Anda di halaman 1dari 18

Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi, M.

Psi, Psikolog
 Teori belajar behavioristik menekankan pada
pengertian belajar merupakan perubahan tingkah
laku, sehingga hasil belajar adalah sesuatu yang
dapat diamati dengan indra manusia langsung
tertuangkan dalam tingkah laku
 Teori belajar kognitif lebih menekankan pada
belajar merupakan suatu proses yang terjadi
dalam akal pikiran manusia.
• Jean Piaget menekankan bahwa anak-anak
membangun secara aktif dunia kognitif
mereka; informasi tidak sekadar dituangkan
ke dalam pikiran mereka dari lingkungan.
• Seorang anak melalui serangkaian tahap
pemikiran dari masa bayi hingga masa
dewasa.
• My central aim has always been the search for the
mechanisms of biological adaptation and the
analysis and epistemological interpretation of that
higher form of adaptation which manifests it self as
scientific thought”
• Tujuan utama saya adalah selalu mencari mekanisme
adaptasi biologis dan analisis epistemologis dan
interpretasi dari suatu bentuk adaptasi yang lebih
tinggi yang memanifestasikan dirinya sebagai ide
ilmiah
 Children are active builders of their knowledge.
 Like little scientists, they constantly construct and
test their own theories of the world.
• Skema  kerangka kognitif / kerangka referensi
• Asimilasi proses memasukkan pengetahuan baru
ke dalam pengetahuan yg sudah ada
• Akomodasi menyesuaikan diri dengan infomasi yg
baru
• Organisasi  mengelompokkan perilaku/ konsep
kedalam kelompok2 yg terpisah ke dalm sistem
kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan
menggunakan kategori2
• Ekulibirasi  bergerak dari satu tahap ke tahap yg
lain  rawan konflik dalam usahanya memahami
dunia. Jika berhasil akan mendapatkan
keseimbangan pemikiran
• Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
• Tahap praoperasional (2-7 tahun)
• Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
• Tahap operasi formal (mulai 11 atau 12
tahun)
• Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta
didik.
• Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan
dibantu oleh pertanyaan dari guru.
• Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan
kepada peserta didik agar mau berinteraksi
dengan lingkungan secara aktif, mencari dan
menemukan berbagai hal dari lingkungan.
 Belajar aktif  akan menghindarkan siswa dari
kebosanan
 Belajar lewat interaksi sosial,manusia
 Belajar lewat pengalaman sendiri,pada
pembelajaran ini proses mencari ilmu dilakukan
secara tidak sengaja, jadi siswa merasa tidak
terpaksa untuk belajar
• Bahasa dan cara berfikir siswa berbeda dengan orang
dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berfikir siswa.
• Siswa-siswa akan belajar lebih baik apabila dapat
menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus
membantu siswa agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
• Bahan yang harus dipelajari siswa hendaknya
dirasakan baru tetapi tidak asing.
• Berikan peluang agar siswa belajar sesuai tahap.
• Di dalam kelas, siswa-siswa hendaknya diberi
peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temannya.
1. Belajar aktif
Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena
pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk
membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu
diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan
anak belajar sendiri, misalnya: melakukan percobaan
sendiri; memanipulasi simbol-simbol; mengajukan
pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri;
membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan
temannya.
2. Belajar lewat interaksi social
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang
memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek
belajar. Menurut Piaget belajar bersama baik dengan
teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa akan
membantu perkembangan kognitif mereka. Karena tanpa
kebersamaan kognitif akan berkembang dengan sifat
egosentrisnya. Dan dengan kebersamaan khasanah
kognitif anak akan semakin beragam.
3. Belajar lewat pengalaman sendiri
Dengan menggunakan pengalaman nyata maka
perkembangan kognitif seseorang akan lebih baik
daripada hanya menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi. Berbahasa sangat penting untuk
berkomunikasi namun jika tidak diikuti oleh penerapan
dan pengalaman maka perkembangan kognitif
seseorang akan cenderung mengarah ke verbalisme.
 Menentukan tujuan instruksional
 Memilih materi pelajaran
 Menentukan topik yang mungkin dipelajari secara
aktif oleh siswa
 Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang
cocok untuk topik yang akan dipelajari siswa.
 Mempersiapkan pertanyaan yang dapat memacu
kreatifitas siswa untuk berdiskusi atau bertanya
 Mengevaluasi proses dan hasil belajar 
a. Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa
sebagai subyek belajar menjadi factor yang paling utama.
Siswa dituntut untuk belajar dengan mandiri secara aktif.
b. Prinsip pembelajaran dengan interaksi sosial untuk
menambah khasanah perkembangan kognitif siswa dan
menghindari kognitif yang bersifat egosentris.
c. Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari agar
siswa mempunyai pengalaman dalam mengeksplorasi
kognitifnya lebih dalam. Tidak melulu menggunakan
bahasa verbal dalam berkomunikasi.
d. Adanya guru yang memberikan arahan agar siswa tidak
melakukan banyak kesalahan dalam menggunakan
kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang positif.
e. Dalam memberikan materi kepada siswa diperlukan
penstrukturan baik dalam materi yang disampaikan
maupun metode yang digunakan. Karena pengaturan juga
sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan
pemahaman pada siswa.
F. Pemberian reinforcement yang berupa hadiah dan
hukuman pada siswa. Saat melakukan hal yang tepat
harus diberikan hadiah untuk menguatkan dia untuk terus
berbuat dengan tepat, hadiah tersebut bias berupa pujian,
dan sebagainya. Dan sebaliknya memberikan hukuman
atas kesalahan yang telah dilakukan agar dia menyadari
dan tidak mengulangi lagi, hukuman tersebut bias
berupa: teguran, nasehat dan sebagainya tetapi bukan
dalam hukuman yang berarti kekerasan.
g. Materi yang diberikan akan sangat bermakna jika saling
berkaitan karena dengan begitu seseorang akan lebih
terlatih untuk mengeksplorasi kemampuan kognitifnya.
h. Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum ke
khusus (Ausable) dan sebaliknya dari khusus ke umum
atau dari konkrit ke abstrak (Piaget).
i. Pembelajaran tidak akan berhenti sampai ditemukan
unsur-unsur baru lagi untuk dipelajari, yang diartikan
pembelajaran dengan orientasi ketuntasan.
j. Adanya kesamaan konsep atau istilah dalam suatu konsep
bias sangat mengganggu dalam pembelajaran karena
itulah penyesuaian dibutuhkan. Penyesuaian ini
diterapkan dengan menyusun materi sedemikian rupa,
sehingga guru dapat menggunakan hierarki-hierarki
konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi
disajikan.

Anda mungkin juga menyukai