Anda di halaman 1dari 17

NERACA PEMBAYARAN,

UTANG NEGARA -
NEGARA DUNIA KETIGA
DAN KONTROVERSI
STABILITAS
MAKROEKONOMI
KELOMPOK 11:
Annisa
Nurdeli Maya
Tassa Al-Dawiyah
Wina Aprilia
01 04
SATU EMPAT
Keuangan Internasional dan Upaya Pengentasan: Ketidakstabilan
Investasi : Isu - Isu kunci Untuk Makroekonomi, Kebijakan Stabilisasi
Negara Berkembang IMF Klasik, dan Kritik Mereka

02 05
DUA LIMA
Akun Neraca Pembayaran Krisis Keuangan dan Negara Berkembang

03 06
TIGA ENAM
Akumulasi Hutang dan Trade, Capital Flows, and Development
Munculnya Krisis Hutang Strategy: South Korea 720
Tahun 1980-an
Keuangan Internasional
dan Investasi : Isu - Isu
kunci Untuk Negara
Berkembang
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, keuangan internasional telah berkembang pesat mengikuti
pertumbuhan ekonomi internasional. Bahkan "kapital" atau "uang" tidak hanya berfungsi sebagai
alat pembayaran perdagangan luar negeri tetapi juga aset yang diperdagangkan dalam volume
yang tidak kecil. Dengan demikian, keuangan internasional menjadi semakin penting dalam
kegiatan ekonomi dunia. Alokasi investasi kepada keuangan internasional sedikit berbeda dengan
alokasi investasi kepada BUMN atau BLU, karena investasi kepada keuangan internasional
dilakukan berdasarkan Surat Komitmen Pemerintah Republik Indonesia kepada masing – masing
keuangan internasional..
Dalam Pasal 31 ayat (2) UU Nomor 20 Tahun 2019 Tentang APBN 2020 menyebutkan
‘Pemerintah dapat melakukan pembayaran investasi pada keuangan internasional melebihi pagu
yang ditetapkan dalam Tahun Anggaran 2020 yang diakibatkan oleh selisih kurs, yang selanjutnya
dilaporkan dalam APBN Perubahan Tahun Anggaran 2020 atau Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat’.
02.
DUA
NERACA PEMBAYARAN
“Neraca pembayaran adalah ringkasan
pernyataan atau laporan yang menyebutkan
semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk
dari suatu negara dengan negara lain, dan
kesemuanya dicatat dengan metode tertentu
dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun
kelender.”

—Salvatore, 1996:67
Skema Neraca Pembayaran

Terdapat 3 akun utama dari neraca pembayaran sebagai berikut :

a
Neraca Transaksi Berjalan
b
Neraca Modal
c
Neraca Tunai
(Cerrent Account) (Capital Account) (Cash Account)

Neraca ini dirancang untuk mencatat


Yaitu sebuah neraca yang nilai investasi pihak swasta asing secara Merupakan transaksi
berfokus pada transaksi ekspor langsung (foreign direct investment), penyeimbang yang
dan terutama yaang dilakukan oleh atau
yang berasal dari perusahan - perusahan
angkanya menjadi lebih
impor, pendapatan, investasi,  multinasional, pinjaman luar negeri kecil atau diturunkan
pembayaran cicilan dan pokok yang diberikan oleh perbankan swasta apabila total pengeluaran
utang luar negeri,serta sado internasional, serta pinjaman dan hibah pada neraca transaksi
kiriman dan transfer uang dari dari pemerintah negara - negara lain tersebut berjalan dan
dan keluar negeri baik yang (dalam bentuk luar negeri), serta dari
lembaga - lembaga donor multilateral neraca modal melebihi total
dilakukan oleh pemerintah
seperti halnys IMF dan Bank Dunia. penerimaannya.
maupun dari kalangan swasta . 
Akumulasi Hutang
dan Munculnya
Krisis Hutang Tahun
1980-an
Krisis Hutang Pada Tahun 1980-
an
Sebelumnya awal dekade 1970-an, total utang negara - negara berkembang relatif kecil, dan pada
umumnya utang – utang tersebut merupakan utang resmi. Pada tahun - tahun terakhir ini, banyak negara -
negara berkembang, biaya pinjaman telah jauh melebihi keuntungan atau manfaatnya. Biaya terbesar dari
semakin menumpuknya utang - utang luar negeri itu adalah meningkatnya beban pembayaran angsuran utang
(debt service). Apabila utang - utang terus membesar dan tingkat suku bunganya meningkat maka
pembayaran angsuran utang juga akan meningkat.
Kewajiban negara untuk membayar angsuran itu bisa dipenuhi dengan hasil pendapatan
ekspornya . Namun apabila komposisi impor berubah dimana penerimaan ekspor berkurang maka negara -
negara berkembang yang bersangkutan akan mengalami kesulitan untuk membayar angsuran utangnya.
Dan kasus inilah yang dirasakan sebagian besar negara -negara Dunia Ketiga yang banyak memiliki
utang luar negeri. Sebelum membahas latar belakang dan masalah - masalah keuangan yang terjadi di negara
- negara berkembang pada dekade 1980-an, terdapat sebuah konsep dasar yang disebut Transfer
Dasar . Transfer dasar suatu negara adalah arus masuk neto valuta asing yang berkaitan dengan pinjaman
internasionalnya. Konsep ini sangat penting untuk diketahui karena posisi transfer dasar negara - negara
berkembang berubah drastis menjadi sangat negatif selama dekade 1980 -an sehingga mengakibatkan
hilangnya valuta asing dan mengalami net capital outflow.
Upaya
Pengentasan:
Ketidakstabilan
Makroekonomi,
Kebijakan
Stabilisasi IMF
Klasik, dan Kritik
Mereka
Program Stabilisasi IMF
Salah satu rangkaian kegiatan yang terpaksa ditempuh oleh suatu negara dalam menanggulangi
berbagai macam masalah - masalah utang luar negeri. Gagasan dasarnya adalah melalui upaya renegosiasi
bisa diharapkan masa pembayaran utang akan diperpanjang dan suku bunganya bisa direndahkan atau untuk
mendapatkan pinjaman tambahan dengan syarat - syarat yang ringan.Tetapi sebelum konsorsium bank
internasional bersedia mempertimbangkan untuk memberikan keringanan tersebut, mereka menuntut agar
negara pengutang yang bersangkutan untuk lebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari IMF. Selanjutnya,
IMF baru bersedia memberikan rekomendasi dan bantuan-bantuan finansialnya apabila negara - negara
berkembang tersebut sebelumnya bersedia menjalankan resep - resepnya untuk menyembuhkan
perekonomian dan memperbaiki kondisi - kondisi neraca pembayaran mereka,yakni dengan melaksanakan
“Kebijakan - Kebijakan Stabilisasi (Stabilization Policies)”. Kesediaan negara - negara Dunia Ketiga untuk
melakukan kebijakan stabilitas IMF juga mereka nilai sebagai bukti kesungguhan mereka untuk
menurunkan defisit neraca pembayaran dan berusaha mengumpulkan devisa untuk melunasi utang - utang
mereka terdahulu tepat pada waktunya.
Cheryl Payer menyatakan bahwa sesungguhnya dalam suatu sistem perdagangan global yang
didominasi oleh negara - negara Dunia Pertama, fungsi IMF hanyalah sebagai instrumen terpilih untuk
menerapkan disiplin finansial imperialis terhadap negara - negara miskin, yang pada akhirnya menjurus
pada “peonase internasional” atau perbudakan hutang. Sehingga kondisi neraca pembayaran negara miskin
bukan semakin membaik malah semakin memburuk akibat terus menambah utang dari lembaga - lembaga
keuangan internasional.
Strategi untuk Melepaskan Diri dari
Utang
Sebenarnya banyak usulan telah diajukan untuk meringankan atau merenegosiasi beban utang negara-negara pengutang
terbesar. Berbagai usulan itu antara lain :

01 02
Dasar - dasar Toronto Rencana Brady

Usulan ini dikemukakan oleh Paris Club dan Usulan ini juga terkenal dikemukakan oleh Menteri Keuangan
merupakan yang paling menonjol karena yang Amerika Serikat, Nicholas Brady pada tahun 1989. Rencana
menawarkan suatu bantuan yang bersifat konsensional itu bermaksud menghapuskan sebagian utang tetapi sisa
agar untuk negara -negara pengutang mengumpulkan pinjaman yang tidak terhapuskan akan dijamin pelunasannya
tabungan bisa melunasi pinjamannya. oleh IMF atau Bank Dunia.

