Anda di halaman 1dari 23

Referat

Migrain
Raditya Prasidya 1102014217

Pembimbing
dr. Danny Bagus A., Sp.S,
Nyeri kepala vaskular
Migrain berulang dengan
serangan nyeri
yang berlangsung
4-72 jam

sifat nyeri : satu sisi (unilateral),


sifatnya berdenyut, intensitas
nyerinya sedang sampai berat,
diperberat oleh aktivitas, dan dapat
disertai dengan mual dan atau
muntah, fotofobia, dan fonofobia
Epidemiologi

Terjadi pada hampir 30 juta penduduk


Amerika Serikat, 75% wanita. Migren
dapat terjadi pada semua usia, biasanya
muncul antara usia 10-40 tahun dan
angka kejadiannya menurun setelah usia
50 tahun. Migren tanpa aura umumnya
lebih sering dibandingkan migren disertai
aura dengan persentase sebanyak 90%. 
Faktor Risiko
1. Riwayat penyakit migren dalam keluarga
2. Perubahan hormon (estrogen dan progesteron)
pada wanita, khususnya padafase luteal siklus
menstruasi.
3. Makanan yang bersifat vasodilator (anggur
merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (keju,
coklat), serta zat tambahan pada makanan.
4. Stres
5. Faktor fisik
6. Rangsang sensorik (seperti cahaya yang silau,
bau menyengat)
7. Alkohol
8. Merokok
Klasifikasi

1. Migraine dengan Aura


Aura disini adalah tanda-tanda yang
mengawali migraine. Seperti masalah
penglihatan (kilatan cahaya pada mata),
kekakuan pada leher, dan kesemutan
anggota tubuh. Dialami 1/3 pengidap
migraine
Klasifikasi

2. Migraine tanpa aura


Migraine yang terjadi tanpa tanda-tanda
atau gejala. Migraine tanpa aura didiagnosis
setelah pasien diketahui memiliki sejarah
serangan migraine sebanyak lima kali.
Klasifikasi

1. Migren tanpa aura


2. Migren dengan aura
Migren dengan aura yang khas
Migren dengan aura yang diperpanjang
Migren dengan lumpuh separuh badan
(familial hemiplegic migraine)
Migren dengan basilaris
Migren aura tanpa nyeri kepala
Migren dengan awitan aura akut
3.Migren oftalmoplegik
4.Migren retinal
5.Migren yang berhubungan dengan gangguan
intracranial
6.Migren dengan komplikasi
a. Status migren (serangan migren dengan sakit
kepala lebih dari 72 jam)
Tanpa kelebihan penggunaan obat
Kelebihan penggunaan obat untuk migren
b. Infark migren
7.Gangguan seperti migren yang tidak
terklasifikasikan
Patofisiologi

1. Teori Vaskular
2. Sistem trigemino-vascular
3. Teori Cortical Spreading Depression
(CSD)
Mekanisme nyeri pada migrain

Berasal dari pembuluh darah cranial,


inervasi trigeminal dari pembuluh darah
tersebut, dan koneksi refleks dari sistem
trigeminal dengan eferen parasimpatis
cranial (cranial parasympathetic outflow).
Manifestasi Klinis

1. Fase Prodormal
40-60% penderita migren. Gejalanya berupa
perubahan mood, irritable, depresi, atau
euphoria, perasaan lemah, letih, lesu, tidur
berlebihan, menginginkan jenis makanan
tertentu (seperticoklat) dan gejala lainnya.
Gejala ini muncul beberapa jam atau hari
sebelum fase nyeri kepala. Fase ini member
pertanda kepada penderita atau keluarga bahwa
akan terjadi serangan migren
2. Fase Aura
   Muncul bertahap selama 5-20 menit.
Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik,
motorik, atau kombinasi dari aura-aura tersebut.
Aura visual muncul pada 64% pasien dan
merupakan gejala neurologis yang paling umum
terjadi.
Yang khas untuk migren adalah
scintillating scotoma (tampak bintik-bintik kecil
yang banyak), gangguan visual homonim,
gangguan salah satu sisi lapang pandang,
persepsi adanya cahaya berbagai warna yang
bergerak pelan (fenomena positif).
Kelainan visual lainnya adalah adanya
scotoma (fenomena negatif) yang timbul
pada salah satu mata atau kedua mata.
Kedua fenomena ini dapat muncul
bersamaan dan berbentuk zig-zag. Aura
pada migren biasanya hilang dalam
beberapa menit dan kemudian diikuti
dengan periode laten sebelum timbul nyeri
kepala, walaupun ada yang melaporkan
tanpa periode laten
3. Fase Nyeri Kepala
•    Nyeri kepala migren biasanya berdenyut,
unilateral dan awalnya berlangsung di daerah
frontotemporalis dan ocular, kemudian setelah
1-2 jam menyebar secara difus kearah posterior.
Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada
orang dewasa, sedangkan pada anak-anak
berlangsung selama 1-48 jam. Intensitas nyeri
bervariasi, dari sedang sampai berat, dan
• kadang sangat mengganggu pasien dalam
menjalani aktivitas sehari-hari.
4. Fase Postdormal.
   Pasien mungkin merasa lelah, irritable,
konsentrasi menurun, dan terjadi
perubahan mood. Akan tetapi beberapa
orang merasa ‘segar´ atau euphoria
setelah terjadi serangan, sedangkan yang
lainnya merasa depresi dan lemas. Gejala
di atas tersebut terjadi pada penderita
migren dengan aura, sementara pada
penderita migren tanpa aura, hanya ada 3
fase saja, yaitu fase prodormal, fase nyeri
kepala, dan fase postdormal.
KRITERIA DIAGNOSIS MIGREN TANPA AURA
A. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan termasuk B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati
ataupengobatan tidak adekuat) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala
C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari karakteristik sebagai
berikut:
• Lokasi unilateral
• Sifatnya berdenyut
• Intensitas sedang sampai berat
• Diperberat dengan kegiatan fisik 
D. Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebutdi bawah ini:
• Mual atau dengan muntah
• Fotofobia atau dengan fonofobia
E. Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini:
• Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkanadanya kelainan
organik 
• Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan organik,
tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak
menunjukkan kelainan.
KRITERIA DIAGNOSIS DENGAN AURA
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B
B. Sekurang-kurangnya terdapa 3 dari 4 karakteristik tersebut
dibawah ini:
• Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang
menunjukkandisfungsi hemisfer dan/atau batang otak 
• Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4
menit, atau 2 atau lebih gejala aura terjadi bersama-sama
• Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 menit; bila
lebih dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama. Nyeri
kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang
dari 60 menit, tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura
C. Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut dibawah
ini:
• Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak
menunjukkanadanya kelainan organik 
• Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya
kelainan organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan
pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan.
Diagnosis Banding
1.Nyeri kepala tegang (tension headache)
2.Nyeri kepala Kluster (cluster headache)
Penatalaksanaan
Terapi nonfarmakologis meliputi:
• edukasi kepada penderita mengenai penyakit
yang dialaminya
• mekanisme penyakit
• pendekatan terapeutik, dan
• mengubah pola hidup dalam upaya menghindari
pemicu seranganmigraine.
• tidur yang teratur 
• Makan yang teratur
• olahraga
• mencegah puncak stres melalui relaksasi, serta
mencegah makanan pemicu.
Medikamentosa
Non Spesifik
a.Aspirin 500-1000mg/ 6-8 jam
b.Acetaminophen 100-600 mg/ 6-8 jam
c.Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID)
400-800 mg/ 6 jam
d.Ketorolac 60 mg IM tiap 15-30 menit maksimal
120 mg/hari
e.Potasium diklofenak 50 mg – 100 mg/hari dosis
tunggal
f. Sodium naproksen 275 – 550 mg/2-6 jam
Prognosis dan Komplikasi

Pada umumnya migren dapat sembuh sempurna


jika dapatmengurangi paparan atau
menghindari faktor pencetus,dan meminum
obat yang teratur.
Komplikasi dari migrain yaitu meningkatnya
resiko untuk terserang stroke. Didapatkan
bahwa pasien migrain baik perempuan maupun
laki-laki beresiko 2-5 kali untuk mendapatkan
stroke subklinis serebellum, terutama yang
mengalami migrain dengan aura.
Daftar Pustaka
Hartwig M WL. Nyeri. In: Price S WL, editor. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC; 2015. p. 1063-101.
(IHS) IHS. Headache Classification. International Headache Society.
2013;33(9):629-808.
Arifputra A AT. Migrain. In: Chris Tanto d, editor. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius; 2014. p. 967.
Ramage-Morin PL GH. Prevalence of migraine in the canadian
household population. . Canada: Stat Can. 2014.
un-Edelstein C MA. "Foods and supplements in the management of
migraine headaches". The Clinical Journal of Pain 2009;25(5):446-52.
Lay CB, SW "Migraine in women". Neurologic Clinics 2009;27(2):503-
11.
Guyton. Guyton textbook of Medical Physiology. USA: Elsevier; 2009.
Netter FM. Atlas Anatomi Manusia. USA: Elsevier saunders; 2011.
Tugas

• Cari skoring migraine


• Medikamentosa spesifik migraine
• Indikasi preventif migraine
• Obat preventif migrain
• Cluster headache (nyeri, lokasi, durasi)
• Hemicrania nyeri kepala (nyeri, lokasi,
durasi)

Anda mungkin juga menyukai