Anda di halaman 1dari 48

MANAJEMEN

RESIKO
Disampaikan Oleh : Mardainis
(1030036802)
Manajemen Resiko
Tujuan :

Mahasiswa memiliki kemampuan mengelola resiko penggunaan TI

Manfaat :

Mahasiswa mampu meminimalisir terjadinya resiko terkait pengelolaan SI/TI dan mengelolanya

Kompetensi :

Kemampuan mengantisipasi dan merespon dampak penggunaan TI

Media Belajar:

Software: Windows, Ms. Office, Google Classroom, Google Meet, Zoom

Hardware: Laptop, Internet

Jenis Assessment: 

Tes: Tertulis

Non Tes: diskusi, ujian lisan, tugas akhir


Sistem Penilaian
Kuis 10%
Absense 10%
Tugas 20%
UTS 25%
UAS 35%
---------- +
Total 100%

Kehadiran minimal 75% sebagai penentu UAS


Sistem Perkuliahan
• Sistem Perkuliahan dilaksanakan secara Hybrid (Perkuliahan Online
dan Offline).
• Untuk Perkuliahan offline mahasiswa dating ke kampus dan
pertemuan dikelas dengan catatan situasi di sekitaran kampus dalam
kondisi zone hijau dan menerapkan protocol kesehatan secara ketat.
Manajemen
• Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi.
• Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang
dapat mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau
kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan atau
target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif
menggunakan sumber daya yang tersedia.
Risiko
• Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi
akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang
akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai
suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang
tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Manajemen Risiko
• Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman;
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
MItigasi bencana
• MItigasi bencana adalah segala upaya untuk mengurangi risiko
bencana. Program mitigasi bencana dapat dilakukan melalui
pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.

• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,


baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana
Pengertian Resiko Menurut Para Ahli
1. COSO
Menurut COSO ERM 2004, pengertian resiko adalah kemungkinan
terjadinya sebuah peristiwa yang dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan organisasi.

2. Prof Dr.Ir. Soemarno, M.S


Menurut Soemarno pengertian resiko adalah suatu kondisi yang timbul
karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak
menguntungkan yang mungkin terjadi.
3. Arthur Williams dan Richard, M.H
Menurut Arthur Williams dan Richard, M.H, pengertian resiko adalah suatu variasi dari hasil-
hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.

4. Griffin
Menurut Griffin pengertian resiko adalah ketidakpastian tentang peristiwa masa depan atas
hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.

5. Hanafi
Menurut Hanafi (2006:1), pengertian resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang
dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
6. A. Abas Salim
Menurut A. Abas Salim, pengertian resiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang
mungkin mengakibatkan peristiwa kerugian (loss).

7. Subekti
Menurut Subekti pengertian resiko adalah kewajiban memikul kerugian yang
disebabkan karena suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak.

8. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Pengertian risiko menurut KBBI adalah segala kemungkinan terjadinya peristiwa yang
dapat merugikan perusahaan.
Jenis-Jenis Risiko Secara Umum
Secara umum, jenis risiko dapat dibedakan dalam empat kelompok.
Berikut ini adalah beberapa jenis risiko tersebut :

1. Risiko Murni (Pure Risk)


Pengertian risiko murni adalah suatu risiko yang bila terjadi akan
mengakibatkan kerugian dan bila tidak terjadi tidak mengakibatkan
keuntungan. Ada dua hal yang dapat diakibatkan risiko ini, yaitu rugi
atau break even.
Contoh risiko murni; kecelakaan lalu lintas, kebakaran, pencurian, dan
lain-lain
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Pengertian risiko spekulatif adalah risiko yang dapat menimbulkan kerugian dan juga
keuntungan. Ada tiga hal yang dapat diakibatkan risiko ini, yaitu rugi, untung, break even.
Contoh risiko spekulasi; judi, bursa efek, membeli undian berhadiah

3. Risiko Partikular
Risiko partikular merupakan risiko yang sumbernya dari individu dan berdampak secara lokal.
Contohnya kecelakaan kendaraan.

