A6
LEMBAR I
S, 31 tahun, laki-laki belum menikah, diantar polisi ke rumah sakit karena mengamuk dan
menyerang seorang perempuan 68 tahun yang tidak dikenalnya di jalan. S mengatakan
menyerang perempuan tersebut karena perempuan tersebut berusaha mencuri isi
pikirannya tentang formula vaksin COVID-19 yang diperolehnya lewat petunjuk Tuhan
satu minggu yang lalu.
Saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatri, S terlihat sibuk berkomat-kamit,
bercakap-cakap sendiri dan mengangguk-angguk. Ketika ditanya apa yang sedang
dilakukannya, ia pun mengatakan ia sedang berkomunikasi dengan Tuhan tentang
formulasi vaksin COVID_19 yang tepat.
S mengatakan bahwa ia sering berkomunikasi melalui telepati dengan Tuhan setelah
secara tiba-tiba ada kekuatan ghaib yang memasukkan pikiran asing ke pikirannya dan
memberi tahu formulasi vaksin COVID-19. Sejak itulah ia menyatakan bahwa dirinya
disuruh untuk menjadi penyelamat manusia di bumi terhadap COVID-19 kini
dikendalikan oleh kekuatan ghaib tersebut.
KLARIFIKASI ISTILAH
-
IDENTIFIKASI MASALAH
Ngamuk dan menyerang perempuan
sering berkomunikasi melalui telepati dengan Tuhan setelah secara tiba-tiba ada
kekuatan ghaib yang memasukkan pikiran asing ke pikirannya dan memberi tahu
formulasi vaksin COVID-19
Komat kamit dan bercakap cakap sera angguk-angguk
HIPOTESA
Gangguan waham
Paranoid
Schizophrenia
ANALISA MASALAH
Gangguan waham adalah delusi ciri cirinya komat kamit dab salah satu gejalanya
adalah schizohrenia
Patofisiologi
Schizophrenia paranoid, marah marah
LEMBAR 2:
tak lama kemudian, ibu S datang ke rumah sakit dan riwayat trauma pada kepala dan penggunaan zat adiktif tidak
memberikan keterangan bahwa S sudah menunjukkan dijumpai.
perubahan perilaku sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu; hasil pemeriksaan:
semula S rajin bekerja menjadi malas keluar rumah, status presens
malas mandi dan malas bertemu siapa saja. saatu bulan
terakhir ini S mulai bicara-bicara sendiri dan marah- - sensorium: compos mentis
marah tanpa sebab terutama tentang penaganan covid di - td: 120/80 mmHg, pols: 80x/menit, pernafasan: 16x/menit,
indonesia, S mengatakan semua hanyalah konspirasi, suhu normal
baik dalam hal pemeriksaan maupun vaksinasi, yang - pemeriksaan fisik dalam batas normal
hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu tanpa hasil. - pemeriksaan neurologis dalam batas normal
S merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dikenal - pemeriksaan lab: urine/darah rutin: dalam batas normal
sebagai anak yang baik, rajin dan tidak banyak bicara, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, dokter
belum punya pacar dan tidak mempunyai teman dekat. menganjurkan ia untuk dirawat inap dan memberikan suntikan
sehari-hari sepulang dari kantor S lebih suka
haloperidol IM
menghabiskan waktu di kamar sendiri, dengan saudara-
saudaranya pun ia tidak begitu dekat, ia juga kelihatan
tidak terlalu peduli dengan pujian dan kritikan orang,
sehingga terkasan pribadi yang dingin.
KLARISIFIKAS ISTILAH
-
IDENTIFIKASI MASALAH
perubahan perilaku sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu
Introvert
Satu bulan terakhir ini S mulai bicara-bicara sendiri dan marah-marah tanpa sebab terutama
tentang penanganan COVID di Indonesia
Tidak punya teman dan pacar
Tidak dekat dengan saudara dan tidak peduli dengan pujian dan kritikan
HIPOTESA
Schizophrenia
ANALISIS MASALAH
Schizophrenia introvert, tidak mau berinteraksi dengan dunia luar
LEMBAR 3
satu jam kemudian saat dokter visite di ruangan, terlihat mata S
terbelak ke atas dan lidahnya tertarik ke dalam, sehingga celat saat
bicara. apakah yang terjadi pada S?
KLARIFIKASI ISTILAH
IDENTIFIKASI MASALAH
mata S terbeliak ke atas dan lidahnya tertarik ke dalam, sehingga celat saat bicara
HIPOTESA
Schizophrenia
LEARNING ISSUES
1. Gangguan waham secara umum (gangguan proses pikir dan presepsi)
2. Definisi,etiologi, klasifikasi Schizophrenia
3. faktor risiko Schizophrenia dan Patofisiologi Schizophrenia
4. Jenis jenis Mekanisme pertahanan ego
5. Jenis jenis gang. kepribadian
6. dx Schizophrenia (manifestasi klinis,pemfis,)
7. ddx Schizophrenia
8. Komplikasi Schizophrenia
9. Tatalaksana farmako dan non farmako schizo
10. farmakologi antipsikotik
11. Indikasi rujuk, prognosis, skdi
GANGGUAN
WAHAM,PROSES PIKIR
SERTA PERSEPSI
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap dipertahankan dan
tidak dapat dirubah secara logis
Waham merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri :
Tidak realistis
Tidak logis
Menetap
Egosentris
Diyakini kebenarannya oleh penderita
Tidak dapat dikoreksi
Dihayat oleh penderita sebagai hal yangnyata
Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio kultural setempat.
Penyebab
Penyebab secara umum dari waham adalah ganguan konsep diri
Akibat
Akibat dari waham, penderita dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran
tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang
kurang.
General population 1%
Parent 3.8%
Sibling 8.7%
HTTPS://WWW.NCBI.NLM.NIH.GOV/PMC/ARTICLES/PMC3181617/
Prenatal dan Perinatal
Otak janin yang terpapar oleh infeksi ibu saat hamil atau malnutrisi ibu termasuk asam folat atau
vitamin D, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai fenomena ini.
Usia Ayah
Pria dengan usia yang sudah lanjut memiliki peluang yang lebih besar memiliki anak dengan
gangguan schizophrenia, belum ada bukti
FAKTOR
RISIKO Jenis Kelamin
Penyalahgunaan Obat-obatan
Penyalahgunaan obat-obatan seperti amfetamin, metamfetamin dan kokain terutama pada usia remaja
dan dengan dosis yang tinggi dapat meningkatkan angka kejadian schizophrenia.
FATANI BZ, ALDAWOD R, ALHAWAJ FA ET AL. SCHIZOPHRENIA: ETIOLOGY, PATHOPHYSIOLOGY AND MANAGEMENT – A REVIEW. OCTOBER 2017; 69(6); 2640-
2646. AYANO G. SCHIZOPHRENIA: A CONCISE OVERVIEW OF ETIOLOGY, EPIDEMIOLOGY DIAGNOSIS AND MANAGEMENT: REVIEW OF LITERATURES. AUGUST
2016; 3(2); 1-7. KAHN RS, SOMMER IE, MURRAY RM ET AL. SCHIZOPHRENIA. NOVEMBER 2015; 1: 1-23
PATOFISIOLOGI
SCHIZOPHRENIA
Abnormalitas Anatomi
Abnormalitas Neurotransmiter
HTTPS://EMEDICINE.MEDSCAPE.COM/ARTICLE/288259-OVERVIEW#A3
PATOFISIOLOGI SCHIZOPHRENIA- INFLAMASI DAN
ABNORMALITAS FUNGSI SISTEM IMUN
HTTPS://EMEDICINE.MEDSCAPE.COM/ARTICLE/288259-OVERVIEW#A3
MEKANISME
PERTAHANAN EGO
REPRESI (REPRESSION)
Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-keinginan, impuls-
impuls pikiran, kehendak-kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu
kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam
alam bawah sadar.Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang
tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar.
Contoh : seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan,
kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut.
KOMPENSASI
(COMPENSATION)
Mekanisme dimana seseorang mengabdikan dirinya kepada mengejar suatu
tujuan, dengan usaha yang lebih giat ke dalam usahanya itu untuk mengatasi
rasa kekurangan yang sebenarnya atau yang hanya dirasakan saja. Menutupi
kelemahan dengan menonjolkan sifat yang baik atau karena frustrasi dalam
suatu bidang, lalu dicari kepuasan secara berlebihan dalam bidang yang lain
Contoh : anak yang tidak pandai di sekolah, menjadi anak jagoan atau
ditakuti oleh teman-temannya.
KONVERSI (CONVERSION)
Mekanisme dimana konflik emosional memperoleh ekspresi luar melalui
manifestasi motorik, sensoris, somatik.
Contoh : saat stress menjadi mudah marah, atau teriak-teriak
PENYANGKALAN (DENIAL)
Proses mekanisme dimana seseorang menghindarkan kenyataan yang
menimbulkan sakit dan rasa cemas, dengan secara tidak sadar menyangkal
adanya kenyataan, yang disangkal itu mungkin berupa suatu pikiran,
keinginan, atau suatu keadaan dan benda. Menyangkal realitas yang
menimbulkan rasa takut, sakit, malu, atau cemas.
Contoh : seorang ibu tidak mau menerima bahwa anaknya terbelakang mental
sehingga anak tersebut dititipkan pada saudaranya yang jauh.
MEMINDAHKAN
(DISPLACEMENT)
Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan tujuan yang
lain ke arah ide ide, objek-objek, atau orang lain daripada ke sumber primer
emosi. Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada
seseorang atau objek yang lain.
Contoh : seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya
atau menendang kucingnya.
DISOSIASI (DISSOCIATION)
Beban emosi dalam suatu keadaan yang menyakitkan diputus atau diubah.
Mekanisme dimana suatu kumpulan proses-proses mental dipisahkan atau
diasingkan dari kesadaran dengan bekerja secara merdeka atau otomatis,
emosi terpisah, dan terlepas dari ide, situasi, objek
Contoh : rasa sedih karena kematian seorang kekasih dikurangi dengan
mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”.
FANTASI (FANTASY) ATAU
KHAYALAN (IMAGE)
Suatu proses melamun (menerawang) atau tindakan berkhayal untuk
memberikan pelarian dari kenyataan, dengan memperoleh kepuasan dan
pencapaian pencapaian kenikmatan yang bersifat khayal Contoh : seorang
anak yang kurang pandai lalu berkhayal dirinya menjadi bintang pelajar.
IDENTIFIKASI
(IDENTIFICATION)
Suatu mekanisme dimana seseorang mempertinggi harga dirinya dengan
mempolakan dirinya serupa dengan orang lain (tabiat-tabiatnya meniru orang
lain). Menambah rasa harga diri dengan menyamakan harga dirinya seperti
seorang atau suatu hal yang dikaguminya.
Contoh : seorang anak yang bersolek atau berdandan seperti ibunya, atau
malah bersolek seperti bintang iklan.
INTROYEKSI (INTROJECTION)
Proses dimana seseorang mengambil ke dalam struktur egonya sendiri, semua
atau sebagian dari kepribadiannya sendiri.
Contoh : seorang anak yang membenci seseorang tapi “memasukkan” ke
dirinya sendiri, hingga jika ia kesal ke orang tersebut ia akan memukuli
dirinya sendiri.
NEGATIVISME (NEGATIVISM)
Proses perlawanan yang aktif atau pasif terhadap permintaan-permintaan
yang ditujukan kepada seseorang. Negativisme aktif kalau seseorang berbuat
kebalikan dari apa yang diminta darinya. Negativisme pasif kalau ia
menghindarkan apa yang diharapkan dari padanya.
Contoh: seorang anak yang disekolahkan tidak sesuai dengan minatnya maka
ia sering bolos sehingga prestasinya menjadi kurang.
PROYEKSI (PROJECTION)
Adalah mekanisme seseorang melindungi dirinya dari kesadaran akan tabiat-
tabiatnya sendiri yang tidak baik, dengan menuduhkannya kepada orang lain.
Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak baik.
Contoh : seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya sentimen kepada
dia.
RASIONALISASI
(RATIONALIZATION)
Mekanisme dimana seseorang membenarkan tingkah lakunya yang tidak
konsekuen dan tidak baik. Termasuk membenarkan kepercayaan, keterangan,
alasan-alasan (motivasi) dengan memberikan penjelasan dan keterangan
baginya. Berusaha untuk membuktikan bahwa perbuatannya (yang
sebenarnya tidak baik) dianggap rasional adanya, dapat dibenarkan, dan dapat
diterima.
Contoh: seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan temannya
karena “kurang enak badan” atau “besok ada ulangan” (padahal takut kalah).
PEMBENTUKAN REAKSI
(REACTION FORMATION)PROSES
Proses dimana seseorang mengambil kedalam struktur egonya sendiri, semua
atau sebagian dari suatu objek, yang kemudian dianggap sebagai suatu unsur
dari kepribadiannya sendiri. Supaya tidak menuruti keinginannya yang jelek,
maka sebagai penghalang diambil sikap atau perilaku yang sebaliknya.
Contoh: seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap
dosen yang sebenarnya tidak ia suka.
REGRESI (REGRESSION)
Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih awal dan kurang
matang dalam adaptasi. Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah laku infantile
(kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke tingkat perkembangan
yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Contoh : seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak ngompol lagi
karena cemas mau masuk sekolah atau mulai menghisap jempol lagi setelah
ia memiliki adik.karena merasa perhatian ibunya terhadap dirinya berkurang.
SUBLIMASI (SUBLIMATION)
Sublimasi adalah pengalihan tindakan-tindakan negatif menjadi tindakan
yang dapat diterima oleh masyarakat sosial. Menurut Freud sublimasi terjadi
bila tindakan-tindakan yang bermanfaat secara sosial menggantikan perasaan
tidak nyaman.
Contohnya seseorang yang memiliki dorongan agresif dan senang berkelahi
dapat dialihkan dengan cara menjadi seorang petinju.
MENGHAPUSKAN (UNDOING)
Mekanisme dimana seseorang secara simbolis melakukan kebalikan sesuatu
yang telah dikerjakannya, atau pikiran yang tidak dapat diterima oleh egonya
dan masyarakat. Dia secara simbolis menghapus pikiran, perasaan, atau
keinginan yang tidak dapat diterima egonya atau masyarakat.
Contoh : seorang suami yang berselingkuh lalu ia memberi bermacam-
macam hadiah kepada istrinya.
SIMPATISME
Berusaha mendapatkan simpati dengan jalan menceritakan berbagai
kesukarannya, misalnya penyakit atau kesulitan-kesulitan lainnya. Bila ada
yang menyatakan simpati kepadanya maka rasa harga dirinya diperkuat,
biarpun ada kegagalan.
Contoh: seorang siswa yang mengeluh bahwa dia tidak mempunyai buku-
buku pelajaran karena orangtuanya miskin dan tidak bisa membelikannya,
lagipula ibunya sakit-sakitan.
SOURCE
Mekanisme Pertahan Diri Menurut Sigmund Freud. from https://deebacalah.blogspot.com/2014/01/7-mekanisme-
pertahan-diri- menurut.html?m=1.
14 Jenis Mekanisme Pertahanan Diri Paling Umum. DosenPsikologi.com. (2018). From
https://www.google.co.id/amp/s/dosenpsikologi.com/jenis-mekanisme- pertahanan-diri/amp.
Defense Mechanisms. Bailey R, Pico J. National Center for Biotechnology Information
JENIS-JENIS
GANGGUAN
KEPRIBADIAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
Instrumen alat bantu diagnostik skizofrenia di Indonesia adalah dengan menggunakan PPDGJ-III, berikut
kriteria diagnosis skizofrenia:
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila
gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a) hought echo: isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras)
, dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda; atau
Thought insertion or withdrawal: isi pikiran
yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
b) Delusion of control: waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
Delusion of passivity: waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
tertentu dari luar; (tentang “dirinya“ = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau anggota
gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
Delusional perception: pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna, sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) Halusinasi auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau- jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham – waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia
lain).
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan
atau neologisme
g) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.
3. Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal);
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.
Penegakan Diagnosis Skizofrenia
Dilihat dari International Classification of Disease and Related Health Problems
(ICD- 10) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM- 5).
1. Ada dua atau lebih tanda berikut yang muncul secara signifikan dalam tempo satu
bulan (atau kurang bila sudah diterapi). Minimal harus ada (a), (b), atau (c):
a. Delusi
b. Halusinasi
c. Berbicara secara tidak teratur, seperti berbicara hal yang tidak relevan atau
tidak koheren
d. Berperilaku seperti anak kecil yang marah dan agresif atau berperilaku
katatonik
e. Gejala negatif skizofrenia.
