Anda di halaman 1dari 34

BIOKIMIA

"KONSEP DASAR LABORATORIUM KLINIK


DAN PEMERIKSAANNYA”
Konsep dasar laboratorium
klinik
Pengertian
Ruang lingkup
Tehnik kerja di laboratorium
Pemeriksaannya
Pemeriksaan hemoglobin
Pemeriksaan LED
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urine
Pemerksaan HIV
Pemeriksaan tes kehamilan
Pemeriksaan pap smear
Pemeriksaan jamur
Pemeriksaan sarebro spinal
Pengertian
Menurut menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Laboratorium adalah sarana penunjang
jurusan dalam study yang bersangkutan, dan
sumber unit daya dasar untuk
pengembangan ilmu dan pendidikan. Dalam
pendidikan laboratorium adalah tempat
proses belajar mengajar melalui metode
praktikum yang dapat menghasilkan
praktikum hasil pengalaman belajar
Ruang Lingkup
Agar setiap pengelola laboratorium
memahami tugas dan tanggung jawab
dalam mengelola laboratorium dan
kompeten dalam mengelola
laboratorium, dijelaskan mengenai
hal-hal sebagai berikut:
lanjutan
a. Laboratorium membantu dan membangun
pengetahuan tentang fenomena alam dan
mengembangkan keterampilan kecakapan
hidup melalui kegiatan ilmiah untuk
memperoleh generalisasi atau kesimpulan
berupa eksplanasi . Teknik dasar bekerja di
laboratorium antara lain:
pengenalan,
pemberdayaan,
perawatan alat dan
bahan Pengelolaan Laboratorium.
lanjutan
b. Keselamatan dan keamanan kerja di
laboratorium terdiri atas :
hal-hal yang harus dilakukan sebelum,selama
dan sesudah bekerja di laboratorium
teknik dasar keselamatan kerja antara lain
penanganan bahan berbahaya
alat gelas, mekanik, dan listrik
Penataan dan pengadministrasian alat dan
bahan di laboratorium
Tehnik kerja di laboratorium
Hal pertama yang perlu dilakukan
1.Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman
untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk
melindungi pakaian, dan sepatu tertutup untuk
melindungi kaki.
2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak
karena bahan kimia.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau
sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
lanjutan
Memindahkan bahan kimia

1. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya


dua kali untuk menghindari kesalahan.
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang
diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan kimia secara
berlebihan.
4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam
botol semula untuk mencega kontaminasi.
lanjutan
Memindahkan bahan Kimia cair
1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan.
2. Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena isi botol dapat
terkotori.
3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan
agar tidak memercik.

Memindahkan bahan Kimia padat


1. Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan
kimia.
2. Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.
3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang
dapat mengotori bahan tersebut.
lanjutan
Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagian atas larutan.
3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya
tidak melukai orang lain maupun diri sendiri.

Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia


5. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut.
6. Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas kimia untuk
mencegah pemanasan mendadak.
7. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air,
maksimum seperempatnya.
Pemeriksaannya
Pemeriksaan Darah
Hemoglobin

Prinsip :
Hb darah dirubah menjadi asam hematin dengan
pertolongan larutan HCl lalu kadar asam hematin ini
diukur dengan membandingkan warna dengan warna
standart secara visual
Harga Normal :
Laki laki : 13.4 - 17.7 g%
Perempuan : 11.4 - 15.1 g% 
Laju Endap Darah (LED)

Prinsip :
Darah vena dengan antikoagulan tertentu
dimasukan kedalam tabung tertentu dan
dicatat kecepatan pengendapan dari
eritrosit eritrosit.

Harga Normal :
Laki laki : 2 - 13 mm/jam
Perempuan : 2 – 20 mm/jam
Golongan Darah A B O

Prinsip :
Darah vena direaksikan dengan anti A dan
anti B, jika didalam eritrositnya
mangadung antigen A atau B akan terjadi
penggumpulan
Hitung Eritrosit
Prinsip :
Darah diencerkan serta dicat dengan suatu
larutan Hayem lalu sel selnya dihitung
dalam kamar penghitung dibawah
mikroskop.

Harga normal :
Laki laki : 4.330.000 – 5.950.000 / mm
Perempuan : 3.900.000 – 4.820.000 / mm
Hitung Leukosit
Prinsip :
Darah diencerkan serta dicat dengan suatu
larutan Turk lalu sel selnya dihitung
dalam kamar penghitung dibawah
mikroskop
Harga normal :
Laki laki : 4.700 – 10.300 / mm
Wanita : 4.300 – 11.300 / mm
Hitung Trombosit
Prinsip :
Darah diencerkan serta dicat dengan suatu
larutan Rees Ecker lalu sel selnya
dihitung dalam kamar penghitung
dibawah mikroskop.
Harga normal :
150.000 – 350.000 mm3
Waktu Perdarahan (Blooding Time)

Prinsip :
Ialah pemeriksaan terhadap fungsi
pembuluh darah (kapilaria) jumlah dan
fungsi trombosit (ekstrinsik faktor)
Harga Normal : 1 – 7 menit
Waktu Perdarahan (Blooding Time)

Prinsip :
Dengan pemeriksaan waktu pembekuan
dapat dilihat adanya kelainan /
kekurangan dari faktor intrinsik
Harga Normal : 5 – 15 menit
HIV/AIDS

 Human Immunodefeciency Virus dapat di isolasi dari cairan-


cairan yang berperan dalam penularan AIDS seperti darah,
semen dan cairan serviks atau vagina. Diagnosa adanya
infeksi dengan HIV ditegakkan di laboratoruim dengan
ditemukannya antibodi yang khusus terhadap virus tersebut.
 Untuk pemeriksaan pertama biasanya digunakan Rapid tes
untuk melakukan uji tapis. Saat ini tes yang cukup sensitif
dan juga memiliki spesifitas yang tinggi. Hasil yang positif
akan diperiksa ulang dengan menggunakan tes yang
memiliki prinsip dasar tes yang berbeda untuk
meminimalkan adanya hasil positif palsu yaitu ELISA. 
Rapid Tes hasilnya bisa dilihat dalam waktu kurang lebih 20
menit.
Lanjutan
 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA),
bereaksi terhadap adanya antibody dalam serum
dengan memperlihatkan warna yang lebih jelas
apabila terdeteksi jumlah virus yang lebih besar.
Biasanya hasil uji ELISA mungkin masih akan
negatif 6 sampai 12 minggu setela pasien
terinfeksi. Karena hasil positif palsu dapat
menimbulkan dampak psikologis yang besar,
maka hasil uji ELISA yang positif diulang dan
apabila keduanya positif maka dilakukan uji yang
lebih spesifik yaitu Western Blot.
Lanjutan
 Western Blot merupakan elektroporesis gel poliakrilamid
yang digunakan untuk mendeteksi rantai protein yang
spesifik terhadap DNA. Jika tidak ada rantai protein yang
ditemukan berarti tes negatif. Sedangkan bila hampir atau
semua rantai protein ditemukan berarti western blot positif.
Tes ini harus diulangi lagi setelah 2 minggu dengan sampel
yang sama. Jika western blot tetap tidak bisa disimpulkan
maka tes  western blot harus diulangi lagi setelah 6 bulan.
Jika tes tetap negatif maka pasien dianggap HIV negatif.
 PCR (Polymerase Chain Reaction) Untuk DNA dan RNA
virus HIV sangat sensitive dan spesifik untuk infeksi HIV.
Tes ini sering digunakan bila tes yang lain tidak jelas.
Pemeriksaan Urine

a. Test Kehamilan
Prinsip :
Urin hamil: HCG dan antibodi HCG
Lateks + anti HCG jadi menggumpal
Reaksi hambatan aglutinasi (aglutinasi-inhibisi) antara
hormon Human chorionic Gonadotropin (HCG) dalam urine
dengan lateks.
Dengan adanya HCG bebas dalam urine maka antibodi HCG
akan dinetralkan sehingga tidak terjadi penggumpalan.
Hasil :
Positive : tidak menggumpal
Negative : menggumpal
Lanjutan
b. Proteinuria
Prinsip :
Protein + asam sulfosalisilat jadi menggendap
Hasil :
Negative : tidak keruh
Positive + : keruh ringan tanpa butiran
Positive ++ : keruh dengan butiran
Positive +++ : keruh berkeping
Positive ++++ : keruh + gumpalan
Lanjutan
c. Reduksi Urine
Prinsip :
Glukosa mereduksi ion cupri berubah jadi cupro
(merah)
Hasil :
Negative : biru kehijauan
Positive + : Hijau kekuningan
Positive ++ : kuning keruh
Positive +++ : jingga keruh
Positive ++++ : merah keruh
Lanjutan
d. Bilirubin Urine
Prinsip :
Oksidasi bilirubin oleh asam menjadi
biliverdin (hijau) atau bilisianin (biru) atau
choletelin (ungu)
Hasil :
Positive ada hijau
Negative  tidak ada warna hijau

 
Lanjutan
e. pH Urine
Prinsip :
Perubahan warna pada kertas lakmus bila dalam
keadaan keasaman tertentu
Hasil :
Reaksi urine asam : jika lakmus biru berubah jadi
merah
Reaksi urine basa : jika lakmus merah berubah jadi
biru
Reaksi urine netral : jika lakmus merah / biru, tidak
berubah warna
LANJUTAN
F. Sedimen Urine
Prinsip :
Penggendapan unsur organik dan anorganik
dengan sentrifuge
Hasil :
Sel epitel
Eritrosit
Leukosit
Silinder : hialin, granular
Kristal : oksalat, tripel posfat, asam urat
Jamur
Lanjutan
g. Pemeriksaan Sekret Vagina

◦ Pap Smear
Prinsip :
Mendeteksi adanya sel sel ganas pada hapusan
sekret vagina / servik

Hasil :
Keganasan ditemukan/ ada sel ganas
 
Lanjutan
◦ Jamur
Prinsip :
Larutan KOH 10 % atau 20 % akan
melisiskan kulit, rambut, kuku sehingga
bila mengandung jamur akan terlihat
adanya Hypha atau spora.
Pemeriksaan Cairan Cerebrospinal

Cairan serebro spinal diperoleh dari lumbal pungsi


pada ruang antar lumbal L3-4 atau L4-5.
Tekanan pertama diukur, kemudian cairan diaspirasi
dan dimasukan dalam tabung pemeriksaan yang steril.
Data analisa cairan spinal sangat penting dalam
mendiagnosa penyakit medulla spinalis dan otak

Volume :
Bayi : 40 – 60 ml
Anak : 80 – 120 ml
Dewasa : 100 – 160 ml
Chlorida :

Neonatus : 108 – 122 mmol / l


Dewasa : 112 – 130 mmol / l
Glukosa :

Neonatus : 1.1 – 2.2 mmol / l


Bayi/anak : 3.9 – 5.0 mmol / l
Dewasa : 2.8 – 4.4 mmol / l
Protein Total : 15 – 45 mg / 100 ml
Albumin : 52 %
Alpha 1 globulin : 5 %
Alpha 2 globulin : 14 %
Beta globulin : 10 %
Gamma globulin : 19 %
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai