KEL.1 - Revisi - Rimpang Kunyit + Minyak Atsiri Daun Sereh
KEL.1 - Revisi - Rimpang Kunyit + Minyak Atsiri Daun Sereh
UNIVERSITAS PADJADJARAN
1. Sunani 260110180002
2. Maya Andani 260110180003
3. Asilla Mauri R K 260110180004
4. Nyai Ayu S.S.P.H 260110180005
5. Kaila Keyshia M 260110180006
6. Nisrina Nurfadilah 260110180007
7. Yunitasya Guspira 260110180008
8. Anugerah Yu’tika 260110180009
9. Grace Natasha H 260110180010
10. Kurniawati Rahayu 260110180011
(Winarto, 2004)
RIMPANG
KUNYIT
STUDI PRAKLINIS
- Obat pencernaan
- Dapat menstimulasi kantong empedu untuk menghasilkan empedu, yang dapat membantu meningkatkan pencernaan
- Kunyit mengurangi gejala kembung dan gas pada orang yang menderita gangguan pencernaan
- Bubuk kunyit meningkatkan sekresi musin pada kelinci sehingga dapat bertindak sebagai gastropektan terhadap iritasi
(Rahul et.al, 2018)
- Ekstrak etanol rimpang kunyit 200mg/KgBB dapat meningkatkan tinggi kripta dan jumlah sel Goblet mukosa rektum
tikus. (Lidia et al,2019),
STUDI KLINIS
- Memiliki aktivitas terhadap Irritable Bowel Syndrome yang merupakan kondisi kronis yang ditandai oleh kram, nyeri
abdominal, gas, diare dan kostipasi
- Tablet ekstrak kunyit diberikan kepada dua kelompok pasien, prevalensi IrBS berkurang sebanyak 53% untuk kelompok
pertama dan 60% untuk kelompok kedua serta terdapat penurunan gejala pada kedua kelompok pasien (Bundy et al,
2004).
Back Up Slide
Aktivitas Farmakologi Rimpang Kunyit
sebagai Anti Iritasi Usus Besar
Berdasarkan hasil penelitian (Lidia et al,2019),
diperoleh kesimpulan bahwa pemberian DSS
berpengaruh terhadap penurunan rata-rata tinggi
kripta, jumlah sel Goblet dan penipisan lapisan
mukosa rektum tikus. Sedangkan perlakuan Ekstrak
etanol rimpang kunyit 200mg/KgBB dapat
meningkatkan tinggi kripta dan jumlah sel Goblet
mukosa rektum tikus.
Pada kripta Lieberkuhn rektum terdapat sel
Goblet yang berfungsi menghasilkan musin. Musin
yang dihasilkan oleh sel Goblet berperan sebagai
pelindung lumen pada saluran pencernaan
(Johansson et al., 2013)
02
PEMERIKSAAN
KUALITAS
SIMPLISIA
SIMPLISI
A
(FHI, 2008)
IDENTITAS
SIMPLISIA
IDENTITAS
b. Uji Mikroskopis
SIMPLISIA
Ditimbang Simplisia secukupnya yang
telah disortasi dan dibuat serbuk
Diatas objek glass diletakkan serbuk
dan ditetesi oleh kloralhidrat 2-3 tetes
a. Uji Makroskopis
Ditutup dengan kaca penutup objek
glass berisi simplisia tersebut
Dilihat warna, rasa, dan bau
simplisia Diamati preparat dibawah mikroskop
cahaya dengan perbesaran tertentu
Disesuaikan dengan literatur Didapatkan Fragmen-fragmen simplisia
yang telah diamati
(FHI, 2008)
IDENTITAS
MENURUT
LITERATUR
SIMPLISIA
(FHI, 2008)
Makroskopik: berupa kepingan ringan HASIL JURNAL
rapuh, warna kuning jingga-kuning
cokelat, bau khas kunyit, rasa agak pahit PENELITIAN
dan agak pedas hingga menimbulkan
rasa tebal, bentuk hampir bundar sampai
bulat panjang, kadang bercabang.
HASIL
(FHI, PRAK
200 TIKU
8) M
dengan
IDENTITAS Syarat FHI (2008)
SIMPLISIA
Hasil praktikum
tidak teramati
adanya berkas
pengangkut
(FHI,
200
8)
dengan
IDENTITAS Syarat FHI (2008)
SIMPLISIA
HASIL
(FHI, PRAK
200 TIKU
8) M
dengan
IDENTITAS Syarat FHI (2008)
SIMPLISIA
(FHI, HASIL
(Dwiyanti &
200 Indriyani, PRAKT
8) 2017) IKUM
dengan
IDENTITAS Syarat FHI (2008)
SIMPLISIA
(FHI, HASIL
200 PRAKT
8) IKUM
IDENTITAS OGRAFI
LAPIS
SIMPLISIA TIPIS
IDENTITAS OGRAFI
LAPIS
SIMPLISIA
MENURU TIPIS
T Pola Kromatografi
LITERAT Parameter:
• Fase gerak : Kloroform P-methanol P (95:5)
UR • Fase diam : Silika gel 60 F254
• Larutan Uji : 5% dalam etanol P, gunakan
(FHI, larutan uji KLT seperti yang tertera
Kromatografi <61>
pada
(FHI, 2008)
IDENTITAS SIMPLISIA
Pembuatan Larutan Pembanding
(FHI, 2008)
IDENTITAS SIMPLISIA
Penjenuhan Bejana
(FHI, 2008)
IDENTITAS SIMPLISIA (FHI, 2008)
Prosedur KLT
Ditotolkan larutan uji dan larutan pembanding pada plat dengan jarak 1,5
– 2 cm dari tepi bawah lempeng, biarkan kering.
Diletakkan plat pada rak penyangga, hingga tempat penotolan terletak
disebelah bawah, dan masukkan rak ke dalam bejana.
Didalam bejana larutan pengembang harus mencapai tepi bawah lapisan
penjerap, totolan jangan sampai terendam, bejana ditutup.
Dibiarkan fase gerak terelusi sampai batas rambat, keluarkan plat dan
keringkan di udara, amati bercak dengan UV 254nm dan 366nm.
Diukur dan catat jarak tiap bercak dari titik penotolan serta catat panjang
gelombang untuk tiap bercak yang diamati, hitung nilai Rf atau Rx.
Disemprot bercak dengan penampak bercak dan bandingkan antara
kromatogram uji dan kromatogram pembanding (jika perlu)
1. PARAMETER
NON SPESIFIK
PARAMETER
STANDAR NON
a. Susut Pengeringan
SPESIFIK SIMPLISIA
Ditimbang 2 gram simplisia, dimasukkan ke botol timbang dangkal
bertutup yang telah dipanaskan pada suhu 105oC
Diratakan sampel dalam botol dengan digoyangkan botol hingga didapan
lapisan setebal 5-10 mm, kemudian ditimbang.
Dimasukkan ke dalam oven (sampel dalam botol )dengan suhu 105oC
hingga bobot botol tetap
Didinginkan botol dalam desikator hingga suhu ruang dalam dalam
keadaan tertutup, lalu ditimbang sampai didapat bobot konstan.
Ditimbang Kembali kadar abu tidak larut asam hingga bobot konstan.
Memenuhi syarat
(Praborowo et al, 2019)
03
PEMERIKSAAN
KUALITAS
EKSTRAK
Monografi Ekstrak Kental Rimpang Kuyit
No. Parameter Syarat
1. Organoleptis Ekstrak kental; warna kuning; bau
khas; rasa agak pahit.
2. Kadar kurkuminoid tidak kurang dari 33,90%dihitung
sebagai kurkumin
3. Kadar air Tidak lebih dari 17%
Detektor UV 366 nm
Kertas saring ditutupkan pada cawan petri yang berisi ekstrak cair
Kadar Air
Dimasukan sejumlah ekstrak kedalam labu yang telah di bersihkan dan dikeringkan
Kemudian ditambahkan 200 ml toluene, hubungkan dengan alat
Dituangkan toluene kedalam labu penerima melalui alat pendingin. Lalu dipanaskan labu
dengan hati-hati selama 15 menit.
Setelah toluene mendidih, kemudian disuling dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes tiap
detik,
Kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes perdetik
Setelah semua air tersuling, tabung penerima dibiarkan mendingin hingga suhu kamar
Setelah air dan toluene memisah sempurna, volume air dibaca dan dihitung kadar air
dalam %
(Depkes RI, 2008)
Kadar Abu Total Ekstrak
Ekstrak sebanyak 3 gram ditimbang lalu diletakkan kedalam
krus porselin yang telah dipijarkan dan ditara
Abu yang tidak larut dalam asam dikumpulkan dengan cara disaring
dengan kertas saring bebas abu
Cuci dengan air panas,lalu dipijarkan pada tanur selama ± 6 jam pada
600°C dan ditimbang hingga bobotnya tetap
Piknometer diisi penuh dengan air dan ditimbnag ulang. Ditetapkan kerapatan air
Piknometer dikosongkan dan dikeringkan, kemudian diisi penuh dengan ekstrak, lalu
ditimbang.
Pola Dinamolisis
Rumus Perhitungan Parameter Non
Spesifik
Parameter Non-spesifik
01
Metode Isolasi
Minyak Atsiri
Alat dan Bahan
Alat :
• Corong pisah
• Distiller
• Kondensor
• Microwave
• Pembangkit steam
• Thermometer
Bahan :
• Daun serai wangi
• Air
Alat
Tabung reaksi, Refrakrometer
pipet gondok, termometer,
kertas atau karbon gelas ukur 50 mL,
berwarna putih ukuran 20 gelas ukur tertutup10 mL
cm x 30 cm, atau 25 mL,
neraca analitik, buret,
penangas air, corong kaca,
piknometer, labu erlenmeyer, gelas
Polarimeter kimia.
Bahan
Minyak atsiri sereh wangi (Cymbopogon nardus L),
etanol 95%,
KOH,
Indikator fenolftalein,
AgNO3,
NaCl.
Indeks bias dari suatu zat merupakan perbandingan dari sinus sudut jatuh dan sinus sudut sinar
pantul dari cahaya yang melalui suatu zat (Susetyo dan Reny, 2004)
Nilai indeks bias bergantung pada jumlah nilai karbon dan jumlah ikatan rangkap (Susetyo dan
Reny, 2004).
Semakin tinggi nilai indeks bias, menunjukkan bahwa minyak atsiri memiliki kualitas yang
baik.
Kelarutan minyak sereh yaitu 1 : 2 yang berarti 1 mL minyak atsiri larut dalam 2 mL
etanol 80%.
Pada umumnya minyak atsiri yang mengandung senyawa terpena teroksigenasi lebih
mudah larut dalam alkohol dari pada yang mengandung terpena tak teroksigenasi.
Semakin besar kelarutan minyak atsiri pada etanol maka kualitas minyak atsirinya
semakin baik. (Wibowo et al, 2016)
Syarat Standar Mutu Minyak
4 Atsiri Sereh
5 Bilangan Asam
Bilangan Asam
Jenis
Polarimeter Polarimeter Manual Polarimeter Digital
Analis dapat mengamati bidang visual Analis hanya memasukan sampel dan
yang berbeda melalui teleskop.Tabung menekan tombol, kemudian menunggu
ditempatkan ke dalam chamber hasil pembacaan dalam bentuk digital.
Cara pengukuran dan terdapat roda control
Pembacaan untuk mengatur kecerahan. Jika sudah
dilakukan zero pada alat dan sampel
dimasukkan ke dalam tabung, maka skala
teleskop dapat dicatat dan pengukuran
selesai.
Jenis Polarimeter Digital
Polarimeter Manual
Polarimeter
Polarimeter manual bersifat subjektif, Polarimeters digital otomatis hanya
artinya pembacaan tergantung pada mengharuskan pengguna untuk menekan
penglihatan analis.Polarimeter tombol dan menunggu pembacaan digital.
Sifat Pembacaan
ini mengharuskan pengguna untuk secara Polarimeter digital otomatis dengan cepat
fisik menggunakan matanya untuk menghasilkan hasil yang akan ditampilkan
menilai "penyelarasan" dan sudut rotasi. pada display alat dan akurat.
Polarimeter manual ini harus Sedangkan pada polarimeter digital
mengkondisikan sampel di luar instrumen otomatis yang modern telah memasukkan
terlebih dahulu agar suhunya sesuai Peltier Elements untuk secara aktif
Suhu dengan yang dipersyaratkan mengontrol suhu. Teknik khusus seperti
(menggunakan instrument lain untuk tabung sampel yang dikontrol suhu
mengkondisikan suhu sampel). mengurangi kesalahan pengukuran dan
memudahkan pengoperasian.
6 Putaran Optik
SNI 06-3953-1995
Minyak Sereh Wangi (-1°) (-1°) sampai (+11°)
Diambil 1 μL
Diinjeksikan ke dalam sistem
kromatografi gas
Kromatogram sampel
semakin besar konsentrasi yang digunakan, maka semakin besar pula daya hambat yang diberikan
Dari keempat minyak atsiri yang memiliki daya repelen mendekati pembanding
yaitu minyak atsiri pada sereh dengan daya repelen sebesar 96,26%. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri yang digunakan,
maka semakin besar daya repelennya, sehingga semakin sedikit jumlah nyamuk
yang akan hinggap untuk menghisap darah.
Dilihat dari segi aktivitas, tampak bahwa minyak atsiri pada sereh dapur bisa
dijadikan sebagai antinyamuk. Aroma yang ditimbulkan oleh pada sereh dapat
memberikan pengaruh pada sistem pernapasan nyamuk (Wibowo, 2016)
Daftar Pustaka
Andiani, C. N., dkk. 2017. IDENTIFIKASI GC- MS EKSTRAK MINYAK ATSIRI DARI
SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus) MENGGUNAKAN PELARUT METANOL.
Techno. Vol.18(1):23-27.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia. Minyak Sereh. Mutu Dan
Cara Uji. SNI 06-2385- 1995, Jakarta
CCRC Farmasi UGM. 2014. Kunyit (Curcuma longa Linn.). Available online at
https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=345. [Diakses pada 21 Mei 2020].
Dewick, P.M. 2009. Medical Natural Product: A Biosynthetic Approach 3 rd Edition. United
Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.
Didik Gunawan & sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam. Bogor: Penebar Swadaya.
EOA. 1975. Essential Oil Association of U.S.A., Inc, New York. Ketaren, S. 1987. Minyak Atsiri
Ferdayanti, M., Sastrohamidjojo,A dan Riyanto. 2014. Pemekatan Sitronelal Dalam Minyak
Sereh Wangi (Cymbopogon Nardus L.) Dengan Fraksinasi Distilasi Dan Identifikasi
Menggunakan KG-SM. Indonesian Journal of Chemical Research. Vol. 1(2)
Feriyanto, Y. E., dkk. Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi
(Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan Air dengan
Pemanasan Microwave. JURNAL TEKNIK POMITS. Vol.2(1):93-97.
Guenther, E., 1970, The Essential Oil Vol. I., Robert E Krieger Publishing, USA.
Lely, N., Reni, I.P., dan Yunita, L.I. 2017. Efektivitas Antijamur Kombinasi Ketokonazol dengan Minyak
Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle). IJAS. Vol 7 (2) : 10-15.
Luangnarumitchai, S., Lamlertthon, S., & Tiyaboonchai, W. 2007. Antimicrobial activity of essential
oils against five strains of Propionibacterium acnes. Mahidol University Journal of
Pharmaceutical Sciences. 34:60-64
Magdaulih, E., Nasril N. dan Periadnadi. 2014. Aktivitas Antifungal Minyak Atsiri Cymbopogon nardus
L. dan Elettariopsis slahmong Lim. Terhadap Jamur Colletotrichum sp. Menyerang
Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Jurnal Biologi Universitas Andalas 3(2) : 97 –
102 (2): 219-227.
Hartati, S.Y., & Balittro. 2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat Lainnya. Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal Puslitbang Perkebunan. 19 : 5
- 9.
Mario S. Howarto, Pemsi M. Wowor, Christy N. Mintjelungan. 2015. Uji Efektifitas Antibakteri
Minyak Atsiri Sereh Dapur Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap
Bakteri Enterococcus Faecalis. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, (2)
Nilda Lely, Hetty Sulastri, Sari Meisyayati. 2018. Aktivitas Antijamur Minyak Atsiri Sereh Wangi
(Cymbopogon Nardus (L.) Rendle). Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana. Vol 1 (1).
Ni Made Puspawati, I Wayan Suirta, dan Saeful Bahr. 2016. Isolasi, Identifikasi, serta uji
aktivitas antibakteri pada minyak atsiri sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt). Jurnal
Kimia. Vol 10
Ruwindya, Y. 2019. Optimasi Metode Analisis Minyak Atsiri Sereh Wangi Secara Kromatografi
Gas. Indonesian Journal of Chemical Analysis. Vol.2(2):54-59.
Safwan, Sapto, Y., dan Suwidjiyo, P. 2014. Uji Aktivitas Minyak Atsiri Rimpang Kunyit (Curcuma
Longa Linn) Pada Tikus Sprague Dawley Model Demensia. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol
2(2) : 20-26.
SNI. 1995. Standar Nasional Indonesia Minyak Sereh Wangi. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Susetyo R., dan Reny H. 2004. Kiat Menghasilkan Minyak Sereh Wangi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Wibowo, D. P., Rustamsyah, A dan Kurniawan, Y. 2016. Karakterisasi Dan Aktivitas Repelen
Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L), Akar Wangi ( Vetiveria zizanoides L.),
Nilam (Pogestemon Cablin), Cengkeh (Syzgium aromaticum) Asal Kabupaten Garut
Terhadap Nyamuk Aedes aegypti Betina. Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik. Vol
13(2).
Winarto, I.W. (2004). Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. pp 2 - 12.
Bundy, R., Walker A.F., Middleton R.W. dan Booth J. 2004. Turmeric extract may improve irritable
bowel syndrome symptomology in otherwhise healthy adults : a pilot study. Journal of
Alternative and Complementary Medicine. Vol 10(6) : 1015 – 1018
Rahul, K. V., Kumar, P., Maurya, R. K., Kumar, V. Verma, R. B., dan Singh, R. K. 2018. Medicinal
Properties of Turmeric : A review. International Journal of Chemical Studies. Vol 6(4): 1354 –
1357.
Shan, C.Y. dan Iskandar, Y. 2018. Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kunyit
(Curcuma longa L.). Farmaka. Vol16 (2): 547- 555.
Syarif, P., Suryotomo, B., dan Soeprapto, H. 2011. Deskripsi dan Manfaat Tanaman Obat di Pedesaan
Sebagai Upaya Pemberdayaan Apotik Hidup (Studi Kasus di Kecamatan Wonokerto). Pena
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Vol 21 (1): 21-32.