Anda di halaman 1dari 18

Abses Peritonsil

Esty Willyana Sari S.Ked


NPM 20360055

Pembimbing
dr. Yuliani Mardianti Lubis, Sp. THT.KL.
Kepanitraan Klinik Senior Ilmu THT
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Rumah Sakit Umum
Haji Medan 2020
Pendahuluan

Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60 tahun


Pada pemeriksaan fisik, tanda klinis yang tampak adalah
pembengkakan di area peritonsilar, tonsil terdorong ke arah
medial dan inferior, dapat ditemukan eksudat di sekitar
tonsil, deviasi uvula ke arah kontralateral, pembengkakan
pada palatum mole, serta limfadenopati jugulodigastrik.
Anatomi
Anatomi
Anatomi
Tonsil palatina adalah Dibatasi oleh:
suatu massa jaringan Lateral Muskulus konstriktor
limfoid yang terletak di faring superior
dalam fosa tonsil pada Anterior  Muskulus
kedua sudut orofaring. palatoglosus
Posterior Muskulus
palatofaringeus
Superior  Palatum mole
Inferior Tonsil lingual
Fisiologis
Mekanisme pertahanan non spesifik
Bakteri Opsonisasi Fagosit

Mekanisme pertahanan spesifik

Dapat menghasilkan IgE yang berfungsi


Tonsil dapat untuk mengikat sel basofil dan sel
memproduksi IgA mastosit, dimana sel-sel tersebut
yang akan mengandung granula yang berisi mediator
menyebabkan vasoaktif, yaitu histamin. Bila ada alergen
resistensi jaringan maka alergen itu akan bereaksi dengan
lokal terhadap IgE, sehingga permukaan sel membrannya
organisme patogen. akan terangsang dan terjadilah proses
degranulasi.
Abses Peritonsil
Peritonsillar Abscess (PTA) atau Quinsy adalah suatu
Definisi rongga yang berisi nanah didalam jaringan peritonsil yang
terbentuk sebagai hasil dari tonsillitis supuratif

Epidemiologi Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60 tahun,


namun paling sering terjadi pada umur 20-40.

Proses ini terjadi sebagai komplikasi tonsilitis akut atau


infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus Weber di
Etiologi kutub atas tonsil. Biasanya kuman penyebab sama
dengan penyebab tonsilitis, dapat ditemukan kuman
aerob dan anaerob.
Abses Perittonsil
Aerob
Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik
streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus
influenzae.
anaerob

Etiologi Fusobacterium. Prevotella, Porphyromonas,


Fusobacterium,dan Peptostreptococcus spp
Abses Perittonsil
1. Otalgia
2. Odinofagia
3. Regurgitasi
Gejala 4. Foetor es ore
5. Hipersaliva
6. Rinolalia
7. Trismus
8. Pembesaran kelenjar submandibula dan nyeri tekan
Patofisiologi dan Klasifikasi
Inadekuat Penyebaran infeksi
Stadium Infiltrat

Abses
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap
2. Kultur darah
3. Throat kultur
4. Plain radiographs
5. Ct scan
Diferensial Diagnosis

Abses retrofiring, abses parafaring ,


abses submandibular, angina ludovici.
Penatalaksanaan

Stadium Infiltrasi Stadium Abses

1. Penisilin 600 mg IV tiap


6 jam selama 12-24 jam
2. Metronidazol 3x4 250-
500mg 1. Needle aspiration
3. Amoksisilin 3x4 250- 2. Insisi drainase
500mg 3. Tonsilektomi
4. Sefalosforin 3x4 250-
500mg
5. Simtomatik
Komplikasi

1. Abses pecah spontan


2. Abses parafaring
3. Meningitis
4. Abses otak
Prognosis

Abses peritonsil merupakan penyakit yang jarang


menyebabkan kematian kecuali jika terjadi
komplikasi berupa abses pecah spontan dan
menyebabkan aspirasi ke paru.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai