Anda di halaman 1dari 20

REFERAT FISIOLOGI PERNAPASAN

DI TEMPAT KETINGGIAN
Pembimbing :
dr. Indri Savitri Idrus, Sp.P, FISR

Disusun oleh :
Astrid Azzahra Uber JP
2016730116
Tekanan Barometer di Berbagai Ketinggian

Penurunan Penyebab dasar


tekanan hipoksia pada
barometer fisiologi ketinggian

Terjadi penurunan
tekanan parsial
oksigen
Po2 Alveolar di berbagai ketinggian
• Karbon dioksida dan uap air menurunkan oksigen alveolar
Pada ketinggian, karbon dioksida
terus menerus dieksresi dan uap air Uap air dan Co2 akan
yang menguap ke dalam udara mengencerkan oksigen Kadar oksigen menurun
inspirasi dari permukaan alat di dalam alveoli
pernapas
Aklimatisasi terhadap PO2 rendah
• Prinsip utama yang terjadi pada aklimatisasi :
• Peningkatan ventilasi paru yang cukup besar
• Peningkatan jumlah sel darah merah
• Peningkatan kapasitas difusi paru
• Peningkatan vaskularisasi jaringan perifer
• Peningkatan sel dalam menggunakan oksigen sekalipun nilai Po2 rendah
Peningkatan ventilasi paru—peran
kemoreseptor arteri

Kenaikan ventilasi yang


Sehingga
mendadak saat di
Pajanan Po2 rendah Merangsang kemoreseptor akan
tempat tinggi akan
secara mendadak kemoreseptor arteri meningkatkan ventilasi
menghilangkan
alveolar maksimal
sejumlah besar Co2

Sehingga dapat melawan efek Po2 yang


Menghambat pusat Terjadi penurunan
rendah untuk merangsang pernapasan
pernapasan di batang Pco2 dan
menggunakan kemoreseptor pernapasan
otak meningkatkan pH
perifer di badan carotid dan aortic
Peningkatan ventilasi paru—peran
kemoreseptor arteri
• Penyebab hilangnya hambatan tersebut karena terjadi penurunan ion
bikarbonat dalam cairan serebrospinal
• Perubahan-perubahan tersebut akan menurunkan pH cairan di
sekeliling neuron kemosensitif du pusat pernapasan, dengan demikian
akan meningkatkan aktivitas pusat tersebut dalam menstimulasi
pernapasan.
• Penurunan berkala konsentrasi bikarbonat merupakan kompensasi
ginjal terhadap alkalosis respiratorik
Peningkatan jumlah sel darah merah dan
konsentrasi hemoglobin selama aklimatisasi
• Hipoksia merupakan rangsangan utama yang menyebabkan
peningkatan produksi sel darah merah.
• Ketika orang tetap terpajan oleh kadar oksigen rendah selama
berminggu –minggu, hematocrit dapat meningkat perlahan-lahan dari
nilai normal yang berkisar antara 40 sampai 45 menjadi rata-rata 60,
dan ini sesuai dengan peningkatan hemoglobin dari nilai normal 15
g/dL menjadi 20 g/dL.
Peningkatan kapasitas difusi setelah aklimatisasi
Menyebabkan terjadinya
Disebabkan oleh pelebaran kapiler dan
peningkatan volume peningkatan luas daerah
darah kapiler paru permukaan tempat oksigen
berdifusi ke dalam dalah

Di tempat tinggi Disebabkan oleh


Menyebabkan interface kapiler
terjadi peningkatan peningkatan volume
alveolus lebih meluas lagi
difusi udara paru

Sehingga mendorong darah


Peningkatan tekanan
untuk melalui lebih banyak
darah arteri paru
kapiler alveolus
Perubahan sistem sirkulasi perifer selama
aklimatisasi-peningkatan kapilaritas jaringan
• Setelah mencapai tempat tinggi maka akan menyebabkan curah
jantung meningkat sampai 30%
• Curah jantun akan kembali turun menjadi normal seiring dengan
peningkatan hematokrit
• Adaptasi sirkulasi lainnya adalah peningkatan kapilaritas jaringan
(angiogenesis) yang akan terlihat sangat nyata pada jaringan yang
terpajan hipoksia kronis contohnya pada otot ventrikel kanan sebagai
akibat hipoksia dan beban kerja yang berat
Penurunan kapasitas kerja di tempat tinggi
dan efek positif aklimatisasi
• Pada keadaan hipoksia kapasitas kerja otot menurun, bukan hanya
pada otot rangka tetapi juga pada otot jantung
Mountain sickness akut dan edema paru akut
tempat tinggi

• Edema serebri akut : karena pembuluh darah otak mengalami


vasodilatasi local akibat hipoksia

Menimbulkan
Dilatasi arteriol akan Sehingga Menyebabkan disorientasi berat dan
meningkatkan aliran tekanan kapiler perembesan cairan Terjadi edema
efek-efek lain yang
darah menuju kapiler meningkat ke jaringan otak serebri
berhubungan dengan
disfungsi otak
Mountain sickness akut dan edema paru akut
tempat tinggi
• Edema paru akut : penyebab hal ini belum diketahui, dugaan nya
adalah sebagai berikut

Menyebabkan Mengakibatkan semakin banyak aliran


Tekanan
arteriol darah pulmoner dipaksa masuk ke
Hipoksia berat kapiler Edema
mengalami pembuluh darah pulmoner yang
menjadi tinggi
konstriksi kuat belum berkonstriksi
Mountain sickness kronik
• gejala yang disebabkan oleh mountain sickness kronik
• Sel darah merah dan hematocrit meningkat sangat tinggi
• Tekanan arteri pulmonal meningkat lebih dari aklimatisasi
• Jantung sisi kanan sangat membesar
• Tekanan arteri perifer menurun
• Terjadi gagal jantung kongestif
• Kematian
Mountain sickness kronik
• Penyebab gejala mountain sickness kronik
• Massa sel darah merah menjadi terlalu besar sehingga viskositas darah
meningkat, akibatnya aliran darah jaringan menurun sehingga pengangkutan
oksigen berkurang
• Arteriol paru mengalami vasokontriksi saat hipoksia dengan tujuan
mengalihkan aliran darah dari alveoli rendah oksigen ke alveoli tinggi oksigen,
tetapi karena semua alveoli kurang oksigen semua arteriol mengalami
konstriksi, tekanan arteri pulmonalis meningkat sehingga terjadi payah
jantung kanan
• Spasme arteriol alveolus mengalihkan banyak aliran darah ke pembuluh paru
non-alveolar, menyebabkan banyak aliran darah paru memintas ke pembuluh
darah yang oksigen nya rendah
TUGAS TAMBAHAN REFERAT
FISIOLOGI PERNAPASAN DI
TEMPAT KETINGGIAN
Pembimbing :
dr. Indri Savitri Idrus, Sp.P, FISR

Disusun oleh :
Astrid Azzahra Uber JP
2016730116
ANATOMI HIDUNG

Pada penelitian Investigating the case of human nose shape and climate adaptation :
alasan kenapa bentuk hidung manusia berbeda-beda di setiap belahan dunia.

bahwa orang-orang yang tinggal di Amerika atau Eropa hidung orang Asia atau Afrika cenderung
memiliki hidung mancung supaya bisa beradaptasi terhadap lebih pendek karena udara tak perlu
udara yang sangat dingin dan kering. ditahan lama-lama supaya jadi hangat.
Pada umumnya, udara di negara-negara
Dengan hidung yang mancung dan ramping, udara yang dihirup tersebut sudah cukup hangat dan lembap
pun tidak akan langsung masuk ke sistem pernapasan. Udara bagi paru-paru.
akan tertahan lebih lama di hidung sehingga suhu dan
kelembapannya sempat diatur dan dihangatkan dulu sebelum Karena kebutuhan bertahan hidup dan

menuju ke paru-paru. beradaptasi inilah hidung manusia di


setiap negara bentuknya berbeda-beda.

Zaidi, A., Mattern, B., Claes, P., McEcoy, B., Hughes, C., & Shriver, M. (2017). Investigating the case of human nose shape and climate adaptation. PLOS Genetics, 13(3), e1006616.
https://doi.org/10.1371/journal.pgen.1006616
ANATOMI UKURAN DAN BENTUK DADA

Pada penelitian “Ukuran dan bentuk dada penduduk di dataran tinggi Samigaluh dan dataran rendah Galur Kulon Progo
Yogyakarta” :

1. Penduduk di dataran tinggi Samigaluh baik laki-laki maupun perempuan memiliki lingkar dada dan indeks dada lebih
kecil daripada penduduk dataran rendah Galur.

2. Tidak terdapat perbedaan dalam ukuran lebar dada pada penduduk kedua populasi, namun penduduk Samigaluh
memiliki dalam dada yang relative lebih besar.

3. Tidak terdapat perbedaan dalam indeks lingkar dada pada penduduk laki-laki kedua populasi, namun terdapat perbedan
pada penduduk perempuan kelompok umur 31-40 dan 41-50 tahun.

4. Berdasarkan indeks dada, penduduk Samigaluh lebih banyak memiliki bentuk dada rerata, sementara penduduk
Galur lebih banyak mempunyai bentuk dada datar.

5. Berdasarkan indeks lingkar dada penduduk laki-laki kedua daerah mempunyai bentuk dada kebanyakan adalah dada
rerata, namun kebanyakan penduduk perempuan mempunyai bentuk dada lebar.

Hastuti, Janatin (2007). Ukuran dan bentuk dada penduduk di dataran tinggi Samigaluh dan dataran rendah Galur Kulon Progo Yogyakarta. Jurnal Anatomi Indonesia. Kutipan dari
https://jurnal.ugm.ac.id/jai/article/download/1145/953
ANATOMI TULANG

Dalam penelitian “Thrifty phenotype versus cold adaptation: trade-offs in upper limb proportions of Himalayan
populations of Nepal”:

orang-orang yang tinggal di wilayah dataran tinggi Dalam penelitian yang melibatkan 250 orang yang berasal dari
cenderung memiliki tulang lengan bawah yang lebih dua kelompok masyarakat, yakni yang berasal dari daerah
pendek jika dibandingkan dengan tulang lengan Sherpa Himalaya yang merupakan dataran tinggi dan
bawah milik orang yang tinggal di wilayah dataran masyarakat Tibet yang berasal dari dataran rendah, ditemukan
rendah. Meskipun begitu, panjang tulang lengan bahwa kadar oksigen yang berbeda dari kedua ketinggian
bagian atas cenderung sama saja. wilayah ini ternyata mampu mempengaruhi tulang dan
pertumbuhan seseorang.

Payne, Stephanie, et al. (2018). Thrifty phenotype versus cold adaptation: trade-offs in upper limb proportions of Himalayan populations of Nepal. Royal Society Open Science Publishing.
Kutipan dari https://doi.org/10.1098/rsos.172174
ANATOMI TULANG

Dalam penelitian “Thrifty phenotype versus cold adaptation: trade-offs in upper limb proportions of Himalayan
populations of Nepal”:

perbedaan kadar oksigen di ketinggian wilayah yang berbeda mempengaruhi cara tubuh dalam mengonversi makanan
menjadi energi untuk pertumbuhan seseorang. tubuh manusia mampu memprioritaskan bagian tubuh mana yang tumbuh
saat energi yang dihasilkan untuk pertumbuhan terbatas. Salah satu bagian tubuh yang mengalami perbedaan prioritas ini
adalah lengan bawah

Tangan bisa menjadi hal yang diprioritaskan karena mempengaruhi ketangkasan manual, sementara itu, panjang dari
bagian lengan atas akan berpengaruh besar bagi kekuatan. Perbedaan tulang ini menunjukkan bahwa tubuh manusia
memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Payne, Stephanie, et al. (2018). Thrifty phenotype versus cold adaptation: trade-offs in upper limb proportions of Himalayan populations of Nepal. Royal Society Open Science Publishing.
Kutipan dari https://doi.org/10.1098/rsos.172174
KETINGGIAN BERAPA HARUS BERHENTI MENDAKI

Kebanyakan penyakit yang berhubungan dengan ketinggian disebabkan oleh kekurangan oksigen.
Dataran tinggi memiliki konsentrasi oksigen di udara yang lebih rendah. dapat menghindari mabuk
ketinggian dengan aklimatisasi yang tepat.

Penting untuk meluangkan waktu untuk bepergian ke dataran tinggi. Daripada mengemudi atau
terbang ke titik awal dataran tinggi, cobalah untuk memulai dari tempat rendah dan secara bertahap
naik ke atas. Begitu mencapai ketinggian 8.000 kaki, banyak ahli menyarankan untuk tidak mendaki
lebih dari 1.000 kaki per hari.

Healthline (2018). Mountain Climbing Safety. Kutipan dari https://www.healthline.com/health/mountain-climbing-safety

Anda mungkin juga menyukai