A. Kortikosteroid injeksi
B. Intubasi
C. Antikolinesterase
D. Plasmapheresis
E. Timektom
32
33
Seorang pasien datang ke IGD dengan kejang seluruh tubuh. Kejang sudah sejak 40
menit yang lalu. Pasien memiliki riwayat epilepsy sebelumnya tetapi tidak rutin
kontrol. Saat di IGD pasien diberikan diazepam IV tetapi kejang tidak menghilang.
Apakah tatalaksana selanjutnya yang dapat diberikan kepada pasien?
A.Asam valproate
B. Carbamazepin
C.Phenytoin DX. SE
D.Propofol
E. Thiopental
33
34
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri dada
kiri yang menjalar hingga ke leher sejak 30 menit yang lalu. Pemeriksaan ekg pada
pasien menunjukkan gambaran ST depresi dan T inversi di I, aVL, V5, V6.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 168 mg/dL, kolesterol total 260 mg/dL,
LDL 180 mg/dL, TG 140 mg/dL.
Apakah tatalaksana dan target terapi pada pasien ini?
A. Aspirin
B. Clopidogrel
C. Candesartan
D. Spironolakton
35
36
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri ulu hati hilang timbul sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai
dengan mual, muntah, lidah terasa pahit, dan rasa panas di dada.
Pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T
37,2˚C, nyeri tekan epigastrium (+).
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
A. Primakuin PO
B. Artemeter IV
DX. Malaria
C. Artesunat IV Berat
D. DHP PO
E. DHP + Primakuin PO
8
39
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu. Gejala diikuti dengan batuk disertai
darah sesekali, nafsu makan dan berat badan menurun. Riwayat minum
OAT (-). Pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 20
x/menit, suhu 38,2OC, SpO2 97%, pemeriksaan fisik toraks terdengar
suara napas bronkial di apex kanan. Pemeriksaan TCM M. Tb detected, rifampicin
sensitive. Tatalaksana yang tepat adalah…
a. 2(HRZE)/4(HR) DX. TB
b. 2(HRZE)/4(HR)E
c. 2(HRZE)3/4(HR)3
d. 2(HRZES)/(HRZE)/5(HRE)
39
40
Seorang pria berusia 50 tahun datang ke Poli Paru dengan keluhan sesak sejak 2 hari yang
lalu. Gejala diikuti dengan demam dan batuk berdahak berwarna kehijauan. Riwayat
kontak COVID-19 (-), riwayat perjalanan (-). Riwayat penyakit DM (+) rutin
berobat. Pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 25x/menit, suhu 38,9OC, SpO2
98%, pemeriksaan fisik toraks terdengar ronki di paru kiri. Pemeriksaan Swab PCR (-). Rontgen
toraks ditemukan infiltrate pada paru kiri.
Tatalaksana yang tepat adalah …..
a. Azitromisin PO
b. Eritromisin PO DX. PNEUMONIA
c. Levofloxacin PO
d. Ceftriaxone IV
e. Levofloxacin IV
41
Seorang wanita berusia 30 tahun dengan diagnosis G1P0A0, hamil 27 minggu datang
dengan keluhan nyeri kepala, lemas, dan mual. Riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang
lalu. Tekanan darah saat ini adalah 160/90 mmHg. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan SGOT/SGPT dalam batas normal, CKMB dalam batas normal, protenuria
(-).
Obat antihipertensi apakah yang sebaiknya diberikan?
A. Verapamil
B. Clonidin DX. HT Kronis
C. Metildopa
D. Valsartan
E. Captopril
Terapi HT kehamilan :
• 1. Nifedipin (bersifat tokolitik ) 4x10-30mg dn untuk antihipertensi
3x10 mg)= sort acting
• 2. Nikardifin 1 ug/kgbb/menit
• 3.Metildopa : 3x250 - 500 mg oral/ max 2000 mg/hri, karena long
acting
• Impending preeklamsi: nyeri ulu hati, protein (-)
42
Seorang laki-laki usia 63 tahun penyandang DM, datang ke poliklinik untuk kontrol rutin. Dari hasil
pemeriksaan profil lipid didapatkan kolestrol total 200 mg/dl, kolestrol HDL 35 mg/dl, kolestrol LDL
112 mg/dl. Trigliserida 515 mg/dl. Dokter kemudian memberikan terapi fenofibrat.
Bagaimanakah mekanisme kerja obat di atas?
a. Menghambat secara kompetitif kerja dari enzim HMG- CoA reduktase
b. Mengaktifkan enzim lipoprotein lipase
c. Menghambat enzim hormon sensitive lipase
d. Menghambat absorbsi kolestrol oleh usus halus
e. Menghambat resirkulasi enterohepatik asam empedu
B. Fenofibrat: mengaktifkan enzim lipoprotein lipase
Hasil pemeriksaan profil lipid : Trigliserida 515 mg/dl. Dokter kemudian memberikan terapi
fenofibrat. Bagaimanakah mekanisme kerja obat di atas?
• Kasusnya = Hipertrigliserid
• Terapinya fenofibrat (100-200mg/hari), gemfibrozil (300mg/hari) khusus untuk TG >500
• TG biasanya pada alkoholik + makan nasi banyak (porsi kuli)
43.
DX. GLOMERULONEFRITIS
Seorang laki-laki usia 61 tahun datang ke IGD rumah AKUT
sakit dengan keluhan urin berwarna gelap dan
tubuh terasa lemas. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan darah menjadi
190/120 mmHg, serta terdapat edema pada wajah dan kaki. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
proteinuria (++) dengan hematuria positif. Hasil pemeriksaan biokimia didapatkan Hb 12, kreatinin
2,5 mg/dL, ureum 110 mg/dL, albumin 3.5 g/dL.
Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien ?
a. Steroid intravena
b. Antibiotik dan cairan intravena
c. Albumin
d. Diuretik + calcium channel blocker
e. Diuretik + ACE inhibitor Glomerulonefritis Kronis & IgA nefropati
44
Seorang pria usia 70 tahun datang dengan keluhan nyeri BAK dan berdarah sejak 1 bulan
lalu. Pasien harus mengejan dulu setiap BAK. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90, nadi
100x, RR 20x. Pemeriksaan colok dubur didapatkan sulcus mediana dan pole atas prostat
tidak teraba, ada massa lunak, simetris, nyeri (-). PSA <4 ng/ml. Pasien meminta obat untuk
masalah BAK dan hipertensinya.
Medikamentosa yang tepat diberikan adalah?
a. Dutasteride
b. Prasozin
c. Sildenafil
d. Tadalafil
e. Finasteride
BPH (Benign Prostate Hyperplasia)
• Lokasi Tersering: Zona Transisisonal
• Rectal Toucher:
• Benjoan licin, kenyal, simetris
• Pemeriksaan Penunjang:
• PSA <4
45
Perempuan 27 tahun,diantar keluarga ke IGD karena bengkak dan bengkak setelah 1 jam
yang lalu meminum obat daridokter untuk meredakan gusinya yang sakit. Pada
pemeriksaan, TD 80/60, HR 120 x/m, S 38.2ᵒC, bunyi nafas mengi, akral dingin. Apa
Tindakan pertama yang paling penting bagi pasien?
a. Injeksi epinephrine 50 mg
b. Intubasi
c. Injeksi difenhidramin 50 mg
d. Bolus cairan 20 cc/kgBB
e. Infus Paracetamol 15 mg/kgBB
46
Perempuan berusia 24 tahun, KU nyeri menelan. DK ispa. Diberikan antibiotik
yang bekerja menghambat sintesis protein. Apakah antibiotika yang tepat?
a. Penisilin
b.Eritromisin
c. Sulfonamid
d. Quinolon
e. Rifampin
16 B. Eritromisin (Menghambat sintesis protein)
b.(JAWABANNYA)
b. Penicillin
c. Albumin Dx : GNAPS
d. Steroid
e. Surfaktan
50
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan wajah tampak tidak
simetris dan kelompak mata kanan sulit ditutup sejak 1 hari yang lalu. 3 hari sebelumnya pasien
mengeluh demam dan nyeri di kerongkongannya. Pemeriksaan fisik: suhu 37⁰C, GCS 15, kerutan
dahi tidak simetris, mata kanan tidak dapat dipejamkan, sulkus nasolabial sisi kanan mendatar,
sedangkan pemeriksaan lainnya dalam batas normal.
Apakah terapi etiologik yang tepat pada pasien di atas?
a. Asiklovir
b. Prednison
c. Gabapentin DIAGNOSIS :
d.
e.
Mecobalamin
Deksametason
BELL’S PALSY
Keywords
JAWABAN : ASIKLOVIR
Dikarenakan adanya kemungkinan keterlibatan HSV-1 di Bell’s palsy, maka telah diteliti pengaruh dari
Valacyclovir (1000 mg per hari, diberikan antara 5-7 hari) dan Acyclovir (400 mg 5 kali sehari,
diberikan 10 hari)
BELL’S PALSY
• Definisi: paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari paralisis fasialis (N. VII) unilateral, type
LMN (perifer).
• Keluhan:
a. Kelumpuhan muskulus fasialis
b. Tidak mampu menutup mata
• PF:
a. Kelemahan atau paralisis yang melibatkan saraf fasial (N. VII) melibatkan kelemahan wajah satu sisi (atas
dan bawah)
b. Saat pasien diminta untuk tersenyum, akan terjadi distorsi dan lateralisasi pada sisi yang berlawanan
dengan kelumpuhan
c. Pada saat pasien diminta untuk mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar.
d. Pasien juga dapat melaporkan peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh
• Tatalaksana :
BELL’S PALSY
1. Pengobatan inisial:
a. Kortikosteroid (Prednison) dosis : 1mg/kg atau 60 mg/ hari selama 6
hari, diikuti penurunan bertahap selama 10 hari.
b. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari
selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg
oral 5 kali/hari
1. Perawatan untuk perlindungan mata: lubrikasi ocular topical (air mata
buatan pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure
2. Fisioterapi atau akupuntur: dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequele
Pilihan Jawaban Lain
b. Prednison
Oral kortikosteroid sering diberikan untuk mencegah terjadinya inflamasi saraf pada penderita dengan Bell’s palsy.
Kortikosteroid (Prednison) dosis : 1mg/kg atau 60 mg/ hari selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap selama 10
hari.
c. Gabapentin
Terjadi akibat gangguan pada fasikulus arkuata. Pada afasia jenis ini pasien biasanya dapat mengerti pembicaraan
dan dapat berbicara lancar. Namun pasien kesulitan menemukan kata-kata spesifik dan sering berusaha
mengoreksi kesalahannya dengan suara-suara yang serupa (paraphasia).
d. Mecobalamin
Kerusakan terjadi pada area lobus frontalis. Mirip afasia Broca, pasien memiliki pengertian yang baik namun kesulitan
dalam berbicara lancar. Pada afasia jenis ini pasien masih dapat mengulang kata.
e. Dexametason
Kerusakan terjadi pada area lobus temporalis. Mirip Afasia Wernicke, pasien tidak dapat mengerti pembicaraan namun
dapat berbicara dengan lancar. Pada afasia transkortikal sensorik, pasien masih dapat mengulang kata.