• Nama : Nn. A
• Umur : 29 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Status Pernikahan : Belum Menikah
• Alamat : Jayawaras
• Tanggal Masuk : 19 November 2019
• Tanggal Keluar : 25 November 2019
• Ruangan : Cempaka bawah
• No CM : 01207xxx
ANAMNESIS
9 Agustus 2017
Keluhan Utama
Keluhan Utama:
Kedua tangan dan kedua kaki tidak dapat digerakan 3 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien dating ke Instalasi gawat dauat rumah sakit dr. slamet garut dengan
keluhan tangan dan kaki yang teasa sangat lemas sehingga sulit untuk digerakan
sejak 3 hari SMRS, saat sedang bepergian dengan bus, setelah duduk 4 jam di
dalam bus. Sehari kemudia keluhan semakin bertambah parah, kaki dan tangan
sama sekali tidak bisa di gerakan. Pasien lalu dibawah ke IGD. Selama di IGD
pasien mengeluh mual dan muntah lebih dari 5 kali, perut pasien terasa kembung,
dan pasien juga mengeluh nyeri kepala berdenyut yang menetap dan panas
demam yang naik turun. Tidak ditemukan adanya penurunan kesadaran dan
kejang.
Riwayat Penyakit
Riwayat DahuluDahulu
Penyakit
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis terlihat samar pada linea midclavicularis
sinistra
Palpasi : Iktus cordis teraba pada sela iga ke 5 sebelah medial
garis midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas jantung kanan pada linea sternalis dextra sela iga ke 4
Batas jantung kiri pada linea midclavicula sinistra sela iga ke 5
Batas pinggang jantung pada linea parastenalis sinistra sela iga ke 3
Auskultasi: Bunyi jantung S1 S2 Irreguler Takikardi, S3/S4 (-/-) Murmur
(-) Gallop (-) 2
PEMERIKSAAN FISIK
Paru - Paru
Inspeksi : Gerakan statis dan dinamis hemitoraks kanan dan
kiri, Tidak tampak retraksi sela iga, hematoma, udem, massa, dan
deformitas pada kedua hemitoraks.
Palpasi : Fremitus Taktil simetris pada kedua hemitoraks.
Fremitus Vokal sulit dinilai.
Perkusi : Sonor di kedua hemitoraks
Auskultasi : Vesicular Breathing Sound di seluruh lapang paru,
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Extremitas : Akral dingin, edema -/-
2
Pemeriksaan Neurologi
Inspeksi
Kepala Leher
Bentuk : Normocephalus Sikap : Dalam batas normal
Nyeri tekan : (-) Pergerakan : Dalam batas normal
Simetris : (+) Refleks Meningeal
Pulsasi : (-) Kaku kuduk : (-)
Kernig : (-)
Lasegue : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
1
Pemeriksaan Neurologi
Saraf Otak
N. cranialis Kanan Kiri N. IV (Troklearis)
Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
N. I (Olfaktorius) Normal Normal Sikap bulbus Simetris Simetris
N. II (Optikus) N. VI (Abdusens)
Tajam Penglihatan Normal Normal Pergerakan mata Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Lapang Penglihatan Normal Normal Sikap bulbus Simetris Simetris
Melihat kembar - -
Fundus Okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. V (Trigeminus)
N. III (Okulomotorius) Membuka Mulut Baik Baik
Sela mata Simetris Simetris Mengunyah Baik Baik
Gerak Bola Mata Normal Normal Menggigit Baik Baik
Refleks Kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Strabismus - -
Nistagmus - - N. VII (Facialis)
Exoftalmus - - Mengerutkan dahi Sulit dinilai Sulit dinilai
Pupil (Besar, bentuk) D : 2 mm, D : 2mm, Menutup mata DBN DBN
isokor isokor Memperlihatkan gigi DBN DBN
Refleks cahaya langsung + + Bersiul Tidak dilakukan Tidak dilakukan
refleks cahaya tdk langsunng + + Rasa kecap 2/3 depan lidah DBN DBN
Melihat kembar - -
2
Pemeriksaan Neurologi
Saraf Otak
N. VIII (Vestibulokoklearis) Badan dan anggota gerak
Detik Arloji Baik Baik
Tes Swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan Badan
Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan Respirasi : Abdomino thorakal
N. IX (Glosofaringeus)
Bentuk kolumna vetebralis : Dalam batas normal
Refleks kecap 1/3 belakang Tidak dilakukan Pergerakan kolumna vetebralis : Dalam batas normal
Sensibilitas faring Tidak dilakukan Refleks kulit perut atas : Positif
N. X (Vagus) Refleks kulit perut tengah : Positif
Arkus faring Dalam Batas Normal Refleks kulit perut bawah : Positif
Uvula Dalam Batas Normal
Berbicara Dalam Batas Normal
Menelan Dalam Batas Normal Anggota gerak atas
Motorik : -/-
N. XI ( Assesorius )
Menenggok kanan kiri Dalam Batas Normal Pergerakan :+/+
Mengangkat Bahu Dalam Batas Normal Kekuatan : 1/1
N. XII ( Hipoglossus ) Tonus : Menurun
Pergerakan Lidah Dalam Batas Normal Atropi : (-)
2
Lidah deviasi Tidak Deviasi
Artikulasi Baik
3
Refleks fisiologis
Test kernig - -
Meningial Sign - -
Pemeriksaan Neurologi
Fungsi Vegetatif
BAK : Dalam batas normal
BAB : Belum BAB 3 Hari
3
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi : Elektrolit :
Darah rutin : 1. Natrium : 142 mEq/L
1. Hemoglobin : 14,4 mg/dl 2. Kalium : 1,5 mEq/L
2. Hematokrit : 42% 3. Klorida : 105 MeQ/L
3. Leukosit : 9700 /mm3 4. Kalsium : 3,82 mg/dL
4. Trombosit : 192000 /mm3
5. Eritrosit : 4.92 juta/mm3
Kimia Klinik :
1. Ureum : 45 mg/dL
2. Kreatinin : 0,8 mg/dL
3. GDS : 151 mg/dL
4. SGOT : 13 U/L
5. SGPT : 37 U/L
RINGKASAN
Pasien dating ke Instalasi gawat darurat rumah sakit dr. slamet garut dengan
keluhan tangan dan kaki yang teasa sangat lemas sehingga sulit untuk digerakan
sejak 3 hari SMRS, saat sedang bepergian dengan bus, setelah duduk 4 jam di
dalam bus. Sehari kemudian keluhan semakin bertambah parah, kaki dan tangan
sama sekali tidak bisa di gerakan. Pasien lalu dibawah ke IGD. Selama di IGD
pasien mengeluh mual dan muntah lebih dari 5 kali, perut pasien terasa kembung,
dan pasien juga mengeluh nyeri kepala berdenyut yang menetap dan panas
demam yang naik turun. Tidak ditemukan adanya penurunan kesadaran dan
kejang.
RINGKASAN
Terapi Non-medikamentosa
Tirah baring
Diet rendah karbohidrat
Prognosis
Ad vitam : ad malam
Ad fungsionam : ad malam
Ad sanationam : ad malam
HASIL EKG
TINJAUAN
PUSTAKA
Periodik Paralisis
Hipokalemia
Intrinsik Ekstrinsik
Periodik Paralisis hipokalemi familial menunjukkan adanya mutasi kromosom 1q31-32 yang
merupakan area genetik dihydropteridine-binding, calcium channel otot skeletal. Kelainan ini
diidentifikasi sebagai channelopathies. Sebaliknya, apakah kelainan gen ini juga terdapat pada TPP
dan bagaimana mekanisme yang terjadi belum diketahui secara pasti.
Namun dapat diterangkan bahwa hormon tiroid meningkatkan metabolisme basal, konsumsi oksigen,
piruvat dan malate mitokondria, juga meningkatkan degradasi protein dan oksidasi lipid serta
sensitivitas B-adrenergic. Penderita tirotoksikosis resisten terhadap insulin, sehingga menyebabkan
hiperglikemi dan intolerans glukosa. Adanya kombinasi antara peningkatan metabolisme dan
resistensi insulin ini menyebakan berkurangnya glikogen otot seiring dengan penurunan adenosine
triphosphate (ATP) dan creatine phosphate dalam otot. Hal ini menyebabkan kelelahan dan
kelemahan otot.
PATOFISIOLOGIS
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Syaraf Motorik
• Pemeriksaan Syaraf Sensorik
• Pemeriksaan Refleks Fisiologis
• Pemeriksaan Refleks Patologis
Pemeriksaan Penunjang
• Kadar kalium dalam serum
• Kadar Kalium, Natrium dan Klorida dalam Urin 24 Jam
• Elektrokardiografi
DIAGNOSIS
Pemberian kalium dalam bentuk oral, Bila kadar kalium dalam serum < 3
mEq/L, koreksi Kalium cukup diberikan per oral.
Pemberian 40-60 mEq dapat menaikan kadar kalium darah sebesar 1-1,5
mEq/L
Pemberian 135-160 mEq dapat menaikan kadar kalium sebesar 2,5-3,5
mEq/L