Anda di halaman 1dari 29

REFERAT

DISLIPIDEMIA

Diajukan Oleh:
Betti Widias Pradani / J500090061
Pembimbing : dr. Asna Rosida, Sp. PD

BAGIAN KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT DR. HARJONO PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
DEFINISI

Dislipidemia adalah kalainan metabolisme lipid


yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma.

Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah


kenaikan kadar kolesterol total (>240mg/dl),
kolesterol LDL (>160 mg/dl), dan atau trigliserida
(>200 mg/dl), serta penurunan kolesterol HDL (<40
mg/dl).
ETIOLOGI

Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh


beberapa faktor :
1.Faktor jenis kelamin
2.Faktor Usia
3.Faktor Genetik
4.Faktor Kegemukan
5.Faktor Olah Raga
6.Faktor Merokok
7.Faktor Makanan
FAKTOR RESIKO
Kadar lipoprotein (LDL) meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia.
Pada keadaan normal pria memiliki kadar LDL yang lebih
tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita lebih
banyak.
Faktor lain :
1.Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
2.Obesitas
3.Diet kaya lemak
4.Kurang melakukan olah raga
5.Penyalahgunaan alkohol
6.Merokok sigaret
7.Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
8.Hipotiroidisme
9.Sirosis
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin
meningkat.

Sudijanto Kamso dkk. (2004) terhadap 656 responden


di 4 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, dan Padang) didapatkan keadaan
dislipidemia berat (total kolesterol >240 mg/dL)pada
orang berusia diatas 55 tahun.

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi


dislipidemia lebih banyak didapatkan pada wanita
(56,2%) dibandingkan pada pria (47%).
KLASIFIKASI
Klasifikasi Fenotip
a. Klasifikasi EAS (European Atheroselerosis Society)
b. Klasifikasi NECP (National Cholesterol Education Program)

c. Klasifikasi WHO (World Health Organization)


Klasifikasi Patogenik
a. Dislipidemia Primer
 Hiperkolesterolemia poligenik
 Hiperkolesterolemia familial
 Dislipidemia remnant
 Hyperlipidemia kombinasi familial
 Sindroma Chylomicron
 Hypertrriglyceridemia familial
 Peningkatan Cholesterol HDL
 Peningkatan Apolipoprotein B

b. Dislipidemia Sekunder
Hiperkolesterolemia Hipertrigliseridemia Dislipidemia

Hipotiroid DM Alkohol Hipotiroid

Sindrom nefrotik Obesitas Sindrom nefrotik

Penyakit hati obstruktif Gagal ginjal kronik Gagal ginjal kronik


KLASIFIKASI KADAR LIPID PLASMA
MENURUT NCEP ATP III
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Faktor Risiko (Selain Kolesterol LDL) yang Menentukan Sasaran
Kolesterol LDL yang Ingin Dicapai
- Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.
- Riwayat keluarga PAK (Penyakit Arteri Koroner) dini yaitu ayah usia
< 55 tahun dan ibu < 65 tahun.
- Kebiasaan merokok
- Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi)
- Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol HDL
≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total
Tiga Kategori Resiko yang Menentukan Sasaran Kolesterol LDL yang Ingin
Dicapai berdasarkan NCEP
Kategori Resiko Sasaran Kolesterol LDL
(mg/dl)

1. Resiko Tinggi <100


a. Mempunyai Riwayat PJK dan  
b. Mereka yang mempunyai risiko yang disamakan dengan PJK  
- Diabetes Melitus  
- Bentuk lain penyakit aterosklerotik yaitu stroke, penyakit arteri  
perifer, aneurisma aorta abdominalis  
- Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko) yang mempunyai risiko  
PJK dalam waktu 10 tahun > 20 % (lihat skor risiko  
Framingham)  
2. Resiko Multipel (≥2 faktor resiko) dengan risiko PJK dalam kurun  
waktu 10 tahun < 20%  
3. Resiko Rendah (0-1 faktor resiko) dengan risiko PJK dalam <130
kurun waktu 10 tahun < 10 %  
<160
Bagan Penatalaksanaan Dislipidemia
Penatalaksanaan

Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah


upaya non-farmakologis  modifikasi diet,
latihan jasmani serta pengelolaan berat
badan.
Penatalaksanaan

Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien,


mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak
lemak jenuh dan kolesterol serta berapa sering keduanya
dimakan.
Hasil diet terhadap kolesterol serum dinilai setelah 4-6
minggu dan kemudian setelah 3 bulan.
Penilaian pola makan penting untuk menentukan apakah
harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung ke diet
tahap ke II.
Penatalaksanaan

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik


dapat :
meningkatkan kadar HDL dan Apo AI,
menurunkan resistensi insulin,
meningkatkan sensitivitas dan meningkatkan
keseragaman fisik,
menurunkan trigliserida dan LDL, dan
menurunkan berat badan
Penatalaksanaan

Terapi non farmakologis  6 minggu evaluasi ulang.


Belum mencapai kadar kolesterol LDL sasaran yang
diharapkan??  tingkatkan/intensifikasi terapi non-
farmakologis dan harus dicari pula penyebab dislipidemia
sekunder.
Bila 6 minggu berikutnya kadar kolesterol LDL masih
belum mencapai sasaran  tambahkan terapi
farmakologis dengan tetap melanjutkan terapi non-
farmakologis.
KLASIFIKASI OBAT-OBAT HIPOLIPIDEMIK

Penghambat Penghambat
Sekueastran Asam Asam
HMGCoA Absorpsi
Asam Empedu Nikotinat Fibrat
Reduktase Kolesterol

Simvastatin Kolestiramin Asam Bezafibrat Ezetimibe


Lovastatin Kolestipol Nikotinat Fenofibrat  
Pravastatin Gemfibrozil
Fluvastatin
Atorvastatin
Rosuvastatin
Target kolesterol LDL (mg/dl)
Kadar LDL
Target Kadar LDL untuk mulai
Kategori Resiko untuk mulai
LDL terapi farmakologis
PGH
PJK atau yang < 100  100  130
disamakan PJK (100-129 pemberian obat
opsional)
Faktor resiko  2 < 130  130 10 tahun risiko 10-20% :  130
10 tahun risiko <10% : >160

Faktor resiko 0-1 < 160  160  190


(160-189 pemberian obat
opsional)
Terapi hiperkolesterolemia untuk pencegahan primer

atau atau

6 minggu

???
KOMPLIKASI
PROGNOSIS

Berdasarkan faktor resiko, berat


ringan penyakit, gaya hidup, maupun
nilai lipid dalam tubuh.

Semua ditentukan berdasarkan gejala


klinis dari penyakit yang mendasari.
BAB
III
1. Gangguan kadar lemak dalam darah atau dislipidemia
merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya
penyakit kardiovaskuler.
2. Lipid adalah senyawa organik dalam bentuk ester yang
berisi alkohol dan asam lemak.
3. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi
lipid dalam plasma.
4. Penatalaksanaan meliputi terapi nonfarmakologis
(terapi nutrisi medis dan aktifitas fisik).
5. Terapi farmakologis terdapat beberapa golongan
tergantung pada kadar kolesterol mana yang akan
dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Adam, JMF., et al., 2004. Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Dislipidemia. FKUI:
PB PERKENI.
• Price, SA., Wilson, LM., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jilid 2. Cetakan Pertama. Jakarta: EGC.
• Eynatten, M., 2008. Atherogenic Dyslipidaemia but Not Total - and High –
Molecular Weight Adiponectin are Associated with The Prognostic Outcome in
Patients with Coronary Heart Disease. European Heart Journal. pp: 1307-15.
• Anwar, B., 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner.
Avaiable at
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/ gizi-bahri3.pdf (2
Februari 2014)
• Debbie, A., 2005. Plasma Adiponectin Levels are Associated with Insulin
Resistance, but Do Not Predict Future Risk of Coronary Heart Disease in
Women. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.
• Silbernagl, S., Lang, F., 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
EGC.
• Sudoyo, AW, dkk., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Kelima. Jilid III.
Jakarta: Interna Publishing.

Anda mungkin juga menyukai