Herliyani F. Agoes 1
INFILTRASI
Herliyani F. Agoes 2
Tekanan kapiler adalah tekanan hidraulik yang disebabkan
oleh gaya-gaya kapiler, dan biasanya dinyatakan sebagai
ekivalen “cm” kedalaman air.
Herliyani F. Agoes 3
Daya Infiltrasi
Daya infiltrasi ( ft ) = laju max yg dimungkinkan (mm/jam ) atau
( mm/hari ), ditentukan oleh kondisi permukaan /
lap. Tanah.
1. INFILTROMETER
Ring
Tabung Konsentrik
Herliyani F. Agoes 5
Cara infiltrometer :
Herliyani F. Agoes 6
2. TESTPLOT
Tanggul
Herliyani F. Agoes 7
3.LYSIMETER
P
Rerumputan
P+I=D+E± S
P = Laju Perkolasi E = Evaporasi / penguapan
I = Pemberian / suply air S = Tampungan air dlm tanah
D = Air yg dikeluarkan / drainase
Herliyani F. Agoes 8
4. SPRINGKLING TEST (tes penyiraman)
Pipa berlubang
a. Teoritis
b. Empiris menggunakan bilangan kurva (CN)
c. Keseimbangan air, dan
d. Pengukuran langsung di lapangan
menggunakan infiltrometer dua silinder
(double-ring infiltrometer)
Herliyani F. Agoes 10
• Penelitian dgn media tanah tidak jenuh spt yg
dilaporkan oleh Todd (1980) dan peneliti lain,
menyimpulkan; kec. aliran melalui media tdk
jenuh adalah sebanding dengan keterhantaran
hidraulik (K), tinggi tekanan, dan kandungan air
berdasar volume ().
Herliyani F. Agoes 12
• Batas antara bidang hambat air yang mengalami
perkolasi dan tanah yg tdk jenuh adalah bidang
basah.
• Pada bidang ini terdapat tekanan hisap kapiler rata-
rata av.
• Pengukuran secara langsung pada av, Ks, dan s
umumnya sulit ditentukan, tetapi Skaggs dan Khalel
(1982) memberikan garis besar beberapa prosedur
pendugaan.
• Infiltrasi pada pers. diatas untuk Lp yang berkaitan
dengan F dan , dihasilkan persamaan kapasitas
infiltrasi berikut ini:
Herliyani F. Agoes 13
dimana:
f(t) = laju infiltrasi (inchi/jam)
Ks = konduktivitas jenuh (inchi/jam)
s = kandungan air tanah jenuh, biasanya lebih kecil dari
porositas tanah, fraksi dari volume total
I = kandungan air tanah awal, fraksi dari volume total
av = hisapan kapiler rata-rata (inchi)
F(t) = volume infiltrasi (inchi) pada waktu t
Herliyani F. Agoes 14
Tabel : Sifat hidrologis tanah yang diklasifikasikan oleh tekstur tanah
*) Tipe tanah dengan nama tertentu bisa memiliki klasifikasi tanah SCS yang berbeda dibanding
yang ada pada kolom tabel di atas, untuk suatu kelas tekstur
Herliyani F. Agoes 15
Tabel 4.2. Tabel hidrologis tanah menurut SCS
Kelompok
Penjelasan
tanah
A Potensi terdapat limpasan paling rendah, meliputi pasir dalam dengan sangat sedikit
debu dan liat juga kerikil dalam dengan permeabilitas cepat.
Potensi limpasan cukup rendah. Kebanyakan terdiri dari tanah-tanah berpasir dengan
B kedalaman dan agregasi yang lebih rendah dibandingkan A, tetapi kelompok ini
secara keseluruhan mempunyai rata-rata infiltrasi yang lebih tinggi setelah
pembasahan menyeluruh.
Potensi limpasan cukup tinggi. Tersusun dari tanah dangkal dan tanah dengan
C kandungan liat dan koloid yang cukup, meskipun lebih sedikit dibandingkan yang ada
pada kelompok tanah D. Kelompok ini mempunyai infiltrasi di bawah rata-rata setelah
penjenuhan.
D Potensi limpasan tertinggi. Meliputi kebanyakan liat dengan persentase
pengembangan yang tinggi, tetapi kelompok ini juga terdiri dari tanah dangkal
dengan sub-horison yang hampir kedap di dekat permukaan tanah.
Simpanan air tanah tersedia teoritis pada tanah tidak jenuh, yang dinyatakan sebagai volume simpanan
air tersedia (kedalaman air/satuan kedalaman tanah), adalah berhubungan dengan rata-rata kondisi
jenuh yang biasanya dinyatakan sebagai persentase, kandungan air tanah rata-rata, dan kedalaman
tanah dan permukaan tanah ke zona jenuh dalam satuan meter (kaki).
Herliyani F. Agoes 16
Perhitungan Infiltrasi Secara Empiris Menggunakan Metode
Bilangan Kurva
Pada saat mulai hujan, intensitas hujan biasanya lebih kecil dibandingkan
kecepatan air yang tersimpan. Saat simpanan pada cekungan telah terisi,
dan tanah serta penutup vegetasi menjadi jenuh, hujan berlebih akan
meningkat.
Bila tanah, daerah cekungan, dan simpanan pada daerah vegetasi
mendekati benar-benar jenuh, simpanan akan mencapai nilai jenuh potensil
(S*) dan laju infiltrasi mendekati nol, kemudian laju hujan berlebih akan sama
dengan laju hujan. Hujan berlebih (R) dan simpanan pada daerah aliran
sungai (S) dijabarkan dari hujan dan tipe tanah. Dan hujan berlebih (R)
dinyatakan sebagai:
R=P–S
dimana : R = hujan berlebih
P = volume hujan
S = volume simpanan di atas dan di dalam tanah
(pengukuran awal ditambah infiltrasi) 17
Herliyani F. Agoes
Metode Philips :
Philips merumuskan ;
dI 1
i . S.t 1/ 2
dt 2
Herliyani F. Agoes 18
Pada kondisi jenuh, laju hujan berlebih sama dengan intensitas
hujan. Hubungan kesetaraan dapat dikembangkan sebagai berikut:
S/S* = R/P
Karena,
S = P – R, substitusi pada persamaan diatas ini akan
dihasilkan:
(P – R) / (S*) = R/P
atau:
R = P2/(P + S) untuk IA = 0
Herliyani F. Agoes 19
Penelitian lain ( Oleh : SCS ), publikasi “ Kent 1973 “
Herliyani F. Agoes 21
Infiltrasi dan Perkolasi
INFILTRASI PERKOLASI
Pasir
Tanah liat
Tanah liat
Pasir
Herliyani F. Agoes 22
Medan ( Field Capacity )
Retensi Spesifik ( Specific retention )
- Jika daerah tdk jenuh telah mengandung se
jumlah air max yg dpt dithn didlm rongga2
diantara butir2 air thd tarikan gravitasi bumi.
Herliyani F. Agoes 23
Kondisi medan
INFILTRASI
Bila
semua
telah
terisi
PERKOLASI Disebut
MUKA AIR TANAH
kondisi
MEDAN
AIR TANAH
Herliyani F. Agoes 24