03 04
debt for equity swap debt for nature swap

Mekanisme ini meliputi penjualan surat - surat promes Pihak kreditor dihimbau untuk memberi keringanan utang
dari pemerintahan negara -negara berkembang yang bagi negara - negara berkembang asalkan pemerintahan
merupakan dokumen pinjaman komersial negara - pemerintahan negara - negara Dunia Ketiga mau melakukan
negara berkembang kepada investor swasta dengan langkah - langkah preservasi atau 24 pelestarian lingkungan
potongan harga lebih dari 50% dalam pasar - pasar hidup secara lebih serius.
pedagangan sekunder.
Apakah Masalah Utang Ini Telah Teratasi?
Mereka Yang Menang Dan Yang Kalah (Kritik
Mereka)
Pihak yang menang adalah bagi bank - bank komersial di negara-negara
maju, hal ini dikarenakan total kredit macet yang mereka tanggung sudah
menurun dari US$67 milyar pada tahun 1987 menjadi US$19 milyar
pada tahun 1992 ketika krisis dianggap telah usai.
Sedangkan pihak yang kalah adalah bagi penduduk yang berpenghasilan
menengah ke bawah di berbagai negara - negara berkembang yang
kesejahteraan ekonomi mereka telah dikorbankan guna memungkinkan
pemerintahnya untuk membayar utang-utang luar negeri .
Krisis Keuangan dan Negara Berkembang (Studi Kasus)
Krisis keuangan yang terjadi di Argentina belakangan ini telah berkembang menjadi
masalah serius dan gejolak yang ditimbulkannya mulai mempengaruhi stabilitas ekonomi
di beberapa kawasan. Argentina adalah sebuah negara Amerika Latin yang terletak di
bagian selatan benua Amerika Selatan, posisinya berada di antara Pegunungan Andes di
barat dan Samudra Atlantik di selatan. Lokasi ini membuat Argentina dikenal sebagai
'negara paling selatan di selatan' . Sebelumnya, Argentina adalah sebuah negara yang kaya
dengan SDA, tingkat melek huruf yang tinggi, sektor pertanian yang maju serta industri
yang beragam. Namun , sejak akhir 1980-an negara ini telah menimbun hutang luar negeri
yang tinggi, inflasi sampai 200% sebulan, dan pengeluaran yang merudum. Dalam
mengatasi krisis ekonomi tersebut, pemerintahan telah mengambil langkah - langkah
seperti liberalisasi perdagangan, deregulasi, dan swastanisasi. Usaha pemerintah untuk
mencapai zero deficit, menstabilisasikan sistem perbankan, dan mengekalkan pertumbuhan
ekonomi tidak mampu membendung masalah ekonomi yang semakin meningkat itu. Pada
21 Desember, Presiden De La Rua telah disingkirkan akibat rusuhan rakyat kelas
pertengahan dan Kongres melantik Eduardo Duhalde sebagai ketua negara
sementara. Duhalde kemudian bertemu dengan pegawai IMF untuk mendapat pinjaman
tambahan $20 juta. Tambatan peso kepada dolar telah digugurkan pada Januari 2002, dan
peso telah diapung dari dolar pada Februari yang mengakibatkan mayoritas rakyatnya
kehilangan semua simpanan hidup mereka sewaktu kejatuhan ekonomi 2001. Namun
demikian pada Januari 2004, keadaan ekonomi telah menunjukkan tanda - tanda membaik
disebabkan pertumbuhan dalam yang meriah pada tahun 2003.
02.
DUA
Trade, Capital Flows,
and Development
Strategy: South Korea
720
Trade, Capital Flows, and Development Strategy: South Korea
720

Trade, Capital Flows and Development Strategy : South Korea 720 dalam bahasa Indonesia memiliki
artian yakni : perdagangan, arus modal, dan strategi pembangunan: korea selatan 720. Republik Korea
baru-baru ini mengalami: arus masuk modal yang besar, khususnya lonjakan arus masuk portofolio, dan
apresiasi harga aset, termasuk harga saham, tanah, harga, dan nilai tukar nominal dan riil. Kotor arus modal
telah meningkat hampir Korea telah mengalami berbagai jenis aliran modal selama tiga dekade
terakhir. Total arus modal bruto meningkat dari $ 1.2 milyar pada tahun 1980 menjadi $ 49.1 milyar pada
tahun 2006. Dengan suku bunga rendah dan hasil investasi aset yang menurun karena ekonomi
perlambatan di negara maju, permintaan investor untuk investasi di pasar berkembang portofolio mulai
melambung. Bagi investor internasional ini, Korea dipandang sebagai yang utama titik investasi. Dalam
beberapa tahun terakhir, kondisi likuiditas global yang kondusif telah berkontribusi peningkatan arus
masuk modal ke ekonomi pasar berkembang termasuk Korea. Pada saat yang sama waktu itu, Korea
seperti negara - negara besar Asia Timur lainnya melonggarkan peraturannya di luar negeri investasi
portofolio melalui liberalisasi pasar modal / rekening, yang selanjutnya memacu arus masukportofolio.
Namun, negara ini memiliki pilihan kebijakan yang terbatas dalam mengurangi dampak negatif dari arus
masuk modal yang besar. Untuk menghadapi arus masuk modal yang meningkat, negara harus lebih
bergerak ke nilai tukar yang fleksibel rezim. Ini akan meningkatkan ruang gerak bagi otoritas moneter di
dunia arus modal yang tidak stabil. Namun, meningkatkan fleksibilitas pergerakan pertukaran saja tidak
dapat mendinginkan ekonomi yang terlalu panas atau mencegah perkembangan gelembung aset.
THANK
S
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik and illustrations
by Storyset
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai