Anda di halaman 1dari 17

JALAN REL PADA

JEMBATAN
& 01

Nugroho Adi Sucipto 175060100111008


TEROWONGAN
Crescencia Bunga Datu 175060101111028
Balad Fachruda Al Machroja 175060100111018
Nabila 175060100111011
Aisyah Nadhila Dwi C. 175060107111029
Persyaratan Jembatan
Persyaratan Sistem
A. MATERIAL UNTUK STRUKTUR JEMBATAN
• jembatan baja;
• jembatan beton;
02 • jembatan komposit.

B. SISTEM JEMBATAN HARUS MEMENUHI PERSYARATAN BERIKUT


• beban gandar;
• lendutan;
• stabilitas konstruksi;
• ruang bebas.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


C. PEMBEBANAN YANG
DIGUNAKAN DALAM
1 Rehearse PERENCANAAN
• beban mati; STRUKTUR
• beban hidup;
• beban kejut;
Talk naturally • beban horizontal:
• beban sentrifugal;
Slow down 03
• beban lateral kereta;
• beban rem dan traksi;
Pause for emphasis • beban rel panjang longitudinal.
• beban angin;
• beban gempa;
• beban air;
• beban tanah aktif.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


E. STABILITAS
D. LENDUTAN
Lendutan didefinisikan sebagai 1. jembatan bagian atas
besaran penyimpangan kekuatan konstruksi diperhitungkan dari
jumlah pembebanan dan
(deflection) yang tidak boleh
kombinasi pembebanan.
melebihi persyaratan koefisien
2. jembatan bagian bawah
terhadap panjang teoritis. kapasitas daya dukung tanah dan kekuatan
konstruksi yang diperhitungkan dari
jumlah kombinasi pembebanan yang
terdiri dari beban-beban vertikal jembatan
F. TINGGI JAGAAN (FREE BOARD)
bagian atas, beban horisontal (gempa,
Untuk perencanaan jembatan di atas sungai, angin, tekanan tanah, tekanan air), dan
harus memperhitungkan momen guling.
tinggi jagaan minimal 1,0 meter dibawah 3. Metode perhitungan
gelagar jembatan paling bawah • Metode desain tegangan ijin (Allowable Stress
terhadap muka air banjir rencana. Design);
• Metode faktor beban (Limit State Design)

04 Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


Persyaratan Jembatan
Persyaratan Komponen
A. KOMPONEN JEMBATAN
• Konstruksi jembatan bagian atas;
• Konstruksi jembatan bagian bawah;
05
• Konstruksi pelindung.

B. PERSYARATAN KONSTRUKSI JEMBATAN BAGIAN ATAS DENGAN


• Tegangan (stress)
MATERIAL BAJA dan tegangan lelah (fatigue) yang timbul pada baja struktural lebih
kecil daripada tegangan yang diijinkan.
• Tegangan (stress) yang timbul pada baut dan paku keling / sumbat (rivet) lebih kecil dari
tegangan yang diijinkan.
• Tegangan tarik material las minimal sama atau lebih besar dari material yang
disambung.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


C. PERSYARATAN KONSTRUKSI JEMBATAN BAGIAN ATAS DENGAN MATERIAL
BETON
• Tegangan (stress) yang timbul pada beton lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan.
• Material tumpuan atau perletakan (bearing) pada abutment dan pilar dapat berupa
elastomer polyetelin atau bahan lainnya.
• Persyaratan material untuk elastomer polyetelin harus mengacu pada spesifikasi ASTM.
• Material baja prestressed harus memenuhi persyaratan ASTM.
• Tegangan yang terjadi pada kawat prestressed harus lebih kecil daripada tegangan yang
diijinkan.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


06
D. PERSYARATAN KONSTRUKSI JEMBATAN BAGIAN ATAS DENGAN MATERIAL
KOMPOSIT
• Persyaratan beton pada jembatan komposit harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan pada
jembatan beton.
• Persyaratan baja pada jembatan komposit harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan pada
jembatan baja.
• Material tumpuan atau perletakan (bearing) pada abutment dan pilar dapat berupa elastomer
polyetelin atau bahan lainnya. Persyaratan material untuk elastomer polyetelin harus mengacu
pada ASTM.
• Konektor geser (shear connector) dapat berfungsi sepenuhnya sebagai sarana pengikat material
pembentuk komposit menjadi satu kesatuan. Persyaratan material untuk shear connector harus
mengacu pada ASTM.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


07
E. PERSYARATAN KONSTRUKSI JEMBATAN BAGIAN BAWAH
• Kapasitas daya dukung tanah lebih besar dari beban yang diterima dengan faktor keamanan ≥
2,5.
• Tegangan (stress) yang timbul lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan.
• Nilai standar unit penurunan yang merupakan rasio penurunan terhadap gaya aksial dari struktur
atas dan struktur bawah jembatan, nilai maksimumnya harus sesuai dengan sebagaimana
dinyatakan ketentuan yang berlaku.

F. KONSTRUKSI PELINDUNG JEMBATAN


• pelindung abutment, pilar, tebing dari arus sungai;
• pengarah arus;
• pelindung tebing dari longsoran arah badan jalan.

G. PERSYARATAN KONSTRUKSI PELINDUNG JEMBATAN


• Mampu melindungi abutment, pilar, dan tebing sungai dari gerusan, benturan material bawaan
arus sungai (batu, batang kayu dan lain?lain).
• Mampu mengarahkan arus untuk konstruksi pengarah arus.
• Mampu melindungi abutment dari longsoran tebing sungai untuk konstruksi pelindung tebing dari
longsoran arah badan jalan.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


08
Persyaratan Terowongan
Persyaratan Sistem
A. Terowongan untuk kepentingan jalur kereta
• Terowongan pegunungan (mountaintunnel)
• Terowongan perisai (shieldtunnel)
• Terowongan gali timbun(cut and cover tunnel)

B. Konstruksi terowongan harus mempertimbangkan 09


sekurang-kurangnya beban beban berikut
• Beban tanah atau batuan diatasnya (overburden)
• Beban mati dan beban hidup
• Beban akibat tekanan air
• Beban gempa
• Beban lainnya.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


C. Sistem terowongan harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Ruang bebas
Memperhitungkan jenis sarana perkeretaapian yang dioperasikan
dan sistem balas(ballasted)atau tanpa balas(unballasted).
2. Geometri
Mempertimbangkan geometri jalan rel dan drainase dengan
kelandaian jalan rel dalam terowongan sekurang-kurangnya 1%
3. Beban gandar
Beban gandar kereta api sesuai dengan rencana sarana 10
perkeretaapian yang dioperasikan
4. Stabilitas konstruksi
5. Kedap air.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


Persyaratan Terowongan
Persyaratan Komponen
Terowongan Pegunungan

A. komponen terowongan pegunungan


• portal
• beton tembak (shotcrete)
• baja penyangga (steel support)
11
• baut batuan (rock bolt)
• dasar terowongan (invert)
• dinding
• fasilitas pendukung

B. Portal dirancang dengan memperhitungkan keadaan tanah / batuan,

ukuran penampang melintang, lokasi, dampak terhadap lingkungan dan

metode konstruksi portal.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


C. Beton tembak dirancang agar mampu berfungsi sebagai penyangga dengan
persyaratan berikut:
• Dapat terikat dengan permukaan batuan/tanah dan memiliki kekuatan lekat awal sehingga tidak terjatuh oleh beratnya sendiri.
• Dalam jangka panjang mampu mempertahankan kekuatan (strength), ketahanan (durability), kekedapan air (water tightness) dan
kelekatan (adherability) untuk mempertahankan stabilitas terowongan.
• Kuat tekan dasar beton tembak sekurang-kurangnya 18 N/mm2 (18 MPa) pada umur 28 hari dan kekuatan sekurang-kurangnya
8 N/mm2 (8 MPa) pada umur 1 (satu) hari.

12

D. Baja penyangga (steel support) dirancang agar mampu berfungsi sebagai


penyangga dengan persyaratan berikut:
• Mampu memikul batuan sekurang-kurangnya sebelum beton tembak dapat bekerja secara optimal.
• Baja penyangga (steel support) dilengkapi dengan kait (bracing) penyangga yang menghubungkan penyangga yang satu dengan
lainnya.
• Mutu material baja penyangga minimal setara SS 400 atau ASTM A709 grade 36.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


E. Baut batuan harus dirancang agar mampu berfungsi sebagai peyangga dengan persyaratan berikut:
• Kekuatan penjangkaran baut batuan harus lebih besar dari kekuatan tarik baut batuan itu sendiri.
• Kekuatan baut batuan diperhitungkan berdasarkan kebutuhan beban penyanggaan.
• Baut batuan dilengkapi dengan pelat tumpu (bearing plate) untuk menyalurkan gaya dari baut ke beton tembok
sehingga merupakan satu kesatuan penyangga.
• Mutu baut batuan sekurang-kurangnya mempunyai kekuatan tarik 200 kN atau spesifikasi ASTM.

F. Dasar terowongan (Invert) dirancang berdasarkan kekuatan desain


sekurang-kurangnya 18 N/mm2 (18 Mpa) pada umur 28 hari. 13

G. Dinding terowongan dirancang berdasarkan kekuatan desain


sekurang?kurangnya 18 N/mm2 (18 Mpa) pada umur 28 hari.

H. Fasilitas pendukung terowongan sekurang-kurangnya :


• sistem sirkulasi udara;
• jalan inspeksi/ruang penyelamatan.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


Terowongan Gali Timbun dan Perisai
A. Komponen terowongan gali timbun terdiri dari :
• Lining;
• Invert.
B. Fasilitas pendukung terowongan sekurang-kurangnya :
• jalan inspeksi / evakuasi;
• sistem sirkulasi udara;
• telepon darurat; 14
• peralatan informasi jenis tombol tekan (push button);
• pendeteksi api (fire detector);
• peralatan alarm darurat;
• pemadam api;
• papan petunjuk evakuasi;
• lampu penerangan.

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012


KERUSAKAN YANG SERING TERJADI
PADA JALAN REL PADA JEMBATAN
Kerusakan Penyebab
• Terdapat pertinggian di jembatan yang • Kesalahan pada waktu awal pemasangan bantalan
mengakibatkan laju KA di jembatan menjadi miring. kayu jembatan yang tidak mengukur pertinggian dan
• Jalan rel di jembatan tidak lurus. lebar jalur di jembatan.
• Lebar jalur di jembatan tidak beraturan atau tidak • Pemadatan balas / pemecokan yang dilakukan tidak
normal. maksimal sehingga masih ada rongga di
• Oprit jembatan dibawah bantalan beton balasnya bawahbantalan beton yang mengakibatkan genjotan.
kosong yang mengakibatkan genjotan apabila
dilewati KA.

15
KERUSAKAN YANG SERING TERJADI
PADA JALAN REL PADA JEMBATAN
Solusi
• Mengganjal bantalan kayu jembatan
dengan rubber pad agar pertinggian di
jembatan nol (0) atau seimbang.
• Melestreng atau menggeser jalan rel di 16
jembatan dengan merubah lubang alat
penambat tirepon agar jalan rel terlihat
lurus.
• Melakukan angkatan dan pemadatan /
pemecokan bantalan beton di oprit
jembatan.
TERIMA KASIH 17

Anda mungkin juga menyukai