Perjanjian Kekal
Perjanjian dengan Nuh
Perjanjian dengan Abram
Perjanjian dengan Musa
Perjanjian Baru
PERJANJIAN KEKAL
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang
pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara
segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.” (Keluaran 19:5)
Allah mengundang setiap orang untuk memiliki hubungan dengan-
Nya sebagai suatu perjanjian. Allah telah menyesuaikan perjanjian
ini dengan waktu, tempat, dan orang-orang yang terlibat.
“Perjanjian”– berith dalam bahasa Ibrani, διαθήκη dalam bahasa
Yunani – dapat juga diterjemahkan sebagai “surat wasiat” atau
“keinginan terakhir”. Itu meletakkan dasar hubungan atau
kesepakatan antara dua orang. Perjanjian kekal mengandung tiga
elemen dasar:
1. Allah menegaskan janji perjanjian dengan
sumpah (Ibrani 6:17) Dalam Perjanjian Lama,
2. Individu berkomitmen untuk menaati rencana keselamatan
Allah (Ul 4:13) ditunjukkan melalui sistem
upacara korban yang
3. Cara yang digunakan untuk menggenapi perjanjian:
Keselamatan melalui Yesus (Yes. 42: 6) mengacu pada Kristus.
PERJANJIAN DENGAN NUH
“Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-
Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau
bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri
anak-anakmu.” (Kerjadian 6:18)
Kata “perjanjian” dalam ayat di atas digunakan untuk
pertama kalinya dalam Alkitab. Konteksnya adalah
pengumuman tentang Air Bah yang akan
menghancurkan dunia.
Perjanjian itu adalah perjanjian bilateral. Allah berjanji
untuk menyelamatkan Nuh dan keluarganya (dan
sebenarnya siapa saja yang ingin masuk ke bahtera
bersama mereka).
Nuh harus membangun bahtera dan memasukinya. Jika
Nuh tidak memenuhi bagiannya dari perjanjian, Allah
tidak dapat memenuhi bagian-Nya.
Allah selalu setia pada firman-Nya. Dia hanya dapat
dicegah untuk memenuhi janji-Nya jika kita dengan
keras kepala menolak pertolongan-Nya.
PERJANJIAN DENGAN ABRAM
“Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada
keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai
Efrat:’” (Kejadian 15:18)
Sebelum perjanjian resminya dengan Abraham,
Allah berjanji untuk memberkati dia dan
memberkati semua bangsa di bumi melalui dia
(Kejadian 12: 1-3). Artinya, Allah berjanji kepadanya
bahwa Juruselamat dunia akan menjadi salah satu
dari keturunannya (Galatia 3:16).
Begitu hubungan di antara mereka terjalin, Allah
meresmikan perjanjian-Nya dengan dia (Kejadian
15). Abram percaya pada janji Allah dan dibenarkan
(ayat 6), dan karena itu siap untuk mematuhi dan
memenuhi persyaratan perjanjian (Kejadian 18:19).
Ketaatan kita kepada Allah adalah suatu respon
iman atas segala sesuatu yang telah Dia lakukan bagi
kita (1Yoh 4:19).
PERJANJIAN DENGAN MUSA
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala
bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.” (Keluaran 19:5)
Perjanjian Allah dengan Israel melalui Musa merupakan kelanjutan
dari perjanjian dengan Abraham, Ishak, dan Yakub (Keluaran 6: 4-5).
Hubungan khusus dengan Allah dibangun (Kej 17: 7-8; Kel. 19: 5)
Mereka dijanjikan akan menjadi bangsa yang besar
(Kej 12:2; Kel 19:6)
Diperlukan penurutan (Kej 17: 9-10; Kel. 19: 7-8)