2. Adanya penurunan fungsi pada pekerjaan, hubungan interpersonal, atau self- care
yang sejak munculnya onset menurun secara signifikan
3. Tanda- tanda dari skizofrenia yang mengganggu pasien yang lebih dari enam bulan.
Selama enam bulan tersebut, minimal harus ada satu bulan (atau kurang apabila
terapi berhasil) dari gejala pada poin pertama dan termasuk pula periode gejala
prodormal dan residual. Selama masa prodormal dan residual tersebut, tandatanda
dari gangguan bisa saja hanya bermanifestasi gejala negatif saja atau dua
4. Gangguan skizoafektif dan depresi atau gangguan bipolar dengan gejala
psikosis telah disingkirkan karena
a. Tidak ada depresi mayor atau episode manik yang dapat muncul secara
bersamaan dengan gejala fase aktif
b. Apabila episode mood berlangsung selama fase aktif, hal tersebut hanya
berlangsung dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan total
periode waktu aktif dan residual.
5. Gangguan yang dialami tidak disertai dengan adanya efek fisiologis karena
substasnsi, misalnya penyalahgunaan obat dan kondisi kesehatan lainnya;
6. Apabila ada riwayat autism spectrum disorder atau gangguan dalam
komunikasi semasa kanak- kanak, tambahan diagnosis dari skizofrenia
hanya ditegakkan bila ada delusi atau halusinasi dalam kurun waktu
minimal satu bulan (atau kurang bila terapi berhasil).
Pemeriksaan Penunjang
c. Gangguan skizoafektif
e. Gangguan waham
In addition, NMS is associated with an elevated level of serum creatine kinase (typically, at least four times
the upper limit of normal), tachypnea, change in mental status (e.g., delirium, stupor), and lack of another
identified etiology for the symptoms
Tardive syndromes are persistent abnormal involuntary movement disorders caused by sustained exposure
to antipsychotic medication
Tardive dyskinesia, develop later, often months or even years after treatment initiation
TATALAKSANA FASE
STABILISASI
Tujuan terapi
mengurangi stres pada ODS dan memberikan dukungan untuk
mengurangi kekambuhan, meningkatkan adaptasi ODS terhadap
kehidupan dalam masyarakat, memfasilitasi pengurangan gejala secara
terus-menerus dan konsolidasi remisi, dan meningkatkan proses
penyembuhan.
Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan
selama lebih kurang 8 – 10 minggu sebelum masuk ke tahap
rumatan.
Penurunan dosis atau penghentian pengobatan pada fase ini dapat
menyebabkan kekambuhan.
TATALAKSANA FASE
STABIL/RUMATAN
Tujuan
mempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau
konsekuensi kekakambuhan dan mengoptimalkan fungsi dan proses kesembuhan
(recovery).
Setelah ODS mencapai fase stabil atau fase terapi rumatan, perencanaan
terapi jangka panjang untuk mengurangi risiko kekambuhan, memantau dan
mengurangi beratnya efek samping obat, perlu dilakukan.
Penggunaan antipsikotika pada fase stabil dapat mengurangi risiko
kekambuhan hingga 30% per tahun. Tanpa terapi rumatan, sekitar 60%-70%
ODS akan mengalami kekambuhan dalam satu tahun. Dalam dua tahun,
kekambuhan dapat mencapai 90%. Kepatuhan terhadap obat yang
digunakan sangat diperlukan.
TATALAKSANA FASE
STABIL/RUMATAN (2)
Menenentukan dosis efektif minimum yang dapat mencegah kekambuhan
pada fase stabil memang agak sulit.
Dosis tinggi sering lebih efektif mengurangi kekambuhan bila
dibandingkan dengan dosis rendah. Meskipun demikian, dosis yang lebih
tinggi sering menyebabkan besarnya efek samping sehingga sering tidak
dapat ditoleransi. Oleh karena itu, klinikus hendaklah berusaha menggunakan
obat dengan dosis yang efek sampingnya minimal tetapi masih dalam kisaran
dosis efektif obat yang bersangkutan.
Dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang
masih mampu mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, pertama kali, terapi
diberikan sampai dua tahun, bila sudah berjalan kronis dengan beberapa kali
kekambuhan, terapi diberikan sampai lima tahun bahkan seumur hidup.
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
Intervensi psikososial adalah proses yang memfasilitasi kesempatan untuk individu
meraih tingkat kemandiriannya secara optimal di komunitas (WHO, 1996).
Berbagai studi membuktikan bahwa intervensi psikososial bermanfaat dalam
menurunkan frekuensi kekambuhan, mengurangi kebutuhan rawat kembali di rumah sakit,
mengurangi penderitaan akibat gejala-gejala penyakitnya, meningkatkan kapasitas
fungsional, memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan berkeluarga.
Intervensi psikososial bisa dimulai sedini mungkin namun hendaknya disesuaikan dengan
fase perjalanan penyakitnya, dengan melibatkan orang dengan Skizofrenia dan
keluarganya sejak awal.
Melalui intervensi psikososial, orang dengan Skizofrenia dan keluarga diajak untuk
memahami perjalanan penyakit, perkembangan gejala, dan menyusun harapan yang lebih
realistik untuk kehidupan dan masa depannya.
Intervensi psikososial berbasis bukti yang dianggap efektif untuk skizofrenia
adalah:
1. Psikoedukasi
2. Intervensi keluarga
3. Terapi kognitif perilaku (CBT)
4. Pelatihan keterampilan social
5. Terapi vokasional
6. Remediasi kognitif
7. Dukungan kelompok sebaya
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
INTERVENSI PSIKOSOSIAL SESUAI FASE
PERJALANAN PENYAKIT
INTERVENSI PSIKOSOSIAL SESUAI FASE
PERJALANAN PENYAKIT (2)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/73/2015 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN JIWA
Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia 2011
The American Psychiatric Association Practice Guideline for The Treatment of
Patients With Schizophrenia 3rd edition
OBAT ANTIPSIKOTIK
FISIOLOGI DOPAMINE
TYPICAL ANTIPSIKOTIK
ATYPICAL ANTIPSIKOTIK
CLASSIFICATION OF ANTIPSYCHOTIC
DRUGS:
Atypical Antipsychotic Drugs: Typical Antipsychotic Drugs:
Clozapine, Phenothiazines:
Olanzapine, Chlorpromazine,
Thioridazine ,
Risperidone, Trifluperazine,
Ziprasidone Fluphenazine.
Butyrophenones:
Haloperidol
Benperidol.
Thioxanthenes:
Thiothixene
Others:
Pimozide
Loxapine
INDIKASI RUJUK
PROGNOSIS
SKDI
PROGNOSIS
Diagnosa skizofrenia dibuat berarti sudah tidak ada harapan lagi
bagi orang yang bersangkutan, kepribadiannya selalu akan menuju
ke arah kemunduran mental (detoriasi mental). Seseorang dengan
gangguan skizofrenia kemudian menjadi sembuh, maka
diagnosanya harus diragukan. Angka kesembuhan skizofrenia
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Depkes RI tahun
2013 menunjukkan sekitar 80% pasien yang di rawat di RSJ dengan
skizofrenia 25% dapat sembuh, 25% dapat mandiri, 25%
membutuhkan bantuan, dan 25% jatuh kedalam kondisi berat.
http://repository.unimus.ac.id/2121/3/BAB%20II.pdf
1/3 dari pasien skizofrenia yang datang berobat dalam
tahun pertama setelah serangan pertama akan sembuh
sama sekali (full remission/recovery), 1/3 yang lain
dapat dikembalikan ke masyarakat walaupun masih
didapati cacat sedikit dan masih harus sering diperiksa
dan diobati selanjutnya dan sisanya biasanya, mereka
tidak dapat berfungsi didalam masyarakat dan menuju
kemunduran mental, sehingga mungkin menjadi
penghuni tetap rumah sakit jiwa.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5644/f.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Prognosis dapat ditetapkan juga dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, antara lain
Bila skizofrenia timbul secara akut, maka prognosis lebih baik
daripada bila penyakit itu mulai secara pelan-pelan.
Jenis
Umur
Pengobatan
Faktor keturunan
Tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya
Menetap pada negara maju
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/Skizofrenia-Bahan-Kuliah-psikiatri-neuropsikiatri.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5644/f.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
SKDI
INDIKASI RUJUK