Anda di halaman 1dari 15

Obat Antiaritmia

Kelas :C
Anggota :
Anang syahri marta 17010111
Anisya indira putri 17010112
Azzahra islamia 17010113
Deva ulan sari 17010114
Dewi Afrianti 17010117
Pendahuluan
• Famakoterapi aritmia jantung didasarkan pada
pengetahuan tentang mekanisme,manifistasi klinik dan
perjalanan alamia aritmia yang hendak diobati dan
pengertianyang jernih tentang farmakologi dari obat yang
digunakan.
• Terapi aritmia yang optimal memerlukan pemahaman
yang baik mengenai farmakokinetik obat aritmia dan
pengaruh penyakit terhadap obat.
Elektrofisiologi Jantung
1. Potensial Istiahat
Antara permukaan luar dan permukaan dalam
membran sel jantung, ada perbedaan muatan yang
dinamakan potensial istirahat (Vm) untuk kebanyakan swl
jantung, besar potensial istirahat adalah -80 sampai -90 mV,
relatif terhadap cairan ekstrasel. Potensial ini terjadi karena
adanya perbedaan kadar ion, terutama Na, K, di permukaan
luar dan dalam membran yang dihasilkan oleh transpor aktif
ion.
2. Potensial aksi
Potensial aksi jantung terbagi menjadi 2 kelompok
yaitu berespons lambat dan cepat. Depolarisasi pada
respons cepat ditimbulkan oleh pemasukan ion Na yang
sangat banyak dan cepat ke dalam sel. Potensial aksi pada
atrium, ventrikel, dan serabut purkino adalah contoh dari
respons cepat. Respons lambat depolarisasi nya dibawa
oleh ion Ca melalui kalan Ca tipe L. Potensial aksi pada
3. Eksitabilitas dan refractoriness
Eksitabilitas adalah kekuatan impiuls listrik yang diperlukan
untuk merangsang jantung. Suatu sel jantung mempunyai
eksitabilitas yang tinggi bila dapat distimulasi oleh impuls listrik
yang rendah. Refractoriness adalah istilah yang merujuk pada
massa refracter efektif (ERP) yang berarti jarak waktu sekurang-
kurangnya yang diperluakan antara dua respons jaringan agar
dapat menimbulkan penjalaraqn rangsang.
4. Kesigapan (responsiveness) dan konduksi
Istilah kesigapan membran (membran responsiveness)
digunakan untuk menerangkan respon serabut jantung
terhadap suatu rangsang. Serabut jantung tidak mampu
menumbukkan respon yang normal sampai terjadi
repolariosasi sempurna. Perubahan dalam kecepatan
maksimal depolarisasi selama fase 0 (Vmax) merupakan
petunjuk mengenai sistem konduksi Na atau derajat
pemulihan kembali kanal Na setelah inaktivasi. Vmax fase 0
merupakan determinan pentinf dari kecepatan konduksi dan
penghambatan impuls prematur.
Mekanisme Aritmia
Yang dimaksud aritmia adalah kelainan dalam kecepatan,
irama, tempat asal dari impuls, atau gangguan konduksi yang
menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi atrium
dan ventrikel.
1. Aritmia karena gangguan pembentukan impuls
Ada banyak contoh aritmia yang timbul, baik karena
peningkatan atau kegagalan automatisitas normal.
• Automatisitas normal yang berubah
Hanya ada beberapa jenis sel jantung yang
memperlihatkan automatisitas dalam keadaan normal ,
yaitu nodus SA, Nodus AV distal, dan sistem his-purkinje.
• Pembentukan impuls abnormal
Aritmia yang berasal dari sumber impuls yang abnormal
dibagi dua yaitu automatisitas abnormal dan aktivitas terpicu
(Triggered Activity).
2. Aritmia yang disebabkan kelainan konduksi impuls
Aritmia dapat timbul karena munculnya aktivasi
berulang yang dimulai oleh seseuatu depolarisasi.
Aritmia seperti itu yang sering juga dinamai aritmia
arus-balik (re-entrant arrthythmia) dapat
berkelanjutan, tetapi tidak tercetus sendiri.
Faktor –faktor yang menetukan terjadinya arus-
balik adalah adanya hambatan searah, dan rintangan
anatomis atau fungsional terhadap konduksi sehingga
berbentuk arus melingkar (sirkuit)
Klasifikasi Obat Antiaritmia
Pembahasan Obat – obat
• Kelas IA : Kuinidin, Prokainamid, dan Disopiramid
• Kelas IB : Lidokain, Fenitoin, Tokainid dan meksiletin
• Kelas IC : Flekanid, Enkanid, dan Propafenon
• Kelas II : Propanolol , asetbutolol, esmolol
• Kelas III : Bretilium, Amiodaron, dan sotalol, dofetilit dan
Ibutilid
• Kelas IV : Verapamil dan Diltiazem
• Kelas V : Digitalis, Adenosin dan Magnesium
Kelas IA : Kuinidin, Prokainamid, dan
Disopiramid
• Kuinidin
• Prokainamid
• Disopiramid
Kelas IB : Lidokain, Fenitoin, Tokainid dan Meksiletin

• Lidokain
• Fenitoin
• Tokainid
• Meksiletin
Kelas IC : Flekanid, Enkanid, dan
Propafenon
• Flekanid
• Enkanid
• Propafenon
Kelas II : Propanolol , asetbutolol, esmolol

• Propanolol
• Asetbutolol
• Esmolol
Kelas III : Bretilium, Amiodaron, dan sotalol, dofetilit dan Ibutilid

• Bretilium
• Amiodaron
• Sotalol
• Dofetilit
• Ibutilid
Kelas IV : Verapamil dan Diltiazem
• Verapamil
• Diltiazem
Kelas V : Digitalis, Adenosin dan Magnesium

• Digitalis
• Adenosin
• Magnesium

Anda mungkin juga menyukai