Anda di halaman 1dari 28

BAHAN DISEMINASI SISTEM MANAJEMEN JALAN

SURVAI KONDISI JALAN

DIREKTORAT BINA PROGRAM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DATA DAN SURVEI KONDISI JALAN ( SKJ)

MAKSUD DAN TUJUAN


Survei kondisi jalan disingkat SKJ(Road Condition Survey, RCS) adalah
untuk mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian jalan yang mudah
berubah : baik untuk jalan aspal maupun untuk jalan tanah/krikil. Sesuai
kebutuhan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan
jalan.

Hasil survei kondisi jalan bersama dengan hasil survei jalan lainnya serta
perhitungan lalu-lintas digunakan untuk penyusunan rencana dan program
pembinaan jaringan jalan dan sebagai masukan dalam sistem perencanaan
teknis jalan.

BATAS DAN PENGERTIAN


Survei kondisi jalan dilakukan setahun sekali, berdasarkan data titk
referensi. Untuk pelaksanaan survei kondisi jalan pada jalan aspal agar
diusahakan bersamaan waktunya dengan survai kekasaran permukaan
jalan, sehingga hasil keduanya dapat saling melengkapi.
PENGERTIAN DAN FORMULIR

BATAS DAN PENGERTIAN


Survei kondisi jalan dilakukan setahun sekali, berdasarkan data titk
referensi. Untuk pelaksanaan survei kondisi jalan pada jalan aspal agar
diusahakan bersamaan waktunya dengan survai kekasaran permukaan
jalan, sehingga hasil keduanya dapat saling melengkapi.

FORMULIR SURVAI KONDISI JALAN


- Formulir untuk jalan aspal
- Formulir untuk jalan tanah dan kerikil.

FORMULIR PENUNJANG
Fomulir yang digunakan oleh petugas untuk mencatat hasil pengamatan
kondisi secara visual dari dalam kendaraan
- Untuk jalan aspal
- Untuk jalan krikil/tanah
INFORMASI YANG DI DATA
( UNTUK JALAN ASPAL )
PERKERASAN JALAN BAHU, SALURAN SAMPING DAN
LAIN-LAIN
Permukaan Perkerasan Kondisi Bahu
- Susunan Permukaan Bahu
- Kondisi/keadaan Kondisi Saluran Samping
- Penurunan Kerusakan Lereng
- Tambalan Trotoar
Retak-retak
- Jenis Retak
- Lebar Retak
- Luasan Retak
Kerusakan Lainnya
- Jumlah Lubang
- Ukuran Lubang
- Bekas Roda
- Kerusakan Tepi
FORMULIR UNTUK JALAN ASPAL
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK 1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./….

Propinsi No Dikerjakan oleh


No : Status Nama
Nama : IGI
RUAS Cab Dinas Nama
Dari Km ke KM Kab / Kod Tanda Tangan

Permukaan Perkerasan Retak - retak Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain

Susunan Jenis Jumlah Lubang KR KONDISI BAHU KS

1 Baik / Rapat 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1

2 Kasar 2 Tidak berhubungan 2 <10/km 2 Baik / Rata 2

3 Saling berhubungan 3 10 - 50/km 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3


Kondisi /Keadaan (Bidang luas)
4 Saling berhubungan 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4
1 Baik/tidak ada (Bidang Sempit)
Kelainan
2 Aspal berlebihan Lebar Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN

3 Lepas-lepas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1


4 Hancur 2 Halus < 1 mm 2 Kecil dangkal 2 Diatas permukaan jalan 2

3 Sedang 1 - 5 mm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3


% Penurunan Jalan
4 Lebar > 5 mm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
1 Tidak ada
5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2
% Tambahan
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
1 Tidak ada
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
2 < 10 % luas

3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN


4 > 30 % luas 1. Tidak ada 1 1 Tidak ada 1
2. Ringan 2 2 Lonsor / Runtuh 2
3. Berat 3
KR Trotoar KN
Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm 1 Tidak ada 1
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten
2 Baik / Aman 2

3 Berbahaya 3
FORMULIR PENUNJANG UNTUK JALAN ASPAL
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Lampiran 3
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Lembar : dari :

FORMULIR PENUNJANG SURVEI KONDISI JALAN ASPAL

No. Status : Propinsi No :


Nama :
Nama : Cab. Din
RUAS Kab/Kod Nama :
Dikerjakan oleh :
Dari Km : k e: Tanggal :
Tanda Tangan
Pembacaan Lereng Sal Bahu/ Bahu/ Sal Lereng
Odometer (Kiri) Samping Trotoar Perkerasan Trotoar Samping (Kiri)
(km) IV (kiri) (kiri) I (kanan) (Kanan) IV
III II/V II/IV III
.00 km

.80 km

.60 km

Sumbu
.40 km

.20 km

.0 km

LEGENDA :
I Perkerasan (Permukaan) II. Bahu IV. Longsor/Runtuh
1 Kasar 1. Bekas Roda /Erosi Ringan 1. Longsor / Runtuh
2 Aspal Berlebihan 2. Bekas Roda/Erosi Berat
3 Lepas-Lepas 3. Diatas Permukaan Jalan
4 Hancur 4. Rata dengan Permukaan Jalan
5 Penurunan 5. Dibawah Permukaan Jalan
6 Tambalan
7 Retak-Retak III. Saluran Samping V. Trotoar
8 Lubang 1. Tertutup 1. Berbahaya
9 Bekas Roda 2. Erosi
10 Kerusakan Tepi
SUSUNAN DAN KONDISI/KEADAAN
RETAK-RETAK

1. JENIS RETAK
2. LEBAR RETAKAN
3. LUAS RETAKAN

LUAS RETAKAN
Adalah luas bagian permukaan jalan yang mengalami retakan,
diperhitungkan secara prosentase terhadap luas permukaan segmen jalan
yang disurvei sepanjang 1 km
LUBANG DAN JUMLAH LUBANG

JUMLAH LUBANG
jumlah lubang yang terdapat pada permukaan jalan yang disurvei
sepanjang 1 km

UKURAN LUBANG
Adalah perkiraan ukuran lubang rata-rata yang mewakili pada
satu kilometer segmen jalan yang disurvei
KABANYAKAN LUBANG
DAN
LUBANG JADI KUMBANGAN
TAMBALAN

Tambalan adalah keadaan dari permukaan perkerasan dimana lubang-


lubang, penurunan dan retak-retak sudah diperbaiki dan diratakan dengan
material aspal dan batu atau agregat lain. Yang diperhitungkan adalah
prosentase luas bidang tambalan terhadap luas total permukaan jalan
sepanjang 1 km
BEKAS RODA
Bekas Roda ( Penurunan Akibat Beban Roda Kendaraan)/
Wheel Ruts
Penurunan yang terjadi pada suatu bidang permukaan jalan yang
disebabkan oleh beban roda kendaraan.

Pada ruas jalan dengan volume lalu lintas rendah, dimana kendaraan dapat
melaju ke beberapa arah maka penurunan akibat beban roda kendaraan
tersebut dapat berbentuk tonjolan dan lekukan yang tersebar secara luas
pada permukaan jalan tidak seperti bekas roda.
PERMUKAAN AMBLAS/DEFORMASI
KERUSAKAN TEPI PERKERASAN

kerusakan yang terjadi pada tepi perkerasan sehingga bentuk tepi


perkerasan tidak rata. Kerusakan ini diamati sampai selebar 25 cm dari tepi
perkerasan. Kerusakan tepi perkerasan biasanya terjadi pada daerah bahu
yang lunak yang telah mengalami penurunan atau erosi, atau disebabkan
oleh bekas roda kendaraan di luar tepi perkerasan.
KONDISI SALURAN SAMPING
Adalah kondisi saluran pembuang yang dapat mengumpulkan dan
mengalirnya air hujan dari atas permukaan perkerasan dan bahu jalan.
BAHU JALAN
1. KONDISI BAHU JALAN
2. POSISI BAHU JALAN TERHADAP PERMUKAAN JALAN
KERUSAKAN LERENG

KERUSAKAN LERENG
Kerusakan lereng yang ditinjau termasuk lereng yang mengalami
kelongsoran atau runtuh sampai penutup bahu atau permukaan jalan
serta kelongsoran lereng yang mengancam kerusakan badan jalan.
TROTOAR
Trotoar diperuntukan bagi pejalan kaki. Trotoar dapat tidak diperkeras atau
diperkeras dengan beton atau ditutup dengan ubin.
INFORMASI YANG DI DATA
( UNTUK JALAN TANAH/KERIKIL )
PERMUKAAN JALAN BAHU, SALURAN SAMPING DAN
LAIN-LAIN
Permukaan Perkerasan Kondisi Bahu
- Kemiringan Melintang Permukaan Bahu
- Penurunan Kondisi Saluran Samping
- Erosi Permukaan Kerusakan Lereng
- Tambalan
Kerikil/Batu
- Ukuran Terbanyak
- Tebal lapisan
- Distribusi
Kerusakan Lainnya
- Jumlah Lubang
- Ukuran Lubang
- Bekas Roda
- Kerusakan Tepi
VARIASI KONDISI JALAN TANAH/KERIKIL
FORMULIR UNTUK JALAN TANAH/KERIKIL
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK 1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN TANAH / KERIKIL LEMBAR KE……./…….DARI…./….

Propinsi No Dikerjakan oleh


No : Status Nama
Nama : IGI
RUAS Cab Dinas Nama
Dari Km ke KM Kab / Kod Tanda Tangan

Permukaan Perkerasan Kerikil/Batu Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain

Kemiringan Melintang Ukuran Terbanyak Jumlah Lubang KR KONDISI BAHU KS

1 Baik / Rapat 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1

2 Kasar 2 < 1 Cm 2 <10/km 2 Baik / Rata 2

3 1 - 5 Cm 3 10 - 50/km 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3


% Penurunan
4 > 5 Cm 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4
1 Tidak ada
5 Tidak Tentu
2 < 10 % luas Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN

3 10 - 30 % luas Tebal Lapisan 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1


4 > 30 % luas 1 Tidak ada 2 Kecil dangkal 2 Diatas permukaan jalan 2

2 < 5 Cm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3


Erosi Permukaan Jalan
3 5 - 10 Cm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
1 Tidak ada
4 10 - 20 Cm 5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
2 < 10 % luas permukaan jalan
3 10 - 30 % luas 5 > 20 Cm Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
4 > 30 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
Distribusi 2 lem dalam 2 Bersih 2

1 Tidak ada 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3

2 Rata 4 3 cm dalam 4 Erosi 4

3 Tidak Rata KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN


4 Gundukan memanjang 1. Tidak ada 1 1 Tidak ada 1
2. Ringan 2 2 Lonsor / Runtuh 2
3. Berat 3
KR Trotoar KN
1 Tidak ada 1
Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten 2 Baik / Aman 2

3 Berbahaya 3
FORMULIR PENUNJANG UNTUK JALAN TANAH
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Lampiran 3
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Lembar : dari :

FORMULIR PENUNJANG SURVEI KONDISI JALAN TANAH/KERIKIL

No. Status : Propinsi No :


Nama :
Nama : Cab. Din
RUAS Kab/Kod Nama :
Dikerjakan oleh :
Dari Km : k e: Tanggal :
Tanda Tangan
Pembacaan Lereng Sal Bahu/ Bahu/ Sal Lereng
Odometer (Kiri) Samping Trotoar Perkerasan Trotoar Samping (Kiri)
(km) IV (kiri) (kiri) I (kanan) (Kanan) IV
III II/V II/IV III
.00 km

.80 km

.60 km

Sumbu
.40 km

.20 km

.0 km

LEGENDA :
I Perkerasan (Permukaan) II. Bahu IV. Longsor/Runtuh
1 Cekung 1. Bekas Roda /Erosi Ringan 1. Longsor / Runtuh
2 Penurunan 2. Bekas Roda/Erosi Berat
3 Erosi Permukaan 3. Diatas Permukaan Jalan
4 Gundukan Memanjang 4. Rata dengan Permukaan Jalan
5 Lubang 5. Dibawah Permukaan Jalan
6 Bekas Roda
7 Bergelombang III. Saluran Samping V. Trotoar
1. Tertutup 1. Berbahaya
2. Erosi
FORMULIR SEJARAH PENANGANAN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
FORMULIR : 1B
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA LEMBAR KE……./…….DARI…./….
FORMULIR SURVEI INVENTARISASI JARINGAN JALAN - DATA SEJARAH

RUAS NO. DIKERJAKAN OLEH :


PROPINSI NO. NAMA :
NAMA : NAMA :
DARI PATOK KM N.I.P :
SEKSI NAMA : KOTA ASAL JARAK HARI BULAN TAHUN
KE PATOK KM TGL. :

LOKASI DATA SEJARAH PELAPISAN PERMUKAAN PELAPISAN PEMELIHARAAN


PELAPISAN PERMUKAAN PELAPISAN PEMELIHARAAN 1. BERAS
KM..KM 1 2 3 2. NACAS (LATASRUM)
TAHUN JENIS TEBAL TAHUN JENIS TEBAL TAHUN JENIS TEBAL JENIS TAHUN JENIS TAHUN JENIS TAHUN 3. BURTU, BURDA
DARI KE MM MM MM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 KODE JENIS PERMUKAAN PELAPISAN ULANG
0. TIDAK DIKETAHUI
1. TANAH
2. JAPAT
3. TELFORD MACADAM
4. BURTU
5. BURDA
6. PENETRASI MACADAM 1 LP
7. PENETRASI MACADAM 2 Lp
8. LASBUTAG (Butas)
9. ASPAL BETON (AC)
10. DATA LATASBUM (NACAS)
11. DATA LATASTON (HRS)
12. HRSSA
13. SLURRY SEAL
14. MACRO SEAL
15. MICRO ASBUTON
16. DGEM
17. SMA
18. BMA
19. HSWC
FORMULIR UNTUK FOTO DOKUMENTASI
DAFTAR FOTO DOKUMENTASI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Lampiran 7
Lembar : Dari :
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

DAFTAR PENGAMBILAN FOTO

Propinsi : Merk Film


ASA
No. : Isi Film (1 Rol)
Jumlah Rol
Jenis
Ruas : No Klisse
No. Urut Klise
No. Ruas : Jumlah Pot Klise
Jumlah Foto
Tgl. Pengambilan
FOTO
Lokasi Uraian /Keterangan
Km Km
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Yang mengambil Foto


Petugas Survei

( )
Nip
TATACARA MENILAI SDI
1. SURVAI KONDISI JALAN (RCS) SECARA VISUAL
2. SETIAP FORMULIR UNTUK 1 (satu) KM
3. FAKTOR YANG DI AMATI
- KONDISI PERMUKAAN PERKERASAN
- KONDISI RETAK DI PERMUKAAN JALAN
- JUMLAH DAN UKURAN LUBANG
- BEKAS RODA
- KERUSAKAN PADA TEPI PERKERASAN JALAN, DAN LAIN LAIN.
4. NILAI SDI DIHITUNG DENGAN PEMBOBOTAN
- % TOTAL LUASAN RETAK BOBOT 1
- % LUASAN RETAK LEBAR BOBOT 2
- JUMLAH LUBANG/KM BOBOT 3
- KONDISI PERMUKAAN
* Ravelling BOBOT 50
* Fatty/normal 0
- KEDALAMNYA ALUR (mm) BOBOT 5
- % LUAS TAMBALAN BOBOT 3
CONTOH MENGHITUNG SDI

No. Tipe Kerusakan Bobot Survai Perhitungan Jumlah


1 % Luasan retak 1 10 - 30 % 20 x 1 20
2 % Luasan dengan retak lebar 2 < 10 % 5x2 10
3 Jumlah lubang ( no/km ) 3 < 10 5x3 15
4 Kondisi Permukaan
- Ravelling 50 Ravelling 50 50
- Fatty/normal 0 -
5 Kedalaman Alur (mm) 5 5 mm 5x5 25
6 % bekas lubang 3 10 - 30 % 20 x 3 60
SDI = 180
Sumber : Planning Modul, IRMS-1992
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai