Anda di halaman 1dari 28

Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia

Mariana Kristiyanti
Fakultas Ekonomi, Universitas AKI

Abstract

One dimension of business quality in accordance with national production is productivity that
can be measured by output dimension of each business unit. Crisis not only leads to the decrease of
number of companies, but also affects directly toward company’s output. One of strategic steps to recover
decreased economic condition is to make efficient use of Small and Medium Business through the
development of business centers facilitated by both financial and non-financial (by forming BDS)
reinforcement programs.

Key words: Indonesian Economy, Micro Business, Small and Middle Business

Pendahuluan mengembangkan koperasi sebagai bangun


Sejak sebelum kemerdekaan ekono- perusahaan yang sesuai untuk menjadi
mi Indonesia telah dilihat sebagai suatu wadah perekonomian rakyat.
perekonomian yang dualistik sebagaimana Ketika isu modernisasi mengede-
diungkapkan oleh Boeke. Penjajahan pan dan keterbukaan mulai merasuk ke
Belanda yang panjang telah mengukuhkan dalam perekonomian kita, maka
keadaan tersebut dengan dualisme pende- perkembangan internasional yang relevan
katan pembangunan yang memperkenalkan mulai berkembang dalam perjalanan
kegiatan onderneming yang perekonomian kita. Pada awal Repelita III
dipisahkan dari perekonomian rakyat isu usaha formal dan informal mulai
sehingga enclave economy hadir, dari berkembang disertai nuansa pembelaan pada
perkebunan kemudian meluas sampai produksi dalam negeri dan pengusaha
pada perusahaan perminyakan dan golongan ekonomi lemah. Pada periode
mastchapai lainnya. Setelah kemerdekaan berikutnya sejak 1990an tuntutan untuk
kita mengenal kegiatan perekonomian melepaskan dari karakteristik lemah muncul,
rakyat, usaha milik Negara dan usaha sehingga lahir pemikiran tentang usaha
swasta dengan keinginan kuat kecil. Pemihakan kepada usaha kecil

-46-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

berkembang dan menjadi salah satu Indonesia harapan untuk membangkitkan


perhatian pemerintah hingga datangnya ekonomi rakyat sering kita dengarkan
krisis yang meneguhkan lagi kekuatan usaha karena pengalaman ketika krisis
kecil dan menengah. Indonesia telah multidimensi tahun 1997-1998 usaha kecil
menikmati masa pertumbuhan ekononomi telah terbukti mampu mempertahankan
yang tinggi dalam jangka waktu yang kelangsungan usahanya, bahkan
panjang, hingga datangnya krisis nilai tukar memainkan fungsi penyelamatan di
tereskalasi menjadi krisis multi dimensi beberapa sub-sektor kegiatan. Fungsi
yang dimulai akhir tahun 1997. Setelah lima penyelamatan ini segera terlihat pada sektor-
tahun lebih krisis tersebut berlangsung dan sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat
hingga akhir 2002 tingkat output agregatpun melalui produksi dan normalisasi
belum kembali pada tingkat sebelum krisis. distribusi. Bukti tersebut paling tidak telah
Hal ini tentu menimbulkan suatu tanda tanya menumbuhkan optimisme baru bagi
besar. sebagian besar orang yang menguasai
Pada awal krisis ketika hampir sebagian kecil sumberdaya akan
sebagian besar sistem distribusi dan kemampuannya untuk menjadi motor
perdagangan macet memang usaha kecil pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi.
dan koperasi berhasil digerakkan mengisi Harapan ini menjadi semakin kuat
kegiatan yang ditinggalkan tersebut. ketika muncul keberanian untuk
Bahkan kemudian diikuti oleh mempercepat pemulihan dengan motor
meningkatnya aktivitas sektor pertanian pertumbuhan UKM. Pergeseran sesaat
non-konvensional oleh para pengusaha dalam kontribusi UKM terhadap PDB pada
baru dari mereka yang tergusur dari saat krisis yang belum berhasil
sektor formal karena terkena pemutusan dipertahankan menyisakan pertanyaan
hubungan kerja. Perkembangan ini tentang faktor dominan apa yang
sempat memunculkan harapan baru bahwa membuat harapan tersebut tidak terwujud.
sektor ekonomi rakyat, usaha kecil dan Berbicara mengenai UKM di Indonesia
kegiatan koperasi akan tumbuh lebih cepat menganut cakupan pengertian yang luas
karena lingkungan politik dan dukungan pada seluruh sektor ekonomi termasuk
yang menguntungkan serta ketersediaan pertanian, serta menggunakan kreteria aset
tenaga profesional yang memadai. Di dan nilai penjualan sebagai ukuran

-47-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

pengelompokan sesuai UU Nomor 9/1995 membuat disagregrasi kelompok usaha


tentang usaha kecil dan Inpres Nomor kecil. Sebagaimana diketahui sesuai hasil
10/1999 tentang pembinaan usaha pengolahan data tahun 1995 dari sektor
menengah. usaha kecil sekitar 97% terdiri dari usaha
Semangat baru dunia yang kecil-kecil (mikro) dengan omset dibawah
menggeluti usaha kecil dan menengah Rp. 50 juta,-. Dengan demikian mayoritas
(SME) juga telah berketetapan hati untuk usaha kecil adalah usaha mikro dan
menjadikan UKM sebagai motor sebagian terbesar berada di sektor
pertumbuhan ekonomi di masa depan. pertanian dan perdagangan, hotel dan
Pernyataan ini paling tidak telah menjadi restoran.
kesadaran baru bagi kalangan pelaku Masalah mendasar yang membatasi
UKM di kawasan Asia Pacific sebagai mana ekspansi usaha kecil adalah realitas
mereka kemukakan di depan para Menteri bahwa produktivitasnya rendah sebagaimana
yang membidangi UKM forum APEC yang diperlihatkan oleh nilai tambah/tenaga kerja.
bertemu di kota Christchurch New Zealand Secara keseluruhan perbandingan nilai
tahun 1999. Pengalaman, keyakinan dan tambah/tenaga kerja untuk usaha kecil
harapan inilah yang kemudian menggelora hanya sekitar seperduaratus (1/200) kali
menjadi semangat yang terus didengungkan nilai tambah/tenaga kerja untuk usaha
hingga saat ini. besar. Jika dilihat periode sebelum krisis
dan keadaan pada saat ini ketika mulai
Kendala UKM untuk Menjadi Mesin ada upaya ke arah pemulihan ekonomi.
Pertumbuhan Pada tahun 2001, mengecil menjadi 0,55.
Memperhatikan analisis pada Hal ini menunjukkan bahwa potensi untuk
bagian sebelumnya dapat kita catat menutup gap antara produktivitas UK
bahwa kita belum berhasil dan UB malah menjadi semakin tipis, atau
mengidentifikasi potensi usaha kecil jurang perbedaan produktivitas (nilai
sebagai motor pertumbuhan ekonomi bagi tambah/tenaga kerja) akan tetap besar.
pemulihan krisis ekonomi. Untuk dapat Sudah menjadi pengertian umum
mencerna secara tepat faktor-faktor yang bahwa produktivitas sektor industri,
menjadi kendala bagi ekspansi usaha kecil terutama industry pengolahan seharusnya
maka diperlukan pendalaman dengan mempunyai nilai tambah yang lebih

-48-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

besar. Sebenarnya sektor pertanian perusahaan. Prioritas penanganan


memiliki produktivitas terendah dalam perbaikan produktivitas perusahaan pada
pembentukan nilai tambah terutama di usaha kecil dan menengah dapat
kelompok usaha kecil yang hanya diarahkan dengan tiga fokus utama yaitu:
merupakan sekitar tiga perempat a) Sektor industri pengolahan;
produktivitas usaha kecil secara b) Sektor jasa keuangan, persewaan dan jasa
keseluruhan yang didominasi oleh usaha perusahaan;
pertanian. Namun pengalaman Indonesia c) Sektor pertanian terutama sub sektor
di masa krisis menunjukan, bahwa yang peternakan, perkebunan budidaya laut
terjadi sebaliknya dengan demikian dalam dan sub sektor hortikultura.
suasana krisis masih sangat sulit Dilihat dari struktur pelaku usaha
mengharapkan sektor industri kecil kita menurut skala kegiatan dan karakteristiknya
untuk diharapkan menjadi motor Pemerintah Indonesia harus memilih strategi
pertumbuhan untuk pemulihan ekonomi. yang jelas antara orientasi pengembangan
Pembentukan nilai tambah/tenaga kerja usaha kecil-menengah untuk tujuan
untuk kelompok usaha yang sama (usaha peningkatan daya saing dan ekspor dan
kecil) di berbagai sektor dapat orientasi pengembangan usaha mikro-kecil
menggambarkan potensi peningkatan untuk orientasi penciptaan lapangan kerja
produktivitas melalui transformasi dari dan penanggulangan kemiskinan.
sektor tradisional ke sektor modern Kebijakan yang dapat ditempuh untuk
misalnya dari sektor pertanian ke sektor penciptaan lapangan kerja dan
industri dan perdagangan. Rasio nilai penanggulangan kemiskian harus bersifat
tambah/TK untuk UK-pertanian dibanding menyeluruh melalui penguatan dan
UK-Industri pengolahan mengalami perluasan lembaga keuangan mikro, LKM-
peningkatan dari 0,74 pada tahun 1997 pra koperasi, koperasi simpan pinjam dan
menjadi 0,82 Memahami karakteristik BPR. LKM memiliki karakter
usaha yang ada di Indonesia maka pendampingan yang memadai sebagai
strategi terhadap kelompok usaha yang salah satu cara pengamanan kredit,
dapat ditempuh untuk memperbaiki kinerja sehingga lebih dekat dengan nasabah
penyediaan lapangan kerja adalah antara dibanding bank-komersial biasa. Untuk
lain melalui perbaikan produktivitas meningkatkan kemampuan usaha mikro

-49-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

pada dasarnya dapat dilaksanakan oleh perhitungan itu dimungkinkan karena


para petugas lapangan lembaga keuangan adanya kerjasama antara BPS dan
yang melayanani mereka. Untuk itu Kementerian Koperasi dan UKM sejak
peningkatan kapasitas bagi petugas LKM 1999. Meskipun pengelompokan lebih lanjut
di lapangan dalam hal pembinaan usaha diperlukan, terutama pemisahan usaha mikro
bagi usaha mikro menjadi sangat penting. dan UKM, namun perkembangan
perhitungan tersebut telah membantu
Model Struktural Pelaku Ekonomi menyadarkan semua pihak akan arti penting
Indonsesia dari keberadaan UKM atau sektor ekonomi
Seperti lazimnya pengertian pelaku kecil dalam menopang perekonomian
ekonomi dalam pengertian yang telah nasional.
diterima secara luas adalah produsen, Sisi lain yang belum banyak
konsumen dan pemerintah. Dalam suatu dikembangkan adalah melihat secara lebih
perekonomian yang terbuka sudah barang rinci dalam sisi komsumsi agregat.
tentu lalu lintas barang dan jasa akan Pengenalan pembagian pembentukan
menentukan jumlah peredaran barang dan model domestik untuk UKM sudah
jasa. Oleh karena itu ekspor dan impor yang dilakukan secara parsial, dan hal ini
dilakukan akan turut menentukan tingkat menjadi penjelas penting mengapa output
produksi dan penyediaannya. Apalagi dikuasai oleh usaha besar, karena sekitar
bagi perekonomian kita yang lebih dari 51% investasi di tangan perusahaan
separuh produksi kita disediakan melalui besar. Kita juga memiliki informasi yang
perdagangan luar negeri (ekspor-impor). cukup mengenai distribusi rumah tangga
Sejak dilaksanakannya Sensus berdasarkan pengeluaran, sehingga cukup
Ekonomi 1996 upaya untuk melihat mampu menyusun pengelompokan
produksi nasional secara lebih rinci terus pengeluaran oleh masing-masing strata
dilakukan. Bahkan sejak 1998 telah berhasil pengeluaran. Upaya semacam ini akan
dilakukan perhitungan produk domestik mampu melengkapi analisa struktural
bruto menurut pelaku berdasarkan skala perekonomian Indonesia baik dari sisi
usaha yaitu usaha kecil, usaha menengah, produksi maupun konsumsi.
dan usaha besar mengikuti pengelompokan
UU 9/1995 dan Impres 10/1999,

-50-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

mengajarkan bahwa masa kejayaan atau


Perkembangan Pemikiran Sistem golden age itu terwujud apabila
Perekonomian Indonesia pertumbuhan itu dapat diusahakan pada
Dalam berbagai model makro untuk tingkat optimal hingga tercapai tingkat
merumuskan tujuan perjalanan suatu konsumsi perkapita yang maksimal
perekonomian pada dasarnya ditujukan sebagai suatu tujuan yang tepat. Dengan
pada upaya mencapai pertumbuhan demikian pertumbuhan ekonomi sendiri
ekonomi yang tinggi, pencapaian bukan tujuan akhir tetapi indikator
kesempatan kerja penuh (full employment) pencapian tujuan pada setiap titik dan harus
dan inflasi yang terkendali. Tiga tujuan diarahkan agar golden rule ditaati, sehingga
kebijakan makro ini pernah menjadi tidak mudah terjadi kecelakaan. Dan
Trilogi Pembangunan pada saat Repelita pertimbangan lain yang lebih penting lagi
I (1969-1974) dengan rumusan ada jaminan yang perlu ditegaskan, bahwa
pertumbuhan, kesempatan kerja dan tidak ada mereka yang harus hidup di bawah
stabilitas. Kemudian formulasi berikutnya garis kemiskinan kecuali mereka yang dapat
sudah lebih jelas sebagai rumusan politik dipelihara oleh Negara.
perekonomian dengan tekanan pada Jika dilihat sejarah perekonomian
pertumbuhan, stabilitas dan pemerataan. kita sejak kemerdekaan terlihat adanya pola
Jika dalam realitas kehidupan siklus tujuh tahunan yang menurut berbagai
perekonomian ada dinamika dari waktu ahli seperti Emil Salim, Franseda, dan
kewaktu. Dalam model pertumbuhan kita Mubyarto sendiri yang mengutip pendapat
mengenal jalur pertumbuhan optimal yang keduanya dapat dijadikan dasar
mengantar pada masa keemasan atau periodisasi perkembangan perekonomian
9
“golden age” . Di dalam pencarian tingkat Indonesia. Sampai dengan akhir 1990an
pertumbuhan optimal sendiri sering kita telah dapat dikenali 8 periode
berhadapan dengan persoalan jalur cepat perkembangan perekonomian Indonesia
yang menjadikan ekonomi over heated dan yang mencerminkan gerakan pendulum
mungkin juga pengharapan yang berlebihan. mencari bentuk earah bentuk perekonomian
Pelajaran penting yang harus kita petik yang ideal.
terhadap teori pertumbuhan ekonomi Periodisasi tersebut sekaligus
optimal itu apa ? Jawabnya ternyata teori ini menujukan bahwa sejak awal 1990an kita

-51-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

sudah mulai sadar akan bahaya konsentrasi yang kurang kompetitif antar Negara,
dan konglomerasi. Dan datangnya krisis sehingga Indonesia tidak kompetitif untuk
pada akhir 1997 memperkuat kesadaran menarik investasi dari luar negeri. Namun
baru untuk membangun ekonomi rakyat. demikian disadari bahwa ekspor
Sehingga periode ini (1994-2001) oleh Indonesia yang masih terus berlangsung
Mubyarto dinamakan masa Menuju menunjukkan adanya segmen tertentu
Ekonomi Kerakyatan dan memang benar yang sangat kompetitif dalam persaingan
akhirnya lahir Ketetapan Mejelis pasar di luar negeri. Untuk melihat
Permusyawaratan Rakyat yang mengatur keunggulan komperatif dan kompetitif dapat
dan memberi pengertian mengenai Sistem dilihat lebih akurat pada level produk,
Ekonomi Kerakyatan. sehingga perbandingan ini memberikan
justifikasi akan perlu tidaknya suatu
Daya Saing Perekonomian Indonesia produk dikembangkan. Namun hal ini
Untuk melihat kemampuan suatu merupakan faktor yang tidak dapat
negara dalam memenangkan persaingan ditampung oleh indek kompetitif agregatif
pada kehidupan pasar global dapat dan perlu dilihat dari persfektif kinerja
diperhatikan dari indikator makro dan perusahaan sebagai terlihat dalam bagian
mikro. Secara makro daya saing suatu sebelumnya. Ada tiga faktor penting untuk
negara dapat digambarkan oleh tiga memperbaiki daya saing yang kesemuanya
macam indek, yaitu: Indek Kemampuan berada kekuatan internal perusahaan dan
Teknologi; Indek Kelembagaan Publik; dan berhubungan dengan produktivitas karena
Indek Lingkungan Makro Ekonomi. pada dasarnya perbaikan daya saing salah
Sementara itu pada indikator mikronya satu kuncinya adalah penurunan ongkos.
dapat dilihat dari Urutan Strategi dan Ketiga faktor dimaksud adalah (i). adanya
Operasi Perusahaan; dan Urutan Kualitas inovasi dan perbaikan teknologi yang terus
Lingkungan Bisnis Nasional. Dalam laporan menerus menuju penurunan biaya; (ii).
yang dikutip oleh Adiningsih tersebut pengembangan pemanfaatan teknologi
memang dibandingkan negara ASEAN komunikasi dan informasi untuk
lainnya, terutama ASEAN-6, Indonesia meningkatkan produktivitas dan
berada pada posisi ekstrim di bawah. Hal ini penghematan waktu; dan (iii).
karena baik kinerja makro maupun mikro pemanfaatan jaringan kerjasama untuk

