Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH:

AUDIT SDM (EKMA 4476)


MODUL 6
AUDIT EFEKTIVITAS MSDM-BK
DAN AUDIT PELAPORAN HASIL AUDIT SDM

JURUSAN MANAJEMEN - FAKULTAS


EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA
Kegiatan Belajar
Audit Efektivitas SDMdanAudit EfektivitasOrganisasi
Departemen/Unit Kerja SDM
AUDIT EFEKTIVITAS SDM
Dalam hal ini efektivitas SDM dinilai dari aspek:
1. Motivasi
2. Pengembangan diri
3. Terwujudnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi

AUDIT EFEKTIVITAS ORGANISASI DEPARTEMEN/UNIT KERJA SDM


Pendekatan ini beranggapan organisasi sebagai perwujudan proses transformasi dari input menjadi
output serta mencakup tiga pendekatan, yaitu:
4. Goal approach.
• Pendekatan sasaran yang menekankan pada output, yaitu sasaran Departemen/unit kerja SDM. Dalam hal ini
perlu diidentifikasi sasaran yang ingin dicapai dan dinilai seberapa jauh sasaran telah dicapai.
5. Resource approach
• Pendekatan sumber daya yang menekankan pada keberhasilan Departemen/unit kerja SDM
6. Internal Process approach
• Pendekatan proses internal yang menekankan pada penilaian kesehatan dan efisiensi organisasi.
 

Menurut Daft ada tujuh indikator yang menunjukkan efektivitas suatu organisasi, yaitu:
1. adanya budaya perusahaan yang kuat dan iklim kerja yang positif;
2. adanya semangat tim, loyalitas kelompok, dan kerja sama tim;
3. adanya percaya diri, kepercayaan, dan terjalinnya komunikasi yang efektif antara pegawai dan
manajemen;
4. pengambilan keputusan terkait erat dengan sumber informasi;
5. komunikasi horizontal dan vertikal yang tidak terdistorsi, di mana terjadi saling berbagi fakta dan
perasaan;
6. adanya pemberian hadiah atas kinerja, adanya pertumbuhan dan pengembangan bawahan serta
manajer yang kompeten, yang mampu mewujudkan tim efektif;
7. adanya penyelesaian konflik yang mengacu pada kepentingan perusahaan.
Efektivitas organisasi Departemen/unit kerja SDM dapat dinilai dari perspektif:
8. Pimpinan dan staf SDM
9. Kelompok
10. Budaya Departemen/unit kerja SDM
Kegiatan Belajar
Audit Kepuasan Kerja,Audit Ketaatan
dan Audit Kondisi Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja
Kondisi yang dirasakan, kepercayaan, dan pemikiran individu terhadap pekerjaan yang
memotivasi dirinya untuk bekerja sebaik mungkin sehingga kinerja yang ditampilkannya bisa
optimal, memenuhi bahkan melebihi target yang telah ditetapkan.

Sebaliknya pegawai yang kecewa, tidak memperoleh kepuasan kerja menurut Robbins & Judge
(2009) akan menampilkan reaksi sebagai berikut:
1. Exit: keluar dan mencari posisi dan pekerjaan di perusahaan lain.
2. Voice: melakukan reaksi protes terhadap perusahaan/manajemen namun secara aktif dan konstruktif menyuarakan
saran perbaikan.
3. Loyalty: pasif menunggu dan tidak berbuat apa-apa, namun terhadap kritik dari pihak di luar perusahaan
memberikan reaksi positif, masih memiliki kepercayaan terhadap manajemen dan menyuarakan bahwa
manajemen melakukan hal yang benar.
4. Neglect: pasif dan membiarkan kondisi perusahaan memburuk, sering masuk terlambat, tidak hadir dan kurang
berupaya untuk bekerja dengan baik.
AUDIT KETAATAN  

Konsep teoritis yang menyatakan adanya tingkatan audit sebagai berikut:


1. Audit ketaatan asas (compliance audit) merupakan suatu pemeriksaan yang menekankan pada
penyimpangan dari asas-asas yang berlaku.
2. Audit inovasi merupakan suatu pemeriksaan yang menekankan pada upaya mencari terobosan baru.

Audit Ketaatan Internal


Pemeriksaan apakah praktek kebijakan, sistem, prosedur MSDM yang diterapkan perusahaan sudah
sesuai dengan peraturan-peraturan, code of conduct, standard yang berlaku terkait dengan pengelolaan
SDM.
Audit Ketaatan Eksternal
Audit ketaatan eksternal mencakup:
a) Pemeriksaan praktik pengelolaan SDM di perusahaan apakah sudah sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang diberlakukan pemerintah.
b) Pemeriksaan praktik pengelolaan tanggung jawab sosial perusahaan apakah sudah sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang diberlakukan pemerintah.
 
