Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Mata Kuliah : PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

PENGARUH ZAT STIMULAN TERHADAP KECEPATAN TANGGAP


SARAF

OLEH :

NAMA : ARMADANI

NIM : 4181141035

Jurusan : BIOLOGI

Program : S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

Kelompok : III (TIGA)

Tgl. Pelaksanaan : 11 MARET 2020

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


I. JUDUL PERCOBAAN : Pengaruh Zat Stimulan Terhadap Kecepatan Tanggap
Saraf

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Untuk mengetahui pengaruh zat stimulan yang terdapat pada berbagai minuman kemasan
terhadap kecepatan tanggap saraf
2. Untuk mengetahui zat- zat stimulan yang terkandung di masing- masing minuman
berstimulan
3. Untuk mengamati respon tubuh berupa perilaku yang timbul akibat konsumsi zat
stimulant

III. TINJAUAN TEORITIS :

.Stimulan adalah zat yang merangsang sistim saraf pusat sehingga mempercepat proses
proses dalam tubuh, seperti meningkatnya detak jantung, pernapasan dan tekanan darah.
Stimulan dapat membuat orang lebih siaga dan menyembunyikan kelelahan. Stimulan
menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS) atau keduanya
sekaligus. Beberapa stimulan meghasilkan sensasi kegirangan yang berlebihan, khususnya
jenis-jenis yang memberi pengaruh pada CNS. Stimulan digunakan dalam terapi untuk
menaikkan atau memelihara kewaspadaan, menjadi penawar rasa lelah juga memperbaiki
kemampuan berkonsentrasi bagi orang- orang yang didiagnosus sulit memusatkan perhatian
(terutama ADHD). Stimulan adalah zat yang dapat meningkatkan kerja organ-organ tubuh
manusia namun juga dapat menimbulkan efek negatif jika digunakan secara berlebihan.
Misalnya penurunan berat badan, kerusakan syaraf hingga kematian,Pemakaian zat ini
(Kokain dan Amfetamin). Stimulant biasanya menaikan efek samping dengan menaikan
efektifitas, beberapa stimulant menghasilkan sensasi kegembiraan yang berlebihan, khususnya
jenis-jenis yang memberi pengaruh terhadap CNS. (Sunaryo, 1987)
Energi Drink (minuman berenergi) termasuk salah satu suplemen makanan yang terdiri
dari komponen multivitamin, makronutrien (karbohidrat, protein), taurin dengan atau tanpa
kafein dan biasanya ditambahkan herbal seperti ginseng, jahe, dan sebagainya dengan bentuk
sediaan cairan Obat Dalam (COD) dalam kemasan botol bervolume 150 mL, 250 mL atau serbuk
dan tablet yang dilarutkan menjadi minuman, yang dalam setiap kemasannya mengandung energi
minimal 100 kkal, serta indikasinya adalah untuk menambah tenaga, kesegaran, stimulasi
metabolisme, memelihara kesehatan dan stamina tubuh, yang diminum pada saat bekerja keras
atau setelah berolahraga. (Kimball, 1994)
Minuman berenergi mengandung sumber energi dari sukrosa (gula) atau maltodextrin.
Minuman berenergi juga mengandung vitamin-vitamin yang terlibat dalam metabolisme tubuh
guna menghasilkanenergi. Vitamin yang populer pada minuman berenergi adalah vitamin B atau
tiamin (Vitamin B1, aneurin) berfungsi sebagai koenzim atau membantu kerja enzim, penting
dalam metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi dari karbohidrat, lemak dan protein,
mengatur sirkulasi darah dan fungsi darah, memelihara fungsi saraf. Vitamin B3 (niasin, asam
nikotinat) berhubungan dengan aktivitas saraf dan sebagai koenzim dari NAD, dan NADP yang
berperan dalam reaksi metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Vitamin B5 (asam pantotenat)
berperan dalam sistem imun dan proses pencernaan. Vitamin B5 berperan sebagai koenzim A
yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan khususnya produksi energi.
Vitamin B5 juga berperan dalam produksi hormon adrenalin dan sel-sel darah merah. Vitamin B6
(piridoksin), berperan dalam pembentukan protein tubuh, sel-sel darah merah, prostaglandin, dan
senyawa struktural yang berfungsi sebagai transmiter kimia pada sistem saraf, selain itu berperan
sebagai koenzim dan terlibat dalam dalamsistemimun. (Rizal, 2013)
Vitamin B12 (sianokobalamin), berperan dalam mengatur pembentukan sel darah merah,
memelihara sistem saraf, sintesa DNA, mengubah karbohidrat lemak dan protein menjadienergi.
Adanya asam amino seperti taurin berperan dalam membantu meningkatkan toleransi terhadap
glukosa, dan terlibat dalam proses metabolisme. Taurin merupakan senyawa tidak esensial bagi
nutrien manusia karena secara internal dapat disintesis dari asam amino metionin atau sistein dan
piridoksin (vitamin B6). Taurin ditemukan dalam jumlah banyak pada susu murni, selain itu juga
ditemukan di telur, daging dan ikan. Kebanyakan taurin didapatkan dari isolasi empedu sapi
jantan. (Rizal, 2013)
Taurin memiliki dua mekanisme kerja yaitu : sebagai penghambat neurotransmiter dan
sebagai bagian dari pengemulsi asam empedu. Pada proses metabolisme, taurin berkonjugasi
dengan asam empedu yang dapat menghambat pembentukan kolesterol dan meningkatkan
ekskresinya. Minuman berenergi ada yang mengandung kafein, Kafein adalah isolat yang
biasanya berasal dari tanaman kopi (Coffea sp), teh (Camelia sinensis), dan biji kakao (Cacao sp),
Kafein bekerja sebagai stimulan susunan saraf pusat (SSP), jantung dan pernapasan. Penggunaan
kafein yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping antara lain peningkatan denyut jantung,
tekanan darah, dan aliran darah ke otot. Efek menyegarkan pada minuman berenergi sebenarnya
lebih disebabkan adanya kandungan kafein, sehingga minuman berenergi selain memberikan efek
menyegarkan juga diklaim dapat mengurangi kelelahan pada saat bekerja keras dan berolahraga.
Minuman berenergi di formulasikan dalam bentuk tablet atauserbuk effervescent (serbuk/tablet
buih). Formula effervescent mengandung : natrium bikarbonat (soda) dan asam sitrat. Campuran
keduanya dengan adanya air akan menghasilkan gelembung CO2 dan meningkatkan
kelarutannya. Natrium bikarbonat memberikan efek karminatif (mengeluarkan gas) sekaligus
sebagai antasid sistemik. Yang membedakan minuman berenergi dengan minuman biasa, selain
memiliki khasiat kegunaan tambahan seperti memelihara stamina tubuh, minuman berenergi
mempunyai aturan pakai, yang tercantum pada etiket. Pada etiket juga mencantumkan : cara
pakai, peringatan/perhatian, dan keterangan- keteranganlain. (Rizal, 2013)

IV. ALAT DAN BAHAN


:
1. Alat:
-penggaris
-kertas hvs

2. Bahan:

-Hemaviton

-Extra joss

-Kopi

-Coca Cola

-M 150

-Kratingdaeng
-Air Mineral

V. HASIL PERCOBAAN/ REAKSI :

NO Nama (Subjek Uji) Sebelum Sesudah


Kanan Kiri (cm) Kanan Kiri (cm)
(cm) (cm)
1 Erna Ginting 6 0 29 0
0 30 24 14
(Hemaviton) 2 18 29 12
22 21 25 21
20 19 23 22
2 Jesika Sitanggang 18 17 0 17
(Aqua) 29 17 13 19
26 22 13 16
27 11 23 28
22` 14 18 24
3 Megawaty 24 10 28 28
Simanullang 22 22 23 19
(Kopi) 21 16 14 17
15 17 11 23
13 21 23 18
4 Fadila Tarigan 0 2 4 21
(Extra joss) 20 17 18 22
17 14 24 24
16 0 20 21
22 30 17 22
5 Venna Sinaga (Coca 25 0 17 7
Cola) 25 6 12 26
23 5 19 6
9 0 20 14
4 25 12 10
6 Hilda Marpaung 0 0 30 28
(Kratingdaeng) 30 6 29 26
30 5 28 29
9 0 22 0
4 25 21 18
7 Rahmiati Husna (M 25 0 0 16
150) 0 24 17 21
18 0 25 12
20 0 20 19
26 18 18 0

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum yang telah dilakukan pada Rabu/ 11 maret 2020 di lab Biologi Universitas
Negeri Medan tentang pengaruh kecepatan tanggap saraf pada 7 jenis minuman yaitu
extrajoss, kratindeng, coca cola, hemaviton m 150, kopi hitam, dan aqua yang telah ditulis
diatas yaitu pada hasil dan analisis data. Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat
kewaspadaan di dalam rentang waktu ingkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping
dengan menaikkan efektivitas. Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem
saraf pusat(CNS), atau kedua-duanya sekaligus. Beberapa stimulant menghasilkan sensasi
kegembiraan yang berlebihan, khususnya jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap
CNS.

Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan, untuk
menjadi penawar rasa lelah, untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang mengurangi
kewaspadaan atau kesadaran (seperti di dalam narkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh
(phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang- orang yang
didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD). Stimulan kadang- kadang dipakai
untuk memompa ketahanan dan produktivitas, juga untuk menahan nafsu makan. Stimulan
sistem saraf pusat kegiatannya meningkatkan norepinefrin dan dopamin dalam dua cara yang
berbeda. Pertama, stimulan SSP meningkatkan pelepasan norepinefrin dan dopamin dari sel-
sel otak.

Kedua, stimulan SSP mungkin juga menghambat mekanisme yang biasanya mengakhiri
tindakan neurotransmiter. Sebagai hasil dari kegiatan ganda sistem saraf pusat stimulan,
norepinefrin dan dopamin telah meningkatkan efek di berbagai daerah di otak. Beberapa area
otak yang terlibat dengan mengendalikan terjaga dan orang lain yang terlibat dengan
mengendalikan kegiatan motorik. Hal ini diyakini bahwa stimulan SSP mengembalikan
keseimbangan neurotransmite
VII. PERTANYAAN

1. Samakah kecepatan merespon antara tangan kanan dan tangan kiri?

Jawab : berbeda , biasanya tangan kanan lebih cepat merespon dibandingkan dengan tangan kiri.
Hal ini mungkin disebabkan karena tangan kanan lebih terbiasa melakukan aktivitas dibandingkan
dengan tangan kiri.

2. Samakah kecepatan merespon antara sebelum minum stimulant dengan setelah minum
stimulant?

Jawab : berbeda, hal ini dipengaruhi oleh zat zat yang terkandung pada minuman tersebut
sehingga setelah meminum minuman tersbeut kecepatan tanggap atau meresponnya lebih cepat

3. Bagaiman respon zat stimulant terhadap respon kecepatan secara umum?

Jawab : Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang
waktu ingkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas.
Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat(CNS), atau kedua-
duanya sekaligus. Beberapa stimulant menghasilkan sensasi kegembiraan yang berlebihan,
khususnya jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap CNS

4. Setelah mendapat data dari kelompok lain, apakah jenis zat stimulant memberikan
pengaruh yang sama terhadap kecepatan merespon?

Jawab : tidak, setiap jenis minuman yang mengandung stimulant memiliki kandungan zat yang
berbeda beda pula sehingga memberikan perbedaan terhadap pengaruh kecepatan tanggap saraf
dri masing masing minuman.

VIII. KESIMPULAN

1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan bahwa subjek uji coba yang meminum
minuman stimulan kemasan berupa : kratingdaeng dan hemaviton mengalami perubahan
yang cukup signifikan setelah diberi perlakuan. Dimana, skala rata-rata yang berhasil
didapatkan oleh kedua subjek uji coba setelah meminum stimulan semakin rendah baik
pada saat menggunakan tangan kanan , maupun tangan kiri. Hal ini berarti subjek uji coba
tersebut semakin tanggap dalam merespon perlakuan yang diberikan oleh praktikan
penguji. Sementara subjek uji coba yang meminum stimulan berupa M-150 mendapatakan
skala rata-rata yang lebih besar setelah diberi perlakuan pada saat menggunakan tangan
kiri. Sedangkan dengan menggunakan tangan kanan , subjek uji coba mendapatkan skala
rata-rata yang sama. Meskipun demikian, subjek uji coba berhasil menangkap lebih
banyak penggaris yang dijatuhkan secara tiba-tiba setelah diberi minuman stimulant.
2. Respon yang diberikan zat stimulan sangat mempengaruhi kecepatan tanggap rabgsang
saraf yang ditunjukkan dari percobaan yaitu menggunakan zat stimulan m150 denga
peningkatan refleks sebesar 4,6 pada tangan kiri. Kemudian oleh zat stimulan hemaviton
jreng dengan peningkatan refleks sebesar 3 pada tangan kanan dan 0,15 pada tangan kiri.
Lalu oleh air mineral sebesar 2,2 pada tangan kanan dan 1,6 pada tangan kiri. Dan yang
terakhir oleh zat stimulan kratingdaeng yang mengalami penurunan refleks sebesar 6,8
pada tangab kanan dan peningkatan sebesar 0,4 pada tangan kiri.
3. Dari 4 minuman yang diberikan 3 minuman mengandung zat stimulan yang
memperlihatkan tingkat kepekaan pada subjek uji dan minuman yang dapat meningkatkan
kecepatan saraf salam merespon rangsang tercepat adala pada m-150. Hal ini dapat
diketahui dari rata-rata terkecil subjek uji pada tangan kanan yaitu 15cm. Semakin pendek
jarak penggaris yang ditangkap maka semakin cepat saraf merespon rangsangan. Namun
oernyataan ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa M-150 adalah minuman yang paling baik
untuk mempengaruhi kecepatan tanggap saraf karena bisa saja kegiatan ini dipengaruhi
juga oleh kondisi subjek uji

IX. DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo. 1987 . Perangsangan Susunan Syaraf Pusat. Dalam : Farmakologi dan Terapi
(Edisi 3). Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran.

Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Rizal, Z et al. 2013. Kajian Efek Stimulan Dari Beberapa Minuman Energi Kemasan Sachet
Yang Beredar Di Pasar. Jurnal Farmasi Higea. Padang : Unand dan STIFARM
Medan, 11 Maret 2020

Mengetahui Praktikan

Asisten laboraturium

(Fitri Chairani) (Armadani)

4161220008 4181141035

Anda mungkin juga menyukai