-52-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

pengembangan pasar secara meluas. semakin tidak menentu karena dalam


Ketiga instrumen ini menjadi penting tahun 2002 kembali terjadi penurunan.
untuk meningkatkan akses kepada Sektor-sektor yang mengalami kemerosotan
sumberdaya produktif dan harus dimiliki kembali produktivitas perusahaan pertanian,
oleh sebuah perusahaan yang modern pertambangan dan galian, listrik dan gas,
meskipun skala kecil. Di samping itu akan bangunan dan jasa-jasa. Sementara sektor
mampu mengembangkan pemecahan jasa keuangan yang semula terus
alternatif karena semakin banyaknya menurun mulai menunjukkan tanda-tanda
informasi yang dapat dikuasai oleh UKM. perkembangan yang positif. Salah satu
Dalam struktur skala perusahaan yang ada di jawaban terhadap perkembangan yang
Indonesia maka peran ini pada tahap awal tidak menggembirakan ini adalah karena
tidak perlu dikerjakan oleh setiap UKM unit usaha baru yang tumbuh umumnya
tetapi dapat disediakan oleh lembaga berskala mikro dan berada di sektor dengan
pengembangan usaha dan UKM Maju. produktivitas rendah. Adalah menarik jika
diperhatikan sektor yang memiliki
Produktivitas Usaha dan Tenaga Kerja produktivitas tertinggi untuk perusahaan
Salah satu ukuran kualitas skala kecil adalah sektor keuangan,
kelompok usaha dalam sumbangannya persewaan dan jasa perusahaan yang
terhadap produksi nasional adalah nilainya delapanpuluh kali produktivitas
produktivitas yang dapat diukur dengan usaha kecil sektor pertanian atau
ukuran output per unit usaha. Krisis empatpuluh kali rata-rata produktivitas
bukan hanya menyebabkan surutnya usaha kecil secara keseluruhan. Gambaran
jumlah perusahaan, namun juga ini menggambarkan dua hal : (i). sektor
membawa akibat langsung berupa pertanian kurang berorientasi nilai tambah
penurunan output perusahaan. Kondisi tetapi lebih menekankan produktivitas
menurunnya produktivitas perusahaan fisik sehingga menjadi ekstrim rendah;
secara menyeluruh ini masih terjadi dan (ii). sektor jasa keuangan, persewaan
hingga tahun 1999, baru kemudian dan jasa perusahaan merupakan sektor
tumbuh kembali selama tiga tahun yang paling produktif dan paling
terakhir. Demikian juga dengan memberikan sumbangan positif bagi
produktivitas usaha kecil yang terlihat pengembangan UKM terutama usaha

-53-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

kecil mikro. Secara empiris cukup banyak sektor jasa keuangan tidak menempati
bukti yang menunjukkan pentingnya jasa tempat teratas, namun masih menempati
keuangan dan jasa perusahaan yang efisien tempat ketiga setelah sektor angkutan
sebagai faktor penting bagi dukungan dengan yang masih jauh diatas rata-rata
pengembangan usaha lebih lanjut. keseluruhan sektor. Hal ini menunjukkan
Gambaran produktivitas usaha pada bahwa perusahaan jasa keuangan pada
perusahaan skala menengah sungguh sangat dasarnya tidak selalu dapat memanfaatkan
berbeda di mana sektor pertanian keuntungan karena skalanya yang lebih
memiliki produktivitas usaha yang paling besar, terutama antara skala usaha kecil dan
produktif, bahkan hampir empat kali rata- skala usaha menengah. Gambaran ini akan
rata produktivitas perusahaan skala lebih lengkap lagi jika kita kaitkan
menengah secara keseluruhan. pada dengan produktivitas tenaga kerja yang
kelompok ini yang kurang produktif adalah mengindikasikan kemampuan untuk
sektor jasa-jasa yang memang umumnya mendukung jaminan hidup yang layak
belum mapan benar. Agak berbeda dengan bagi pihak yang terlibat dalam kegiatan
kelompok usaha kecil pada kelompok usaha dimaksud.
menengah ini peningkatan produktivitas
terasa amat berat kecuali sektor pertanian Pendekatan Klaster UKM untuk
yang masih tumbuh positif secara konsisten Peningkatan Daya Saing
selama empat tahun terakhir. Jika kita amati Untuk penciptaan basis UKM
kinerja produktivitas usaha pada kedua yang kokoh pendekatan pengembangan
kelompok ini mengisyaratkan perlunya Klaster Bisnis/Industri perlu ditumbuh
restrukturisasi perusahaan pertanian menuju kembangkan. Kehadiran klaster yang
skala menengah. Hal ini sejalan dengan senergik dari kegiatan hulu ke hilir, atau
pemikiran tentang perlunya peningkatan antara kegiatan inti (pokok) dengan
kepadatan investasi pertanian untuk kegiatan pendukung, penyediaan bahan
mengejar keuntungan usaha pertanian baku dan outlet pemasaran akan
yang sesuai dengan biaya oportunitas dari mempercepat dinamika usaha di dalam
tanah pertanian yang harganya semakin klaster tersebut, termasuk interaksi dengan
meningkat. usaha besar yang ada di kawasan tersebut
Pada perusahaan skala menengah atau terkait. Pendekatan klaster ini pada

-54-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

dasarnya untuk mengefektifkan pola kesesuaian dengan jenis kegiatan atau


pengembangan dengan menjadikannya industri dan kultur masyarakat pengusaha,
sebagai titik pertumbuhan bagi bisnis termasuk didalamya pengalaman
UKM. Inti dari strategi penciptaan klaster kegagalan lingkungan industri yang
yang terpadu dan kokoh adalah mencoba memindahkan lokasi untuk
membangun suatu sinergi untuk mencapai penciptaan klaster. Klaster yang inovatif
suatu “broad base economic growth” atau akan tumbuh dengan perkembangan kultur
pertumbuhan ekonomi dengan basis yang yang mendukung. Dukungan pengembangan
luas. bisnis semacam ini harus ditumbuhkan
Dari sisi dukungan yang diperlukan menjadi suatu bisnis yang berorientasi
maka prasyarat utama adalah bahwa dalam komersial. Dan akhirnya dukungan finansial
semangat otonomi setiap pemerintah yang meluas harus didasarkan pada prinsip
daerah harus memberikan dukungan intermediasi yang efesien. Berbagai
administratif dan lingkungan kondusif bagi lembaga pembiayaan yang sesuai harus
berkembangnya bisnis UKM. Ini menjadi ditumbuhkan dan menjangkau klaster-
mutlak karena dengan otonomi daerah, klaster yang telah berkembang, sehingga
maka kewenangan pengaturan pilar bagi tumbuhnya bisnis UKM yang
pemerintahan dan pembangunan secara didukung oleh kesatuan sistem produksi
lokal berada di daerah. Kebijakan makro dan keberadaan bisnis jasa pengembangan
dan moneter secara nasional hanya bisnis serta keuangan menjadi benar-
bersifat memberikan arah dan sinyal alokasi benar hadir di kawasan klaster di
sumberdaya dan kesepakatan internasional maksud. Lembaga pembiayaan dimaksud
terhadap dunia bisnis di daerah. dapat berupa bank, lembaga keuangan
Dukungan lain yang penting adalah bukan bank dan lembaga-lembaga keuangan
dukungan non finansial dalam masyarakat sendiri (lokal). Dengan dua
pengembangan bisnis UKM. Sejumlah basis pendekatan tadi akan tercipta
praktek terbaik dalam persuasi UKM lapisan pengusaha yang dapat menjadi
melalui inkubator, kawasan berikat, lokomotif penarik bagi kemajuan masing-
konsultasi bisnis maupun hubungan bisnis masing lapisan pengusaha. Sasarannya
antar pengusaha dalam klaster harus jelas memperbanyak pengusaha mikro
dijadikan pelajaran untuk mencari yang dapat segera lepas dari tiap usaha

-55-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

mikro dan selanjutnya menjadikan klaster Kementerian Koperasi dan UKM mulai
sebagai satuan bisnis yang layak dan mampu tahun 2002 hingga kini yang jumlahnya
berkembang (Viable). Persyaratan ini yang sudah menjangkau 1000 sentra.
harus dipenuhi untuk menjadikan usaha
kecil sebagai fotor pertumbuhan. Kewirausahaan : Perbaikan dan
Usaha kecil dalam keadaannya Penumbuhan
yang ada tidak mungkin dijadikan motor Persfektif kebutuhan wirausahawan
pertumbuhan karena populasi terbesar baru yang mendesak selain dilihat dari
adalah usaha mikro yang pada intinya hanya kenyataan rendahnya pendirian perusahaan
bersifat subsisten, kecuali mereka yang baru dibandingkan dengan besarnya
sudah tumbuh di dalam suatu klaster. Untuk ekonomi dan jumlah penduduk, juga
keluar dari jebakan ini maka strategi dasar didasari atas kenyataan bahwa lebih 97%
adalah membebaskan diri untuk keluar unit usaha yang ada adalah usaha skala
dari usaha mikro secara meluas. Untuk mikro. Ini berarti usaha yang ada di
pengembangan usaha kecil yang berdaya Indonesia dikelola oleh pengusaha dengan
saing maka pendekatan klaster bisnis kemampuan pengelolaan yang rendah.
usaha kecil/industri kecil dapat dijadikan Sehingga persoalan kebutuhan wirausaha
dasar penciptaan dinamika yang luas bagi bagi Indonesia mempunyai sasaran yakni
penciptaan basis pertumbuhan yang luas mengisi kebutuhan perluasan perusahaan
(broad base economic growth). Salah satu yang ada dan kebutuhan untuk
langkah strategis yang dilakukan dalam mengembangkan wirausaha baru untuk
rangka pemberdayaan UKM adalah membuat ekonomi Indonesia lebih
melalui pengembangan sentra-sentra kompetitif.
bisnis, yang difasilitiasi dengan program- Refleksi di atas terlihat jelas dari
program perkuatan baik non financial kinerja produktivitas perusahaan maupun
(pembentukan BDS) maupun financial tenaga kerja di mana sektor keuangan dan
seperti melalui perguliran dana MAP. Inilah jasa perusahaan menampilkan kinerja
yang menjadi alasan dilalui hanya program produktivitas yang tinggi. Faktor penting
perkuatan sentra bisnis UKM melalui lain yang menjadi salah satu sebabnya
pendekatan klaster oleh BPS-KPKM sejak adalah perusahaan yang bergerak di dalam
tahun 2001 dan dilanjutkan oleh sektor tersebut, terutama jasa keuangan dan

-56-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

jasa perusahaan, dipersyaratkan dalam elektronik di Korea Selatan dan Taiwan


bentuk badan usaha terutama yang berbadan menunjukkan peran lembaga inkubasi
hukum bagi lembaga keuangan. Mungkin ini bisnis sangat dominan, sementara
relevan dengan kebijakam yamg diambil pengalaman pengem Silicon Valley yang
oleh Perdana Menteri Thailand Thaksin melahirkan Bill Gate dan proses
Shinawatra yang terkenal dengan pengembangan IT di India dikenal peran
menjadikan sektor informal menjadi Venture Capital Company sangat penting.
formal dalam rangka penciptaan asset. Sementara Singapura dan Malaysia
Wirausaha tidak hanya dilahirkan dan memperlihatkan kisah sukses yang lain
ditunggu kelahirannya, oleh karena itu juga dengan menampilkan peran lembaga Mentor
dapat di didik dan dilatih untuk untuk membantu IKM yang ingin masuk ke
mengembangkan kemampuan yang ada dalam venture bisnis baru terutama IT.
pada diri setiap orang dalam memecahkan Kesemuanya itu ternyata sangat
masalah hidupnya. Oleh karena itu aspek berhubungan dengan pilihan model
pengembangan kecakapan hidup atau kegiatan yang diperkenalkan, sehingga
lifeskill sama pentingnya dengan ilmu bagi Indonesia yang memberikan
pengetahuan dan dalam mengembangkan pengertian UKM mencakup sektor yang
wirausaha baru aspek sikap mental luas instrumen yang berhasil menjadi
menjadi faktor dominan, karena hanya praktek terbaik tersebut harus
dengan mengembangkan sikap mental dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya.
maka keberanian dan kesabaran serta Secara garis besar ada enam
kesanggupan untuk menghadapi resiko rambu-rambu dalam mengembangkan
menjadi lebih tinggi. Faktor yang demikian wirausaha baru berdasarkan praktek
akan akan meningkatkan kemungkinan terbaik yang teruji secara internasional
.
untuk berhasil bagi seorang wirausaha baru. sebagai berikut (UNCTAD, 2002)
Dari berbagai praktek terbaik yang Pertama, pembentukan kerangka kondisi
mengmbangkan wirausaha baru memang dan lingkungan bisnis yang baik bagi
dapat bermacam-macam cara sesuai dengan tumbuhnya wirausaha baru; Kedua, sistem
sektor kegiatan yang ditekuni dan insentif yang dirancang dengan baik;
lingkungan pasar di mana wira usaha baru Ketiga,intervensi pemerintah yang
ingin dikembangkan. Kasus industri seminimal mungkin tetapi efektif; Keempat,

-57-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

adanya kerjasama yang baik dengan dunia swasta untuk menumbuhkan wirausaha baru.
perguruan tinggi; dan Kelima, Karena hal ini sangat penting dan sesuai
membangun perusahaan swasta untuk dengan kondisi Indonesia di mana
mengembangkan dan mengasuh wirausaha perusahaan swasta yang sukses pada
baru atau development of private business dasarnya dapat membuka diri bertindak
to foster entrepreneurship. Dari kelima sebagai inkubator atau mentor bagi
praktek terbaik dalam pembangunan pengusaha baru. Hal ini sekaligus dapat
kewirausahaan tiga diantaranya adalah dilaksanakan dalam kaitannya untuk
bersifat kebijakan umum yang harus memecahkan masalah hubungan
digariskan. perbankan dan jaminan pasar selain
Kerjasama yang ideal dalam sebagai tempat magang dalam hal
menumbuhkan wirausaha adalah perlunya ketrampilan teknik berproduksi dan
kerjasama yang erat antara perguruan tinggi kemampuan manajerial. Oleh karena itu
dan perusahaan swasta, mengingat ke dua dorongan kepada perusahaan swasta yang
lembaga tersebut mempunyai dua karakter berhasil untuk dapat menjadi lembaga
yang saling melengkapi yang diperlukan pengembangan wirausaha baru. Dorongan
untuk membentuk karakter wirausaha. untuk memanfaatkan perusahaan swasta
Kombinasi antara ciri mengejar yang berhasil bagi penumbuhan wirausaha
keuntungan dan kepuasan untuk mencari baru diduga juga berkaitan dengan
sesuatu yang baru yang bermanfaat untuk semakin kuatnya temuan dan pengalaman
kemajuan. Kombinasi ke dua lembaga praktis yang menyebutkan sumber
dengan orientasi yang berbeda dalam pembiayaan bagi usaha kecil yang baru di
pengalaman dapat menghasilkan sinergi luar modal sendiri dan keluaraga berasal dari
yang maksimal. Khusus dalam hal apa yang disebut dengan angle capital yang
pengembangan wirausaha melalui cara berhasil diadakan atau diatur oleh pihak
inkubasi bisnis kerjasama tiga pihak dalam tertentu (UNCTAD, 2002). Sehingga apabila
hal ini didukung oleh intervensi pemerintah perusahaan swasta bersedia menjadi
yang tepat juga menjadi model terbaik di orangtua asuh bagi pengusaha baru dapat
berbagai negara. memainkan peran penyedian modal serupa
Hal yang baru yang menjadi dan melalukan pemindahan ke dalam
kepedulian para ahli UNCTAD adalah peran portofolio pembiayaan bank karena mereka

-58-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

telah mendapat kepercayaan. pengembangan wirausaha serta kesediaan


Akhirnya segenap praktek terbaik perusahaan swasta menjadi orang tua asuh
yang telah digambarkan di muka dalam bagi wirausaha baru dalam skema jasa
menumbuhkan wirausaha baru diperlukan pengembangan bisnis. Sektor jasa
komitmen untuk melaksanakannya. Jika keuangan dan jasa perusahaan
sasaran kebutuhan wirausaha baru telah mempunyai posisi strategis untuk
menjadi kebutuhan kita, maka yang didorong pengembangannya sejalan dengan
diperlukan program aksi pada tingkat semangat desentralisasi.
daerah. Program aksi dimaksud dapat
diterjemahkan dalam tingkat yang paling Posisi Strategis Sub-Sektor Jasa
bawah bahwa setiap enam orang Perusahaan
penduduk perlu memiliki seorang Pengalaman perkembangan sektor
pengusaha yang bergerak di luar kegiatan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
pertanian dalam arti sempit (kurang skala kecil dan menengah selama krisis
berorientasi komersial). Atau setiap desa memberikan dukungan terhadap pilihan
harus melahirkan pengusaha baru seorang strategi yang pernah dirumuskan oleh Badan
sebulan, bukankah ini tantangan yang Pengembangan Sumberdaya Koperasi dan
berat? Ke depan Indonesia menghadapi Pengusaha Kecil dan Menengah (BPS-
persoalan mendesak dalam menumbuhkan KPKM) pada tahun 2001 yang
usaha baru untuk memungkinkan dukungan menekankan pada perkuatan dukungan
bagi pemulihan ekonomi dan pengembangan (development supports)
keikutsertaan dalam pasaran global. Salah pada titik-titik pertumbuhan UKM (sme-
satu elemen terpenting bagi tumbuhnya clusters)dengan konsep pasar. Karena
usaha baru yang produktif adalah sektor yang produktif dan menyediakan
tersedianya wirausaha baru yang cukup jasa bagi pengembangan usaha untuk para
banyak. Hal ini dimungkinkan apabila pengusaha kecil dan menengah akan
terdapat lingkungan yang kondusif, menjadi pendorong bagi perbaikan
intervensi pemerintah yang tepat dan sistem produktivitas UKM di sektor yang telah
insentif yang sesuai. Namun yang lebih berhubungan dengannya. Secara khusus
penting adalah menumbuhkan kerjasama dukungan pengembangan yang
perguruan tinggi dan perusahaan dalam diidentifikasi oleh BPS-KPKM adalah

-59-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

jasa pengembangan usaha yang terdiri maupun internasional.


