2. Tidak Mencakup
Manajemen Risiko
02 Pengangkutan Bahan Kimia
Berbahaya
3. Tidak Mencakup
Manajemen Risiko
Keselamatan Proses Bahan
Kimia Berbahaya 03
DEFINISI
RISK ASSESSMENT
QUALITATIVE QUANTITATIVE
Qualitative Risk Assessment
MATRIKS RISIKO
Dampak
Sangat sering
(terus menerus) S S H H H
Sering
(seminggu sekali) M S S H H
Kadang-kadang
(sebulan sekali) L M S H H
Jarang
(Setahun sekali) L L M S H
Jarang sekali
(diatas setahun sekali) L L M S S
Jumlah BKB
Sintesa/
Dekomposisi/
Perpindahan tunggal/
Perpindahan ganda/
Pembakaran/
POTENSI BAHAYA TEKANAN UAP
• Titik nyala (flash point) suatu cairan mudah terbakar akan menurun apabila
ditambahkan dengan sifat keteruapan,
• Panas yang ditambahkan pada cairan mudah terbakar (misalnya; radiasi panas, kerja
panas) akan menimbulkan campuran uap-udara mudah terbakar
• Kenaikan suhu pada cairan beracun akan meningkatkan konsentrasi uap beracun
diudara karena hasil reaksi eksotermis
• Apabila dalam wadah tertutup disimpan cairan dimana dalam wadah tersebut ada
ruang uap, maka tekanan dalam wadah tidak dapat dikurangi hanya dengan
mengurangi cairan,
• Tekanan uap dalam suatu wadah yang berisikan cairan dan terpapar panas akan
meningkat bahkan dapat meningkat secara ekstrim yang berdampak wadah pecah.
Kecuali wadah tersebut dipasang katup pembebas tekanan (relief valve)
POTENSI BAHAYA LARUTAN GAS-CAIR
• Kelarutan gas umumnya menurun dengan peningkatan suhu. Jadi, jika
larutan dalam wadah tertutup dipanaskan di atas suhu pengisian
selama transportasi atau penyimpanan, maka gas dapat terlepas dan
mengakibatkan tumpahan cairan (misalnya soda dalam kaleng yang
dikocok)
• Paparan larutan gas ke atmosfer akan menyebabkan penguapan
sampai tercapainya keseimbangan larutan cairan – gas
• Penyerapan gas yang cepat dalam wadah yang tidak memadai
ventilasinya dapat menyebabkan wadah melesak kedalam (implosion)
POTENSI BAHAYA PERUBAHAN FASE CAIR KE GAS
• Kontak air dengan logam cair atau garam panas atau minyak panas (semuanya diatas
100 derajat celcius pada tekanan atmosfer) akan menyebabkan ledakan uap dan
terlontarnya material.
• Kebocoran, atau tumpahan, bahan kimia yang dipertahankan sebagai cairan di atas
titik didih pada tekanan atmosfer (misalnya LNG) atau sebagai cairan dengan
pendinginan (misalnya amonia) dapat mengakibatkan awan uap yang cukup besar.
• Pendinginan mendadak pada wadah tertutup penuh uap akan menyebabkan
melesaknya (implosion) wadah karena kondensasi ke fase cairan
• Pendingan uap dalam wadah berventilasi akan menyebabkan terhisapnya material
dalam proses dan udara sekitar
• Penguapan dalam wadah tertutup dapat menghasilkan kenaikan tekanan dan
ledakan
POTENSI BAHAYA PERUBAHAN FASE PADAT KE
CAIR
• Semburan cairan dapat terjadi dari pipa terbuka ketika penyumbatan
padat dilepaskan oleh pemanasan dari luar, misalnya dengan uap.
• Melelehnya padatan dalam sistem tertutup dapat meningkatkan
tekanan internal yang signifikan.
POTENSI BAHAYA PERBEDAAN KEPADATAN CAIRAN
• Pemanasan cairan akan menyebabkan kenaikan tekanan hidrostatis
pada wadah tertutup, berpotensi menyebabkan ledakan atau
kebocoran wadah.
• Cairan dengan berat jenis lebih ringan akan menyebar dipermukaan
cairan dengan berat jenis lebih berat, apabila cairan ringan ini adalah
hidrokarbon akan sangat berbahaya apabila terbakar
POTENSI BAHAYA CAMPURAN CAIRAN TAK LARUT
• Titik didih dari campuran cairan yang tidak dapat larut dapat secara
signifikan lebih rendah daripada bahan kimia lain, sehingga dapat
mendidih secara tak terduga pada pencampuran panas.
• Sebagian pelarut dapat lepas ke udara dari campurannya
menyebabkan potensi bahaya
KONDISI LINGKUNGAN KERJA MEMPENGARUHI
TINGKAT RISIKO BKB
SISTEM MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERALATAN & INSTALASI
KIMIA MEMPENGARUHI TINGKAT RISIKO BKB
SISTEM
MANAJEMEN
METODE KAJIAN RISIKO
(5)
(1) (6)
Berapa Lama Waktu
Klasifikasikan Area Kerja Analisa Risiko
Paparan BKB
(4c)
(2) Verifikasi Persyaratan (7)
Identifikasi Potensi bahaya MSDS Terhadap Identifikasi Upaya
BKB Sesuai MSDS Penerapannya Di Area Pengendalian Risiko
Kerja
(4b)
(3) Identifikasi Cara (8)
Apakah Kegiatan rutin Pengendalian Bahaya BKB Catat Dalam Formulir
Atau Non Rutin ? Yang Sudah Ada Termasuk Kajian Risiko BKB
APD
(4) (4a)
(9)
Identifikasi Kondisi Tidak Gunakan Prinsip Segitiga
Monitor Dan Tinjau Upaya
Aman & Perilaku Tidak Api Untuk Identifikasi
Pengendalian Risiko
Aman Bahaya Kebakaran
FORMULIR ANALISA RISIKO BKB
RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN
PENGENDALIAN RISIKO BKB
3 Risiko Otoreaksi
Risiko Tumpah 2
Contoh :
Memesan bahan kimia dalam kondisi sudah
Eliminasi
tercampur daripada melakukan
pencampuran sendiri
Contoh :
Subtitusi Memisahkan BKB dari pekerja atau BKB yang
satu dari BKB yang lain
Rekayasa Contoh :
Exhaust, Grounding, Antistatic Floor, Firewall
Contoh :
Administrasi JSA, SOP, Training, Sertifikasi, Pembatasan Volume BKB,
Explosion Proof
AP Contoh :
D
Helm, Eye glass, Ear protection, Apron, SCBA,
PENGENDALIAN RISIKO KEBAKARAN
KLASIFIKASI AREA BERBAHAYA – ZONA “0”
Earthing, Grounding
Penyalur Petir
Dilarang Merokok
Klasifikasi Zona Berbahaya: Metode Penilaian Risiko Atmosfer Lingkungan Kerja Ada Gas Mudah Meledak
Helium
Nitrogen
Argon
PENGENDALIAN RISIKO BKB TUMPAH
Spill Control
PENGENDALIAN RISIKO BKB TUMPAH
Spill Control
PENGENDALIAN RISIKO OTOREAKSI BKB
PENGENDALIAN RISIKO OTOREAKSI BKB
Teknik Analisa Risiko
4. Dow Index
HAZOP ANALYSIS
Interlock
Sistem CO2/Foam
Selang/Pipa sudah
Kebakaran & ledakan
rapuh
Dow Index
Perhitungan kategori bahaya kebakaran didapatkan dari index :
1. Index kebakaran & ledakan (F&E Index)
2. Index keberacunan (T Index)
F & E Index
F = MF X (1 + GPHTot) X (1 + SPHTot)
Dimana :
MF : Faktor material, tindakan pencegahan terhadap potensi energy dari BKB berdasarkan
Tabel NFPA
GPHTot : Bahaya proses umum; tindakan pencegahan bahaya yang menjadi bawaan proses
SPHTot : Bahaya proses khusus; tindakan pencegahan bahaya karena karakteristik dan kondisi
proses bersifat khusus
Material Factor “MF”
Bahaya proses umum “GPHTot”
GPHTot
= Reaksi Nilai penalty Reaksi Nilai penalty
Faktor penalty reaksi eksotermis
+ Combustion 0.2 Halogenisation 1.0
Faktor penalty reaksi endostermis Hydrogenation 0.3 Nitrarion 1.25
+
Hydrolysis 0.3
Faktor penalty perpindahan & penanganan bahan
+ Alkylation 0.3
Faktor penalty proses didalam ruangan Isomerization 0.3
+
Sulfonation 0.3
Faktor penalty lainnya
Neutralization 0.3
Esterification 0.5
Oxidation 0.5
Polymerization 0.5
Condensation 0.5
Bahaya proses umum “GPHTot”
GPHTot
= Reaksi Nilai penalty
Faktor penalty reaksi eksotermis Calcination 0.2
+
Faktor penalty reaksi endostermis Electrolysis 0.2
+ Pyrolysis or cracking 0.2
Faktor penalty perpindahan & penanganan bahan
Combustion process for all above 0.4
+
Faktor penalty proses didalam ruangan
+
Faktor penalty lainnya
Bahaya proses umum “GPHTot”
GPHTot
=
Faktor penalty reaksi eksotermis
Metode Nilai penalty
+
Faktor penalty reaksi endostermis Truk tangki, kapal 0.5
+ Material disimpan dibawah suhu atmospheric boiling point 0.3
Faktor penalty perpindahan & penanganan bahan
+ Material disimpan diatas suhu atmospheric boiling point 0.6
Faktor penalty proses didalam ruangan
+
Faktor penalty lainnya
Bahaya proses umum “GPHTot”
GPHTot
=
Faktor penalty reaksi eksotermis Kondisi proses didalam ruangan Nilai penalty
+ Cairan mudah terbakar diatas flashpoint tetapi dibawah atmospheric boiling
Faktor penalty reaksi endostermis 0.3
point
+
Faktor penalty perpindahan & penanganan bahan Cairan mudah terbakar atau LPG diatas atmospheric boiling point 0.6
+
Faktor penalty proses didalam ruangan
+
Faktor penalty lainnya
Bahaya proses umum “GPHTot”
GPHTot
=
Faktor penalty reaksi eksotermis Kondisi proses didalam ruangan Nilai penalty
+
Faktor penalty reaksi endostermis
Pengepakan, pengisian kedalam drum atau kantong atau kotak
+ 0.5
menggunakan pompa sentrifugal atau mesin pencampur
Faktor penalty perpindahan & penanganan bahan
+
Faktor penalty proses didalam ruangan
+
Faktor penalty lainnya
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
=
Suhu Nilai penalty
Faktor penalty suhu proses
+ Diatas flash point 0.25
Faktor penalty tekanan rendah Diatas atmospheric boiling point 0.6
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya Titik nyala rendah (auto ignition) seperti hexane, carbon disulphide 0.75
+
Faktor penalty tekanan operasi
+
Faktor penalty suhu rendah
+
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi
+
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
Kondisi Nilai penalty
=
Faktor penalty suhu proses Kebocoran udara kedalam proses tidak menimbulkan potensi bahaya 0.0
+
Faktor penalty tekanan rendah Kebocoran udara kedalam sistem menimbulkan bahaya 0.5
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya Sistem pengumpulan hydrogen 0.5
+
Kebocoran pada vacuum distillation yang akan menimbulkan bahaya 0.75
Faktor penalty tekanan operasi
+
Faktor penalty suhu rendah
+
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi
+
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
=
Faktor penalty suhu proses
+ Kondisi Nilai penalty
Faktor penalty tekanan rendah Bahan mudah terbakar disimpan dalam tangki diluar ruang 0.5
+
Proses dekat area mudah terbakar, atau digunakan nitrogen atau udara untuk menjaga
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya 0.75
kondisi diluar batas explotion
+
Faktor penalty tekanan operasi
+ Proses secara normal pada rentang mudah terbakar 1.0
Faktor penalty suhu rendah
+
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi
+
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
=
Faktor penalty suhu proses
+
Faktor penalty tekanan rendah
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya
+
Faktor penalty tekanan operasi
+
Faktor penalty suhu rendah
+
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+ Bahan Faktor koreksi
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi
+ Kental;tars, bitumen, minyak
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan Tabel logaritma digunakan untuk X 0.7
pelumas, aspal
cairan mudah atau sangat mudah
terbakar, apabila digunakan untuk Gas bertekanan X 1.2
bahan lain maka diberikan koreksi
sebagai berikut : Gas cair bertekanan mudah
X 1.3
terbakar
Proses moulding,extrution -
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
=
Faktor penalty suhu proses
+
Faktor penalty tekanan rendah
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya
+
Faktor penalty tekanan operasi Kondisi Nilai penalty
+ Proses bekerja diantara suhu: -30oC – 0oC 0.3
Faktor penalty suhu rendah
+ Proses bekerja dibawah -30oC 0.5
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi
+
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan
Bahaya proses khusus “SPHTot” Flammable materials in process
SPHTot
=
Faktor penalty suhu proses
+
Faktor penalty tekanan rendah
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya
+
Faktor penalty tekanan operasi
+
Faktor penalty suhu rendah
+
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+ Rumus factor : Y = 0.305 log eQ -2.965
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi
+ Dimana :
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan e : heat of combustion materials, kJ/Kg
Q : Kuantitas flammable materials, Kg
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
=
Faktor penalty suhu proses
+
Faktor penalty tekanan rendah
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya
+
Faktor penalty tekanan operasi
+
Faktor penalty suhu rendah
+
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi
+
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
=
Faktor penalty suhu proses
+
Faktor penalty tekanan rendah
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya
+
Faktor penalty tekanan operasi
+
Faktor penalty suhu rendah
+
Laju korosi Nilai penalty
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+ Kurang dari 0.5 mm/th, dengan risiko korosi pitting atau lokal 0.1
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi Diatas 0.5 mm/th dan kurang dari 1 mm/th 0.2
+
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan Diatas 1 mm/th 0.5
Bahaya proses khusus “SPHTot”
SPHTot
=
Faktor penalty suhu proses
+
Faktor penalty tekanan rendah
+
Faktor penalty kondisi mudah terbakar didalam atau sekitarnya
+
Faktor penalty tekanan operasi
+
Faktor penalty suhu rendah
+
Faktor penalty Kuantitas bahan mudah terbakar
+ Kemungkinan kejadian Nilai penalty
Faktor penalty kemungkinan hilangnya bahan karena korosi atau erosi Kemungkinan kebocoran seal dan pompa jarang 0.1
+
Faktor penalty kemungkinan kebocoran packing atau sambungan Diketahui bahwa kebocoran seal rutin terjadi pada pompa dan sambungan flange 0.2
Fluida bersifat abrasive sehingga sering terjadi masalah serius pada seal 0.4
Dimana :
Th : Faktor keberacunan (toxicity factor) sesuai
NFPA
Dimana :
Th : Faktor keberacunan (toxicity factor) sesuai
NFPA
Catatan :
Instalasi kategori I : Klasifikasi bahaya rendah dan seterusnya
Pilih nilai tertinggi diantara F&E Index dan T-Index
STUDI KASUS I
4 PRESENTASIKAN
thank you!