PELAJARAN HIDUP “Bercakaplah kepada bumi dan ia akan mengajarkan kamu.”
By:Nengchy Sabattine Panjaitan (1943002)
Guru Agung itu membawa para pendengarnya untuk berhubungan dengan alam, supaya kita dapat mendengar suara yang berbicara pada semua benda yang diciptakan; dan bilamana hati kita menjadi lembut dan pikiran kita mau menerima, Tuhan menolong kita untuk menafsirkan pengajaran rohani mengenai pemandangan ke atas mana mata kita tertuju. Perumpamaan-perumpamaan sebagai sarana yang olehnya Ia suka mengajarkan pelajaran-pelajaran tentang kebenaran, menunjukkan betapa terbuka rohNya pada pengaruh-pengaruh alam dan bagaimana Ia senang menghimpun pengajaran rohani dari lingkungan kehidupan sehari-hari. Kristus menggambarkan kebenaran yang kekal seperti Burung di udara, bunga bakung di padang, penabur dan benih, gembala dan domba.Ia juga menarik gambaran dari peristiwa-peristiwa dalam kehidupan, bukti pengalaman yang lumrah bagi para pendengarNya—ragi harta yang tersembunyi, mutiara, jala ikan, mata uang yang hilang, anak yang terhilang, rumah di atas batu dan pasir. Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga” (2 Korintus 9:6) Tuhan mengatakan, Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana terdapat air” (Yesaya 32:20). Menabur dekat air yang banyak berarti memberi di mana saja pertolongan kita diperlukan. Ini tidak akan menyebabkan kemiskinan. “Orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga.” Dengan menaburkannya si penabur melipatgandakan benihnya. Demikianlah dengan memberi kita menambah berkat-berkat kita. Janji Allah memastikan kecukupan, agar kita bisa terus memberi. Benih itu mengandung dalam dirinya suatu prinsip yang menghidupkan, namun jika dibiarkan sendirian, benih itu tidak mempunyai kuasa untuk bertumbuh. Manusia mempunyai bagiannya untuk bertindak dalam meningkatkan pertumbuhan benih gandum; tetapi ada suatu hal yang di luar itu ia tak dapat menyelesaikan apa-apa. Ia harus bergantung atas Orang yang menghubungkan penaburan dan penyabitan itu oleh rantai yang ajaib kemahakuasaan-Nya sendiri. “Benih itu ialah firman Allah.” “Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh- tumbuhan dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran” (Lukas 8:11; Yesaya 61:11). Sebagaimana dalam penaburan alamiah, demikian pula dalam penaburan rohani; kuasa yang dengan sendirinya dapat menghasilkan kehidupan berasal dari Allah. Orang-orangtua dan guru-guru harus bertujuan demikian untuk menanamkan kecenderungan orang-orang muda sehingga pada setiap tingkat kehidupan dapat melukiskan keindahan yang cocok dengan masa itu, bertumbuh secara alami, sama seperti tanaman di kebun. Dalam pelajaran-pelajaran-Nya ada sesuatu untuk menarik setiap pikiran, untuk mengimbau setiap hari. Dengan demikian tugas sehari- hari, gantinya hanya kerja bantingtulang, dan kehilangan pikiran-pikiran tinggi, diterangi dan diangkat oleh pengingat-pengingat tetap terhadap perkaraperkara rohani dan yang tidakkelihatan. Begitulah kita harus mengajar. Biarlah anak-anak belajar melihat di alam suatu ungkapan tentang kasih dan hikmat Allah; biarlah pemikiran tentang Dia dihubungkan dengan burung dan bunga serta pohon; biarlah semua perkara yang kelihatan bagi mereka menjadi penafsir perkara yang tidak kelihatan dan semua peristiwa kehidupan menjadi sarana pengajaran ilahi. Sementara kita belajar demikian untuk mempelajari pelajaran pada segala sesuatu yang diciptakan, dan pada seluruh pengalaman hidup, tunjukkan bahwa hukum- hukum sama memerintah bendabenda alam dan peristiwa- peristiwa kehidupanlah yang harus mengendalikan kita; bahwa itu semuanya diberikan demi kebaikan kita, dan bahwa hanya dalam penurutan kepada hukum-hukum itu saja kita dapat memperoleh kebahagiaan dan keberhasilan yang sesungguhnya. Segala sesuatu baik di surga maupun di bumi menyatakan bahwa hukum kehidupan yang besar itu adalah hukum pelayanan. Bapa semawi bekerja melayani kehidupan semua perkara yang hidup. Kristus datang ke bumi “sebagai Pelayan” (Lukas 22:27). Malaikat- malaikat adalah “roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan” (Ibrani 1:14). Hukum pelayanan yang sama tertulis di atas segenap alam. Burung-burung di udara, binatang-binatang di ladang, pohon-pohon di hutan, daundaunan, rumput-rumput dan bunga-bunga, matahari di langit dan bintang-bintang yang terang—semuanya mempunyai pekerjaannya. Danau dan samudera, sungai dan mata air masing- masing menerima untuk memberi. SELESA I