dari jasa konsultan teknologi, manajemen Kegiatan yang termasuk dalam sub-
dan pemasaran oleh lembaga penyedia sektor jasa perusahaan antara lain : Jasa
BDS (Business Development Services) Konsultasi Piranti Keras; Jasa Konsultasi
serta jasa perusahaan lainnya yang Piranti Lunak; Pengolahan Data; Perawatan
diperkuat oleh lembaga keuangan mikro Reparasi Mesin Kantor, Komputer, dll;
untuk menjembatani menuju pelayanan Penelitian dan Pengembangan; Rekayasa
lembaga keuangan/perbankan modern. Teknologi; Jasa Hukum; Jasa Akuntansi dan
Bahkan ketika itupun referensi secara Perpajakan; Jasa Riset Pemasaran; Jasa
internasional baru menempatkan klaster Konsultasi Bisnis dan Manajemen; Jasa
sebagai pengalaman pengembangan Konsultasi Enginering Dll; Analisis dan
industri yang baik untuk dipertimbangkan Testing; Jasa Periklanan; Seleksi
(UNCTAD, 1999). Tenaga Kerja; Fotocopy dll.
Kunci penggerak untuk Posisi penting sektor jasa
meningkatkan produktivitas dan daya saing keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
dalam melaksanakan strategi dimaksud untuk peningkatan produktivitas dapat
adalah sub-sektor jasa perusahaan yang dilihat dari berbagai persfektif. Ciri-ciri
tergabung di dalam sektor keuangan yang dimiliki oleh kegiatan yang ada di
persewaan dan jasa perusahaan. Sub- dalam sub-sektor ini yaitu :
sektor ini mempunyai sumbangan yang a) Harus memenuhi persyaratan legal
penting dalam pembentukan PDB (1,30- (badan hukum, ijin, persyaratan teknis);
2,00%) dan kualitas nilai tambah. Kinerja b) Di kelola oleh kelompok profesional;
ini menonjol karena kandungan IPTEK c) Interaksi dengan dunia bisnis yang luas;
dan Good Corporate Governance yang d) Kandungan IPTEK tinggi;
tinggi dibanding sektor lain kecuali sub- e) Terbiasa dengan hubungan kontraktual
sektor jasa keuangan. Sub-sektor jasa yang lugas;
perusahaan memang masih jauh dari f) Relatif lebih transparan di banding
perhatian kita dalam pengembangan UKM. kelompok lain;
Padahal produk jasa yang dihasilkan adalah g) Adanya pengawasan dari luar yang
vital bagi kemajuan perusahaan dan kuat baik oleh sistem pengawasan
pengembangan hubungan bisnis baik lokal intern dan ekstern maupun oleh

-60-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

pengguna jasa. pemerintah dan perbankan.


Mengutip laporan BPS Dibyo
Kebijakan Pembiayaan dan Perbankan Prabowo menegaskan kembali bahwa
Modal adalah penting tetapi bukan 35,10% UKM menyatakan kesulitan
segalanya! Itulah ungkapan yang selalu permodalan, kemudian diikuti oleh
dinasehatkan oleh para ahli yang meneliti kepastian pasar 25,9% dan kesulitan
pembiayaan bagi para pengusaha. Sebaiknya bahan baku 15,4%. Jika kita ikuti
setiap kali kita melakukan interview jawaban tersebut sebenarnya kesulitan
kepada pengusaha terutama pengusaha permodalan adalah resultante dari
kecil jawabnya pasti kekurangan modal, kesulitan mendapatkan kepastian pasar
sehingga usahanya tidak maju. Gambaran karena ketidakmampuan menjamin
menjadi lain pula ketika membaca berita kepastian produksi. Oleh karena itu
di media masa bahwa dana sedang berada di pemecahan masalah pembiayaan UKM
perbankan sangat besar dan penyediaan tidak sebatas masalah kekurangan modal,
kredit bagi pengembangan usaha tersedia. sehingga diperlukan pemecahan yang
Jika dari biasanya yang sebenarnya terjadi ? komprehensif. Hal yang mungkin agak
Untuk memahami persoalan ini kita perlu kurang dipahami adalah praktek terbaik
melihat pembiayaan usaha bagi para dimanapun pembiayaan usaha, terutama
pengusaha. Pada dasarnya pemberdayaan pemula, selalu didahului dengan sumber
usaha oleh pelaku ekonomi lapis bawah modal sendiri atau modal keluarga atau
memang bertumpuh pada kemandirian dan jika tidak bersumber dari angle Capital18
kekerabatan, kemudian pada tahap yang dasarnya adalah kepercayaan dan
berikutnya secara kelembagaan yang masih kegigihan si pelaku. Dalam hal demikian
bersifat lokal dan imformal. Namun di masa sebenarnya yang harus juga menjadi
lalu juga terdapat lembaga formal pada perhatian kita adalah usaha yang
tingkat desa yang merupakan bagian penting menyediaakan jasa untuk memecahkan
dari pemberdayaan bagi ekonomi lapis pembiayaan usaha kecil hingga sampai
bawah di pedesaan yang melekat pada pada perbankan. Pembiayaan bagi UKM
pemerintahan di desa. Kemudian pada di negara berkembang pada umumnya masih
tahap berikutnya masuklah pasar keuangan diharapakan dari perbankan.
pedesaan melalui koperasi, program Di sisi lain perubahan paradigma

-61-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

pemberian dukungan pembiayaan UKM menjadi pilihan baru bentuk intervensi yang
dari kredit program kepada mekanisme ramah pasar.
pasar jasa keuangan akibat perubahan Secara garis besar, kebijakan
UU 23/1999 tentang Bank Indonesia dan perbankan terdiri dari: (1) program
berbagai rencana program pemulihan penyehatan perbankan, meliputi
ekonomi yang tercantum dalam nota penjaminan pemerintah bagi bank umum
kesepakatan dengan IMF telah memberikan dan BPR, rekapitalisasi bank umum dan
pelajaran baru. Sejak akhir 1999 semua restrukturisasi kredit perbankan; (2)
kredit program dihentikan, sehingga pemantapan ketahanan sistem perbankan
Pemerintah mengubah dukungannya dari yang meliputi pengembangan infrastruktur
memberikan subsidi dan penjaminan pada perbankan, peningkatan good corporate
kredit program sektoral perbankan governance dan penyempurnaan
(seperti BIMAS, KKPA dll.) menjadi pengaturan dan pemantapan sistem
dukungan perkuatan LKM terutama pengawasan bank; (3) upaya
KSP/USP sejak tahun 2002 sebagai pengembangan UMKM dalam rangka
mekanisme fiskal biasa. Hal ini pemulihan fungsi intermediasi perbankan.
diharapkan relatif tidak menimbulkan Berdasarkan Laporan
distorsi pasar keuangan mikro kecuali Perekonomian Bank Indonesia tahun
hanya memperkuat para pelaku untuk 2003, peran Bank Indonesia dalam
semakin kompetitif dan memperluas pengembangan UMKM dilakukan dengan
jangkauan Meskipun stimulan fiskal tiga pendekatan, yaitu: (1) kebijakan
untuk LKM ini baru menjangkau sekitar kredit perbankan; (2) pengembangan
15-20 persen LKM, namun telah kelembagaan; dan (3) pemberian bantuan
mendorong tumbuh kembangnya kekuatan teknis. Keterbatasan UMKM dalam
kredit mikro non bank. Sebagai pelaku memperoleh pelayanan kepada sektor
mereka termasuk dalam sektor keuangan. perbankan merupakan salah satu kendala
Apabila perkembangan ini menjadi belum optimalnya fungsi intermediasi
instrumen perkuatan yang efisien, maka perbankan. Menyikapai hal tersebut,
instrumen fiskal untuk perkuatan LKM selama tahun 2003, upaya yang ditempuh
akan terbukti lebih efektif disertai dengan Bank Indonesia dalam pengembangan
tingkat distorsi yang rendah sehingga dapat UMKM lebih ditekankan pada upaya

-62-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

peningkatan akses UMKM kepada dengan seminar dan diskusi terfokus


sektor perbankan. Melalui pendekatan mengenai lembaga penjamin kredit, dan
kebijakan kredit, upaya yang dilakukan dihasilkan rumusan penting yaitu
Bank Indonesia antara lain dengan ”pemberdayaan dan penguatan lembaga
senantiasa mendorong bank umum dan penjamin kredit yang telah ada, yang
BPR untuk meningkatkan penyaluran didukung oleh perangkat hukum yang
kredit UMKM sesuai dengan rencana bisnis memadai.
masing-masing bank dengan tetap Disamping itu, Bank Indonesia
memperhatikan prinsip kehati-hatian. juga terus menyelenggarakan bazar
Pada pendekatan kelembagaan, intermediasi yang bertujuan untuk
salah satu upaya BI dalam mencari mempertemukan bank dengan UKM. Untuk
solusi bagi peningkatan fungsi mendukung pengembangan UMK, BI
intermediasi perbankan dan pemulihan memperluas perannya dalam pemberian
sektor riil dilakukan dengan bantuan teknis yang selama ini hanya
menyelenggarakan Forum Dialogis diberikan kepada bank. Upaya tersebut
Kawasan Barat Indonesia (FD-KBI) pada dirumuskan dalam PBI No. 5/18/PBI/2003
21-23 Pebruari 2003 di Sumatera Barat. tentang pemberian bantuan teknis dalam
Forum tersebut merupakan pertemuan rangka pengembangan UMK yang
tripartit antara pemerintah, perbankan dan menekankan pada upaya mengatasi
pelaku usaha, serta merupakan rangkaian keterbatasan kemampuan aksesabilitas
kegiatan yang diselenggarakan di UMK ke lembaga keuangan, khususnya
Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada 8- perbankan.
11 November 2002 di Sulawesi Selatan.
Salah satu rekomendasi dan solusi Lembaga Keuangan Mikro
yang dihasilkan dalam FD-KBI adalah Selama ini berbagai upaya untuk
upaya pemanfaatan dan pengembangan mendorong produktivitas oleh kelompok
lembaga penjaminan kredit untuk ini, nilai tambahnya terbang dan dinikmati
mengatasi permasalahan yang dihadapi para pelepas uang. Adanya pasar keuangan
nasabah UMKM yang relatif tidak atau yang sehat tidak terlepas dari keberadaan
kurang bankable, meskipun memiliki Lembaga Keuangan yang hadir ditengah
usaha yang layak. Kemudian di ikuti masyarakat. Lingkaran setan yang

-63-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

melahirkan jebakan ketidak berdayaan harus disediakan oleh bank sendiri


inilah yang menjadikan alasan penting sehingga biaya pelayanan UKM mahal
mengapa lembaga keuangan mikro yang h. Bank pada umumnya belum terbiasa
menyediakan pembiayaan bagi usaha dengan pembiayaan kepada UKM.
mikro menempati tempat yang sangat Secara singkat kredit perbankan
strategis. Oleh karena itu kita perlu diselenggarakan atas pertimbangan
memahami secara baik berbagai aspek komersial membuat UKM sulit memenuhi
lembaga keuangan mikro dengan segmen- persyaratan teknis perbankan, terutama soal
segmen pasar yang masih sangat beragam agunan dan persyaratan administratif
disamping juga masing-masing terkotak- lainnya. Indonesia memiliki sejarah
kotak. panjang dan kaya akan ragam model
Usaha mikro sering digambarkan pembiayaan mikro. Pengalaman dan
sebagai kelompok yang kemampuan kekayaan ini meliputi jenis produk
permodalan UKM rendah. Rendahnya akses pembiayaan mikro maupun lembaga
UKM terhadap lembaga keuangan formal, pelaksananya, bahkan juga sejarah
sehingga hanya 12 % UKM akses terhadap pengenalannya kepada masyarakat. Oleh
kredit bank karena : karena itu kekayaan ini tidak bakal
a. Produk bank komersial tidak atau dibiarkan begitu saja dan disia-siakan
kurang sesuai dengan kebutuhan dan untuk tidak diberikan tempat terhormat
kondisi UKM untuk dikembangkan. Desakan akan
b. Adanya anggapan berlebihan terhadap pentingnya pengembangan ini akan semakin
besarnya resiko kredit UKM terasa setelah krisis perbankan melanda
c. Biaya transaksi kredit UKM relatif Indonesia, sehingga perbankan lumpuh dan
tinggi tidak dapat menjadi lembaga yang efektif
d. Persyaratan bank teknis kurang lagi.
dipenuhi (agunan, proposal, dll) Memang disadari bahwa
e. Terbatasnya akses UKM terhadap pengertian kredit mikro dapat diartikan
pembiayaan equity bermacam-macam, karena memang produk
f. Monitoring dan koleksi kredit UKM kredit mikro sendiri tidak homogen dan
tidak efisien lembaga pelaksanaannya juga bermacam-
g. Bantuan teknis belum efektif dan masih macam ditinjau dari segi sifat dan status

-64-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

legalnya. Perbedaan-perbedaan ini juga Untuk melihat sejauh mana sektor-sektor


merupakan ciri segmentasi pasar yang ekonomi produktif memberikan tanda
perlu dipahami dan bahkan dapat dilihat adanya permintaan pasar yang kuat perlu
sebagai mekanisme fungsional dalam dikaji struktur ekonomi masing-masing
pembagian pasar dan target sasaran. sektor berdasarkan atas pelaku usaha,
Pemahaman ini diperlukan bagi penetapan disamping itu juga kaitan dengan sasaran
kebijakan sesuai kelompok sasaran yang ekspor dan tersedianya dana sendiri oleh
hendak dituju. Demikian latar belakang para pelaku usaha. Ciri pasar kredit
program pengenalannya juga sangat mikro adalah kecepatan pelayanan dan
terkait dengan munculnya tantangan yang kesesuaian dengan kebutuhan pengusaha
dihadapi masyarakat ketika itu, namun mikro.
demikian pembiayaan mikro tetap Berdasarkan nilai kredit maka
mempunyai unipersatitas sebagai penyedia besarnya kredit yang tergolong ke dalam
jasa keuangan bagai usaha mikro dan kecil. kredit mikro lazimnya disepakati oleh
Perkreditan mikro selain dilihat dari perbankan untuk pinjaman sampai dengan
segi produk dan kelembagaannya juga dapat Rp. 50 juta/nasabah dapat digolongkan
dilihat dari segi “permintaan dan kedalam kredit mikro. Ada yang
penawaran” atau dari sudut sumber dan berpendapat bahwa dalam masyarakat
penggunaan. Gambaran ini akan perbankan internasional kredit mikro
menjelaskan pembagian kerja fungsional dapat mencapai maksimum US $ 1000,-.
antar lembaga perkreditan mikro dengan Di Thailand baru dalam taraf pilot project
berbagai kelompok sasaran berdasarkan oleh Bank for Agriculture and
tingkat pendapatan dan bahkan dapat Agricultural Cooperative (BAAC)
sangat terkait dengan penggunaan kredit. menetapkan kredit mikro adalah kredit
Pendekatan ini sekaligus untuk dengan jumlah maksimum Bath
memahami dinamika perkembangan 100.000/nasabah atau setara dengan US $
lembaga perkreditan mikro bagi 2.500,-. Dengan demikian kredit mikro
pengembangan ekonomi rakyat. pada dasarnya menjangkau pada
Pada dasarnya kredit dapat pengusaha kecil lapis bawah yang
dibedakan dalam dua sifat penggunaan yaitu memiliki usaha dengan perputaran yang
kredit produktif dan kredit konsumtif. cepat.

-65-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

Lembaga perkreditan mikro di peminjaman dana yang dapat dipenuhi


Indonesia pada dasarnya ada dua anggotanya (tanpa agunan)
kelompok besar yakni Pertama, Bank g. Membantu memecahkan masalah
terutama BRI unit dan BPR yang beroperasi kebutuhan dana yang selama ini tidak
sampai ke pelosok tanah air; dan kelompok bisa dijangkau oleh kelompok miskin
yang Kedua adalah koperasi, baik h. Mengurangi berkembangnya pelepas
koperasi simpan pinjam yang khusus uang (money lenders)
melayani jasa keuangan maupun unit i. Membantu menggerakkan usaha
usaha simpan pinjam dalam berbagai produktif masyarakat dan
macam koperasi. Disamping itu terdapat j. LKM dimiliki sendiri oleh
LKM lain yang diperkenalkan oleh masyarakat sehingga setiap surplus
berbagai lembaga baik pemerintah seperti yang dihasilkan oleh LKM bukan bank
Lembaga Kredit Desa, Badan Kredit dapat kembali dinikmati oleh para
Kecamatan dan lain-lain, maupun nasabah sebagai pemilik.
swasta/lembaga non pemerintah seperti
yayasan, LSM, dan LKM lainnya Keunggulan diatas menyebabkan
termasuk lembaga keagamaan. LKM sangat penting dalam pengembangan
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di usaha kecil karena merupakan sumber
Indonesia telah membuktikan bahwa : pembiayaan yang mudah diakses oleh UKM
a. Tumbuh dan berkembang di masyarakat (terutama usaha mikro). pelajaran BRI-Unit
serta melayani usaha mikro dan kecil sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
(UKM) telah memberikan pelayanannya sampai ke
b. Diterima sebagai sumber pembiayaan pelosok tanah air dengan tingkat bunga
anggotanya (UKM) pasar dan tidak ada memerlukan subsidi.
c. Mandiri dan mengakar di masyarakat Disamping itu secara empiris tingkat
d. Jumlah cukup banyak dan penyebaran pengembalian baik, mutu pelayanan lebih
nya meluas penting dan mengenal orang dan
e. Berada dekat dengan masyarakat, memahami nasabah serta cash flow
dapat menjangkau (melayani) anggota sebagai pengganti kollateral phisik.
dan masyarakat Pendekatan kelompok juga terbukti
f. Memiliki prosedur dan persyaratan efektif sebagai pressure group dan

-66-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

mengurangi biaya dan resiko dalam penduduk miskin. Mat Syukur (2001)
penyaluran. dalam hasil studinya mengemukakan
Lembaga keuangan mikro lainnya bahwa Karya Usaha Mandiri (KUM)
yang akhir-akhir ini tumbuh pesat adalah yang merupakan reflikasi gremeen bank
lembaga keuangan syariah yang sangat efektif sebagai instrumen delivery
penyelenggaraannya sesuai dengan untuk kelompok sasaran, namun
prinsip-prinsip syariat Islam. Lembaga sustainability dari program ini tanpa
keuangan syariah terdiri dari bank khusus dukungan dari luar yang terus menerus
(bank muamalat) dan bank lain serta BPR-S, masih dipertanyakan, demikian juga daya
sedangkan yang berbentuk bukan bank saing terhadap produk kredit mikro lain
terdiri dari Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) belum secara nyata menunjukan
dibawah pembinaan Pusat Inkubasi Bisnis keunggulannya. Di dunia memang diakui
Usaha Kecil (PINBUK), Baitul Tamwil bahwa Grameen Bank adalah sistem
(BTM) yang dikembangkan oleh Baitul perbankan sosial yang terbaik dan paling
Mal Muhammadiyah dan Koperasi berhasil, sehingga menjadi model yang
Syirkah Muawanah yang digairahkan oleh tepat sebagai instrumen pemberdayaan
pesantren-pesantren. Status legalnya ada ekonomi kelompok penduduk miskin.
yang berbentuk koperasi, tetapi tidak jarang Jika BRI unit telah diakui sebagai
masih dalam pembinaan yayasan atau sama The Biggest and The Best Micro Banking
sekali tidak terkait dengan institusi System in the world, maka Grameen Bank
pengembang. adalah The Best Social Banking System,
Bentuk lain kredit mikro yang perbedaannya terletak pada kemampuan
diakui keberhasilannya oleh dunia adalah untuk memobilisasi dana masyarakat dan
pola Grameen Bank yang dirancang untuk kegiatan usaha secara komersial yang sehat
memecahkan Perkreditan bagi keluarga tanpa subsidi untuk perbankan mikro seperti
miskin. Modal ini terbukti telah berhasil yang telah ditunjukkan BRI-Unit.
membangkitkan kegiatan ekonomi bagi Sementara Grameen Bank terletak pada
kelompok penduduk miskin di Bangladesh, kemampuannya untuk menjangkau
sehingga dianggap sangat sesuai untuk masyarakat miskin menjadi produktif dan
memecahkan penyediaan modal bagi siap masuk dalam arus kegiatan ekonomi
penciptaan kegiatan produktif untuk biasa serta memanfaatkan mekanisme

-67-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

perbankan yang biasa, meskipun akhirnya d. Lokasi kelompok miskin tidak berada
juga dikerjakan oleh Grameen Bank sendiri dalam jangkauan kantor cabangnya
tapi tidak tertutup untuk menjadi nasabah
bank lain. Di Indonesia yang memiliki Permintaan kredit bagi Lembaga
kekuatan koperasi sebagai sumber Keuangan Mikro dapat diperhitungkan
pembiayaan mikro terbesar kedua setelah masih sangat luas dan segmennya
BRI-Unit, struktur kelembagaannya masih bermacam-macam. Hal ini mengingat
sangat terfragmentasi dan belum bergerak sebagian besar kelompok usaha mikro
sebagai sistem lembaga keuangan yang belum dapat dilayani oleh bank.
efisien, oleh karena itu daya dobraknya tidak Kelompok peminjam tersebut meliputi
dapat kelihatan meluas dan terkesan usaha produktif masyarakat yang memiliki
kurang produktif. Pada dasarnya potensi perputaran usaha tinggi dan dipergunakan
pengembangan LKM masih cukup luas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
karena :
a. Usaha mikro dan kecil belum Arah dan Strategi Pengembangan LKM
seluruhnya dapat dilayani atau Permasalahan yang dihadapi oleh
dijangkau oleh LKM yang ada LKM terutama LKM bukan bank pada
b. LKM berada di tengah masyarakat dasarnya dapat digolongkan ke dalam hal-
c. Ada potensi menabung oleh hal yang bersifat internal dan eksternal.
masyarakat karena rendahnya Yang bersifat internal meliputi keterbatasan
penyerapan investasi didaerah, sumberdaya manusia, manajemen yang
terutama di pedesaan belum efektif sehingga kurang efisien serta
d. Dukungan dari lembaga dalam negeri keterbatasan modal. Sementara faktor yang
dan internasional cukup kuat. bersifat eksternal meliputi kemampuan
Segmentasi pasar lembaga keuangan monitoring yang belum efektif,
mikro pada umumnya adalah kelompok pengalaman yang lemah serta
usaha mikro yang dianggap oleh bank : infrastruktur yang kurang mendukung.
a. Tidak memiliki persyaratan yang Kondisi inilah yang mengakibatkan
memadai jangkauan pelayanan LKM terhadap usaha
b. Tidak memiliki agunan yang cukup mikro masih belum mampu menjangkau
c. Biaya transaksinya mahal / tinggi secara luas, sehingga pengembangan LKM

-68-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

yang luas akan sangat penting perannya pembiayaan usaha mikro dan kecil agar
dalam membantu investasi bagi usaha mikro mampu menghadapi tantangan untuk
dan kecil. Upaya yang dapat dilakukan melaksanakan otonomi daerah.
untuk memperkuat LKM dapat dilakukan Pengendalian dan pembinaan/fasilitasi, serta
melalui : pengembangan kelembagaan (organisasi dan
a. Perkuatan permodalan dan manajemen manajemen), meningkatkan kompetensi
lembaga keuangan masyarakat dan profesionalisme pengelola KSP/USP-
(KSP/USP dan LKM) LKM melalui diklat terus menerus sangat
b. Penggalangan dukungan dan fasilitasi diperlukan. Pengembangan kemampuan
pembiayaan UKMK dengan lembaga layanan bagi anggota, meningkatkan
keuangan jumlah produk keuangan yang didukung
c. Penggalangan partisipasi berbagai dengan pengembangan jejaring.
pihak dalam pembiayaan UKMK Pengembangan jejaring antara lain meliputi
(Pemda, Laur Negeri, dll) jejaring :
d. Optimalisasi pendayagunaan potensi a. Antar KSP/LKM, mendayagunakan
pembiayaan UKMK di daerah lembaga simpan pinjam sekunder yang
(Bagian Laba BUMN, Dana Bergulir, berperan mengatur interlending diantara
Yayasan, Bantuan Luar Negeri) KSP/USP Koperasi dan LKM
e. Peningkatan Capacity Building LKM b. Antara KSP/USP dan LKM dengan
f. Training bagi pengelola LKM, untuk lembaga keuangan lain, meningkatkan
meningkatkan kapasitas pengelola LKM akses untuk dana pinjaman maupun
g. Perlu adanya lembaga penjamin untuk equity.
menjamin kredit LKM dan tabungan Dalam memperkuat USP/KSP ke
nasabah LKM dan depan paling tidak ada tiga langka yang
h. BDS yang mampu memberikan harus dilakukan : Pertama, harus dilakukan
fasilitasi manajemen, keuangan, dll. pemisahan koperasi simpan pinjam dan
tidak boleh dicampur/dilaksanakan sebagai
Pengembangan KSP dan LKM bagian dari koperasi serba usaha, terutama
kedepan harus diarahkan untuk menjadikan bila USP sudah menjadi besar dan sangat
KSP dan LKM sehat, kuat, merata dan dominan; Kedua, harus segera diorganisir
mampu menyediakan kebutuhan kedalam kelompok-kelompok KSP sejenis

-69-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

untuk melaksanakan integrasi secara utuh, pengembangan biro kredit, informasi


sehingga peminjaman dan penyaluran dana kinerja UMK di masa lalu (track record).
antar KSP dapat terjadi dan berjalan Arah Lembaga Keuangan Mikro ke Depan :
efektif; Ketiga, perlu dikembangkan a. Mengatasi status legal agar jelas,
sistem asuransi tabungan anggota, diarahkan menjadi Bank, Koperasi atau
asuransi resiko kredit serta lembaga LKM yang saat ini sedang disiapkan
keuangan pendukung lainnya. Disamping RUU LKM;
itu mekanisme pengawasan yang baik b. Pengawasan lebih intensif untuk
dan efektif akan menjamin bekerjanya melindungi pihak ketiga (penabung);
mekanisme mobilisasi dana dan c. Pengembangan jaringan melalui
pemanfaatannya secara efektif. penumbuhan lembaga keuangan
Pengalaman keberhasilan Bank sekunder, jaringan on line untuk
Bukopin yang mengembangkan supervisi peningkatan mutu pelayanan kepada
dan sistem on-line pada pola Swamitra juga masyarakat lokal.
telah membuktikan, bahwa integrasi KSP
dengan Lembaga Keuangan Dengan demikian pelayanan yang
Modern/berpengalaman dalam hal ini luas serta menjangkau lapisan usaha mikro
bank akan memperkuat kedudukan yang luas akan membawa pasar keuangan
koperasi. Model ini harus menjadi lebih bersaing, sehingga ketergantungan
pelengkap cara memajukan KSP ditanah air. usaha mikro terhadap pelepas uang dapat
Berbagai dukungan perkuatan ditekan atau ditiadakan. Pola pengembangan
seperti perkuatan permodalan : P2KER LKM juga harus memberikan pilihan yang
(Proyek Pengembangan Kemandirian luas bagi masyarakat nasabah apakah
Ekonomi Rakyat), PUK (Pengembangan melalui pola konvensional atau pola bagi
Usaha Kecil), Dana Penghematan Subsidi hasil (pola syariah). Baitul Mal Wa Tamwil
BBM, MAP (Modal Awal dan Padanan) (BMT) sebagai model tertua LKM syariah
akan terus diupayakan, pengendalian saat ini telah memiliki 3.000 unit dibawah
(monitoring, evaluasi, pengawasan, pembinaan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha
penilaian kesehatan) LKM juga akan terus Kecil (PINBUK), serta model Baitul
dikembangkan, pengembangan pola dan Tamwil Muhamadiyah (BTM), Koperasi
lembaga penjaminan lokal serta Pondok Pesantren, Koperasi Syirqoh

