Anda di halaman 1dari 24

V.

INFILTRASI & PERKOLASI

Herliyani F. Agoes 1
INFILTRASI

Infiltrasi adalah masuknya air ke dalam tanah. Laju dan jumlah


air yang terinfiltrasi ke dalam tanah adalah fungsi dari tipe
tanah, kandungan air tanah, permeabilitas tanah, penutup
permukaan tanah, kondisi drainase, kedalaman muka air
tanah, serta intensitas dan volume hujan.

Tipe tanah akan menentukan jumlah dan ukuran kapiler


dimana air mengalir, sedangkan kandungan air tanah
menentukan tekanan kapiler dan konduktivits relatif. Tekanan
kapiler akan tinggi dan konduktivitas akan rendah pada
kandungan air tanah yang rendah.

Herliyani F. Agoes 2
 Tekanan kapiler adalah tekanan hidraulik yang disebabkan
oleh gaya-gaya kapiler, dan biasanya dinyatakan sebagai
ekivalen “cm” kedalaman air.

 Saat hujan jatuh pada tanah kering, tingkat kandungan air


tanah meningkat sebelum air bergerak ke massa tanah atau
konduktivitas relatif harus meningkat. Hal ini menyebabkan
terbentuknya bidang basah yang jelas, dan karena lebih
banyak hujan terinfiltrasi ke dalam tanah, kedalaman zona
basah meningkat dan potensi infiltrasi berkurang.

 Laju infiltrasi semacam ini sebagai bagian proses hidrologi


adalah penting dalam hubungannya dengan laju simpanan
infiltrasi dan volume infiltrasi.

Herliyani F. Agoes 3
Daya Infiltrasi
Daya infiltrasi ( ft ) = laju max yg dimungkinkan (mm/jam ) atau
( mm/hari ), ditentukan oleh kondisi permukaan /
lap. Tanah.

 Faktor2 yg mempengaruhi daya infiltrasi :


→Dlmnya genangan di atas permukaan tanah ( Surface
detention ) & tebal lap. jenuh.
→Kadar air dlm tanah
→pemanpaatan oleh curah hujan.
→tumbuh2an
→Lain2
Pengaruh infiltrasi  adalah terhadap:
→Run off
→Kelengasan tanah / kelembaban tanah
→Air tanah.
Herliyani F. Agoes 4
PENGUKURAN DAYA INFILTRASI

Pengukuran daya infiltrasi hanya sbg perbandingan, tdk mewakili


infiltrasi pada saat terjadinya hujan.

Pengukuran dapat dilakukan dengan alat dan cara sbb :

1. INFILTROMETER

Ring

Tabung Konsentrik

Herliyani F. Agoes 5
Cara infiltrometer :

a. Setelah air dimasukan kedalam ring, ukur


batasan tinggi air.
b. Pada interval waktu, air akan turun/berkurang.
Isikan air kembali kedalam ring dan catat
volume penambahan air (V1)
c. Lakukan penambahan air kembali sbg Vi ,
maka daya infiltrasi adalah volume per satuan
waktu.

Herliyani F. Agoes 6
2. TESTPLOT

Tanggul

Herliyani F. Agoes 7
3.LYSIMETER
P

Rerumputan

Tangki Beton S 1,5 – 2,0


Alat timbang

P+I=D+E± S
P = Laju Perkolasi E = Evaporasi / penguapan
I = Pemberian / suply air S = Tampungan air dlm tanah
D = Air yg dikeluarkan / drainase

Herliyani F. Agoes 8
4. SPRINGKLING TEST (tes penyiraman)

Pipa berlubang

Pipa berlobang dimaksudkan untuk menyerupai curah hujan alami


Herliyani F. Agoes 9
Metode pendugaan infiltrasi :

a. Teoritis
b. Empiris menggunakan bilangan kurva (CN)
c. Keseimbangan air, dan
d. Pengukuran langsung di lapangan
menggunakan infiltrometer dua silinder
(double-ring infiltrometer)

Herliyani F. Agoes 10
• Penelitian dgn media tanah tidak jenuh spt yg
dilaporkan oleh Todd (1980) dan peneliti lain,
menyimpulkan; kec. aliran melalui media tdk
jenuh adalah sebanding dengan keterhantaran
hidraulik (K), tinggi tekanan, dan kandungan air
berdasar volume ().

• Hisapan kapiler () merubah kedalaman


perkolasi air (Lp) menghasilkan aras tekanan (h)
bagi aliran pada arah vertikal (z) melalui media
tidak jenuh.

• Suatu prosedur penyelesaian pertama kali


diperkenalkan oleh Green dan Ampt (1911).
 
Herliyani F. Agoes 11
Kecepatan gerakan air mengikuti hukum Darcy, dan
dengan menganggap keterhantaran hidraulik sama
dengan K pada kondisi jenuh, kecepatan infiltrasi
f(t) adalah:

f(t) = Ks (h/z) = Ks (Lp + )/Lp

• Air yang terinfiltrasi dianggap melakukan perkolasi


melalui tanah kering sebagai aliran bidang lambat.

• Volume air pada bidang hambat sama dgn


perbedaan antara kandungan air tanah jenuh (s)
dan kandungan air tanah awal (i) dikalikan
kedalaman air yang malakukan perkolasi (Lp).

Herliyani F. Agoes 12
• Batas antara bidang hambat air yang mengalami
perkolasi dan tanah yg tdk jenuh adalah bidang
basah.
• Pada bidang ini terdapat tekanan hisap kapiler rata-
rata av.
• Pengukuran secara langsung pada av, Ks, dan s
umumnya sulit ditentukan, tetapi Skaggs dan Khalel
(1982) memberikan garis besar beberapa prosedur
pendugaan.
• Infiltrasi pada pers. diatas untuk Lp yang berkaitan
dengan F dan , dihasilkan persamaan kapasitas
infiltrasi berikut ini:

f(t) = Ks + (Ks (s - i ) av )/F(t)

Herliyani F. Agoes 13
dimana:
f(t) = laju infiltrasi (inchi/jam)
Ks = konduktivitas jenuh (inchi/jam)
s = kandungan air tanah jenuh, biasanya lebih kecil dari
porositas tanah, fraksi dari volume total
I = kandungan air tanah awal, fraksi dari volume total
av = hisapan kapiler rata-rata (inchi)
F(t) = volume infiltrasi (inchi) pada waktu t

Pada saat permukaan tanah menjadi jenuh, F(t) = Fs.


Sebelum Fs dicapai, laju infiltasi sama dengan laju hujan.

Herliyani F. Agoes 14
Tabel : Sifat hidrologis tanah yang diklasifikasikan oleh tekstur tanah

Laju infiltrasi Kelompok


Kapasitas air efektif
Kelas Tekstur minimum/fe (inch/jam) hidrologis tanah
(inch/inch)
oleh SCS*

Pasir 0,35 8,27 A


Pasir bergeluh 0,31 2,41 A
Geluh pasir 0,25 1,02 B
Geluh 0,19 0,52 B
Geluh debu 0,17 0,27 C
Geluh liat berpasir 0,14 0,17 C
Geluh liat 0,14 0,09 D
Geluh liat berdebu 0,11 0,06 D
Liat berpasir 0,09 0,05 D
Liat berdebu 0,09 0,04 D
Liat 0,08 0,02 D

Sumber: Rawis et.al. 1982

*) Tipe tanah dengan nama tertentu bisa memiliki klasifikasi tanah SCS yang berbeda dibanding
yang ada pada kolom tabel di atas, untuk suatu kelas tekstur

Herliyani F. Agoes 15
Tabel 4.2. Tabel hidrologis tanah menurut SCS
Kelompok
Penjelasan
tanah

A Potensi terdapat limpasan paling rendah, meliputi pasir dalam dengan sangat sedikit
debu dan liat juga kerikil dalam dengan permeabilitas cepat.
 
Potensi limpasan cukup rendah. Kebanyakan terdiri dari tanah-tanah berpasir dengan
B kedalaman dan agregasi yang lebih rendah dibandingkan A, tetapi kelompok ini
  secara keseluruhan mempunyai rata-rata infiltrasi yang lebih tinggi setelah
pembasahan menyeluruh.
    
  Potensi limpasan cukup tinggi. Tersusun dari tanah dangkal dan tanah dengan
C kandungan liat dan koloid yang cukup, meskipun lebih sedikit dibandingkan yang ada
  pada kelompok tanah D. Kelompok ini mempunyai infiltrasi di bawah rata-rata setelah
  penjenuhan.
    
D Potensi limpasan tertinggi. Meliputi kebanyakan liat dengan persentase
  pengembangan yang tinggi, tetapi kelompok ini juga terdiri dari tanah dangkal
  dengan sub-horison yang hampir kedap di dekat permukaan tanah.

Simpanan air tanah tersedia teoritis pada tanah tidak jenuh, yang dinyatakan sebagai volume simpanan
air tersedia (kedalaman air/satuan kedalaman tanah), adalah berhubungan dengan rata-rata kondisi
jenuh yang biasanya dinyatakan sebagai persentase, kandungan air tanah rata-rata, dan kedalaman
tanah dan permukaan tanah ke zona jenuh dalam satuan meter (kaki).

Herliyani F. Agoes 16
Perhitungan Infiltrasi Secara Empiris Menggunakan Metode
Bilangan Kurva

Pada saat mulai hujan, intensitas hujan biasanya lebih kecil dibandingkan
kecepatan air yang tersimpan. Saat simpanan pada cekungan telah terisi,
dan tanah serta penutup vegetasi menjadi jenuh, hujan berlebih akan
meningkat.
Bila tanah, daerah cekungan, dan simpanan pada daerah vegetasi
mendekati benar-benar jenuh, simpanan akan mencapai nilai jenuh potensil
(S*) dan laju infiltrasi mendekati nol, kemudian laju hujan berlebih akan sama
dengan laju hujan. Hujan berlebih (R) dan simpanan pada daerah aliran
sungai (S) dijabarkan dari hujan dan tipe tanah. Dan hujan berlebih (R)
dinyatakan sebagai:

R=P–S
dimana : R = hujan berlebih
P = volume hujan
S = volume simpanan di atas dan di dalam tanah
(pengukuran awal ditambah infiltrasi) 17
Herliyani F. Agoes
Metode Philips :
Philips merumuskan ;

I = S.t1/2  S = I/t 1/2

Dimana : I = Infiltrasi kumulatif ( Volume air yg terinfiltrasi dibagi luas


percobaan )
S= Substitusi tanah, Kemampuan tanah meyerap
t = Waktu selama infiltrasi
i = Laju infiltrasi

dI 1
i  . S.t 1/ 2
dt 2
Herliyani F. Agoes 18
Pada kondisi jenuh, laju hujan berlebih sama dengan intensitas
hujan. Hubungan kesetaraan dapat dikembangkan sebagai berikut:

S/S* = R/P

Dimana : S = simpanan pada sebarang waktu (mm, inchi)


S* = Simpanan pada kondisi jenuh (mm, inchi)
R = hujan berlebih pada sebarang waktu (mm, inchi)
P = hujan pada sebarang waktu (mm, inchi)

Karena,
S = P – R, substitusi pada persamaan diatas ini akan
dihasilkan:
 
(P – R) / (S*) = R/P
atau:
R = P2/(P + S) untuk IA = 0

Herliyani F. Agoes 19
Penelitian lain ( Oleh : SCS ), publikasi “ Kent 1973 “

suatu hubungan empiris antara pengurangan awal dan simpanan, dan


dikembangkan suatu persamaan dimana pengurangan awal dianggap sama
dengan 0,2S*. Akan tetapi, nilai pengurangan awal untuk daerah perkotaan
ternyata lebih kecil jika tipe tanah adalah A atau B, dan pada kenyataannya
Golding (1986) menganjurkan nilai-nilai sebesar 0,075S* dan 0,10S* masing-
masing untuk tipe tanah A dan B diperkotaan. Dengan menggunakan lebih
dari 3000 tipe tanah yang dibagi menjadi 4 kelompok hidrologi, SCS
mengembangkan bilangan kurva limpasan (CN) untuk pendugaan S* pada
persamaan diatas. Simpanan air maksimum dalam satuan mm dan inchi
menggunakan rumus berikut ini:

Satuan Inggris : S* = (1000/CN) – 10


 Satuan Metrik : S* = (25400/CN) – 254
Untuk hujan berlebih menggunakan:
 
R = (P – 0,2S*)2/(P + 0,8S*), jika P>0,2S* dan
 
R = 0, jika P  0,2S*
Herliyani F. Agoes 20
PERKOLASI
Hal yang sejalan dengan infiltrasi adalah
perkolasi, dimana air merambat turun hingga
zona jenuh.

Daya Perkolasi Pt adalah laju perkolasi maximum dimungkinkan,


besarnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dizone tdk jenuh

Terjadinya perkolasi adalah :


1. Bila rongga-rongga tanah tidak terisi oleh air karena infiltrasi.
2. Bila daerah tdk jenuh sdh mencapai daya medan.

Herliyani F. Agoes 21
Infiltrasi dan Perkolasi
INFILTRASI PERKOLASI

Pasir
Tanah liat

Tanah liat
Pasir

Air tanah Air tanah

ft >> pt << pt >> ft <<

 Laju infiltrasi : f = I, jika f ≤ ft dan f ≤ I


 Laju perkolasi p ≤ pt dan p < f

Herliyani F. Agoes 22
Medan ( Field Capacity )
Retensi Spesifik ( Specific retention )
-   Jika daerah tdk jenuh telah mengandung se
jumlah air max yg dpt dithn didlm rongga2
diantara butir2 air thd tarikan gravitasi bumi.
 

Kadar airnya  Prosentasi thd volume tnh didaerah tdk jenuh


(termasuk rongga2nya).
 
Besarnya : 0 % - porositas tanah
Kerikil : 0 % - 10 %
Pasir : 5 % - 20 %
Tanah liat : 25 % - 50 % 

Herliyani F. Agoes 23
Kondisi medan

INFILTRASI

Bila
semua
telah
terisi
PERKOLASI Disebut
MUKA AIR TANAH
kondisi
MEDAN
AIR TANAH

Herliyani F. Agoes 24

Anda mungkin juga menyukai