Anda di halaman 1dari 12

AGEN

KONSERVASI
Kelompok 9
Anggota :

Siti Lisa Syahrul Wafa Yazid Rizky


Bitasmi’ah Hilalunnaja Batubara

4101420151 4101420157 4611420072


Hakikat Agen Konservasi
Agen konservasi atau kader konservasi adalah
seseorang yang memiliki pengetahuan, sikap,
dan keterampilan tentang konservasi yang
secara sukarela bersedia dan mampu
menggerakkan masyarakat untuk ikut serta
dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan pencapaian tiga pilar konservasi.
Pembentukan agen atau kader konservasi dapat ditempuh melalui
penunjukan maupun proses pendidikan/pelatihan. Ibarat tunas, para
agen konservasi ini diharapkan dapat tumbuh dan berkembang
menyinari kehidupan masyarakat agar masyarakat dapat mencintai
kehidupan, peradaban, kebudayaan, serta memelihara lingkungan di
mana mereka hidup .
Keberadaan agen konservasi difungsikan sebagai pelopor dan
penggerak praktik-praktik konservasi serta berperan aktif
dalam menumbuhkembangkan upaya-upaya konservasi di
tengah-tengah masyarakat. Atas dasar fungsi yang dimilikinya,
agen atau kader konservasi harus dijaga motif dan
kemampuannya agar dapat melakukan praktik-praktik
konservasi yang bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan
maupun memperkuat fungsi bumi sebagai tempat kehidupan
manusia yang bermartabat .
Peran Agen Konservasi
Ada beberapa peran yang disematkan bagi seseorang yang dinobatkan sebagai
agen konservasi. Peran tersebut meliputi inisiator, motivator, fasilitator,
dinamisator, dan teladan. 

a. Inisiator
Agen konservasi diharapkan dapat menjadi sumber ide/pemikiran
konservasi yang bermanfaat melalui kepekaan dan pengetahuannya
terhadap kondisi dan permasalahan praktik-praktik konservasi saat ini.
Seseorang yang menjadi agen konservasi harus memiliki inisiatif nyata
yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup,
misalnya berinisiatif mendirikan tempat pengelolaan sampah, membantu
masyarakat dalam mengelola sampah secara benar, membangun
kesadaran masyarat untuk mencintai lingkungan, menggunakan air
secara hemat, dan lainnya. 
b. Motivator
Agen konservasi pada peran ini diharapkan mampu
membangkitkan semangat/motivasi dan dorongan kepada
masyarakat untuk mengetahui, memahami, serta menyadari
pentingnya konservasi serta penerapan prinsip-prinsip konservasi
dalam aspek kehidupan. Dalam hal ini, agen konservasi harus
selalu mendorong masyarakat untuk bertindak nyata dalam
memelihara lingkungan, membersihkan lingkungan, dan tidak
melakukan hal-hal yang merusak lingkungan sebagai penopang
kehidupan manusia.
c. Fasilitator
Dalam penerapan prinsip-prinsip konservasi, agen konservasi berperan sebagai
fasilitator/pendamping kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi setempat maupun
kegiatan yang diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat. Dalam hal ini, agen
konservasi dapat berperan mendampingi masyarakat untuk mengelola lingkungan
dengan benar, memberikan sumbang saran untuk pemberdayaan masyarakat cinta
lingkungan, dan sebagainya.

d. Dinamisator
Permasalahan konservasi yang makin meningkat dan kompleks
menempatkan agen konservasi sebagai insan yang bergerak lebih awal dan
tampil di depan untuk mengambil bagian dalam pemecahan permasalahan
yang terjadi. Dalam konteks ini, agen konservasi diharapkan dapat berperan
secara dinamis sebagai mitra aktif dan sejajar bagi berbagai unit yang
memiliki konsentrasi praktik-praktik konservasi dalam kerangka menyikapi
kondisi yang ada. Agen konservasi dalam hal ini bisa menggerakkan
masyarakat dalam memelihara lingkungan dan menciptakan suasana penuh
kegembiraan agar masyarakat mencintai lingkungan di mana mereka tinggal.
e. Teladan atau Model
Peran yang paling berat bagi agen konservasi adalah menjadi
teladan atau model bagi masyarakat dalam kaitan dengan
implementasi tiga pilar konservasi. Menjadi teladan merupakan
pekerjaan berat, karena ucapan, sikap, dan perilaku agen
konservasi harus mencerminkan indikator pelaksanaan tiga pilar
konservasi. Salah sedikit dalam bertutur kata, dalam bersikap, dan
berperilaku akan membawa dampak buruk bagi dirinya maupun
bagi UNNES sebagai lembaga yang memiliki visi konservasi.
Kepercayaan masyarakat akan tumbuh dengan baik manakala agen
konservasi dapat dipercaya melalui ucapan, sikap, dan
perbuatannya. 
Pemberdayaan
Agen Konservasi
Untuk mewujudkan peran agen konservasi maka perlu dilakukan
pemberdayaan kepada mahasiswa sebagai agen konservasi.
Pemberdayaan dilakukan oleh dosen, tenaga kependidikan,
mahasiswa yang lebih senior, dan pihak lain yang memiliki
kompetensi dan kapabilitas dalam merealisasikan 3 pilar konseravasi.
Agar bisa menjadi agen konservasi  yang andal, pemberdayaan
dimaksud mneliputi aspek pengetahuan, sikap, dan kebiasaan.
Singkatnya, mahasiswa harus tahu, bisa, dan terbiasa. Tahu artinya
mahasiwa sebagai agen konservasi mengetahui, paham, dan sadar
untuk berperan nyata sebagai agen konservasi. Untuk memperkuat
aspek pengetahuan ini, mahasiswa diwajibkan mengikuti mata kuliah
Pendidikan Konservasi.
Bisa dalam arti mahasiswa dapat dan terampil mempraktikkan perilaku
konservasi di kampus maupun di luar kampus. Misalnya, mahasiswa diajari untuk
mengolah sampah secara benar, menemukan sumber energi berbasis biogas, menjadi
teladan dalam aktivitas hemat energi, dan lainnya.
Terbiasa dalam arti mahasiswa dikondisikan untuk terbiasa menunjukkan sikap
dan perilaku konservasi dalam diri mahasiswa, kapan pun, dimana pun, dan dalam
suasana apapun. Agar pembiasaan berjalan efektif, maka UNNES dalam hal ini UPT
Konservasi bersama fakultas, jurusan, dan program pascasarjana memfasilitasi
mahasiswa agar terbiasa bersikap dan berperilaku sesuai 3 pilar konservasi.
Kebiasaan-kebiasaan yang perlu ditumbuhkan diantaranya membuang sampah pada
tempatnya, menjaga kebersihan kampus, menanam pohon di kampus maupun di luar
kampus, menjaga kedisiplinan dalam mengikuti perkuliahan, biasa mematikan lampu
listrik ketika tidak digunakan, biasa menggunakan kertas seperlunya, biasa bersikap
jujur dalam mengerjakan tugas kuliah atau mengikuti ujian, dan lain sebagainya.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai