendali pikir (thought of being controlled)
Waham kebesaran (delusion of grandiosty)
 Waham Tersangkut
Waham bizarre
-Waham sisip pikir/thought of insertion 
-waham siar pikir / thought of broadcasting 
-waham sedot pikir / thought of withdrawal
Waham Hipokondri
Waham Kejar
Waham dosa
Waham nihilistic
GANGGUAN PROSES BERPIKIR
Proses pikir :
Proses Pertimbangan (judgement)
Proses Pemahaman (comprehension)
Proses Penalaran (reasoning)

Aspek proses berpikir


Bentuk pikiran
Isi pikiran
Arus pikiran
Bentuk pikir
Dereisme/dereistik
Tidak sesuai dengan kenyataan, didasarkan pada
khayalan
• Derealistik
Tidak sesuai dengan kenyataan, masih mungkin
terjadi
 Autistik
Pikiran timbul dari fantasi, ide
 Konkrit
Pikiran terbatas pada satu dimensi arti.
ISI PIKIR
 Ekstasi  Rasa gembira (tidak dapat diceritakan)
 Fantasi : Isi pikiran tentang kejadian yang diinginkan tetapi tidak nyata
 Fobia : Ketakutan Irrasional yang menetap  bisa menimbulkan kompulsi
 Obsesi : Gagasan atau ide yang timbul berulang2 dan persisten
 Kompulsi : Perilaku/perbuatan berulang yang disertai obsesi tertentu
 Alienasi : Perasaan bahwa dirinya berbeda sekali dengan orang lain.
 Pesimisme : Mempunyai pandangan suram terhadap sesuatu
 Waham/ Keyakinan palsu yang tidak sejalan dengan intelegensia pasien. > 3
bulan?  Waham menetap
 Erotomania
 Cemburu
Arus pikir
Inkoherensi/ word salad  Berbicra dengan kata – kata yang tidak
berhubungan sama sekali sehingga tidak bisa dipahami
Asosiasi longgar  Berbicara dengan kalimat – kalimat yang tidak
berhubungan tetapi masih bisa dimengerti
Perseverasi  Menceritakan ide/pikiran/tema secara berlebihan
Kecepatan bicara  Cepat atau tidaknya dalam mengutarakan pikiran
Benturan/blocking  Jalan pikiran tiba2 berhenti (pasien tidak tahu kenapa ia
berhenti)
Pikiran melayang/ flight of ideas  Melompat dari satu topik ke topik lain
tanpa terputus
Asosiasi bunyi/ Clang association  Mengucapkan perkataan yang mempunyai
persamaan bunyi
Neologisme  Pembentukan kata-kata baru yang memiliki arti khusus bagi
penderita
Pikiran berputar – putar/ circumstantiality  Gangguan asosiasi karena terlalu
banyak ide yang di sampaikan. Bisa mencapai tujuan akhir kata-kata tetapi bertahap
Tangensial  Terlepas dari pokok pembicaraan dan tidak kembali ke tujuan akhir
kata2.
Gangguan Persepsi
•Gangguan depersonalisasi  diri sendiri terasa aneh
•Gangguan derealisasi  Lingkungan terasa aneh
•Halusinasi  tidak ada stimulus
•Ilusi  ada stimulus
Halusinasi/persepsi yang keliru
•Halusinasi auditorik
•Halusinasi visual
•Halusinasi penciuman
•Halusinasi pengecapan
•Halusinasi taktil  Phantom libs (Sensasi anggota tubuh
teramputasi) , formication (Sensasi merayap)
•Halusinasi somatic/ cenesthesic hallucination  tjd menyangkut
organ dalam
•Halusinasi lilliput  Objek mjd terlihat kecil
Halusinasi
Halusinasi hipnapompi
Terjadi ketika baru bangun tidur
Halusinasi hipnagogik
Terjadi ketika hendak tidur
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/73/2015
Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan
Ringkas dari PPDGJ III dan DSM 5. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
DEFINISI, ETIOLOGI
DAN KLASIFIKASI
SCHIZOPHRENIA
DEFINISI
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat di bidang psikiatri,
menyebabkan hendaya berat, tidak mampu mengenali realitas
sehingga tidak mampu menjalankan kehidupan sehari-hari seperti
orang normal, dengan perjalanan kronis ditandai dengan
kekambuhan yang terjadi secara berulang
ETIOLOGI
Skizofrenia terjadi karena gangguan integrasi dari faktor biologis,
psikososial dan lingkungan
1. Genetik
Angka kesakitan bagi saudara kandung 7-15%; bagi kembar dua
telur (dizigot) 5-15%; bagi kembar satu telur (monozigot) 40-60%.
Anak yang lahir dari orang tua Skizofrenia 5-20 kali lipat akan
lahir menjadi Skizofrenia dibandingkan anak yang lahir dari
orangtua normal
2.Hipotesis perkembangan saraf
Studi autopsi
Slide bullet text dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormalitas
struktur dan morfologi otak pasien Skizofrenia, antara lain berupa berat
otak rata-rata lebih kecil 6% dari pada otak normal dan ukuran anterior-
posterior 4% lebih pendek, pembesaran ventrikel otak, gangguan
metabolisme di frontal dan temporal dan kelainan susunan seluler struktur
saraf di kortek dan subkortek yang terjadi pada saat perkembangan
3. Neurobiologi
Secara spesifik, gejala positif dari Skizofrenia dihipotesiskan oleh karena adanya malfungsi pada
sirkuit mesolimbik, sementara gejala negatif karena adanya malfungsi di area mesokortek dan
juga melibatkan area mesolimbik khususnya yang melibatkan nucleus acumbens yang
diperkirakan
Slide bulletmenjadi
text bagian dari sirkuit reward dari otak, sehingga jika ada masalah dengan
reward dan motivasi pada Skizofrenia maka kelainannya diduga berasal dari area ini.
Hipotesis Dopamin, menyatakan bahwa Skizofrenia disebabkan oleh adanya hiperaktifitas pada
jaras dopamin pada otak manusia. Hipotesis ini didukung oleh hasil penelitian bahwa
amphetamin, yang kerjanya meningkatkan pelepasan dopamin, dapat menginduksi psikosis yang
mirip dengan Skizofrenia dan obat antipsikotik bekerja dengan memblok reseptor dopamin,
terutama reseptor Dopamin D2
Hipotesis Abnormalitas Reseptor NMDA, di era 2000-an, adanya kerusakan reseptor
N-Methyl-D-Aspartate (NMDA) memengaruhi produksi neurotransmiter glutamat.
Hipotesis ini menjelaskan bagaimana abnormalitas dari reseptor NMDA memengaruhi
hiperaktifas glutamat yang menyebabkan timbulnya gejala Skizofrenia. Glutamat
menjadi neurotransmiter
Slide bullet text mayor untuk eksitasi pada sistem saraf sentral dan sering
menjadi kunci penting dalam pengaturan sistem eksitasi dalam otak (Stahl, 2013).
4. Faktor Lingkungan
Interaksi faktor lingkungan dengan faktor biologi berisiko memengaruhi onset dan
beratnya suatu gangguan. Faktor psikososial dalam lingkungan keluarga, seperti
lingkungan rumah yang sehat akan memberikan perlindungan untuk anak-anak.
Perilaku keluarga yang patologi yang secara signifikan dapat meningkatkan stres
emosional memiliki faktor risiko dalam keluarga menjadi Skizofrenia
KLASIFIKASI
Klasifikasi Skizofrenia menurut PPDGJ III meliputi
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia Katatonik
Skizofrenia Tak Terinci (undifferentiated)
Depresi Pasca-Skizofrenia
Skizofrenia Residual
Skizofrenia Simpleks
FAKTOR RISIKO &
PATOFISIOLOGI
SCHIZOPHRENIA
FAKTOR RISIKO
SCHIZOPHRENIA
Table II
Genetic risk for schizophrenia in terms of prevalence estimates

General population 1%

Second-degree relative 2.5%

Parent 3.8%

Sibling 8.7%

Child, 1 parent 12%

Child, 2 parents 30%-40%

Twin, monozygotic 40%-50%

HTTPS://WWW.NCBI.NLM.NIH.GOV/PMC/ARTICLES/PMC3181617/
Prenatal dan Perinatal
Otak janin yang terpapar oleh infeksi ibu saat hamil atau malnutrisi ibu termasuk asam folat atau
vitamin D, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai fenomena ini.

Usia Ayah
Pria dengan usia yang sudah lanjut memiliki peluang yang lebih besar memiliki anak dengan
gangguan schizophrenia, belum ada bukti
FAKTOR
RISIKO Jenis Kelamin

SCHIZOPH Laki-laki : perempuan ratio risiko 1,4:1

RENIA Faktor Lingkungan dan Sosial


Schizophrenia lebih besar terjadi pada orang-orang yang lahir atau tinggal di pusat kota
dibandingkan dengan yang lahir dan tinggal di daerah pedesaan

Penyalahgunaan Obat-obatan
Penyalahgunaan obat-obatan seperti amfetamin, metamfetamin dan kokain terutama pada usia remaja
dan dengan dosis yang tinggi dapat meningkatkan angka kejadian schizophrenia.
FATANI BZ, ALDAWOD R, ALHAWAJ FA ET AL. SCHIZOPHRENIA: ETIOLOGY, PATHOPHYSIOLOGY AND MANAGEMENT – A REVIEW. OCTOBER 2017; 69(6); 2640-
2646. AYANO G. SCHIZOPHRENIA: A CONCISE OVERVIEW OF ETIOLOGY, EPIDEMIOLOGY DIAGNOSIS AND MANAGEMENT: REVIEW OF LITERATURES. AUGUST
2016; 3(2); 1-7. KAHN RS, SOMMER IE, MURRAY RM ET AL. SCHIZOPHRENIA. NOVEMBER 2015; 1: 1-23
PATOFISIOLOGI
SCHIZOPHRENIA
Abnormalitas Anatomi

Abnormalitas Neurotransmiter

Inflamasi dan Abnormalitas


Fungsi Sistem Imun
HTTPS://EMEDICINE.MEDSCAPE.COM/ARTICLE/288259-OVERVIEW#A3
PATOFISIOLOGI
SCHIZOPHRENIA-
ABNORMALITAS ANATOMI

 Gambaran ventrikel yang membesar


 Penurunan volume otak di daerah
temporal, medial dan area
hippocampus.
 Kelainan anatomi jaringan neokortikal
dan area limbik serta area white-
matter berkurang pada schizophrenia
 Pengurangan volume seluruh otak
dan volume lobus prefrontal dan
temporal kiri dan kanan
PATOFISIOLOGI SCHIZOPHRENIA-
ABNORMALITAS NEUROTRANSMITER

 Adanya kekurangan atau


kelebihan neurotransmitter :
dopamine, serotonin dan
glutamate
 Empat jalur dopaminergik :
 Jalur nigrostriatal
 Jalur mesolimbik
 Jalur mesokortikal
 Jalur tuberoinfundibular

HTTPS://EMEDICINE.MEDSCAPE.COM/ARTICLE/288259-OVERVIEW#A3
PATOFISIOLOGI SCHIZOPHRENIA- INFLAMASI DAN
ABNORMALITAS FUNGSI SISTEM IMUN

Aktivitas system imun yang


berlebihsitokin inflamasi
berlebih, perubahan struktur dan
fungsi otak

HTTPS://EMEDICINE.MEDSCAPE.COM/ARTICLE/288259-OVERVIEW#A3
MEKANISME
PERTAHANAN EGO
REPRESI (REPRESSION)
Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-keinginan, impuls-
impuls pikiran, kehendak-kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu
kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam
alam bawah sadar.Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang
tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar.
Contoh : seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan,
kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut.
KOMPENSASI
(COMPENSATION)
Mekanisme dimana seseorang mengabdikan dirinya kepada mengejar suatu
tujuan, dengan usaha yang lebih giat ke dalam usahanya itu untuk mengatasi
rasa kekurangan yang sebenarnya atau yang hanya dirasakan saja. Menutupi
kelemahan dengan menonjolkan sifat yang baik atau karena frustrasi dalam
suatu bidang, lalu dicari kepuasan secara berlebihan dalam bidang yang lain
Contoh : anak yang tidak pandai di sekolah, menjadi anak jagoan atau
ditakuti oleh teman-temannya.
KONVERSI (CONVERSION)
Mekanisme dimana konflik emosional memperoleh ekspresi luar melalui
manifestasi motorik, sensoris, somatik.
Contoh : saat stress menjadi mudah marah, atau teriak-teriak
PENYANGKALAN (DENIAL)
Proses mekanisme dimana seseorang menghindarkan kenyataan yang
menimbulkan sakit dan rasa cemas, dengan secara tidak sadar menyangkal
adanya kenyataan, yang disangkal itu mungkin berupa suatu pikiran,
keinginan, atau suatu keadaan dan benda. Menyangkal realitas yang
menimbulkan rasa takut, sakit, malu, atau cemas.
Contoh : seorang ibu tidak mau menerima bahwa anaknya terbelakang mental
sehingga anak tersebut dititipkan pada saudaranya yang jauh.
MEMINDAHKAN
(DISPLACEMENT)
Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan tujuan yang
lain ke arah ide ide, objek-objek, atau orang lain daripada ke sumber primer
emosi. Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada
seseorang atau objek yang lain.
Contoh : seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya
atau menendang kucingnya.
DISOSIASI (DISSOCIATION)
Beban emosi dalam suatu keadaan yang menyakitkan diputus atau diubah.
Mekanisme dimana suatu kumpulan proses-proses mental dipisahkan atau
diasingkan dari kesadaran dengan bekerja secara merdeka atau otomatis,
emosi terpisah, dan terlepas dari ide, situasi, objek
Contoh : rasa sedih karena kematian seorang kekasih dikurangi dengan
mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”.
FANTASI (FANTASY) ATAU
KHAYALAN (IMAGE)
Suatu proses melamun (menerawang) atau tindakan berkhayal untuk
memberikan pelarian dari kenyataan, dengan memperoleh kepuasan dan
pencapaian pencapaian kenikmatan yang bersifat khayal Contoh : seorang
anak yang kurang pandai lalu berkhayal dirinya menjadi bintang pelajar.
IDENTIFIKASI
(IDENTIFICATION)
Suatu mekanisme dimana seseorang mempertinggi harga dirinya dengan
mempolakan dirinya serupa dengan orang lain (tabiat-tabiatnya meniru orang
lain). Menambah rasa harga diri dengan menyamakan harga dirinya seperti
seorang atau suatu hal yang dikaguminya.
Contoh : seorang anak yang bersolek atau berdandan seperti ibunya, atau
malah bersolek seperti bintang iklan.
INTROYEKSI (INTROJECTION)
Proses dimana seseorang mengambil ke dalam struktur egonya sendiri, semua
atau sebagian dari kepribadiannya sendiri.
Contoh : seorang anak yang membenci seseorang tapi “memasukkan” ke
dirinya sendiri, hingga jika ia kesal ke orang tersebut ia akan memukuli
dirinya sendiri.
NEGATIVISME (NEGATIVISM)
Proses perlawanan yang aktif atau pasif terhadap permintaan-permintaan
yang ditujukan kepada seseorang. Negativisme aktif kalau seseorang berbuat
kebalikan dari apa yang diminta darinya. Negativisme pasif kalau ia
menghindarkan apa yang diharapkan dari padanya.
Contoh: seorang anak yang disekolahkan tidak sesuai dengan minatnya maka
ia sering bolos sehingga prestasinya menjadi kurang.
PROYEKSI (PROJECTION)
Adalah mekanisme seseorang melindungi dirinya dari kesadaran akan tabiat-
tabiatnya sendiri yang tidak baik, dengan menuduhkannya kepada orang lain.
Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak baik.
Contoh : seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya sentimen kepada
dia.
RASIONALISASI
(RATIONALIZATION)
Mekanisme dimana seseorang membenarkan tingkah lakunya yang tidak
konsekuen dan tidak baik. Termasuk membenarkan kepercayaan, keterangan,
alasan-alasan (motivasi) dengan memberikan penjelasan dan keterangan
baginya. Berusaha untuk membuktikan bahwa perbuatannya (yang
sebenarnya tidak baik) dianggap rasional adanya, dapat dibenarkan, dan dapat
diterima.
Contoh: seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan temannya
karena “kurang enak badan” atau “besok ada ulangan” (padahal takut kalah).
PEMBENTUKAN REAKSI
(REACTION FORMATION)PROSES
Proses dimana seseorang mengambil kedalam struktur egonya sendiri, semua
atau sebagian dari suatu objek, yang kemudian dianggap sebagai suatu unsur
dari kepribadiannya sendiri. Supaya tidak menuruti keinginannya yang jelek,
maka sebagai penghalang diambil sikap atau perilaku yang sebaliknya.
Contoh: seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap
dosen yang sebenarnya tidak ia suka.
REGRESI (REGRESSION)
Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih awal dan kurang
matang dalam adaptasi. Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah laku infantile
(kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke tingkat perkembangan
yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Contoh : seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak ngompol lagi
karena cemas mau masuk sekolah atau mulai menghisap jempol lagi setelah
ia memiliki adik.karena merasa perhatian ibunya terhadap dirinya berkurang.
SUBLIMASI (SUBLIMATION)
Sublimasi adalah pengalihan tindakan-tindakan negatif menjadi tindakan
yang dapat diterima oleh masyarakat sosial. Menurut Freud sublimasi terjadi
bila tindakan-tindakan yang bermanfaat secara sosial menggantikan perasaan
tidak nyaman.
Contohnya seseorang yang memiliki dorongan agresif dan senang berkelahi
dapat dialihkan dengan cara menjadi seorang petinju.
MENGHAPUSKAN (UNDOING)
Mekanisme dimana seseorang secara simbolis melakukan kebalikan sesuatu
yang telah dikerjakannya, atau pikiran yang tidak dapat diterima oleh egonya
dan masyarakat. Dia secara simbolis menghapus pikiran, perasaan, atau
keinginan yang tidak dapat diterima egonya atau masyarakat.
Contoh : seorang suami yang berselingkuh lalu ia memberi bermacam-
macam hadiah kepada istrinya.
SIMPATISME
Berusaha mendapatkan simpati dengan jalan menceritakan berbagai
kesukarannya, misalnya penyakit atau kesulitan-kesulitan lainnya. Bila ada
yang menyatakan simpati kepadanya maka rasa harga dirinya diperkuat,
biarpun ada kegagalan.
Contoh: seorang siswa yang mengeluh bahwa dia tidak mempunyai buku-
buku pelajaran karena orangtuanya miskin dan tidak bisa membelikannya,
lagipula ibunya sakit-sakitan.
SOURCE
Mekanisme Pertahan Diri Menurut Sigmund Freud. from https://deebacalah.blogspot.com/2014/01/7-mekanisme-
pertahan-diri- menurut.html?m=1.
14 Jenis Mekanisme Pertahanan Diri Paling Umum. DosenPsikologi.com. (2018). From
https://www.google.co.id/amp/s/dosenpsikologi.com/jenis-mekanisme- pertahanan-diri/amp.
Defense Mechanisms. Bailey R, Pico J. National Center for Biotechnology Information
JENIS-JENIS
GANGGUAN
KEPRIBADIAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID

Jenis inimenyebabkan penderitanya terus memiliki rasa


ketidakpercayaan dan kecurigaan yang berlebihan pada orang lain.
Mereka merasa selalu diawasi dan menganggap orang-orang selalu
mencoba untuk menjahati atau memanfaatkan mereka.
Bahkan ketika tidak ada penjelasan logis sekalipun dibalik
kecurigaan itu.Penderita gangguan kepribadian ini bisa marah
ketika seseorang mempertanyakan dirinya, atau tidak mau
memberitahu seseorang mengenai diri mereka karena merasa akan
dimanfaatkan.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
SKIZOID
Pengidap jenis ini kesulitan untuk mengekspresikan
emosinya.Penderita gangguan kepribadian ini hanya menunjukkan
sedikit reaksi atau tidak sama sekali ketika seseorang meneriakinya
atau ketika orang-orang memujinya.
Hal ini membuat mereka sering dianggap "dingin" dan tidak ramah.
Penderita gangguan kepribadian skizoid juga sulit untuk merasakan
kesenangan dan tidak tertarik dengan hubungan seksual.Mereka
juga sering dianggap tidak memiliki tujuan dan ambisi.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
SKIZOTIPAL
Mereka cenderung menunjukkan kepercayaan yang aneh dan i luar
nalar. Sebagai contoh, mereka sangat percaya dan yakin bisa
membaca pikiran orang lain.Penderita gangguan ini juga tidak
bereaksi terhadap sesuatu yang membuat kebanyakan orang merasa
emosional, dan kadang meragukan atau mencurigai niat orang
lain.Orang-orang mungkin tidak tahu bagaimana cara merespons
ocehan dan percakapan yang tidak jelas dari penderita gangguan
ini.Seseorang dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat
merasa sangat cemas saat berada di sekitar orang-orang selain
keluarganya sendiri dan lebih memilih untuk sendirian.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
ANTISOSIAL
Penderita gangguan ini dapat membuat marah, menipu,
atau memperlakukan orang lain dengan buruk untuk
mendapatkan apa yang mereka mau.Mereka tidak peduli
mengenai apa yang salah dan benar. Mereka bisa
berbohong dan melakukan sesuatu yang sembrono, kasar,
dan bahkan ilegal.
Seseorang dengan gangguan ini tidak merasa menyesal
ketika melukai orang lain, dan juga rentan terhadap
penyalahgunaan obat-obatan serta alkohol.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
HISTRIONIK
Seseorang dengan gangguan kepribadian histrionik memiliki
keinginan kuat untuk diperhatikan.Penderita gangguan kepribadian
ini mungkin memiliki kemampuan sosial yang baik, namun
menggunakannya untuk mencari perhatian.
Penderita gangguan kepribadian ini sering terlalu khawatir
mengenai penampilan mereka, dan sengaja berpakaian untuk
menarik perhatian orang lainSeseorang dengan jenis gangguan
kepribadian histrionik bertindak layaknya berada di panggung,
dengan emosi berlebihan dan cara bicara yang sering berubah.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
NARSISTIK
Seseorang dengan jenis gangguan kepribadian ini selalu ingin
membuat mereka terlihat baik, bahkan jika harus melukai atau
mengabaikan seseorang untuk melakukannya.Penderita gangguan
kepribadian ini biasanya sering pamer atau pura-pura menjadi
orang yang bukan dirinya. Mereka juga tidak mau mendengar
pendapat orang lain, terutama jika mereka merasa yang lebih
penting. Gangguan kepribadian inidapat membuat seseorang marah
ketika tidak diperlakukan seperti yang mereka inginkan. Di dalam
dirinya, mereka merasa tidak aman, terlalu sensitif, dan bisa
mengamuk ketika dikritik.Penderita gangguan narsis
bisa moody dan depresi ketika ada seseorang yang membuat
mereka merasa inferior.
GANGGUAN KEPRIBADIAN MENGHINDAR
(AVOIDANT PERSONALITY DISORDER)

Gangguan kepribadian menghindar merupakan salah satu


kelompok dari kondisi yang dinamakan gangguan kepribadian
cemas, yang ditandai dengan perasaan gugup dan takut.Orang-
orang dengan gangguan ini memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Mereka juga memiliki rasa takut yang luar biasa terhadap
penolakan dan penilaian buruk dari orang lain.Perasaan-perasaan
ini membuat mereka sangat tidak nyaman dalam berbagai situasi
sosial, yang membuat mereka menghindari kontak dan kegiatan
secara berkelompok.
GANGGUAN KEPRIBADIAN OBSESIF-KOMPULSIF
(OBSESSIVE-COMPULSIVE PERSONALITY DISORDER)

Jenis gangguan kepribadian ini dicirikan dengan einginan untuk


mengontrol orang, pekerjaan, dan situasi di sekitarnya. Perhatian
terhadap peraturan, detail, dan ketertiban bisa menjadi
ekstrim.Seseorang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
sulit untuk bersantai dan merasa ingin melakukan segalanya
sendiri. Mereka juga dapat menilai orang dengan buruk.
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif tidak sama
dengan (obsessive-compulsive disorder) alias OCD.OCD
cenderung ditandari dengan pola pikiran yang tak logis untuk
melakukan sesuatu secara berulang-ulang, seperti mencuci tangan
terlalu banyak karena takut kuman.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
DEPENDEN
Penderita gangguan kepribadian dependen bisa menjadi terlalu manja karena
mereka benci berpisah dengan apa/siapa yang paling dekat dengan
dirinya.Mereka dapat merasakan ketakutan hebat ketika berpikir bahwa
mereka dapat kehilang seseorang yang mereka andalkan.Penderita jenis
gangguan kepribadian ini tidak percaya diri dan tidak tertarik untuk mencoba
hal baru.
Keputusan sehari-hari pun dapat menjadi sulit karena mereka butuh
persetujuan dari orang lain dahulu.Ketika sebuah hubungan asmara berakhir,
seseorang dengan gangguan kepribadian dependen seringkali langsung
memulai hubungan baru. Bahayanya, mereka dapat memaklumi kekerasan
dari seseorang hanya demi mempertahankan orang tersebut di sekitar mereka.
DIAGNOSIS
SCHIZOPHRENIA
MANIFESTASI KLINIS
SKIZOFRENIA :
1. Gejala positif yaitu gejala psikosis seperti halusinasi, delusi, dan kemampuan
bicara dan kelakuan yang tidak teratur
2. Gejala negatif yang terdiri dari penurunan tingkat emosi, sedikit bicara, dan
menurunnya rasa ketertarikan serta ambisi. Penderita skizofrenia yang mengalami
gejala negatif akan merasa malas untuk melakukan berbagai hal
3. Gejala kognitif seperti defisit neurokognitif di mana biasanya pasien akan
mengalami penurunan memori dan atensi. Pasien juga akan kesusahan dalam
memahami sesuatu yang detail;
4. Gejala mood yang ditunjukkan dengan kegembiraan atau kesedihan berlebihan
yang sulit untuk dipahami. Hal tersebut sering menimbulkan depresi pada pasien.
Gejala dari skizofrenia paranoid adalah munculnya beberapa waham, yaitu:
1. Waham kejar (persecution) di mana pasien merasa orang lain bersekutu untuk
melawannya
2. Waham rujukan (reference) yang menyebabkan pasien menganggap bahwa orang
asing atau media masa mengarah kepada pasien
3. Waham merasa dirinya tinggi atau istimewa atau memiliki misi khusus
4. Waham perubahan tubuh
5. Waham cemburu
6. Suara- suara halusinasi yang sifatnya mengancam atau memberikan perintah
kepada pasien untuk melakukan sesuatu
7. Halusinasi pendengaran non verbal seperti tertawa, bersiul, dan bergumam
8. Halusinasi bentuk lainnya misalnya penciuman, pengecapan, penglihatan, sensasi
somatik seksual, atau sensasi somatik lainnya.
Penegakan Diagnosis Skizofrenia

Instrumen alat bantu diagnostik skizofrenia di Indonesia adalah dengan menggunakan PPDGJ-III, berikut
kriteria diagnosis skizofrenia: 
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila
gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) : 
a) hought echo: isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras)
, dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda; atau 
Thought insertion or withdrawal: isi pikiran
  yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
 Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya; 
b) Delusion of control: waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau 
Delusion of passivity: waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
tertentu dari luar; (tentang “dirinya“ = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau anggota
gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus); 
Delusional perception: pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna, sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) Halusinasi auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau- jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham – waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia
lain). 
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas : 
e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan
atau neologisme
g) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.
3. Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal); 
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.
Penegakan Diagnosis Skizofrenia
Dilihat dari International Classification of Disease and Related Health Problems
(ICD- 10) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM- 5).

1. Ada dua atau lebih tanda berikut yang muncul secara signifikan dalam tempo satu
bulan (atau kurang bila sudah diterapi). Minimal harus ada (a), (b), atau (c):
a. Delusi
b. Halusinasi
c. Berbicara secara tidak teratur, seperti berbicara hal yang tidak relevan atau
tidak koheren
d. Berperilaku seperti anak kecil yang marah dan agresif atau berperilaku
katatonik
e. Gejala negatif skizofrenia.
2. Adanya penurunan fungsi pada pekerjaan, hubungan interpersonal, atau self- care
yang sejak munculnya onset menurun secara signifikan
3. Tanda- tanda dari skizofrenia yang mengganggu pasien yang lebih dari enam bulan.
Selama enam bulan tersebut, minimal harus ada satu bulan (atau kurang apabila
terapi berhasil) dari gejala pada poin pertama dan termasuk pula periode gejala
prodormal dan residual. Selama masa prodormal dan residual tersebut, tandatanda
dari gangguan bisa saja hanya bermanifestasi gejala negatif saja atau dua
4. Gangguan skizoafektif dan depresi atau gangguan bipolar dengan gejala
psikosis telah disingkirkan karena
a. Tidak ada depresi mayor atau episode manik yang dapat muncul secara
bersamaan dengan gejala fase aktif
b. Apabila episode mood berlangsung selama fase aktif, hal tersebut hanya
berlangsung dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan total
periode waktu aktif dan residual.
5. Gangguan yang dialami tidak disertai dengan adanya efek fisiologis karena
substasnsi, misalnya penyalahgunaan obat dan kondisi kesehatan lainnya;
6. Apabila ada riwayat autism spectrum disorder atau gangguan dalam
komunikasi semasa kanak- kanak, tambahan diagnosis dari skizofrenia
hanya ditegakkan bila ada delusi atau halusinasi dalam kurun waktu
minimal satu bulan (atau kurang bila terapi berhasil).
Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab organik pada pasien


yang dapat menimbulkan gejala Psikosis. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu
pemeriksaan laboratorium dan radiologis
1. Pemeriksaan lab : darah lengkap, elektrolit (termasuk kalsium), fungsi
ginjal, fungsi hati, fungsi tiroid, kadar vit B12, tes HIV dan urinanalisis.
Urinanalisis dialakukan untuk melihat adanya penyalahgunaan zat serta
infeksi saluran kemih
2. Pemeriksaan radiologis : rontgen toraks untuk mengeksklusi penyakit paru
atau keganasan, serta EEG. Pencitraan otak, seperti CT scan kepala atau
MRI otak juga perlu dilakukan untuk mengeksklusi hematoma subdural,
vaskulitis, abses serebral dan tumor.
DIAGNOSA BANDING
SCHIZOPHRENIA
a.Gangguan kondisi medis umum misalnya epilepsi lobus temporalis, tumor lobus temporalis atau frontalis,

stadium awal sklerosis multipel dan sindrom lupus eritematosus

b. Penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif

c. Gangguan skizoafektif

d. Gangguan afektif berat

e. Gangguan waham

f. Gangguan perkembangan pervasif

g.Gangguan kepribadian skizotipal

h.Gangguan kepribadian skizoid

i.Gangguan kepribadian paranoid


KOMPLIKASI
SCHIZOPHRENIA
Substance use disorder
Efek samping antipsikotik
Komplikasi psikiatri
Komplikasi sosial
TATALAKSANA
SCHIZOPHRENIA
TERAPI SKIZOFRENIA TERDIRI
DARI 3 FASE:
Fase akut  gejala psikotik yang membutuhkan
penatalaksaan segera (episode pertama atau kekambuhan)
Fase stabilisasi  risiko kekambuhan sangat tinggi bila
obat dihentikan atau terpapar stressor
Fase stabil/rumatan  keadaan remisi
FASE AKUT
Agitasi
oAnsietas yang disertai kegelisahan motorik, peningkatan respon terhadap
stimulus internal/eksternal, peningkatan aktivitas verbal atau motorik yang
tidak bertujuan
oBermanifestasi sebagai iritabilitas, tidak kooperatif, ledakan kemarahan,
sikap atau ancaman secara verbal, destruktif dan penyerangan fisik,
sensitivitas sosial menurun dan impulsivitas meningkat
Agresif
oSikap melawan secara verbal atau kekerasan fisik yang ditujukan kepada
benda/orang lain
TALAKSANA PADA FASE
AKUT:
Tujuan:
Mencegah pasien melukai dirinya atau orang lain,
mengendalikan perilaku yang merusak, mengurangi
beratnya gejala psikotik dan gejala terkait lainnya
misalnya agitasi, agresi dan gaduh gelisah.
TATALAKSANA PADA FASE
AKUT (2)
Langkah Pertama:
Berbicara kepada pasien dan memberinya ketenangan.
Langkah Kedua:
Keputusan untuk memulai pemberian obat. Pengikatan atau isolasi hanya
dilakukan bila pasien berbahaya terhadap dirinya sendiri dan orang lain
serta usaha restriksi lainnya tidak berhasil. Pengikatan dilakukan hanya
boleh untuk sementara yaitu sekitar 2-4 jam dan digunakan untuk memulai
pengobatan. Meskipun terapi oral lebih baik, pilihan obat injeksi untuk
mendapatkan awitan kerja yang lebih cepat serta hilangnya gejala dengan
segera perlu dipertimbangkan.
TATALAKSANA PADA FASE
AKUT (3)
Obat injeksi:
a) Olanzapine, dosis 10 mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap 2
jam, dosis maksimum 30mg/hari.
b) Aripriprazol, dosis 9,75 mg/injeksi (dosis maksimal 29,25 mg/hari),
intramuskulus.
c) Haloperidol, dosis 5mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap
setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
d) Diazepam 10mg/injeksi, intravena/intramuskulus, dosis maksimum
30mg/hari
TATALAKSANA PADA FASE
AKUT (4)
Obat oral:
Pemilihan antipsikotika sering ditentukan oleh pengalaman pasien
sebelumnya dengan antipsikotika misalnya, respons gejala terhadap
antipsikotika, profil efek samping, kenyamanan terhadap obat tertentu
terkait cara pemberiannya.
Pada fase akut, obat segera diberikan segera setelah diagnosis
ditegakkan dan dosis dimulai dari dosis anjuran dinaikkan
perlahan-lahan secara bertahap dalam waktu 1 – 3 minggu, sampai
dosis optimal yang dapat mengendalikan gejala
PENATALAKSANAAN EFEK
SAMPING
Bila terjadi efek samping sindroma ekstrapiramidal, misalnya distonia akut, akathisia
atau parkinsonisme, terlebih dahulu dilakukan penurunan dosis.
Bila tidak dapat ditanggulangi, diberikan obat-obat antikolinergik, misalnya
triheksifenidil, benztropin, sulfas atropin, atau difenhidramin injeksi IM atau IV.
Obat yang paling sering digunakan adalah triheksifenidil dengan dosis 3 kali 2 mg
per hari.
Bila tetap tidak berhasil mengatasi efek samping tersebut disarankan untuk
mengganti jenis antipsikotika yang digunakan ke golongan APG-II yang lebih
sedikit kemungkinannya mengakibatkan efek samping ekstrapiramidal.
Obat-obat antikholinergik tersebut tidak perlu diberikan secara rutin atau untuk
tujuan pencegahan efek samping ekstrapiramidal, karena munculnya efek
samping bersifat individual. Obat antikholinergik perlu diberikan hanya
bila terjadi efek samping ekstrapiramidal.
Neuroleptic Malignant Syndrome (NMS) is characterized by a classic triad of rigidity, hyperthermia
(>100.4°F/38.0°C on at least two occasions, measured orally), and sympathetic nervous system lability,
including hypertension and tachycardia, in the context of exposure to a dopamine antagonist (or withdrawal
of a dopamine agonist), typically within 72 hours of symptom development (American Psychiatric
Association 2013a; Gurrera et al. 2011, 2017).

In addition, NMS is associated with an elevated level of serum creatine kinase (typically, at least four times
the upper limit of normal), tachypnea, change in mental status (e.g., delirium, stupor), and lack of another
identified etiology for the symptoms
Tardive syndromes are persistent abnormal involuntary movement disorders caused by sustained exposure
to antipsychotic medication

Tardive dyskinesia, develop later, often months or even years after treatment initiation
TATALAKSANA FASE
STABILISASI
Tujuan terapi
mengurangi stres pada ODS dan memberikan dukungan untuk
mengurangi kekambuhan, meningkatkan adaptasi ODS terhadap
kehidupan dalam masyarakat, memfasilitasi pengurangan gejala secara
terus-menerus dan konsolidasi remisi, dan meningkatkan proses
penyembuhan.
Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan
selama lebih kurang 8 – 10 minggu sebelum masuk ke tahap
rumatan.
Penurunan dosis atau penghentian pengobatan pada fase ini dapat
menyebabkan kekambuhan.
TATALAKSANA FASE
STABIL/RUMATAN
Tujuan
mempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau
konsekuensi kekakambuhan dan mengoptimalkan fungsi dan proses kesembuhan
(recovery).

Setelah ODS mencapai fase stabil atau fase terapi rumatan, perencanaan
terapi jangka panjang untuk mengurangi risiko kekambuhan, memantau dan
mengurangi beratnya efek samping obat, perlu dilakukan.
Penggunaan antipsikotika pada fase stabil dapat mengurangi risiko
kekambuhan hingga 30% per tahun. Tanpa terapi rumatan, sekitar 60%-70%
ODS akan mengalami kekambuhan dalam satu tahun. Dalam dua tahun,
kekambuhan dapat mencapai 90%. Kepatuhan terhadap obat yang
digunakan sangat diperlukan.
TATALAKSANA FASE
STABIL/RUMATAN (2)
Menenentukan dosis efektif minimum yang dapat mencegah kekambuhan
pada fase stabil memang agak sulit.
Dosis tinggi sering lebih efektif mengurangi kekambuhan bila
dibandingkan dengan dosis rendah. Meskipun demikian, dosis yang lebih
tinggi sering menyebabkan besarnya efek samping sehingga sering tidak
dapat ditoleransi. Oleh karena itu, klinikus hendaklah berusaha menggunakan
obat dengan dosis yang efek sampingnya minimal tetapi masih dalam kisaran
dosis efektif obat yang bersangkutan.
Dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang
masih mampu mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, pertama kali, terapi
diberikan sampai dua tahun, bila sudah berjalan kronis dengan beberapa kali
kekambuhan, terapi diberikan sampai lima tahun bahkan seumur hidup.
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
Intervensi psikososial adalah proses yang memfasilitasi kesempatan untuk individu
meraih tingkat kemandiriannya secara optimal di komunitas (WHO, 1996).
Berbagai studi membuktikan bahwa intervensi psikososial bermanfaat dalam
menurunkan frekuensi kekambuhan, mengurangi kebutuhan rawat kembali di rumah sakit,
mengurangi penderitaan akibat gejala-gejala penyakitnya, meningkatkan kapasitas
fungsional, memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan berkeluarga.
Intervensi psikososial bisa dimulai sedini mungkin namun hendaknya disesuaikan dengan
fase perjalanan penyakitnya, dengan melibatkan orang dengan Skizofrenia dan
keluarganya sejak awal.
Melalui intervensi psikososial, orang dengan Skizofrenia dan keluarga diajak untuk
memahami perjalanan penyakit, perkembangan gejala, dan menyusun harapan yang lebih
realistik untuk kehidupan dan masa depannya.
Intervensi psikososial berbasis bukti yang dianggap efektif untuk skizofrenia
adalah:
1. Psikoedukasi
2. Intervensi keluarga
3. Terapi kognitif perilaku (CBT)
4. Pelatihan keterampilan social
5. Terapi vokasional
6. Remediasi kognitif
7. Dukungan kelompok sebaya
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
INTERVENSI PSIKOSOSIAL SESUAI FASE
PERJALANAN PENYAKIT
INTERVENSI PSIKOSOSIAL SESUAI FASE
PERJALANAN PENYAKIT (2)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/73/2015 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN JIWA
Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia 2011
The American Psychiatric Association Practice Guideline for The Treatment of
Patients With Schizophrenia 3rd edition
OBAT ANTIPSIKOTIK
FISIOLOGI DOPAMINE
TYPICAL ANTIPSIKOTIK
ATYPICAL ANTIPSIKOTIK
CLASSIFICATION OF ANTIPSYCHOTIC
DRUGS:
Atypical Antipsychotic Drugs: Typical Antipsychotic Drugs:
Clozapine, Phenothiazines:
Olanzapine, Chlorpromazine,
Thioridazine ,
Risperidone, Trifluperazine,
Ziprasidone Fluphenazine.
Butyrophenones:
Haloperidol
Benperidol.
Thioxanthenes:
Thiothixene
Others:
Pimozide
Loxapine
INDIKASI RUJUK
PROGNOSIS
SKDI
PROGNOSIS
Diagnosa skizofrenia dibuat berarti sudah tidak ada harapan lagi
bagi orang yang bersangkutan, kepribadiannya selalu akan menuju
ke arah kemunduran mental (detoriasi mental). Seseorang dengan
gangguan skizofrenia kemudian menjadi sembuh, maka
diagnosanya harus diragukan. Angka kesembuhan skizofrenia
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Depkes RI tahun
2013 menunjukkan sekitar 80% pasien yang di rawat di RSJ dengan
skizofrenia 25% dapat sembuh, 25% dapat mandiri, 25%
membutuhkan bantuan, dan 25% jatuh kedalam kondisi berat.
http://repository.unimus.ac.id/2121/3/BAB%20II.pdf
1/3 dari pasien skizofrenia yang datang berobat dalam
tahun pertama setelah serangan pertama akan sembuh
sama sekali (full remission/recovery), 1/3 yang lain
dapat dikembalikan ke masyarakat walaupun masih
didapati cacat sedikit dan masih harus sering diperiksa
dan diobati selanjutnya dan sisanya biasanya, mereka
tidak dapat berfungsi didalam masyarakat dan menuju
kemunduran mental, sehingga mungkin menjadi
penghuni tetap rumah sakit jiwa.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5644/f.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Prognosis dapat ditetapkan juga dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, antara lain
 Bila skizofrenia timbul secara akut, maka prognosis lebih baik
daripada bila penyakit itu mulai secara pelan-pelan.
 Jenis
 Umur
 Pengobatan
 Faktor keturunan
 Tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya
 Menetap pada negara maju

https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/Skizofrenia-Bahan-Kuliah-psikiatri-neuropsikiatri.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5644/f.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
SKDI
INDIKASI RUJUK

Anda mungkin juga menyukai