Anda di halaman 1dari 90

MANAJEMEN

MANAJEMEN PRAKTIK
PRAKTIK
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
PROFESIONAL
PROFESIONAL
Rahmawati Eka. Y 1810711020
Rahmawati Eka. Y 1810711020
Siska Agustina. L 1810711088
Siska Agustina. L 1810711088
Sondang Mariani. H1810711090
Sondang Mariani. H1810711090
Zahra Rasyida. R. F 1810711091
Zahra Rasyida. R. F 1810711091
MEMBER
MEMBER Widhi Nurfadillah 1810711094
Widhi Nurfadillah 1810711094
Zihan Evrianti. S 1810711096
Zihan Evrianti. S 1810711096
Fauziana Dzulhia. P 1810711102
Fauziana Dzulhia. P 1810711102
Dina Krismayanti 1810711103
Dina Krismayanti 1810711103
Rahmadia 1810711107
Rahmadia 1810711107
Vernanda Erlita. V 1810711108
Vernanda Erlita. V 1810711108
Manajemen
PENGERTIAN
01 Praktik
Keperawatan
Profesional
Widhi Nurfadillah 1810711094
Suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat
asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).

Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai
dengan derajat ketergantungan klien. Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga
yaitu PP dan PA, sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan
kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek strukltur ditetapkan
juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra
berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh. Pada aspek proses
ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode tim
dan keperawatan primer)
TUJUAN MPKP
(MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL)

Zahrah Rasyida Rasa Fathuhaq 1810711091


TUJUAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL :

 a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.

 b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan

 keperawatan oleh tim keperawatan.

 c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

 d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.

 e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan

 bagi setiap tim keperawatan.


TUJUAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
(MURWANI & HERLAMBANG, 2012) :

 a) Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhan keperawatan.

 b) Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan praktik keperawatan


profesional.

 c) Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan penelitian keperawatan


4 PILAR
MPKP Sondang (90)

Manajemen
Keperawatan Zihan (96)
(A)
Perencanaan

01
PILAR 1
Pendekatan Keperawatan Manajemen
Harian
Kepala
Ruangan
Rencana
Jangka Pendek Asuhan keperawatan
supervisi ketua tim dan
perawat pelaksana Rencana Harian
Berisi tentang rencana harian.
Kepala Tim
Dibuat sebelum operan jaga dilakukan
dan dilengkapi lagi saat dilakukan
Rencana Harian Penyelenggaraan asuhan
keperawatan pasien oleh tim yang
menjadi tanggung jawabnya,

operan dan preconference Perawat supervisi perawat pelaksana,


kolaborasi dokter dan tim kesehatan,

Pelaksana alokasi pasien

Tindakan keperawatan
untuk sejumlah pasien
yang dirawat pada jam
dinasnya
• Membuat jadwal dan memimpin • Memimpin pendidikan
pendidikan kesehatan untuk kelompok kesehatan kelompok

Rencana keluarga

keluarga
Melakukan supervisi
perawat pelaksana
Jangka Menengah •


Membuat jadwal dinas

Membuat jadwal petugas untuk terapi


aktivitas kelompok (TAK)

Rencana tindak lanjut bulanan yang dibuat


Rencana
oleh kepala ruangan dan ketua tim.
• Membuat jadwal dan memimpin rapat
tim kesehatan

Harian • Membuat jadwal supervisi dan

Kepala Rencana Harian penilaian kinerja ketua tim serta


perawat pelaksana,

Ruangan Kepala Tim • Melakukan audit dokumentasi dan


membuat laporan bulanan.
• Melakukan evaluasi hasil keempat • Melakukan evaluasi tentang
pilar MPKP pada akhir bulan dan keberhasilan kegiatan yang
membuat rencana tindak lanjut untuk dilakukan oleh tim nya.conference
meningkatkan kualitas hasil.
• Mempresentasikan kasus dalam
• Membuat jadwal dan memimpin case case conference
conference
Rencana
Jangka Panjang • Membuat laporan tahunan
berisi kinerja MPKP
• Melaksanakan rotasi tim
Berisi rencana tahunan oleh kepala • Melakukan pembinaan
ruangan. MPKP
• Membuat jadwal perawat
Dengan melakukan evaluasi kegiatan
untuk mengikuti pelatihan
didalam ruangan MPKP selama satu • Mengatur ketenagaan yang
tahun, sebagai acuan rencana tindak
dibutuhkan di ruang MPKP
lanjut di tahun berikutnya
02
PILAR 2
Sistem Penghargaan
Proses Rekrutmen
Tenaga Perawat di Tahap :
Ruang MPKP 1. Seluruh perawat di RS harus
Fokus pada perekrutan perawat yang menyepakati tingkat MPKP yang akan
ada di RS dipilih
2. Kepala bidang keperawatan
Sebelumnya, jumlah perawat yang melakukan sosialisasi pembentukan
dibutuhkan harus ditetapkan terlebih ruang MPKP kepada pimpinan dan
dulu para pejabat struktural di RS
3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi
Terdiri dari : kepada semua perawat di ruangan
Kepala ruangan, 26 perawat primer
sebagai ketua tim dan perawat pelaksana
Proses Seleksi Tenaga
Perawat di Ruang
MPKP Jika nama
dan jumla
1. Meninjau dokumen untuk ditetapkan h perawat
, pimpina tel
Surat Kep n R S me m a h
menetapkan perawat yang ut u butat
yang beke san penempatan pe
memenuhi syarat menjadi kepala rja diruan rawat
g MPKP
ruangan/ketua tim/perawat Perawat m
pelaksana embuat pe
kesediann rnyataan a
ya bekerja kan
2. Perawat yang memenuhi syarat, serta men d i r u a ng M
andatanga PKP
dipanggil untuk test tulis. ninya
3. Perawat yang lulus test tulis, ikut
wawancara
4. Test presentasi
Ronde

Keperawatan
03
PILAR 3
Hubungan Professional
• Rapat tim keperawatan yang
dilakukan minimal 1 (satu) bulan
sekali dengan durasi waktu minimal 1
(satu) jam
• Saat pertukaran dinas perawat pagi
dengan sore
• Case conference (konferensi kasus)
• Rapat tim kesehatan yang dilakukan
antara dokter ruangan, kepala
ruangan serta ketua tim
Ronde Karakteristik
Keperawatan
● Pasien terlibat secara langsung
● Pasien merupakan fokus kegiatan
● Ketua tim dan konselor melakukan
diskusi bersama
● Konselor memfasilitasi kreatifitas
● Konselor membantu
mengembangkan kemampuan PN
dan ketua tim dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.
Metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan
yang terjadi pada pasien dan kebutuhan
pasien akan keperawatan
Ronde Manfaat
Keperawatan
● Masalah pasien dapat teratasi
● Kebutuhan pasien dapat tepenuhi
● Terciptanya komunitas keperawatan
yang profesional
● Terjalin kerjasama antara tim
kesehatan
● Perawat melaksanakan model
asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.
Metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan
yang terjadi pada pasien dan kebutuhan
pasien akan keperawatan
Langkah-langkah Ronde Keperawatan
Asuhan Keperawatan

Continuity Care
04
PILAR 4
Manajemen Asuhan Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
Tujuan Prinisp

● Alat komunikasi anggota tim ● Dilakukan segera setelah setiap langkah kegiatan
● Biling keuangan keperawatan.
● Bahan pendidikan ● Catat setiap respon pasien/keluarganya tentang
● Sumber data dalam menyusun NCP keadaannya.
● Audit keperawatan ● Pastikan kebenaran setiap data yang akan dicatat.
● Dokumen yang legal ● Data harus objektif dan bukan merupakan penafsiran
● Informasi statistik perawat
● Bahan penelitian ● Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi perubahan
kondisi atau munculnya masalah baru
● Hindari dokumentasi yang baku
● Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas
● Data harus ditulis secara sah dengan menggunakan tinta
Dokumentasi Keperawatan
Lanjutan Prinsip
Proses
● Apabila terjadi salah tulis, coret dan
diganti dengan yang benar kemudian
ditandatangani.
● Cantumkan waktu tanda tangan dan nama
jelas penulis.
● Wajib membaca setiap tulisan dari
anggota kesehatan yang lain
● Dokumentasi harus dibuat dengan tepat,
jelas dan lengkap
SOR
(Sources Oriented Record)

Lembar penilaian biodata, lembar order dokter, lembar riwayat


medis/penyakit, catatan perawat, catatan dan laporan khusus
Pengelolaan
Sentralisasi Obat Discharge Planning
• Penanggung jawab pengelola obat adalah kepala Prinsip
• Harus merupakan proses multidisiplin
ruangan yang secara operasional dapat
• Harus dilakukan secara konsisten dengan kualitas
mendelegasikan kepada staf yang ditunjukkan.
• tinggi pada semua pasien
Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta
• Kebutuhan pemberi asuhan (care giver) juga harus
mengontrol penggunaan obat serta
menandatangani surat persetujuan sentralisasi dikaji.
• Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan
obat.
• Penerimaan Obat yang aman dan adekuat.
• Informasi tentang penyusunan pemulangan harus
• Pembagian obat dan penyimpanan persediaan
diinformasikan antara tim kesehatan dengan
obat
• pasien/care giver
Penambahan obat baru
• Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien
harus dipertimbangkan
Pelaksanaan Discharge Planning Standar Keperawatan
• Ketua tim memberi Health Education pada pasien Tujuan standar keperawatan menurut Gillies
yang akan pulang atau direncanakan pulang (1989)
• Jika pasien pulang meneruskan perawatan khusus
( kateter/perawatan luka ), keluarga akan dibekali meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,
pengetahuan perawatannya mengurangi biaya asuhan keperawatan, dan
• Ketua tim akan memberikan kartu discharge melindungi perawat dari kelalaian dalam
planning dan leaflet yang berisi penjelasan yang melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari
diperlukan tindakan yang tidak terapeutik.
• Setelah pasien mendapatkan discharger planning,
pasien/keluarga menandatangani format discharger
planning
Tingkatan MPKP
a. Model Praktek
Keperawatan Profesional
III
Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan
kemampuan doktor dalam keperawatan klinik yang
berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing para
perawat melakukan riset serta memanfaatkan hasil-
hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.
b. Model Praktek Keperawatan
Profesional II.
PADA KETENAGAAN TERDAPAT TENAGA PERAWAT
DENGAN KEMAMPUAN SPESIALIS KEPERAWATAN
YANG SPESIFIK UNTUK CABANG ILMU TERTENTU.
PERAWAT SPESIALIS BERFUNGSI UNTUK MEMBERIKAN
KONSULTASI TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN
KEPADA PERAWAT PRIMER PADA AREA SPESIALISNYA.
d. Model Praktek
c. Model Praktek Keperawatan
Keperawatan Profesional
Profesional I Pemula
Metode pemberian asuhan keperawatan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan
yang digunakan pada model ini adalah keperawatan, metode pemberian asuhan
kombinasi metode keperawatan primer dan keperawatan dan dokumentasi asuhan
metode tim disebut tim primer. keperawatan
Jenis jenis metode penugasan
Rahmadia 1810711107
Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai
pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi,
misalnya merawat luka kepada semua pasien di bangsal.

Kelebihan : Kelemahan :
• Manajemen klasik yang menekankan • Tidak memberikan kepuasan pada
efisiensi, pembagian tiugas yang jelas pasien maupun perawat.
dan pengawasan yang baik. • Pelayanan keperawatan terpisah-pisah,
• Sangat baik untuk Rumah Sakit yang tidak dapat menerapkan proses
kekurangan tenaga. keperawatan.
• Perawat senior menyibukkan diri • Persepsi perawat cenderung kepada
dengan tugas manajerial, sedangkan tindakan yang berkaitan dengan
perawat pasien diserahkan kepada ketrampilan saja.
perawat junior dan atau belum
berpengalaman.
Metode Perawatan TIM
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif dan kolaboratif.

Tujuan Metode Tim : Konsep Metode Tim :


• Memfasilitasi pelayanan keperawatan • Ketua tim sebagai perawat profesional
yang komprehensif. harus mampu menggunakan berbagai
• Menerapkan penggunaan proses teknik kepemimpinan.
keperawatan sesuai standar. • Pentingnya komunikasi yang efektif
• Menyatukan kemampuan anggota tim agar kontinuitas rencana keperawatan
yang berbeda-beda terjamin.
• Anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim.
• Peran kepala ruang penting dalam model
tim. Model tim akan berhasil baik jika
didukung oleh kepala ruang.
Metode Perawatan TIM
Kelebihan :
• Memungkinkan pelayanan keperawatan yang
menyeluruh.
• Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
• Memungkinkan komunikasi antar timsehingga konflik
mudah diatasi dan memberikan kepuasan kepada
anggota tim. Content Here
Content Here
Kelemahan :
• Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama Content Here
dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu ).
• Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman
cenderung untuk bergantung/berlindung kepada
perawat yang mampu.
• Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab
dalam tim kabur
Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Konsep dasar metode primer :


• Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
• Ada otonomi
• Ketertiban pasien dan keluarga
Metode Primer

Kelebihan Kelemahan

• Model praktek professional


• Bersifat kontinuitas dan • Hanya dapat dilakukan oleh
komprehensif perawat yang memiliki
• Perawat primer mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
akontabilitas yang tinggi yang memadai dengan kriteria
terhadap hasil dan asertif, self direction,
memungkinkan kemampuan mengambil
pengembangan diri. keputusan yang tepat, menguasai
• Klien atau keluarga lebih keperawatan klinik,
mengenal siapa yang akontable serta mampu
merawatnya berkolaborasi dengan
berbagai disiplin
• Biaya lebih besar
Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.

Kelebihan : Kekurangan :
• Perawat lebih memahami kasus per • Belum dapatnya diidentifikasi perawat
kasus penanggung jawab.
• Sistem evaluasi dari manajerial • Perlu tenaga yang cukup banyak dan
menjadi lebih mudah mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
Metode Modifikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan modifikasi
antara tim dan primer.
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dikembangkan beberapa jenis sesuai
dengan kondisi sumber daya manusia yang ada, antara lain adalah :
Model Praktek Keperawatan
Profesional III

10% Melalui pengembangan model PKP III


45% dapat berikan asuhan keperawatan
profesional tingkat III. Pada
ketenagaan terdapat tenaga perawat
dengan kemampuan doktor dalam
keperawatan klinik yang berfungsi
untuk melakukan riset dan membimbing
para perawat melakukan riset serta
memanfaatkan hasil-hasil riset dalam
memberikan asuhan keperawatan.
10%
Model Praktek Keperawatan Profesional II
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat
II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan spesialis keperawatan
yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu. Perawat spesialis berfungsi untuk memberikan
konsultasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat primer pada area spesialisnya.
Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan
asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat
primer pada area spesialisnya.
Model Praktek Keperawatan
Profesional I

10% Pada model ini perawat mampu


45% memberikan asuhan keperawatan
profesional tingkat I dan untuk itu
diperlukan penataan 3 komponen
utama yaitu : ketenagaan
keperawatan, metode pemberian
asuhan keperawatan yang
digunakan. Pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan
primer dan metode tim disebut tim
10% primer.
Model Praktek Keperawatan Pemula
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKP) merupakan tahap awal untuk
menuju model PKP. Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat pemula.
Pada model ini terdapat 3 komponen utama yaitu : ketenagaan keperawatan, metode
pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan.
KASUS
Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP)
Kasus:

RS Lekas Sembuh adalah rumah sakit umum swasta kelas C dengan kapasitas 86 tempat tidur yang
sudah melayani pasien dengan BPJS sejak tahun 2014. Ruang Melati merupakan salah satu ruang rawat
inap yang merawat semua spesifikasi penyakit (Interna, Bedah, Obygin, Neurologi, Urologi, Orthopedic,
THT, Pediatrik, Kulit, dan Jiwa) dengan kapasitas 14 tempat tidur. Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8
Orang termasuk kepala ruangan dan semua sudah berkualifikasi Ners. Komposisi tenaga non keperawatan
di ruang Melati tidak ada staff khusus, seperti admission, cleaning service, ahli gzi, namun strukturnya
menjadi satu dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh. Ruang Melati memiliki BOR 60%, rata
rata kategori klien yang dirawat adalah 1 orang total care, 4 orang partial care dan 3 orang self care, & hari
kerja efektif adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu). Ruang Melati menerapkan metode penugasan Tim,
timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validiasi Ke ruangan
pasien setiap pelaksanaan timbang terima. Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP
tersebut masih perlu ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. SAK yang ada diruangan
juga belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-form dan media supervisi, penerimaan
pasien baru, dan discharge planning juga belum ada. Dokumentasi yang dilakukan perawat dilakukan secara
manual, masih banyak yang tidak lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum
terlaksana. Selain itu, tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan
tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang. Sementara rumah sakit
swasta di sekitar RS Lekas Sembuh cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah baik dan memiliki
sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
Pengkajian Pilar 1
Perencanaan
Misi Rumah Sakit
Motto Rumah
Visi Rumah Sakit
Sakit
• Meningkatkan pelayanan kesehatan
Menjadi rumah sakit umum yang bermutu dan professional dengan
mengutamakan caring dan
swasta pilihan keluarga yang
keselamatan pasien.
terkemuka dalam pelayanan • Membangun sumber daya manusia
kesehatan, pendidikan, “Professional dan
(SDM) rumah sakit yang professional
professional kerja dan dalam memberikan pelayanan
mengutamakan kesehatan
terpercaya dengan ciri kesehatan penderita.”
semangat pulih tinggi, • Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang aman, informative,
efektif, efisien, manusiawi efektif, efisien dan manusiawi dengan
dan memuaskan. tetap memperhatikan aspek sosial.
Misi Instalasi Rawat
Tujuan Khusus Instalasi
Visi Instalasi Rawat Inap : Ruang Melati Rawat Inap : Ruang
Inap : Ruang Melati Melati
1. Meningkatkan komunikasi
dan koordinasi yang baik Melakukan asuhan keperawatan
Mengoptimalkan kepada pasien pada kasus-kasus
secara menyeluruh dengan
kesehatan dan semua spesifik penyakit, antara
tenaga kesehatan. lain :
keselamatan penderita
2. Optimalisasi sarana yang 1. Interna
dengan melibatkan
ada sehingga efektif dan 2. Bedah
pelayanan kesehatan
efisien. 3. Obygin
secara professional 4. Neurologi
3. Membangun sumber daya
manusia yang mampu 5. Urologi
6. Orthopedic
memberikan pelayanan
7. THT
kesehatan dalam lingkup 8. Pediatrik
semua spesifik penyakit. 9. Kulit
10. Jiwa
Rencana Harian
Ketua Tim
Waktu Kegiatan Keterangan

07.00 - Melakukan operan (timbang terima) dari perawat shift malam ke perawat shift pagi.  
- Pre conference dilakukan bersama dengan 7 perawat lainnya
- Membimbing makan dan memberi obat pasien
08.00  Tn. T , tindakan pemberian Nebulizer ventolin 1 A + NaCl 1 cc  

 Ny.R , tindakan pelaksanaan edukasi terkait prosedur operasi SC


 Tn. D , tindakan melakukan observasi TTV setiap 8 jam

09.00 - Supervise perawat (dapat diatur sesuai dengan kondisi dan kebutuhan)  
- Melakukan supervise pada ketua tim/perawat pelaksana.
PP 1 : Ns. Dina dengan tindakan pemberian Nebulizer ventolin 1 A + NaCl 1 cc dan injeksi.
PP 2 : Ns. Siska dengan tindakan pelaksanaan edukasi terkait prosedur operasi SC
PP 3 : Ns. Fauziana dengan tindakan pemberian terapi nebulizer ventolin 1 cc = NaCl 1 cc/ 8 jam dan teknik nafas dalam serta batuk efektif
PP 4 : Ns. Rahmawati dengan tindakan injeksi ketorolac 30 mg untuk mengurangi nyeri

10.00 Memimpin kebutuhan terapi pasien yang telah dijadwalkan.  

11.00  Tn. D , tindakan pemberian terapi nebulizer ventolin 1 cc = NaCl 1 cc/ 8 jam dan teknik nafas dalam serta batuk efektif  

 Ny. S , tindakan injeksi ketorolac 30 mg untuk mengurangi nyeri


 Tn. T , tindakan adalah dilakukannya injeksi
12.00 - Membimbing makan dan memberi obat pasien  
- Ishoma
13.00 - Post conference dan menulis dokumentasi  
- Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
- Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan (timabang terima)  
Rencana Harian
Perawat Pelaksana
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 14.00 21.00 - Melakukan operan (timbang terima) dari perawat shift malam ke perawat shift pagi.  
- Pre conference dilakukan bersama dengan 7 perawat lainnya
- Membimbing makan dan memberikan obat (dinas pagi)

08.00 15.00 22.00  Tn. T , tindakan pemberian Nebulizer ventolin 1 A + NaCl 1 cc  

 Ny.R , tindakan pelaksanaan edukasi terkait prosedur operasi SC


 Tn. D , tindakan melakukan observasi TTV setiap 8 jam

09.00 16.00 23.00  Tn. T , tindakan Injeksi  

 Tn. D , tindakan pemberian terapi nebulizer ventolin 1 cc = NaCl 1 cc/ 8 jam

10.00 17.00 00.00  Ny. S , tindakan injeksi ketorolac 30 mg untuk mengurangi nyeri  

11.00 18.00 05.00  Tn. D , tindakan pendidikan kesehatan mengajarkan teknik nafas dalam dan batuk  

efektif

12.00 19.00   - Membimbing makan dan memberi obat pasien  


- Istirahat

13.00 20.00 06.00 - Post conference dan menulis dokumentasi  

14.00 21.00 07.00 Operan (timabang terima)  


Dokumentasi
Rencana Harian
Perawat Pelaksana
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Operan TIM
Pre conference
08.00 Tn. T (34 tahun) Ns. Dina
Dx : pola nafas tidak efektif
- Memonitor pemberian oksigen 3 lpm
- Nebulizer ventolin 1 A + NaCl 1 cc
Ny. R (39 tahun) Ns. Siska
Dx : Kecemasan
- Menjelaskan tentang prosedur operasi SC
Tn. D (50 tahun) Ns. Fauziana
Dx : bersihan jalan nafas tidak efektif
- Observasi TTV tiap 8 jam
- Mengantar foto rongent thorax
09.00 Tn. T (34 tahun) Ns. Dina
Dx : pola nafas tidak efektif
- Injeksi
Tn. D (50 tahun) Ns. Fauziana
Dx : bersihan jalan nafas tidak efektif
- Berikan terapi nebulizer ventolin 1 cc = NaCl 1 cc/ 8 jam
Waktu Kegiatan Keterangan

10.00 Ny. S (28 tahun) Ns. Rahmawati


Dx : nyeri akut
- Injeksi ketorolac 30 mg

11.00 Tn. D (50 tahun) Ns. Fauziana


Dx : bersihan jalan nafas tidak efektif
- Ajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif

12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien TIM


Ishoma

13.00 Post conference dan menulis dokumentasi TIM

14.00 Operan (timbang terima) TIM


Pengorganisasian
Daftar Dinas Ruangan Rawat Inap : Ruang Melati
No Nama Nama Nama PP Pagi Sore Malam
Pasien Dokter Katim (TIM I) 3/5 2021 3/5 2021 3/5 2021
1 Tn. D Dr. Fahmi Ns.O Ns.Fauziana Ns.Fauziana Ns.Rahmadia Ns.Vernanda
2 Tn.T Dr. Fahmi Ns.O Ns. Dina Ns.Fauziana Ns.Rahmadia Ns.Vernanda
3 Ny.R Dr. Fahmi Ns.O Ns.Siska Ns.Siska Ns.Sondang Ns.Vernanda
4 Ny.S Dr. Fahmi Ns.O Ns.Rahmawati Ns.Siska Ns.Rahmadia Ns.Zahra
5 Nn. A Dr.Melia Ns.O Ns.Rahmadia Ns. Dina Ns.Sondang Ns.Vernanda
6 Ny.G Dr. Melia Ns.O Ns.Sondang Ns. Dina Ns.Rahmadia Ns.Zahra
7 Ny.M Dr.Melia Ns.O Ns.Vernanda Ns.Rahmawati Ns.Sondang Ns.Zahra
8 Nn.U Dr.Melia Ns.O Ns.Zahra Ns.Rahmawati Ns.Sondang Ns.Zahra
(TIM II)
Pengarahan
Kegiatan delegasi Supervisi

1. Wawancara : menurut 1. Wawancara : supervise


Karu, didapatkan informasi telah dilaksanakan secara
bahwa pendelegasian tertib, namun dengan form
diruangan sudah dilakukan seadanya.
secara lisan, namun dengan 2. Observasi : format dan
form-form seadanya. media supervisi diruangan
2. Observasi : format tidak ada. Dokumentasi
pendelegasian diruangan supervise dilakukan secara
tidak ada. manual.
3. Masalah : belum optimalnya 3. Masalah : belum
penerapan pendelegasian optimalnya penerapan
dalam penerapan metode supervisi dalam penerapan
MPKP. metode MPKP
Komunikasi efektif
Motivasi kepada
perawat
1. Wawancara : Menurut kasus,
1. Wawancara : menurut Karu, didapatkan informasi bahwa
didapatkan informasi bahwa komunikasi perawat dalam
peningkatan motivasi sebenarnya memberikan asuhan keperawatan
telah terlaksana dengan baik oleh kurang memuaskan. Asuhan
rumah sakit, secara langsung keperawatan yang didokumentasikan,
maupun tidak langsung. diberitahukan pada saat timbang
2. Observasi : tingkat kepatuhan terima pasien dan ditindak lanjuti oleh
perawat dalam melakukan cuci perawat yang bertugas pada shift
tangan masih sangat rendah dan berikutnya.
tingkat kepuasan pasien masih 2. Observasi : komunikasi antara staff
rendah karena perilaku caring sesuai dengan jalur. Timbang terima
perawat masih kurang dilakukan sebanyak 3 kali setiap
3. Masalah : Motivasi yang diberikan pergantian shift, dan sudah dilakukan
tidak sepenuhnya ditangkap dan validiasi ke ruangan pasien setiap
diterapkan perawat pelaksanaan timbang terima.
3. Masalah : -
Pengendalian
Program pengendalian mutu Pelaksanaan SOP dan SAK

1. Wawancara : menurut Karu, 1. Wawancara : menurut Karu, asuhan keperawatan


sudah terbentuk tim yang diberikan sudah mengacu pada Standar
pengendalian mutu, tetapi Legend
Asuhan Keperawatan (SAK) yang sudah
ditetapkan. Namun SAK yang ada diruangan juga
pelaksaannya masih belum belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di
optimal. ruangan. Lalu, diruangan telah memiliki SOP yang
2. Observasi : Belum ada cukup, namun SOP tersebut masih perlu
sistem pelaporan dan format ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam
pengendalian di ruangan tidak tahap revisi.
ada. 2. Observasi : SOP sudah ada dan dalam tahap
3. Masalah : sistem revisi, SAK di ruangan tidak ada. Dokumentasi
dilakukan secara manual.
pengendalian mutu belum
3. Masalah : SOP dan SAK belum lengkap.
optimal
Perhitungan Tempat Tidur Terpakai (BOR)
Legend
1. Dalam kasus, ruang melati memiliki BOR
60%
2. Masalah : Kurang dari standar nasional BOR
Pengkajian Pilar 2
Proses Rekruitmen Tenaga Orientasi
Perawat di RS Lekas Kerja
Sembuh

- Kepala ruangan, ketua tim, dan Ruang Melati menerapkan


perawat pelaksana di ruang melati metode penugasan Tim,
sudah berkualifikasi Ners timbang terima dilakukan
- Mempunyai pengalaman kerja sebanyak 3 kali setiap
minimal 2 tahun
-
pergantian shift, dan sudah
Sehat jasmani dan rohani
- Pernah mengikuti pelatihan seperti dilakukan validiasi ke ruangan
manajemen bangsal, pelatihan pasien setiap pelaksanaan
model praktik keperawatan timbang terima.
profesional, komunikasi
keperawatan
- Lulus tes tulis dan wawancara
Pengembangan
Penilaian Kerja Tenaga Perawat

SAK yang ada diruangan juga belum Jumlah perawat di ruang Melati
mencangkup 8 besar penyakit yang ada di
yaitu 8 orang termasuk kepala
ruangan, form-form dan media supervisi,
penerimaan pasien baru, dan discharge ruangan dan semua sudah
planning juga belum ada. Dokumentasi yang berkualifikasi Ners. Ruang
dilakukan perawat dilakukan secara manual, Melati telah memiliki SOP
masih banyak yang tidak lengkap, penulisan yang cukup, namun SOP
askep juga banyak yang tidak tepat, dan tersebut masih perlu
SBAR belum terlaksana. Selain itu, tingkat ditambahkan dan beberapa SOP
kepatuhan perawat dalam melakukan cuci
masih dalam tahap revisi.
tangan masih sangat rendah dan tingkat
kepuasan pasien masih rendah karena
perilaku caring perawat masih kurang.
Pengkajian Pilar 3
Pada pelaksanaan nya
hubungan professional secara
interal artinya hubungan yang
terjadi antara pembentuk
pelayanan kesehatan misalnya
antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim
kesehatan dan lain–lain.
Sedangkan hubungan
professional secara eksternal
adalah hubungan antara
pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
• Pada kasus Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk kepala
ruangan dan semua sudah berkualifikasi Ners. Sedangkan Komposisi
tenaga non keperawatan di ruang Melati tidak ada staff khusus, seperti
admission, cleaning service, ahli gzi, namun strukturnya menjadi satu
dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh.
• Ruang Melati menerapkan metode penugasan Tim, timbang terima
dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan
validiasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima. Hubungan
profesional terjadi antara perawat dengan perawat atau kepala ruangan
dengan perawat melalui timbang terima.
• Ronde keperawatan dilakukan oleh kepala perawat, katim dan perawat
pelaksana yang semua sudah berkualifikasi ners dalam membahas
masalah keperawatan pada pasien dengan total care, partial care dan self
care.
Peran Masing-masing Anggota Tim
Peran Perawat Primer dan
Perawat Associate
• Menjelaskan data pasien yang • Menjelaskan hasil yang didapat.
mendukung masalah pasien. • Menjelaskan rasional (alasan ilmiah)
• Menjelaskan diagnosis keperawatan. tindakan yang diambil.
• Menjelaskan intervensi yang • Menggali masalah-masalah pasien yang
dilakukan. belum terkaji

Peran Perawat
Konselor
• Memberikan justifikasi • Mengarahkan dan koreksi
• Memberikan reinforcement • Mengintegrasikan konsep dan teori
• Memvalidasi kebenaran dari masalah yang telah dipelajari
dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
Kasus:

RS Lekas Sembuh adalah rumah sakit umum swasta kelas C dengan kapasitas 86 tempat tidur yang
sudah melayani pasien dengan BPJS sejak tahun 2014. Ruang Melati merupakan salah satu ruang rawat
inap yang merawat semua spesifikasi penyakit (Interna, Bedah, Obygin, Neurologi, Urologi, Orthopedic,
THT, Pediatrik, Kulit, dan Jiwa) dengan kapasitas 14 tempat tidur. Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8
Orang termasuk kepala ruangan dan semua sudah berkualifikasi Ners. Komposisi tenaga non keperawatan
di ruang Melati tidak ada staff khusus, seperti admission, cleaning service, ahli gzi, namun strukturnya
menjadi satu dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh. Ruang Melati memiliki BOR 60%, rata
rata kategori klien yang dirawat adalah 1 orang total care, 4 orang partial care dan 3 orang self care, & hari
kerja efektif adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu). Ruang Melati menerapkan metode penugasan Tim,
timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validiasi Ke ruangan
pasien setiap pelaksanaan timbang terima. Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP
tersebut masih perlu ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. SAK yang ada diruangan
juga belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-form dan media supervisi, penerimaan
pasien baru, dan discharge planning juga belum ada. Dokumentasi yang dilakukan perawat dilakukan secara
manual, masih banyak yang tidak lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum
terlaksana. Selain itu, tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan
tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang. Sementara rumah sakit
swasta di sekitar RS Lekas Sembuh cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah baik dan memiliki
sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
Pengkajian
Kepala
Ruangan

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pilar 1 : Manajemen Approach
No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
Fungsi Perencanaan
1 Merencanakan jumlah, jenis dan mutu tenaga perawatan, serta tenaga lain √
sesuai kebutuhan ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya

2. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan √


sebagai penunjang tercapainya pelayanan diruang rawat yang berada di
wilayah tanggung jawabnya
3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang akan diselenggarakan √
sesuai kebutuhan klien
4 Merencanakan pembinaan dan pengembangan karier ketua tim dan √
perawat pelaksana melalui pendidikan serta latihan berjenjang
5. Merencanakan penambahan peralatan keperawatan sesuaidengan √
kebutuhan ruangan
Pilar 1 : Manajemen Approach
6. Merencanakan pengadaan SAK dan SOP minimal 10 √
kasusbesar di ruangan untuk diterapkan oleh seluruh ketua tim
dan perawat pelaksana

7. Merencanakan penilaian kualitas pelayanan keperawatan di √


ruangan dengan menggunakan indikator mutu seperti BOR,
ALOS, NDR, GDR dan TOI

8. Merencanakan pertemuan rutin dengan ketua tim dan perawat √


pelaksana secara terjadwal

9. Merencanakan supervise keperawatan kepada ketua tim dan √


perawat pelaksana secara terjadwal

10. Menyusun permintaan kebutuhan rutin, alat, obat dan bahan √


yang diperlukan di unit rawat inap
Pilar 1 : Manajemen Approach
Fungsi Pengorganisasian
1. Membuat struktur organisasi ruangan yang dapat menunjang pelaksanaan √
pelayanan keperawatan (Misal: Metode Primer)
2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga √
lainnya di ruang rawat yang berada dalam wilayah tanggung jawabnya
sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku

3. Mengembangkan struktur organisasi dengan menggunakan model √


pendekatan lini dan staf
4. Menyampaikan aspirasi perawat di ruangan yang menjadi tanggung √
jawabnya melalui bidang keperawatan atau komite keperawatan
5. Melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruangan yang √
menjadi tanggung jawabnya
6. Sistem perhitungan tenaga perawat yang digunakan adalah standar √
Depkes, Gillies atau Douglas
Pilar 1 : Manajemen Approach
Fungsi Kepersonaliaan

1. Berperan dalam pelaksanaan seleksi penerimaan tenaga √


keperawatan sesuai jumlah dan jenis tenaga yang
dibutuhkanrumah sakit

2. Memberikan program orientasi kepada tenaga perawatan √


baru atau tenaga lainnya yang akan bekerja di ruang rawat
yang menjadi tanggung jawabnya.
Pilar 1 : Manajemen Approach
Fungsi Pengarahan

1. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan √


untuk melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai ketentuan standar

2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan carabekerjasama √


dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan keperawatan di
ruang rawat tersebut

3. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu √


dalam keadaan siap pakai

4. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventaris dalam unit kerjanya √


Pilar 1 : Manajemen Approach
5. Mempertahankan dan meningkatkan sistem pencatatan danpelaporan √
tenatng perkembangan klien dan kegiatan lain yang dilakukan secara
tepat dan benar.

6. Melakukan pendelegasian secara tertulis sesuai standar jika sedang √


bertugas keluar atas kepentingan kedinasan

7. Memotivasi perawat dengan dukungan positif untuk meningkatkan √


semangat kerja

8. Melakukan penyelesaiaan konflik antar staf perawatan secara persuasif √

9. Melakukan supervise secara berkala sesuai jadwal dan ata sewaktu- √


waktu kepada ketua tim dan perawat pelaksana
Pilar 1 : Manajemen Approach
Fungsi pengendaliaan

1. Melaksanakan penilaian kinerja perawat secara berkala √

2. Mengendalikan pelaksanaan peraturan/tata tertib pelayanan √


keperawatan yang berlaku di ruangan

3. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan secara √


efektif dan efisien.

4. Menilai mutu pelayanan keperawatan dengan melakukan √


audit dokumentasi keperawatan di ruangan
Pilar 1 : Manajemen Approach
5. Melakukan penilaian kualitas pelayanan rumah sakit di ruangan √
yang menjadi tanggung jawabnya dengan menggunakan indikator
mutu seperti BOR, ALOS, NDR, GDR, dan TOI

6. Menampung dan menanggulangi usul dan keluhan tentang √


masalah-masalah tenaga perawatan dan pelayanan

7. Mengklarifikasi / mengelompokkan klien di ruang rawat menurut √


tingkat kegawatan, infeksi dan noninfeksi untuk memudahkan
perawatan.
Pilar 2 : Compensatory Reward
No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan

Ya Tidak
1. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan karier √
tenagaperawatan melalui pendidikan dan latihan berjenjang

2. Mengupayakan dan memperhatikan kesejahteraan √


tenagaperawatan dan tenaga lain yang berada di bawah
tanggung jawabnya untuk meningkatkan semangat kerja

3. Memberikan reward bagi perawat dengan kinerja baik/berprestasi √

4. Memberikan punishment bagi perawat dengan kinerja kurang baik √


Pilar 3 : Profesional Relationship
No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
1. Menggunakan komunikasi terbuka antar kepala ruangan √
dengan ketua tim atau staf perawat pelaksana
2. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana √
keperawatan dan tenaga perawatan lainnya yang berada di
wilayah tanggung jawabnya

3. Mengadakan kerjasama dan memelihara hubungan baik √


dengan kepala ruang rawat lainnya, kepala bidang,
kepalabagian, kepala instalasi dan jajaran direksi rumah sakit

4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara √


petugas, klien, keluarga sehingga memberi ketenangan
Pilar 3 : Profesional Relationship
5 Mengadakan pendekatan kepada tiap klien yang dirawat untuk √
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya

6. Menjaga perasaan klien agar merasa aman dan terlindungi selama √


pelaksanaan pelayanan berlangsung

7. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama √


pelaksanaan pelayanan berlangsung

8. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang √


rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Pilar 4 : Patient Care Delivery
No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan

Ya Tidak
1. Menerapkan pemberian asuhan keperawatan sesuai standar √
(SAK, dan SOP) yang ada di ruangan

2. Mengembangkan model praktik keperawatan professional √


(MPKP) sesuai dengan SDM yang ada (Misalnya: Metode
Primer)

3. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap klien dalam batas √


wewenangnya

4 Mendampingi visite dokter untuk memeriksa klien dan √


mencatat program pengobatan serta menyampaikan kepada
staf untuk melaksanakannya
Pengkajian
Perawat
Pelaksana

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan

Ya Tidak
1. Mempersiapkan dan memelihara kebersihan ruang rawat √
danlingkungannya
2 Menerima klien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang √
berlaku
3 Memelihara peralatan perawatan medis agar selalu dalam keadaan √
siap pakai.
4 Melaksanakan program orientasi kepada klien tentang ruangrawat √
inap dan lingkungannya, peraturan/tata tertib yang berlaku,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari

5 Menciptakan hubungan kerja sama yang baik (therapeuticrelationship) √


dengan klien dan keluarganya
6 Mengkaji kebutuhan dan masalah klien sesuai standar √
7 Menyusun rencana keperawatan sesuai standar √
8 Memberikan intervensi keperawatan kepada klien sesuaikebutuhan dengan √
cara:
a. Memberikan rasa aman kepada klien yang meliputi mencegah terjadinya
bahaya kecelakaan, luka, komplikasi khususnya kepada klien yang mengalami
gangguan kesadaran.
b. Melaksanakan tindakan pengobatans esuai dengan program pengobatan.
c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga mengenai
penyakitnya.

9 Melaksanakan tindakan rehabilitasi klien agar dapat segera mandiri √

10 Membantu merujuk klien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan √


kesehatan lain yang lebih mampu untukmemenuhi kebutuhan kesehatan atau
menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya

11 Melakukan pertolongan pertama kepada klien dalam keadaan darurat secara √


tepat dan benar. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter penanggung jawab ruangan
12 Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan standar √

13 Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya melakukan tindakan √


yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut

14 Membantu petugas yang lain dalam memelihara lingkungan yang sehat √

15 Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan anggota tim √


kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan, dll) di unit
kerjanya

16 Membantu tim kesehatan dalam membahas kasus pelayanan √


keperawatan dan upaya peningkatan mutu di unit kerjanya

17 Melaksanakan tugas, pagi, sore, malam dan libur secara bergilir sesuai √
jadwal dinas

18 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar petugas, √


klien, dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan
19 Mengikuti pertemuan berkala yang dilaksanakan oleh kepala √
ruangan

20 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang √


keperawatan, misalnya melalui pertemuan ilmiah

21 Melaksanakan dan memelihara sistem pencatatan dan √


pelaporan pelayanan keperawatan yang tepat dan benar,
sehingga tercipta suatu sistem informasi yang dapat
dipercaya/akurat

22 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti √


secara lisan mupun tertulis saat pergantian dinas

23 Melaksanakan perawatan klien yang dalam keadaan sakaratul √


maut dan merawat jenazah sesuai prosedur dan peraturan
yang berlaku
24 Menyiapkan klien yang pulang, meliputi: √
a. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administratif, seperti:
• Surat izin pulang
• Surat keterangan istirahat rumah sakit
• Petunjuk diet
• Resep obat untuk dirumah jika diperlukan
• Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
• Surat keterangan lunas pembayaran dan lain- lain
b. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada kilien dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan klien mengenai :
• Diet
• Pengobatan yang
• perlu dilanjutkan dan cara Penggunaannya
• Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, Puskesmas, atau istitusi pelayanan kesehatan lainnya.
• Cara hidup sehat seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi, atau bahan pengganti sesuai
dengan keadaan social ekonomi.
c. Melatih klien menggunakan alat bantu yang dibutuhkannya, seperti:
• Rolstoel
• Tonggal penyangga
• Protesad.
d. Melatih klien melaksanakan tindakan keperawatan di rumah, misalnya:
• Merawat luka
• Melatih anggota gerak
• Pengaturan diete.
e. Mengantar klien yang akan pulang sampai di pintu keluar ruang perawatan.

25 Memegang teguh rahasia jabatan √

Anda mungkin juga menyukai