Mariana Kristiyanti
Fakultas Ekonomi, Universitas AKI
Abstract
One dimension of business quality in accordance with national production is productivity that
can be measured by output dimension of each business unit. Crisis not only leads to the decrease of
number of companies, but also affects directly toward company’s output. One of strategic steps to recover
decreased economic condition is to make efficient use of Small and Medium Business through the
development of business centers facilitated by both financial and non-financial (by forming BDS)
reinforcement programs.
Key words: Indonesian Economy, Micro Business, Small and Middle Business
-46-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-47-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
-48-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-49-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
-50-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-51-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
sudah mulai sadar akan bahaya konsentrasi yang kurang kompetitif antar Negara,
dan konglomerasi. Dan datangnya krisis sehingga Indonesia tidak kompetitif untuk
pada akhir 1997 memperkuat kesadaran menarik investasi dari luar negeri. Namun
baru untuk membangun ekonomi rakyat. demikian disadari bahwa ekspor
Sehingga periode ini (1994-2001) oleh Indonesia yang masih terus berlangsung
Mubyarto dinamakan masa Menuju menunjukkan adanya segmen tertentu
Ekonomi Kerakyatan dan memang benar yang sangat kompetitif dalam persaingan
akhirnya lahir Ketetapan Mejelis pasar di luar negeri. Untuk melihat
Permusyawaratan Rakyat yang mengatur keunggulan komperatif dan kompetitif dapat
dan memberi pengertian mengenai Sistem dilihat lebih akurat pada level produk,
Ekonomi Kerakyatan. sehingga perbandingan ini memberikan
justifikasi akan perlu tidaknya suatu
Daya Saing Perekonomian Indonesia produk dikembangkan. Namun hal ini
Untuk melihat kemampuan suatu merupakan faktor yang tidak dapat
negara dalam memenangkan persaingan ditampung oleh indek kompetitif agregatif
pada kehidupan pasar global dapat dan perlu dilihat dari persfektif kinerja
diperhatikan dari indikator makro dan perusahaan sebagai terlihat dalam bagian
mikro. Secara makro daya saing suatu sebelumnya. Ada tiga faktor penting untuk
negara dapat digambarkan oleh tiga memperbaiki daya saing yang kesemuanya
macam indek, yaitu: Indek Kemampuan berada kekuatan internal perusahaan dan
Teknologi; Indek Kelembagaan Publik; dan berhubungan dengan produktivitas karena
Indek Lingkungan Makro Ekonomi. pada dasarnya perbaikan daya saing salah
Sementara itu pada indikator mikronya satu kuncinya adalah penurunan ongkos.
dapat dilihat dari Urutan Strategi dan Ketiga faktor dimaksud adalah (i). adanya
Operasi Perusahaan; dan Urutan Kualitas inovasi dan perbaikan teknologi yang terus
Lingkungan Bisnis Nasional. Dalam laporan menerus menuju penurunan biaya; (ii).
yang dikutip oleh Adiningsih tersebut pengembangan pemanfaatan teknologi
memang dibandingkan negara ASEAN komunikasi dan informasi untuk
lainnya, terutama ASEAN-6, Indonesia meningkatkan produktivitas dan
berada pada posisi ekstrim di bawah. Hal ini penghematan waktu; dan (iii).
karena baik kinerja makro maupun mikro pemanfaatan jaringan kerjasama untuk
-52-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-53-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
kecil mikro. Secara empiris cukup banyak sektor jasa keuangan tidak menempati
bukti yang menunjukkan pentingnya jasa tempat teratas, namun masih menempati
keuangan dan jasa perusahaan yang efisien tempat ketiga setelah sektor angkutan
sebagai faktor penting bagi dukungan dengan yang masih jauh diatas rata-rata
pengembangan usaha lebih lanjut. keseluruhan sektor. Hal ini menunjukkan
Gambaran produktivitas usaha pada bahwa perusahaan jasa keuangan pada
perusahaan skala menengah sungguh sangat dasarnya tidak selalu dapat memanfaatkan
berbeda di mana sektor pertanian keuntungan karena skalanya yang lebih
memiliki produktivitas usaha yang paling besar, terutama antara skala usaha kecil dan
produktif, bahkan hampir empat kali rata- skala usaha menengah. Gambaran ini akan
rata produktivitas perusahaan skala lebih lengkap lagi jika kita kaitkan
menengah secara keseluruhan. pada dengan produktivitas tenaga kerja yang
kelompok ini yang kurang produktif adalah mengindikasikan kemampuan untuk
sektor jasa-jasa yang memang umumnya mendukung jaminan hidup yang layak
belum mapan benar. Agak berbeda dengan bagi pihak yang terlibat dalam kegiatan
kelompok usaha kecil pada kelompok usaha dimaksud.
menengah ini peningkatan produktivitas
terasa amat berat kecuali sektor pertanian Pendekatan Klaster UKM untuk
yang masih tumbuh positif secara konsisten Peningkatan Daya Saing
selama empat tahun terakhir. Jika kita amati Untuk penciptaan basis UKM
kinerja produktivitas usaha pada kedua yang kokoh pendekatan pengembangan
kelompok ini mengisyaratkan perlunya Klaster Bisnis/Industri perlu ditumbuh
restrukturisasi perusahaan pertanian menuju kembangkan. Kehadiran klaster yang
skala menengah. Hal ini sejalan dengan senergik dari kegiatan hulu ke hilir, atau
pemikiran tentang perlunya peningkatan antara kegiatan inti (pokok) dengan
kepadatan investasi pertanian untuk kegiatan pendukung, penyediaan bahan
mengejar keuntungan usaha pertanian baku dan outlet pemasaran akan
yang sesuai dengan biaya oportunitas dari mempercepat dinamika usaha di dalam
tanah pertanian yang harganya semakin klaster tersebut, termasuk interaksi dengan
meningkat. usaha besar yang ada di kawasan tersebut
Pada perusahaan skala menengah atau terkait. Pendekatan klaster ini pada
-54-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-55-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
mikro dan selanjutnya menjadikan klaster Kementerian Koperasi dan UKM mulai
sebagai satuan bisnis yang layak dan mampu tahun 2002 hingga kini yang jumlahnya
berkembang (Viable). Persyaratan ini yang sudah menjangkau 1000 sentra.
harus dipenuhi untuk menjadikan usaha
kecil sebagai fotor pertumbuhan. Kewirausahaan : Perbaikan dan
Usaha kecil dalam keadaannya Penumbuhan
yang ada tidak mungkin dijadikan motor Persfektif kebutuhan wirausahawan
pertumbuhan karena populasi terbesar baru yang mendesak selain dilihat dari
adalah usaha mikro yang pada intinya hanya kenyataan rendahnya pendirian perusahaan
bersifat subsisten, kecuali mereka yang baru dibandingkan dengan besarnya
sudah tumbuh di dalam suatu klaster. Untuk ekonomi dan jumlah penduduk, juga
keluar dari jebakan ini maka strategi dasar didasari atas kenyataan bahwa lebih 97%
adalah membebaskan diri untuk keluar unit usaha yang ada adalah usaha skala
dari usaha mikro secara meluas. Untuk mikro. Ini berarti usaha yang ada di
pengembangan usaha kecil yang berdaya Indonesia dikelola oleh pengusaha dengan
saing maka pendekatan klaster bisnis kemampuan pengelolaan yang rendah.
usaha kecil/industri kecil dapat dijadikan Sehingga persoalan kebutuhan wirausaha
dasar penciptaan dinamika yang luas bagi bagi Indonesia mempunyai sasaran yakni
penciptaan basis pertumbuhan yang luas mengisi kebutuhan perluasan perusahaan
(broad base economic growth). Salah satu yang ada dan kebutuhan untuk
langkah strategis yang dilakukan dalam mengembangkan wirausaha baru untuk
rangka pemberdayaan UKM adalah membuat ekonomi Indonesia lebih
melalui pengembangan sentra-sentra kompetitif.
bisnis, yang difasilitiasi dengan program- Refleksi di atas terlihat jelas dari
program perkuatan baik non financial kinerja produktivitas perusahaan maupun
(pembentukan BDS) maupun financial tenaga kerja di mana sektor keuangan dan
seperti melalui perguliran dana MAP. Inilah jasa perusahaan menampilkan kinerja
yang menjadi alasan dilalui hanya program produktivitas yang tinggi. Faktor penting
perkuatan sentra bisnis UKM melalui lain yang menjadi salah satu sebabnya
pendekatan klaster oleh BPS-KPKM sejak adalah perusahaan yang bergerak di dalam
tahun 2001 dan dilanjutkan oleh sektor tersebut, terutama jasa keuangan dan
-56-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-57-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
adanya kerjasama yang baik dengan dunia swasta untuk menumbuhkan wirausaha baru.
perguruan tinggi; dan Kelima, Karena hal ini sangat penting dan sesuai
membangun perusahaan swasta untuk dengan kondisi Indonesia di mana
mengembangkan dan mengasuh wirausaha perusahaan swasta yang sukses pada
baru atau development of private business dasarnya dapat membuka diri bertindak
to foster entrepreneurship. Dari kelima sebagai inkubator atau mentor bagi
praktek terbaik dalam pembangunan pengusaha baru. Hal ini sekaligus dapat
kewirausahaan tiga diantaranya adalah dilaksanakan dalam kaitannya untuk
bersifat kebijakan umum yang harus memecahkan masalah hubungan
digariskan. perbankan dan jaminan pasar selain
Kerjasama yang ideal dalam sebagai tempat magang dalam hal
menumbuhkan wirausaha adalah perlunya ketrampilan teknik berproduksi dan
kerjasama yang erat antara perguruan tinggi kemampuan manajerial. Oleh karena itu
dan perusahaan swasta, mengingat ke dua dorongan kepada perusahaan swasta yang
lembaga tersebut mempunyai dua karakter berhasil untuk dapat menjadi lembaga
yang saling melengkapi yang diperlukan pengembangan wirausaha baru. Dorongan
untuk membentuk karakter wirausaha. untuk memanfaatkan perusahaan swasta
Kombinasi antara ciri mengejar yang berhasil bagi penumbuhan wirausaha
keuntungan dan kepuasan untuk mencari baru diduga juga berkaitan dengan
sesuatu yang baru yang bermanfaat untuk semakin kuatnya temuan dan pengalaman
kemajuan. Kombinasi ke dua lembaga praktis yang menyebutkan sumber
dengan orientasi yang berbeda dalam pembiayaan bagi usaha kecil yang baru di
pengalaman dapat menghasilkan sinergi luar modal sendiri dan keluaraga berasal dari
yang maksimal. Khusus dalam hal apa yang disebut dengan angle capital yang
pengembangan wirausaha melalui cara berhasil diadakan atau diatur oleh pihak
inkubasi bisnis kerjasama tiga pihak dalam tertentu (UNCTAD, 2002). Sehingga apabila
hal ini didukung oleh intervensi pemerintah perusahaan swasta bersedia menjadi
yang tepat juga menjadi model terbaik di orangtua asuh bagi pengusaha baru dapat
berbagai negara. memainkan peran penyedian modal serupa
Hal yang baru yang menjadi dan melalukan pemindahan ke dalam
kepedulian para ahli UNCTAD adalah peran portofolio pembiayaan bank karena mereka
-58-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-59-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
-60-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-61-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
pemberian dukungan pembiayaan UKM menjadi pilihan baru bentuk intervensi yang
dari kredit program kepada mekanisme ramah pasar.
pasar jasa keuangan akibat perubahan Secara garis besar, kebijakan
UU 23/1999 tentang Bank Indonesia dan perbankan terdiri dari: (1) program
berbagai rencana program pemulihan penyehatan perbankan, meliputi
ekonomi yang tercantum dalam nota penjaminan pemerintah bagi bank umum
kesepakatan dengan IMF telah memberikan dan BPR, rekapitalisasi bank umum dan
pelajaran baru. Sejak akhir 1999 semua restrukturisasi kredit perbankan; (2)
kredit program dihentikan, sehingga pemantapan ketahanan sistem perbankan
Pemerintah mengubah dukungannya dari yang meliputi pengembangan infrastruktur
memberikan subsidi dan penjaminan pada perbankan, peningkatan good corporate
kredit program sektoral perbankan governance dan penyempurnaan
(seperti BIMAS, KKPA dll.) menjadi pengaturan dan pemantapan sistem
dukungan perkuatan LKM terutama pengawasan bank; (3) upaya
KSP/USP sejak tahun 2002 sebagai pengembangan UMKM dalam rangka
mekanisme fiskal biasa. Hal ini pemulihan fungsi intermediasi perbankan.
diharapkan relatif tidak menimbulkan Berdasarkan Laporan
distorsi pasar keuangan mikro kecuali Perekonomian Bank Indonesia tahun
hanya memperkuat para pelaku untuk 2003, peran Bank Indonesia dalam
semakin kompetitif dan memperluas pengembangan UMKM dilakukan dengan
jangkauan Meskipun stimulan fiskal tiga pendekatan, yaitu: (1) kebijakan
untuk LKM ini baru menjangkau sekitar kredit perbankan; (2) pengembangan
15-20 persen LKM, namun telah kelembagaan; dan (3) pemberian bantuan
mendorong tumbuh kembangnya kekuatan teknis. Keterbatasan UMKM dalam
kredit mikro non bank. Sebagai pelaku memperoleh pelayanan kepada sektor
mereka termasuk dalam sektor keuangan. perbankan merupakan salah satu kendala
Apabila perkembangan ini menjadi belum optimalnya fungsi intermediasi
instrumen perkuatan yang efisien, maka perbankan. Menyikapai hal tersebut,
instrumen fiskal untuk perkuatan LKM selama tahun 2003, upaya yang ditempuh
akan terbukti lebih efektif disertai dengan Bank Indonesia dalam pengembangan
tingkat distorsi yang rendah sehingga dapat UMKM lebih ditekankan pada upaya
-62-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-63-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
-64-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-65-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
-66-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
mengurangi biaya dan resiko dalam penduduk miskin. Mat Syukur (2001)
penyaluran. dalam hasil studinya mengemukakan
Lembaga keuangan mikro lainnya bahwa Karya Usaha Mandiri (KUM)
yang akhir-akhir ini tumbuh pesat adalah yang merupakan reflikasi gremeen bank
lembaga keuangan syariah yang sangat efektif sebagai instrumen delivery
penyelenggaraannya sesuai dengan untuk kelompok sasaran, namun
prinsip-prinsip syariat Islam. Lembaga sustainability dari program ini tanpa
keuangan syariah terdiri dari bank khusus dukungan dari luar yang terus menerus
(bank muamalat) dan bank lain serta BPR-S, masih dipertanyakan, demikian juga daya
sedangkan yang berbentuk bukan bank saing terhadap produk kredit mikro lain
terdiri dari Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) belum secara nyata menunjukan
dibawah pembinaan Pusat Inkubasi Bisnis keunggulannya. Di dunia memang diakui
Usaha Kecil (PINBUK), Baitul Tamwil bahwa Grameen Bank adalah sistem
(BTM) yang dikembangkan oleh Baitul perbankan sosial yang terbaik dan paling
Mal Muhammadiyah dan Koperasi berhasil, sehingga menjadi model yang
Syirkah Muawanah yang digairahkan oleh tepat sebagai instrumen pemberdayaan
pesantren-pesantren. Status legalnya ada ekonomi kelompok penduduk miskin.
yang berbentuk koperasi, tetapi tidak jarang Jika BRI unit telah diakui sebagai
masih dalam pembinaan yayasan atau sama The Biggest and The Best Micro Banking
sekali tidak terkait dengan institusi System in the world, maka Grameen Bank
pengembang. adalah The Best Social Banking System,
Bentuk lain kredit mikro yang perbedaannya terletak pada kemampuan
diakui keberhasilannya oleh dunia adalah untuk memobilisasi dana masyarakat dan
pola Grameen Bank yang dirancang untuk kegiatan usaha secara komersial yang sehat
memecahkan Perkreditan bagi keluarga tanpa subsidi untuk perbankan mikro seperti
miskin. Modal ini terbukti telah berhasil yang telah ditunjukkan BRI-Unit.
membangkitkan kegiatan ekonomi bagi Sementara Grameen Bank terletak pada
kelompok penduduk miskin di Bangladesh, kemampuannya untuk menjangkau
sehingga dianggap sangat sesuai untuk masyarakat miskin menjadi produktif dan
memecahkan penyediaan modal bagi siap masuk dalam arus kegiatan ekonomi
penciptaan kegiatan produktif untuk biasa serta memanfaatkan mekanisme
-67-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
perbankan yang biasa, meskipun akhirnya d. Lokasi kelompok miskin tidak berada
juga dikerjakan oleh Grameen Bank sendiri dalam jangkauan kantor cabangnya
tapi tidak tertutup untuk menjadi nasabah
bank lain. Di Indonesia yang memiliki Permintaan kredit bagi Lembaga
kekuatan koperasi sebagai sumber Keuangan Mikro dapat diperhitungkan
pembiayaan mikro terbesar kedua setelah masih sangat luas dan segmennya
BRI-Unit, struktur kelembagaannya masih bermacam-macam. Hal ini mengingat
sangat terfragmentasi dan belum bergerak sebagian besar kelompok usaha mikro
sebagai sistem lembaga keuangan yang belum dapat dilayani oleh bank.
efisien, oleh karena itu daya dobraknya tidak Kelompok peminjam tersebut meliputi
dapat kelihatan meluas dan terkesan usaha produktif masyarakat yang memiliki
kurang produktif. Pada dasarnya potensi perputaran usaha tinggi dan dipergunakan
pengembangan LKM masih cukup luas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
karena :
a. Usaha mikro dan kecil belum Arah dan Strategi Pengembangan LKM
seluruhnya dapat dilayani atau Permasalahan yang dihadapi oleh
dijangkau oleh LKM yang ada LKM terutama LKM bukan bank pada
b. LKM berada di tengah masyarakat dasarnya dapat digolongkan ke dalam hal-
c. Ada potensi menabung oleh hal yang bersifat internal dan eksternal.
masyarakat karena rendahnya Yang bersifat internal meliputi keterbatasan
penyerapan investasi didaerah, sumberdaya manusia, manajemen yang
terutama di pedesaan belum efektif sehingga kurang efisien serta
d. Dukungan dari lembaga dalam negeri keterbatasan modal. Sementara faktor yang
dan internasional cukup kuat. bersifat eksternal meliputi kemampuan
Segmentasi pasar lembaga keuangan monitoring yang belum efektif,
mikro pada umumnya adalah kelompok pengalaman yang lemah serta
usaha mikro yang dianggap oleh bank : infrastruktur yang kurang mendukung.
a. Tidak memiliki persyaratan yang Kondisi inilah yang mengakibatkan
memadai jangkauan pelayanan LKM terhadap usaha
b. Tidak memiliki agunan yang cukup mikro masih belum mampu menjangkau
c. Biaya transaksinya mahal / tinggi secara luas, sehingga pengembangan LKM
-68-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
yang luas akan sangat penting perannya pembiayaan usaha mikro dan kecil agar
dalam membantu investasi bagi usaha mikro mampu menghadapi tantangan untuk
dan kecil. Upaya yang dapat dilakukan melaksanakan otonomi daerah.
untuk memperkuat LKM dapat dilakukan Pengendalian dan pembinaan/fasilitasi, serta
melalui : pengembangan kelembagaan (organisasi dan
a. Perkuatan permodalan dan manajemen manajemen), meningkatkan kompetensi
lembaga keuangan masyarakat dan profesionalisme pengelola KSP/USP-
(KSP/USP dan LKM) LKM melalui diklat terus menerus sangat
b. Penggalangan dukungan dan fasilitasi diperlukan. Pengembangan kemampuan
pembiayaan UKMK dengan lembaga layanan bagi anggota, meningkatkan
keuangan jumlah produk keuangan yang didukung
c. Penggalangan partisipasi berbagai dengan pengembangan jejaring.
pihak dalam pembiayaan UKMK Pengembangan jejaring antara lain meliputi
(Pemda, Laur Negeri, dll) jejaring :
d. Optimalisasi pendayagunaan potensi a. Antar KSP/LKM, mendayagunakan
pembiayaan UKMK di daerah lembaga simpan pinjam sekunder yang
(Bagian Laba BUMN, Dana Bergulir, berperan mengatur interlending diantara
Yayasan, Bantuan Luar Negeri) KSP/USP Koperasi dan LKM
e. Peningkatan Capacity Building LKM b. Antara KSP/USP dan LKM dengan
f. Training bagi pengelola LKM, untuk lembaga keuangan lain, meningkatkan
meningkatkan kapasitas pengelola LKM akses untuk dana pinjaman maupun
g. Perlu adanya lembaga penjamin untuk equity.
menjamin kredit LKM dan tabungan Dalam memperkuat USP/KSP ke
nasabah LKM dan depan paling tidak ada tiga langka yang
h. BDS yang mampu memberikan harus dilakukan : Pertama, harus dilakukan
fasilitasi manajemen, keuangan, dll. pemisahan koperasi simpan pinjam dan
tidak boleh dicampur/dilaksanakan sebagai
Pengembangan KSP dan LKM bagian dari koperasi serba usaha, terutama
kedepan harus diarahkan untuk menjadikan bila USP sudah menjadi besar dan sangat
KSP dan LKM sehat, kuat, merata dan dominan; Kedua, harus segera diorganisir
mampu menyediakan kebutuhan kedalam kelompok-kelompok KSP sejenis
-69-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
-70-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-71-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011
-72-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)
-73-