-70-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

Mu’awanah dan Lembaga Pengelolah melihat kehadiran sistem syariah dalam


Zakat yang mengembangkan program transaksi antar individu dan lembaga
ekonomi produktif bagi penerima zakat harus kita tempatkan dalam kontek pasar,
ini akan berkembang dan tumbuh lebih yaitu karena adanya kebutuhan dan
banyak LKM karena sudah ada ketersediaan serta dipilih atas dasar
perlindungan hukum tetapi untuk LKM pertimbangan rasional dan moral untuk
binaan memerlukan perlindungan tersendiri. mencapai kehidupan yang lebih sejahtera
Posisi LKM dalam pemberdayaan lahir dan batin. Karena perekonomian
UKM, terutama usaha mikro sangat syariah dilandasi atas prinsip kesempurnaan
strategis karena 97% usaha kecil adalah kehidupan diantara kebutuhan lahiriah
usaha mikro yang belum terjangkau dan rohaniah dalam bertransaksi sesama
pelayanan perbankan. Perkuatan LKM hamba Allah maupun lembaga yang mereka
selain menyangkut dengan lemahnya buat, maka kerelaan atau “ridho” menjadi
SDM juga tidak adanya jaringan yang fundamen dasar setiap transaksi dua pihak
memungkinkan terjadinya inter lending. atau lebih.
Disamping itu pengembangan UKM Perdebatan ekonomi syariah sering
memerlukan kehadiran lembaga dipersempit dalam konteks pada “bunga
pendukung agar posisi LKM, penabung bank” sebagai riba atau bukan, sementara
dan peminjam terlindungi dari berbagai dimensi lain selain “riba” kurang diberikan
resiko. Lembaga keuangan mikro dapat pembahasan secara seimbang. Selain “riba”
didudukkan sebagai energi pemberdayaan terdapat dua aspek penting yakni unsur
UKM, terutama untuk pembentukan ada tidaknya judi atau “maisir” yang
proses nilai tambah dan peningkatan taraf sangat berkaitan dengan aspek resiko dan
hidup lapisan masyarakat bawah. ketidakpastian serta ada tidaknya unsur
kecohan (tipuan) yang dikenal sebagai hal
Lembaga Keuangan Syariah yang mengandung unsur “gharar”. Ketiga
Pada dasarnya perbuatan muamalat unsur yang menjadi dasar perbuatan
yang ditujukan untuk kebaikan hubungan transaksi atau “baia” mempunyai arti
berekonomi sesama manusia harus yang penting untuk menilai subtansi suatu
mengandung ciri untuk kemaslahatan transaksi dapat digolongkan memenuhi
umum. Oleh karena itu seharusnya kita syarat syariah atau tidak.

-71-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

Pengkajian ekonomi syariah secara tujuannya. Konsekuensi dasar pertama


umum masih didominasi oleh kupasan memerlukan pada sikap keharusan hidup
dari dimensi “fiqih” dan ”administrasi bersahaja yang menjadi dasar hidup seorang
pembangunan” bukan kupasan ilmu muslim untuk menghindari sikap hidup yang
ekonomi dan nilai subtansi ajaran islam boros dan bermewah-mewahan. Dengan
dalam menjelaskan perilaku individu demikian prinsip kemanfaatan didasarkan
muslim sebagai pelaku ekonomi. Padahal atas pemenuhan kesejahteraan lahiriyah dan
beberapa kajian empiris oleh para ahli rohhaniah.
ekonomi juga telah banyak menemukan Jika prinsip ekonomi syariah sebagai
adanya perbedaan perilaku masyarakat dasar muamalat, maka seharusnya kita
muslim yang tercermin dalam tingkah jangan buru-buru terpaku pada institusi.
laku ekonominya (Metwali). Tantangan Institusi dengan berbagai karakter dan
besar bagi para ekonom adalah terus prinsip yang mengawal.
mengkaji kedudukan moral ekonomi islam
atau sistem ekonomi syariah dan bagaimana Kesimpulan
interaksi dengan sistem yang lain dalam Kondisi menurunnya produktivitas
dunia global. perusahaan secara menyeluruh membawa
Apabila kita simak secara akibat secara langsung berupa penurunan
mendalam ajaran berekonomi dalam Al- output perusahaan Demikian juga dengan
qur’an dilandasi oleh suatu sikap bahwa produktivitas usaha kecil yang terlihat
tiada pemisahan antara ekonomi dan semakin tidak menentu karena dalam
keberagamaan seseorang. Mencari nafkah tahun 2002 untuk kesekian kalinya kembali
adalah bagian dari ibadah dan tiada terjadi penurunan. Sektor-sektor yang
pemisahan antara agama dan kehidupan mengalami kemerosotan adalah
dunia. Dari titik tolak ini akan melahirkan produktivitas perusahaan pertanian,
dua konsekuensi yaitu : pertama, perlunya pertambangan dan galian, listrik dan gas,
pembentukan sikap oleh seorang individu bangunan dan jasa-jasa. Kondisi tersebut
akan penguatan hidup dan pencarian telah menggerakkan pengembangan KSP
kebaikan di dunia atau dalam hubungannya dan LKM yang diarahkan untuk menjadikan
dengan bumi dan alam; kedua, soal KSP dan LKM sehat, kuat, merata dan
pemilihan pribadi, sampai dimana batas dan mampu menyediakan kebutuhan

-72-
Usaha Mikro dan UKM dalam Perekonomian Indonesia (Mariana K.)

pembiayaan usaha mikro dan kecil agar economic Neo-klasik, tanggal 7


Pebruari 2004
mampu menghadapi tantangan untuk
melaksanakan peningkatan produktivitas Dibyo Prabowo : Developent of Small and
Medium-sized Enterprise, makalah
usaha. Pengendalian dan
pada seminar The Tokyo seminar on
pembinaan/fasilitasi, serta pengembangan Indonesia 25-26 Agustus 2004 di
Tokyo Jepang
kelembagaan (organisasi dan manajemen),
meningkatkan kompetensi dan Stillman, Robert D ; Equity Financing for
Technology, makalah pada Expert
profesionalisme pengelola KSP/USP-LKM
meeting on improving the
melalui diklat terus menerus sangat competitiveness of SME through
enhancing productive capacity :
diperlukan.
financing for technology 28-30
Permintaan kredit bagi Lembaga october 2002
Keuangan Mikro dapat diperhitungkan
Lian, Daniel, Capital Creation-The Next
masih sangat luas dan segmennya Step Up ?, dalam Thailand
Economics, Januari 16, 2003
bermacam-macam. Hal ini mengingat
sebagian besar kelompok usaha mikro Soetrisno, Noer : Menuju Pembangunan
Ekonomi Berkeadilan Sosial,
belum dapat dilayani oleh bank.
STEKPI, Jakarta, Indonesia 2003
Kelompok peminjam tersebut meliputi
Adiningsih, Sri, The Indonesia Business
usaha produktif masyarakat yang memiliki
Rop in AFTA, Indonesia Business
perputaran usaha tinggi dan dipergunakan Perspective, Volume V, No. 3, PT.
Harvest International Indonesia,
untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
March, 2003, hal 20
Dengan demikian pelayanan yang luas serta
Mubyarto, Pemberdayaan ekonomi rakyat
menjangkau lapisan usaha mikro yang luas
dan peranan ilmu-ilmu sosial, BPFE,
diharapkan dapat membawa pasar keuangan Yogyakarta 2001 hal 31
lebih bersaing, sehingga ketergantungan
Neher, Philip A : Economic Growth and
usaha mikro terhadap pelepas uang dapat Development : A Mathematical
Introduction, John Wiley & Sons,
ditekan atau ditiadakan.
Inc, New York, Hal 207-255

Hadi Soesastro , M. N Haidi A. Pasay


Daftar Pustaka
dan Julius A. Mulyadi :
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan
A.R. Karseno Universitas Gadjah Mada Struktural dan Perilaku Konsumen,
yang berjudul “Pengaruh 3 Pranata Jurnal Ekonomi Indonesia, Agustus
(Institusi) pada penerapan teori 1996

-73-

Anda mungkin juga menyukai