Anda di halaman 1dari 55

TUTORIAL A3

Dr. dr. Yunita Sari Pane, M.Si


Pemicu
Tn A, 46 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan cepat lelah dan sering
mengantuk. Keluhan ini telah dialami sejak 3 bulan lalu. Didapati penjelasan bahwa
selama ini Tn A work from home dan jarang berolah raga selama pandemi. Hasil
pemeriksaan awal didapatkan nilai BB 85 kg, TB 165 cm, dan lingkar pinggang 110 cm.
Setelah pemeriksaan fisik didapatkan bahwa kesadaran compos mentis, TD 140/90
mmHg, nadi 74 kali/i, RR 18 kali/i, suhu tubuh 36,5'C. Dari pemeriksaan laboratorium
dijumpai kadar gula darah puasa 120 mg/dl dan 2 jam post prandial 190 mg/dl.
Pemeriksaan profil lipid dijumpai kadar kolesterol total 280 mg/dl, trigliserida 250 mg/dl,
HDL kolesterol 30 mg/dl.
Dokter memberikan obat-obatan dan menganjurkan Tn A untuk melakukan
perubahan gaya hidup. Satu hari kemudian pasien menerima sms blast untuk menerima
vaksinasi covid 19.
Klarifikasi Istilah
01 02
Compos Mentis RR (Respiration Rate)
kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawabkecepatan terjadinya pernapasan. Ini biasanya diukur dalam
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya napas per menit dan diatur serta dikendalikan oleh pusat
pernapasan

03
Post Prandial
Setelah makan
Identifikasi Masalah

>Keluhan cepat Lelah >Pasien work from >TB 165cm dan BB 85 >TD 140/9- mmHg
dan sering mengantuk home dan jarang kg dan LP 110cm >RR 18 kali/i
selama 3 bulan yang lalu berolahraga

>Pasien ditawarkan >KGD puasa 120mg/dl >Kolesterol total 280


untuk melakukan dan KGD 2 jam PP mg/dl,TG 250 mg/dl
vaksinasi 190mg/dl
ANALISIS MASALAH
● Tn A mengalami obesitas sesuai dengan BMI berada diangka 31,2 yang
sudah tergolong obesitas I, pada LP laki-laki normal adalah 90cm
● kadar kolestrol temasuk tinggi (dyslipidemia)dengan batas normal
200mg/dl, trigliserida yang juga temasuk tinggi dengan batas normal <150
mg/dl , HDL yang masih termasuk rendah dengan normal <40
● TD termasuk diatas normal (Normal 90/60 -120/80 mmhg) termasuk
hipertensi
● RR normal 12-16 kali / menit
● KGD puasa diatas normal (Normal < 120 mg/dl)
● KGD 2jam PP : prediabetes (Normal 80 – 140 mg/dl)
HIPOTESA
-Obesitas
- Metabolic Syndrome
-Hipertensi dan dyslipidemia
LEARNING ISSUES
1. Patofisiologi mudah Lelah dan cepat mengantuk
2. Patofisilogi terjadinya sindrom metabolic
3. Tanda dan gejala klinis sindrom metabolic
4. Faktor risiko sindrom metabolic
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang sindroma metabolic
7. Diagnosis differential
8. Tata laksana terapi nonfarmakologi dan farmakologi
9. Komplikasi sindroma metabolic
10.Syarat vaksinasi
SLEEPINESS & FATIGUE
K A N T U K " D A N " K E L E L A H A N " D A PAT D I A N G G A P S E B A G A I K O N D I S I YA N G S A M A , K E A D A A N
YA N G B E R B E D A D A L A M S AT U R A N G K A I A N K E S AT U A N , ATA U J U G A K E A D A A N YA N G PA D A
D A S A R N YA B E R B E D A .

SLEEPINESS FATIGUE

Kantuk adalah perasaan Kelelahan juga merupakan


subjektif dari kelelahan perasaan subjektif fisik dan /
fisik dan mental yang atau mental kelelahan; Namun,
berhubungan dengan hal itu tidak terkait dengan
peningkatan kualitas peningkatan kecenderungan tidur
tidur.
Peningkatan hormon ACTH akan berdampak pada stimulasi korteks adrenal
untuk mensintesis dan mensekresi glukokortikoid ke sirkulasi darah.

PATOFISIOLOGI RASA LELAH


DAN KANTUK Peningkatan kadar kortisol dalam darah pada seseorang akan memberikan
dampak buruk seperti penekanan sistem imun, insomnia, perubahan suasana
hati dan depresi.

Berbagai jenis stres fisik maupun stres mental akan menyebabkan Glukokortikoid menambah produksi glukosa hati dengan cara meningkatkan

ketidakseimbangan Hipotalamus-Pituitary-Adrenal cortex axis (aksis HPA) kecepatan glukoneogenesis. Pada keadaan normal, efek ini dilawan dengan

sehingga terjadi peningkatan sekresi hormon adrenocorticotrophic hormone pelepasan insulin yang mempunyai efek berlawanan dengan glukokortikoid.

(ACTH)

Sebaliknya dalam keadaan kurang glukokortikoid akan menyebabkan


kurangnya produksi glukosa dan kurangnya cadangan glikogen serta sangat
Stres fisik juga meningkatkan respon imun, terjadi peningkatan Interleukin 1
sensitif terhadap insulin.
(IL-1) yang juga berpotensi menstimulasi aksis HPA

Beberapa sitokin lain yang juga dapat mengaktivasi aksis HPA antara lain 3 IL- Untuk dapat menghasilkan energi, insulin dibutuhkan untuk mengangkut
6, IL-10 dan tumor necrosis faktor-a (TNF-a), namun potensinya masih kurang glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Ketika tidak
efektif dibandingkan IL-1 ada cukup insulin, atau insulin tidak bekerja secara efektif, kita tidak menerima
energi yang mereka butuhkan.
02.PATOFISIOLOGI
Metabolic Syndrome
● suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung
terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik
Faktor Risiko
Metabolic Syndrome
hipertensi
obesistas
Obesitas dislipidemia
Resistensi insulin

Metabolisme Lemak

Reactive Oxygen Species (ROS)

Menurunkan antioxidant darah Mengganggu keseimbangan redoks

Stress Oxidative

Disregulasi Lemak Menurunkan Sekresi Resisitensi Insulin


Insulin

Dislypidemia Ateroskerosis DM

Hipertensi
TANDA DAN GEJALA
KLINIS SINDROM
METABOLIK (SM)
● Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui secara pasti. Sering kali seseorang tidak
menyadari bahwa dirinya sudah mengalami sindrom metabolic
● Oleh itu, pemeriksaan rutin ke dokter harus dilakukan seperti tes darah dan
cek tekanan darah secara teratur untuk berwaspada.
TANDA SINDROM METABOLIK
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan gangguan yang terjadi bersamaan

Oleh karena itu, gejala yang muncul adalah gejala dari kelima kondisi tersebut

2.SERING MERASA 3.FREKUENSI BUANG


1.PERUT MEMBUNCIT
HAUS AIR KECIL
MENINGKAT

4.TUBUH MUDAH 5. SAKIT KEPALA 6.PEGAL-PEGAL


LELAH

7. SESAK NAFAS
GEJALA KLINIS SINDROM METABOLIK
World Health Organization (WHO)

01 gangguan pengaturan glukosa atau diabetes

02 resistensi insulin

03 hipertensi

04 dislipidemia

05 obesitas sentral

Mikroalbuminuria
06
salah satu dari 2 kriteria pertama dan 2 dari empat kriteria terakhir terdapat pada individu
tersebut
NCEP–ATP III
 the National Cholesterol Education Program (NCEP)-
Adult Treatment Panel III (ATP III)
● 3 dari 5 kriteria yang disepakati, Suatu kepastian fenomena klinis yang terjadi yaitu obesitas
central menjadi indikator utama terjadinya SM
● parameter yang lebih mudah untuk diperiksa dan diterapkan oleh para klinisi
● adanya perbedaan nilai “normal” lingkar pinggang antara berbagai jenis etnis
● Oleh karena itu pada tahun 2000 WHO mengusulkan lingkar pinggang untuk orang Asia
≥90 cm pada pria dan wanita ≥ 80 cm sebagai batasan obesitas central.8,
International Diabetes Federation (IDF)
● Seseorang dikatakan menderita SM bila ada obesitas sentral (lingkar perut >90 cm untuk pria Asia dan lingkar perut
>80 cm untuk wanita Asia) ditambah 2 dari 4 faktor berikut :

(1) Trigliserida >150 mg/dL (1,7 mmol/L) atau sedang dalam pengobatan untuk hipertrigliseridemia;
(2) HDL–C: <40 mg/dL (1,03 mmol/L) pada pria dan <50 mg/dL (1,29 mmol/L) pada wanita atau sedang dalam pengobata
untuk peningkatan kadar HDL–C;
(3) Tekanan darah: sistolik >130 mmHg atau diastolik >85 mmHg atau sedang dalam pengobatan hipertensi;
(4) Gula darah puasa (GDP) >100 mg/dL (5,6 mmol/L), atau diabetes tipe 2. Hingga saat ini masih ada kontroversi tentang
penggunaan kriteria indikator SM yang terbaru tersebut.9
Faktor Risiko Sindrom
Metabolik
Risiko sindrom metabolik akan meningkat seiring meningkatnya usia seseorang.
01 Usia Sindrom ini lebih sering terjadi pada orang-orang diatas 60 tahun

Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik dan pola
makan seseorang
Jenis Kelamin
02
Etnis mempengaruhi kejadian sindrom metabolik karena erat kaitannya dengan obesitas
03 Etnis

Meningkatnya obesitas merupakan komponen utama sindrom metabolik


Obesitas 04
Faktor Risiko Sindrom
Metabolik
Pola Asupan makanan berpengaruh terhadap sindrom metabolik, dimana semakin
05 Makan banyak asupan makanan, maka sejadian metabolik semakin meningkat

Aktivitas fisik yang cukup dan teratur dapat menjaga metabolisme normal. Aktivitas
Fisik
06
Setiap komponen sindrom metabolin baik obesitas, resistensi insulin, hipertensi,
Fak. dan dislipidemia dapat disebabkan oleh faktor genetik.
07 Genetik

Stess yang berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan darah.


Psikososial
/stress 08
Faktor Risiko Sindrom
Metabolik

Orang yang sering merokok, atau terpapar asap rokok dapat meningkatkan
risiko sindrom metabolik
Merokok 09

Resistensi
10 Insulin
Sel-sel tidak dapat merespon secara normal terhadap insulin
Pemeriksaan Fisik
(Antropometri)
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros
artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum
sekali (Supariasa, dkk, 2001). Sedangkan sudut pandang gizi, Jelliffe (1966) mengungkapkan
bahwa antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur serta tingkat gizi.
● Antropometri dapat digunakan untuk mengukur dimensi:
o Berat:pengukuran berat badan
o Panjang:meliputi pengukuran tinggi,/panjang badan,panjang bagian badan
o Lingkar:pengukuran lebar bagian badan,pengukuran lingkar kepala,lingkar
dada,lingkar pinggul,lingkar lengan atas
● Untuk mengetahui status gizi seseorang melalui indeks masa tubuh (BMI)
mereka,lingkar lengan atas untuk wanita subur,dan lingkar perut untuk
menentukan obesitas sentral.Indeks Masa Tubuh merupakan cara untuk
menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan.
Berat Badan Umur
Berat badan merupakan salah satu ukuran Semakin bertambah usia, metabolit rate semakin menurun
antropometri yang memberikan gambaran masa tubuh akibat pengaruh hormon dan berkurangnya aktivitas tubuh.
(otot dan lemak). Karena tubuh sangat sensitif Hal ini juga berpengaruh terhadap berat badan.
terhadap perubahan keadaan yang mendadak, Tinggi Badan (TB)
misalnya karena terserang penyakit infeksi, Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan
menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak
makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah
dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat
antara intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang
mengikuti perkembangan umur dan tinggi badan. cukup lama. Tinggi badan merupakan ukuran tubuh yang
Sebaliknya dalam keadaan abnormal terdapat dua menggambarkan pertumbuhan rangka. Dalam penilaian
kemungkinan perkembangan BB, yaitu dapat status gizi tinggi badan dinyatakan sebagai indeks sama
berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan halnya dengan berat badan (Supariasa, 2001). Maka tinggi
normal. badan juga dapat memperlihatkan kondisi yang pas
Berat Badan Ideal mengenai berat badan ideal.
= TB –100 - 10 % (TB –100)
\
Indeks Masa Tubuh
Menggunakan Berat Badan dan Tinggi badan.
● Parameter lain untuk menentukan status gizi
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP)
cara efektif untuk memeriksa distribusi lemak

Orang yang memiliki persentase lebih tinggi di sekitar pinggang kadang disebut "bentuk apel",
sementara orang berpinggul lebih besar sering disebut "bentuk pir". Wanita dengan rasio pinggang dan
pinggul 0,8 atau kurang dan pria yang memiliki RPP 0,9 atau kurang dianggap "aman". RPP 1.0 ke atas,
baik untuk pria maupun wanita, dianggap "berisiko" terhadap masalah kesehatan yang berkaitan dengan
kelebihan berat badan.
Lingkar lengan dan Lipatan Lemak
Batas nilai normal yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk pengkuran LiLA yaitu 23,5 cm.
Circumference measure (mengukur lingkar pinggang )
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abdominal/sentral
Menguku lingkar pinggang dengan menggunakan pita ukur yang melingkari
pinggang melewati titik yang berpotongan dengan pertengahan linea mid axilla
dari arcus aorta ke spina iliaka anterior superior.
Pemeriksaan Penunjang Metabolic Syndrome
● Tekanan Darah
● Kadar kolesterol HDL
● Kadar trigliserida
● Kadar gula darah
Klasifikasi TD menurut Joint National Comitte (JNC) VIII
Klasifikasi kadar kolesterol HDL dan Trigliserida
Indeks Masa Tubuh
Menggunakan Berat Badan dan Tinggi badan
Klasifikasi kadar gula darah
1.Tes glukosa darah puasa
2.Tes glukosa darah 2 jam postprandial
07. Diagnosis Banding
Diagnosis banding sindrom metabolik didasarkan pada kriteria
diagnosisnya, yakni gula darah yang tinggi, tekanan darah tinggi,
kadar trigliserida tinggi, kadar HDL rendah, dan pembesaran
lingkar pinggang. Diagnosis banding sindrom metabolik berupa
semua kondisi yang dapat menyebabkan berbagai kriteria tersebut.
Sebagai contoh, ada kemungkinan terdapat kondisi lain selain
sindrom metabolic seperti,sleep apnea
(polysomnography),hiperlipidemia(tes darah),DM tipe 2(HbA1c)
Diagnosis sindrom metabolik ditegakkan dengan mengacu pada kriteria diagnosis sindrom
metabolik yang diterbitkan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) dan
American Heart Association (AHA), terdiri dari :
1. Gula darah puasa 100 mg/dL
2. Tekanan darah 130/85 mmHg
3. Trigliserida 150 mg/dl
4. Kolesterol high-density lipoprotein (HDL) < 40 mg/dL pada laki-laki dan < 50 mg/dL pada
wanita
5. Lingkar pinggang 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita
Diagnosis sindrom metabolik ditegakkan apabila terdapat minimal 3 dari 5 kriteria di atas.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
Antropometri dapat digunakan untuk mengukur dimensi:
o Berat:pengukuran berat badan
o Panjang:meliputi pengukuran tinggi,/panjang badan,panjang bagian
badan
o Lingkar:pengukuran lebar bagian badan,pengukuran lingkar
kepala,lingkar dada,lingkar pinggul,lingkar lengan atas

Untuk mengetahui status gizi seseorang melalui indeks masa tubuh (BMI)
mereka,lingkar lengan atas untuk wanita subur,dan lingkar perut untuk
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
menentukan
images by Freepik. obesitas sentral.Indeks Masa Tubuh merupakan cara untuk
menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan.
08.Tata laksana nonfarmakologi dan
farmakologi methabolic syndrome
Tata laksana nonfarmakologi methabolic syndrome

01 Life-Style Modification
-Aktivitas fisik
Dengan meningkatkan aktivitas fisik terbuksti dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi
insulin didalam otor rangka.Aktivitas fisik intensitas sedang secara teratur, setidaknya 30
menit secara kontinu maupun intermiten.
-Diet(menurunkan asupan kalori)
Sasaran utama dari diet terhadap sindrom metabolik adalah dapat menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes mellitus. Dengan adanya pengurangan makanan yang
mengandung lemak jenuh,lemak trans dan kolesterol diharapkan dapat menurunkan TG.
-Mengurangi asupan lemak jenuh untuk menurunkan resistensi insulin.
-Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah.
-Mengurangi asupan karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi untuk menurunkan kadar
glukosa darah dan trigliserida
-Terapi perilaku

02 Edukasi
Dengan pengetahuan yang memadai tentang bahaya dan penatalaksanaan sindrom metabolik,
maka akan membantu menurunkan risiko penyakit dari sindrom metabolik
Tata laksana farmakologi methabolic syndrome

01 Statin
-Pemberian terapi farmakologi yang bertujuan untuk menurunkan kadar LDL darah
diberikan kepada si penderita yang mempunyai risiko tinggi setelah tata laksana dengan
diet dan aktivitas fisik tidak berhasil.
-Apabilasi penderita mempunyai kadar profil lipid-lipoprotein darah puasa abnormal,
profil lipid-lipoprotein darah harus diulang untuk memastikan kadar yang abnormal
(borderline atau tinggi) tersebut. Interval untuk mengulang pemeriksaan profil lipid-
lipoprotein minimal tiga minggu menurut Holmes dan Kwiterovich, atau enam minggu
menurut NCEPexpert.
Mengurangi
Mengurangi
partikel LDL
triglycerides
-Statins -Nicotinic acid (niacin)
-Nicotinic acid (niacin) -Fibrates, especially if
-Fibrates Mengurangi hypertriglyceridemia is
triglycerides presen
-Fibrates–Omega-3 fatty
acids
-Nicotinic acid (niacin)
-Statins
KOMPLIKASI METABOLIC
SYNDROME
DEFINISI
● Komplikasi adalah penyakit yang muncul karena adanya efek dari penyakit tertentu yang ada
pada tubuh.
● Penyebab lain komplikasi adalah konsumsi obat kimia atau karena tindakan medis tertentu.
● CONTOH: Gagal jantung adalah salah satu penyakit komplikasi yang sangat umum terjadi.
SKEMA YANG MENIMBULKAN METABOLIC
SYNDROME

Do you have any questions?


addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution


Komplikasi Sindrom Metabolik
• Penderita sindrom metabolik berisiko terserang komplikasi serius, seperti stroke dan
penyakit jantung. Kedua komplikasi tersebut dipicu oleh proses aterosklerosis atau
penumpukan plak di pembuluh darah.
• Aterosklerosis membuat pembuluh darah menyempit dan mengeras, hingga tersumbat.
• Apnea tidur dan kurang tidur dapat menyebabkan perkembangan sindrom metabolik.
• Ini juga mempengaruhi sejumlah kondisi serius selain diabetes dan CVD termasuk
penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), steatohepatitis non-alkohol
(NASH), sindrom ovarium polikistik (PCOS).
• Pasien dengan komplikasi metabolik dapat mengembangkan berbagai macam
komplikasi termasuk, stenosis aorta, fibrilasi atrium,, dan bahkan penyakit
tromboemboli. 
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
PEMBENTUKAN PLAK
Metabolic syndrome :
The role of obesity. Obesity
 FFA
TG  Blood
 HDL  Insulin resistance pressure

 Blood glucose

Type 2 diabetes

Cardiovascular
disease
APNEA TIDUR
10. Syarat Vaksinasi Covid-19
● Berusia di atas 18 tahun .Bagi orang yang telah lanjut usia atau para
lansia, sudah bisa mendapatkan persetujuan untuk diberikan vaksin
Covid-19.
● Tekanan darah harus di bawah 180/110 mmHg.
● Jika pernah terkonfirmasi Covid-19 lebih dari tiga bulan, bisa
diberikan vaksinasi.
● Bagi ibu hamil vaksinasi masih harus ditunda. Jika ingin melakukan
perencanaan kehamilan, bisa dilakukan setelah mendapat vaksinasi kedua
Covid-19.
● Bagi ibu menyusui sudah bisa mendapat vaksinasi.
● Pada vaksinasi pertama, untuk orang-orang yang memiliki riwayat alergi
berat, seperti sesak napas, bengkak, kemerahan di seluruh badan, maupun
reaksi berat lainnya karena vaksin, vaksinasi harus diberikan di rumah
sakit.
● Para pengidap penyakit kronik, seperti PPOK, asma, penyakit jantung, penyakit gangguan ginjal, penyakit hati
yang sedang dalam kondisi akut atau belum terkendali, vaksinasi ditunda dan tidak bisa diberikan.
● Bagi yang sedang mendapat terapi kanker, maka diwajibkan untuk membawa surat keterangan layak divaksinasi
dari dokter yang merawat.
● Bagi penderita gangguan pembekuan darah, defisiensi imun, dan penerima produk darah/transfusi, vaksinasi
harus ditunda. Vaksinasi Covid-19 bisa diberikan setelah melakukan konsultasi pada dokter yang merawat.
● Bagi penderita penyakit autoimun sistemik, vaksinasi harus ditunda dan harus dikonsultasikan pada dokter yang
merawat.
● Bagi pengidap penyakit epilepsi atau ayan, vaksinasi bisa dilakukan jika dalam keadaan terkontrol.
● Untuk para penderita HIV/AIDS yang minum obat secara teratur, vaksinasi bisa dilakukan.
● Untuk orang yang menerima vaksinasi lain selain Covid-19, vaksinasi harus ditunda sampai satu bulan setelah
vaksinasi sebelumnya.
● Khusus kelompok lansia yang lebih dari 60 tahun
Ada 5 syarat lainnya sebelum melakukan vaksinasi, yaitu :
● mengalami kesulitan/ kecapean saat sekitar naik 10 anak tangga.
● sering mengalami kelelahan.
● setidaknya memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit berikut ini, misalnya diabetes, kanker, paru kronis,
serangan jantung, nyeri dada, nyeri sendi, gagal jantung kongensif, stroke, penyakit ginjal, hipertensi, asma.
● Jika hanya memiliki 4 di antaranya, tidak dapat diberikan vaksinasi Covid-19.
● kesulitan berjalan, sekitar 100 meter.
● terjadi penurunan berat badan yang signifikan sekitar satu tahun terakhir
RESOURCES

● https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459248/
● https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5933580/
● https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK278936/
● https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1557873/
● https://www.vica.co.id/seberapa-buruk-akibat-ldl-teroksidasi/
● http://repository.unimus.ac.id/1958/3/BAB%20II.pdf file:///C:/Users/Hp/Downloads/586-1154-1-SM.pdf
https://www.halodoc.com/kesehatan/sindrom-metabolik
https://prodiaohi.co.id/sindrom-metabolik#:~:text=Resistensi%20insulin%20dijumpai%20pada%20sebagi
an,sel%20menggunakannya%20sebagai%20bahan%20bakar

Anda mungkin juga menyukai