AUDIT KONDISI LINGKUNGAN KERJA

Perusahaan perlu menekankan pentingnya melakukan audit dan mengevaluasi penerapan K3.

Audit terhadap program K3 antara lain dapat dilakukan dengan cara mengkaji performance metrics,
yaitu indikator yang menunjukkan kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi yang berlaku, yaitu:
1. Trailing indicators,
• Suatu metrics tradisional yang mengukur upaya K3 yang telah dilakukan dan upaya menilai ada/tidaknya suatu
“loss”. Indikator ini dapat dilihat antara lain dari: statistik kecelakaan dan penyakit, biaya pengganti pegawai yang
cacat dalam melaksanakan tugasnya, statistik kendaraan yang mengalami kecelakaan. Keseluruhan data tersebut
memberi gambaran sejauh mana perusahaan menerapkan K3 dengan efektif.
2. Current indicators,
• Suatu metrics yang mengukur seberapa jauh program K3 dilembagakan di lingkungan perusahaan. Indikator ini
dapat dilihat antara lain dari: analisa dan laporan penyelidikan penyebab kecelakaan, temuan audit K3, statistik
kunjungan pegawai yang berobat.
3. Leading indicators,
• Suatu metrics untuk meramalkan efektivitas program K3 dengan menekankan pada upaya pelibatan pegawai.
Indikator ini membantu perusahaan menemukan kendala program K3 dan bagaimana mengatasi permasalahan K3
yang ada.
 

 
KEGIATAN BELAJAR
PELAPORAN HASIL AUDIT MSDM-BK

PERANCANGAN LAPORAN AUDIT MSDM-BK


Penyusunan laporan audit MSDM-BK merupakan hal yang wajib dilakukan oleh auditor, sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan audit yang telah dilakukannya.
Pada dasarnya penyusunan laporan audit MSDM-BK mencakup:
1. Tahap Pra Pelaporan
• Tahap pra pelaporan ini terdiri dari:
• Tahap diskusi
• Tahap klarifikasi
KEGIATAN BELAJAR
PELAPORAN HASIL AUDIT MSDM-BK

2. Tahap Penyusunan Laporan Audit SDM


Penyusunan laporan audit SDM sebaiknya memperhatikan minimal empat hal, yaitu:
1. Makna Laporan Audit, dalam arti Laporan audit yang baik sebaiknya memuat informasi lengkap dan bersifat
faktual, signifikan, dan relevan. Dalam hal ini informasi didukung data yang objektif, informasi memiliki bobot
dan terkait dengan perspektif MSDM.
2. Bentuk atau format harus sesuai dengan rencana atau sesuai dengan kesepakatan bersama antara tim audit dan
pihak yang diaudit.
3. Sistematika laporan audit harus cermat, lengkap, dan urutan penyajian mengikuti suatu pola tertentu
4. Penyusunan laporan audit harus ringkas dan padat dengan gaya positif yang bisa menarik pembaca atau penerima
laporan/pihak auditee.
REKOMENDASI HASIL AUDIT SDM
 

Bagian akhir ada pelaporan audit adalah rekomendasi berupa saran-saran yang
disampaikan auditor kepada pihak auditee. Sebaiknya rekomendasi ditindaklanjuti
dengan program aksi yang merupakan rincian dari rekomendasi dan disusun bersama
antara auditee dan auditor.

Memperhatikan penjelasan atas program aksi tersebut maka agar efektif sebagai auditor Anda harus
memperhatikan tahapan/proses berikut:
1. Auditor mengidentifikasi dan mencatat hal-hal yang merupakan ketidaksesuaian.
2. Auditee menyetujui ketidaksesuaian yang disampaikan auditor.
3. Auditee mengajukan proposal tindakan koreksi/perbaikan.
4. Auditor menyetujui proposal.
5. Auditee menerapkan tindakan koreksi/perbaikan.
6. Auditee memberikan bukti-bukti pendukung kepada internal auditor.
7. Auditee menghubungi auditor dan memberi tahu bilamana tindakan koreksi/perbaikan sudah tuntas terselesaikan.
8. Auditor melakukan review dokumen yang disampaikan auditee.
9. Auditor mengunjungi dan mengaudit penerapan dan efektivitas tindakan koreksi/perbaikan.
10. Auditor menyatakan tindakan koreksi/perbaikan telah selesai dan bahwa benar perbaikan membawa manfaat bagi
manajemen serta memastikan permasalahan yang sama tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang.
 
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai