Anda di halaman 1dari 6

TANAH

ROOM 01
Basillius Santika Marchio Martana (200513910)
Guido Linus Malau (200513898)
I Made Dutha Dharma Wirayuda (200513675)
Yogie Janu Gagah Pratama (200513888)
Kresnamurti Unggul Pribadi (200513733)
PENGGOLONGAN BENDA
ATAS TANAH.
 Tanah berdasarkan Pasal 504 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di golongkan sebagai benda yang
tidak bergerak
 dikarenakan sifatnya, tanah termasuk segala sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung, karena
perbuatan alam atau perbuatan manusia, digabungkan secara erat menjadi satu dengan tanah itu. Jadi,
misalnya sebidang pekarangan, beserta dengan apa yang terdapat di dalam tanah itu dan segala apa yang
dibangun di situ secara tetap (rumah) dan yang ditanam di situ (pohon), terhitung buah-buahan di pohon
yang belum diambil. Tidak bergerak karena tujuan pemakaiannya, ialah segala apa yang meskipun tidak
secara sungguh-sungguh digabungkan dengan tanah atau bangunan, dimaksudkan untuk mengikuti tanah
atau bangunan itu untuk waktu yang agak lama, yaitu misalnya mesin-mesin dalam suatu pabrik.
Selanjutnya, ialah tidak bergerak karena memang demikian ditentukan oleh undang-undang, segala hak
atau penagihan yang mengenai suatu benda yang tidak bergerak.
 KUHPer (Asas perlekatan) benda-benda yang terletak diatas tanah juga menjadi kepemilikan.

 UUPA (Asas pemisahan horizontal : tanah dan benda-benda diatasnya tidak dianggap
sebagai satu kesatuan
BEZIT ATAS TANAH.
 Bezit (kedudukan berkuasa) atas sesuatu kebendaan (benda bergerak maupun
tidak bergerak) yang diperoleh dengan cara melakukan perbuatan menarik
kebendaan itu dalam kekuasaan nya, dengan maksud mempertahankannya
untuk diri sendiri.
 Contoh seperti tanah dan bangunan. Dari situ bisa di simpulkan bahwa tanah
dapat di miliki seseorang dengan cara bezit untuk memperoleh kekuasaan atas
tanah tersebut. Bezit atas hak kepemilikan tanah juga bisa di dapatkan melalui
perantara orang lain.
 Bezit tidak sama dengan pemilik, pemilik dapat memberikan bezit (bezit hanya
memberikan sebagian hak)
LEVERING ATAS TANAH.
 Sebelum membahas levering, diperlukan pengertian dahulu terhadap penggolongan tanah dan sifatnya:

 Menurut ketentuan dari Pasal 506 KUHPerdata tanah merupakan benda tidak bergerak karena sifatnya.

 Maka, penyerahan atas benda tidak bergerak (levering) diatur dalam Pasal 616 KUHPerdata, kemudian
ketentuan mengenai cara yang dilakukan ditentukan seperti dalam Pasal 620 KUHPerdata. Karena tanah
termasuk kedalam benda tidak bergerak maka penyerahannya dilakukan dengan cara balik nama atau
bisa disebut penyerahan yuridis (Juridische Levering) atau seperti yang di atur dalam pasal 616 dan 620
KUHPerdata.
 Mekanisme:

 1. transaksi jual beli (perjanjian jual beli)

 2. pengurusan ke notaris (PPAT); pembuatan akta autentik notaris

 3. pencatatan ke badan pertanahan


PEMBEBANAN TANAH
SEBAGAI JAMINAN.
 Sebelum membahas pembebanan tanah ada baiknya kita melihat dulu Pembebanan Hak.
 Mengacu pada UU Hak Tanggungan UU no.4/96 prosedur dan mekanisme pembebenan
tanah atas jaminan. (akan ke PPAT juga)
 Sebelum UU HT, ada hipotek atas tanah dalam KUHPer (skrg tidak berlaku)

 Pembebanan hak menurut Pasal 44 ayat (1) PP 24/1997 adalah


pembebanan hak tanggungan pada hak atas tanah atau hak milik atas
satuan rumah susun, pembebanan HGB, HP dan hak sewa untuk
bangunan atas hak milik, dan pembebanan lain pada hak atas tanah
atau hak milik atas satuan rumah susun yang ditentukan dengan
peraturan perundang-undangan dapat didaftar jika dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MAKA,
 Prosedur pembebanan hak tanggungan atas tanah yang Didahului Dengan
Perjanjian Utang Piutang, Dibuatnya Akta Pemberian Hak Tanggungan dan
Pendaftaran Akta Pemberian Hak Tanggungan

 Menurut pasal 10 ayat 1 undang-undang no 4 tahun 1996 tentang hak


tanggungan atas tanah beserta benda-benda berkaitan dengan tanah (UUHT).
“Pemberian Hak Tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan
Hak Tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, yang
dituangkan di dalam dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian
utang-piutang yang bersangkutan atau perjanjian lainnya yang
menimbulkan utang tersebut.” dan hak tanggungan adalah satu satunya hak
jaminan atas tanah sebagaimana yang telah kami singgung sejak berlakunya
UUHT.

Anda mungkin juga menyukai