4. Risiko Fundamental
Risiko fundamental merupakan risiko yang bersumber dari alam atau lingkungan dan
berdampak besar. Contohnya tsunami, gempa bumi, banjir bandang, angin topan.
Jenis-Jenis Risiko dalam Perusahaan
Dalam dunia usaha risiko diartikan sebagai kemungkinan keadaan atau kejadian
yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran sebuah perusahaan.
Sehingga diperlukan adanya manajemen risiko untuk meminimalisir kerugian
yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Menurut Jorion (1997) ada tiga jenis risiko dalam suatu perusahaan, yaitu :

1. Risiko Bisnis (Business Risk)


Pengertian resiko bisnis adalah risiko yang dihadapi perusahaan terhadap
kualitas dan keunggulan produk mereka yang beredar di pasar. Munculnya
inovasi di bidang teknologi, desain produk, dan pemasaran, mengakibatkan
adanya ketidakpastian pada berbagai aktivitas bisnis.
2. Risiko Strategi (Strategic Risk)
Pengertian resiko strategi merupakan risiko yang dihadapi perusahaan akibat dari
adanya perubahan fundamental pada lingkungan ekonomi atau politi. Risiko ini
sulit untuk diprediksi karena sangat berkaitan dengan berbagai hal makro di luar
perusahaan. Contohnya kebijakan ekonomi negara, kebijakan politik, dan lain-lain.

3. Risiko Keuangan (Financial Risk)


Pengertian resiko keuangan adalah risiko yang muncul karena adanya pergerakan
pasar finansial yang tidak bisa diprediksi. Risiko ini berhubungan dengan kerugian
yang mungkin dialami pasar finansial, misalnya kegagalan “defaults” dalam obligasi
finansial, kerugian karena pergerakan tingkat suku bunga.
Selain itu, jenis risiko juga dapat diklasifikasian berdasarkan
konsekuensi yang diakibatkan. Berikut ini jenis risiko berdasarkan
konsekuensi yang diakibatkannya:

• Risiko yang tidak bisa diterima (Unacceptable Risk), yaitu risiko yang


harus dihilangkan atau bila memungkinakan ditransfer pada pihak lain
karena tidak dapat diterima.
• Risiko yang tak diinginkan (Undesirable Risk), yaitu jenis risiko yang
membutuhkan penanganan/ mitigasi risiko sampai pada level yang
dapat diterima.
• Risiko yang dapat diterima (Acceptable Risk), yaitu risiko yang dapat
diterima karena dampaknya masih dalam batas yang dapat diterima.
• Risiko yang dapat diabaikan (Negligible Risk), yaitu risiko yang
dampaknya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Sumber-Sumber Risiko
Sumber risiko bisa dari banyak hal dan harus diketahui serta
diidentifikasi sebagai dasar penanganan risiko. Menurut Godfrey ada
beberapa sumber risiko yang harus diperhatikan, yaitu:
Politik (Political), yaitu risiko yang berasal dari kebijakan politik.
Contoh; kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan
ideologi, peraturan, dan lain-lain.
Lingkungan (Environmental), yaitu risiko yang berasal dari lingkungan
sekitar. Contoh; pencemaran, perizinan, opini publik, kebijakan
internal/ perusahaan, dampak lingkungan hidup, dan lain-lain.
• Perencanaan (Planning), yaitu risiko yang berasal dari proses perencanaan
bisnis. Contoh; persyaratan perizinan, tata guna lahan, dampak sosial dan
ekonomi, opini publik.
• Pemasaran (Marketing), yaitu risiko yang bersumber dari proses pemasaran.
Contoh; permintaan (perkiraan), persaingan, kepuasan pelanggan, tren, dan
lain-lain.
• Ekonomi (Economic), yaitu risiko yang bersumber dari kebijakan ekonomi.
Contoh; kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, kurs mata
uang.
• Keuangan (financial), yaitu risiko yang bersumber dari keuangan
perusahaan. Contoh; Kebangkrutan, keuntungan, asuransi.
• Alami (natural), yaitu risiko yang bersumber dari alam. Contoh;
kondisi tanah, cuaca, gempa, temuan situs arkeologi.
• Proyek (Project), yaitu risiko yang berasal dari kegiatan proyek.
Contoh; strategi pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar,
kepemimpinan, rencana kerja, dan lain-lain.
• Teknis (Technic), yaitu risiko dari hal-hal teknis. Contoh; kelengkapan
desain, efisiensi operasional, keandalan.
• Manusia (Human), yaitu risiko yang sumbernya dari manusia. Contoh;
kesalahan melakukan prosedur, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan,
budaya, dan lain-lain.
• Kriminal (Criminal), yaitu risiko karena adanya potensi tindak
kriminal. Contoh; perusakan, pencurian, penipuan, korupsi.
• Keselamatan (Safety), yaitu risiko yang berhubungan dengan
keselamatan kerja. Contoh; zat berbahaya, tabrakan, keruntuhan,
kebanjiran, kebakaran dan ledakan.
Pengelolaan Risiko Dalam Bisnis
1. Identifikasi Risiko
Untuk bisa mengelola risiko, seorang manajer harus melakukan identifikasi terhadap kemungkinan
risiko-risiko yang akan dialami perusahaan. Tidak semua bidang bisnis memiliki jenis risiko yang sama
sehingga dalam upaya identifikasi risiko perlu disesuaikan terhadap maksud dan tujuan bisnis tersebut
didirikan.
Identifikasi paling dasar bisa dilakukan dengan mengontrol kelancaran arus kas, pasokan bahan baku,
integritas SDM hingga kemungkinan adanya bencana alam.

2. Penilaian Risiko
Setelah Anda membuat daftar kemungkinan risiko yang akan dialami perusahaan, Anda bisa membuat
penilaian dari setiap risiko tersebut. Tahap ini bisa dilakukan dengan memberikan penilaian mulai dari
yang berisiko tinggi, sedang dan rendah.
Selain itu jangan lupa untuk memberi penilaian risiko kritikal dimana risiko ini berdampak besar untuk
melumpuhkan perusahaan.
3. Rencana Penanggulangan
Upaya selanjutnya, Anda perlu membuat rencana penanggulangan dari setiap
risiko yang sudah diidentifikasi, terutama pada risiko kritikal. Rencana
penanggulangan ini bertujuan untuk mempersiapkan perusahaan jika dikemudian
hari mengalami risiko seperti yang sudah diperkirakan. Umumnya tahap ini bisa
dilakukan dengan mengasuransikan perusahaan, kesehatan karyawan dan lainnya.

4. Monitoring dan Evaluasi


Langkah terakhir yang harus Anda lakukan adalah melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap setiap rencana yang telah disusun. Tujuannya untuk mengetahui
mana rencana yang berjalan dengan efektif dan mana yang tidak.
Risk Managemen Planning
Menentukan metode pendekatan, perencanaan dan pelaksanaan
manajemen resiko yang akan ditetapkan

Risk
A Identification
Mengindentifikasi potensi resiko,
membuat kategori resiko
berdasarkan karakteristik nya serta

B
mendokumentasikannya
Risk Monitoring & Control
Memonitor resiko yang sudah F
teridentifikasi dan mengidantifikasi
munculnya resiko baru, mengevaluasi
pelaksanaan risk response plan dan Risk
mengontrol dampak yang ditinggalkan
Management
Qualitative Risk Analysis
Memperkirakan dan menganalisis

E C kemungkinan dan besarnya dampak yang


ditimbulkan

Risk Response Planning


Menentukan tindak lanjut untuk
mengantisipasi dampak
D
Membuat penilaian hasil analisis dan
menentukan prioritas resiko
Quantitative Risk Analysis
Kategori Resiko terdisi dari :

Manajemen Proyek :
Resiko yang terkait dengan manajemen proyek, misalnya :
1. kurang dukungan dari pihak manajemen,
2. proses manajemen tidak memadai.
3. Ruang Lingkup dan deliverable proyek tidak jelas dan sebagainya.

Teknologi :
Resiko yang terkait dengan desain dan implementasi proyek yang bersifat teknis, misalnya :
Adopsi teknologi baru yang tidak sesuai dengan platform lama. Sehingga memunculkan bugs.
Sumber Daya :
Resiko yang terkait dengan sumber daya proyek, misalnya :
1. Pendanaan
2. Ketersediaan personil yang memenuhi kualifikasi.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana.
4. Alokasi sumber daya dan sebagainya
Organisasi :
Resiko yang terkait dengan isu internal perusahaan, misalnya :
1. Konflik kepemilikan proyek.
2. Perubahan Kebijakan perusahaan dan sebagainya.
Ekternal :
Resiko yang terkait dengan faktor ekternal diluar proyek dan organisasi, misalnya :
1. Faktor alam
2. Perubahan regulasi pemerintah.
3. Isu ketenaga kerjaan
4. Krisis moneter dan sebagainya
Manajemen resiko pada proyek meliputi langkah memahami dan
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi,
memonitoring dan menangani resiko. Manajemen resiko yang proaktif
artinya  menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi
resiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan
proyek.
Resiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akibat dari
kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari
satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu.

Pada umumnya resiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan,


bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada
prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan
dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.
Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara
matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

           Risk exposure = risk likelihood x risk impact

Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir


menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang
biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat
kepentingan resiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan
mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan
diperbandingkan dengan risk exposure suatu  pekerjaan lainnya dan menjadi acuan
bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Jenis-Jenis Resiko :

Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis resiko yang  selama ini sudah dikenal orang,
yakni:
1. Resiko Operasional, yakni resiko yang berhubungan dengan operasional organisasi,
antra lain misalnya resiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi
dan sumber daya manusia.
2. Resiko Finansial, yakni resiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi
seperti kejadian resiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga termasuk
resiko pemberian kredit, likuiditas dan kondisi pasar.
3. Hazard Risk, yaitu resiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena
kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
4. Resiko stratejik, yaitu resiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan,
politik, ekonomi, hukum. Resiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan
organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Manajemen Resiko Proyek

Secara umum, tujuan manajemen resiko yang utama adalah :

Mencegah atau meminimalisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang
tidak terduga melalui penghindaran resiko atau persiapan rencana kontingensi yang
berkaitan dengan resiko tersebut.  Dalam manajemen proyek resiko proyek adalah
suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh
positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu resiko mempunyai sebab
dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu resiko dapat dinyatakan
sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak .
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen resiko proyek
dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
merespon resiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan
proyek..  Manajemen resiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki
tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen
resiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih
proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan
estimasi biaya yang baik.
   Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen resiko proyek yakni:
 
1. Identifikasi, analisis dan penilaian resiko di awal proyek secara sistematis serta
mengembangkan rencana untuk mengantisipasi resiko.

2. Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk


mengelola resiko.

3. Memastikan bahwa biaya penanganan resiko adalah cukup kecil dibanding nilai
proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif
dari suatu resiko relatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari
terhindarnya/ berkurangnya resiko tersebut.
Ketidakpastian Resiko

Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori,


yaitu :
 
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah
bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu
peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan
dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai alternatif
keputusan dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi terkait
alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
2. Pengambilan keputusan di bawah resiko. Artinya bahwa  bahwa keputusan
diambil dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang 
kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan dapat diketahui.

3. Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil


dengan kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak
dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun
tentang kemungkinan-keumngkinan.
Proses Manajemen Resiko

Proses manajemen resiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk


mengelola resiko ada beberapa tahapan yakni:

        Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan


merencanakan kegiatan manajemen resiko untuk sebuah proyek. Dengan
mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor
lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan
menganalisis aktivitas manajemen resiko untuk proyek-proyek tertentu. 
Untuk membuat perencanan manajemen resiko, ada beberapa hal yang
diperlukan yakni:

1. Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior


yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini
memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan
sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek.
2. Kebijakan manajemen resiko, 
3. Susunan peran dan tanggung jawab
4. Toleransi stakeholder terhadap resiko
5. Tamplate untuk rencana manajemen resiko organisasi
6. Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen resiko adalah Risk Management Plan
yang berisi:
1. Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang
mungkin digunakan dalam manajemen resiko proyek tertentu
2. Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama
serta pendukung berikut keanggotaan tim manajemen resiko untuk setiap
tindakan
3. Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen resiko proyek
4. Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen resiko di
sepanjang siklus proyek
5. Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang
sesuai tipe dan waktu analisis resiko kualitatif maupun kuantitatif.
Identifikasi Resiko

Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi resiko dimulai dengan memahami


apa sebenarnya yang disebut sebagai resiko. Berikutnya adalah pendefinisian
resiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan
mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap resiko dengan melakukan
Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan analisis sumber resiko dan analisis
masalah Analisis sumber resiko yaitu analisis resiko dengan melihat darimana
resiko berasal. Ada tiga sumber resiko yang sudah banyak dikenal yakni Resiko
internal yakni resiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat
dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan
technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah analisis
resiko  yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.
       Untuk dapat mengidentifikasi resiko setidaknya ada empat metode yang
digunakan, yakni :

1. Identifikasi resiko berdasarkan tujuan  Yaitu resiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana
suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara
keseluruhan pekerjaan proyek.
2. Identifikasi Resiko berdasarkan Skenario. Yakni resiko diidentifikasi berdasarkan skenario
yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa.
3. Identifikasi resiko berdasarkan Taksonomi. Yakni resiko dibreakdown berdasarkan sumber
resiko dengan menggunakan pengetahuan praktek yang ada melalui daftar pertanyaan yang
telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan resiko yang ada.
4. Common risk check. Yakni resiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan
mana resiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
Analisis Resiko Kualitatif
Qualitative risk analysis adalah teknik manajemen proyek yang berkaitan
dengan menemukan probabilitas dari peristiwa risiko yang terjadi dan dampak
risiko akan terjadi jika itu terjadi. Semua risiko memiliki kemungkinan dan
dampak. Qualitative risk analysis juga merupakan salah satu bentuk untuk
menganalisis resiko, namun lebih mengutamakan bobot kualitas nya.

Probabilitas adalah kemungkinan bahwa peristiwa risiko akan terjadi, dan


dampaknya adalah signifikansi konsekuensi dari peristiwa risiko. Dampak
biasanya memengaruhi elemen proyek berikut: jadwal, anggaran, sumber
daya, hasil, biaya, kualitas, ruang lingkup, dan kinerja.
Analisis Resiko Kuantitatif

The Quantitative Risk Analysis and Modelling Techniques digunakan


untuk membantu mengidentifikasi risiko yang paling berpengaruh pada
proyek dan organisasi. Hal ini dilakukan dengan menetapkan nilai yang
diproyeksikan pada risiko yang telah diberi peringkat oleh proses
sebelumnya seperti analisis performa risiko kualitatif.
Penanganan Resiko

Penangan resiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk


meminimalisasi tingkat resiko yang dihadapi sampai pada batas yang
dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi resiko
dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada
turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis resiko.
Meskipun dalam penanganan resiko dapat dilakukan dengan satu
atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau simultan
misalnya mengurangi resiko sekaligus mengalihkan resiko
Secara umum, teknik yang digunakan untuk menangani resiko
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: 

1. Menghindari resiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko


dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki resiko.
2. Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi resiko yakni dengan melakukan tindakan
untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya
dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek.
3. Menerima resiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung resiko
dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana
kontingensi jika resiko terjadi.
4. Transfer Resiko yakni dengan mengalihkan resiko ke pihak lain misalnya
dengan membeli asuransi.
Perencanaan Manajemen Resiko. 

Analisis kualitatif salam manajemen resiko adalah proses menilai dampak


dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan
dengan menyusun resiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan
proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi resiko sehingga
membentuk gambaran resiko yang harus mendapat perhatian khusus
dan cara merespon resiko tersebut seandainya terjadi.
Analisis resiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi
resiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian.
Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang
dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis perhitungan resiko dilakukan
dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang
ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah
strategis dalam mengatasi resiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis
kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya
analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif.
Kesulitan utama dalam analisis resiko kuantitatif adalah pada saat menentukan
tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk
semua peristiwa.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai